Anda di halaman 1dari 44

Informed Consent

Sufrensi A. Manan,S.H.,MH.

Sebagai Dasar
Transaksi Pasien-Dokter

Sejarah masuknya I C di
Indonesia

IC adalah doktrin impor dari USA


Timbul dalam kaitan pelaksanaan HAM
Dasar : Budaya Barat (Individualistis)
Indonesia (Asia) budaya Collectivisme
Timbul banyak masalah/persoalan
Karena masih belum diadakan penyesuaian n
dengan
kultur budaya masing-2
Tidak bisa langsung diambil oper secara en-block
Karena ada sangkutpaut dg Pengakuan utk bisa
berlaku sah.

Contoh konkrit di
Indonesia
Yurisprudensi di Indonesia

16 Oktober

1996
Pasien (62) menderita Kanker prostat, dan
Dokter S telah mengangkat Testisnya,
Dokter tidak berikan Penjelasan kepada Pasien,
karena sudah berunding dengan Keluarganya,
Yang menanda-tangani Surat I.C. :
4 orang Anak + 1 orang menantu
Pasien berencana mau gugat dokternya,
Tidak didukung oleh anak-anak / Menantunya.

Contoh konkrit di
Indonesia
Terbukti secara yuridis tidak dapat
dijalankan,
Pasien gagal mengajukan gugatan,
Walaupun ia sendiri yang jadi Pasien,
Bukan Anak-2 / Menantunya.
(Sosiologis, Filosofis belum berlaku)

Suatu Peraturan baru


untuk dapat
diterima /berlaku umum
harus memenuhi 3 syarat :
Tiga Syarat Pemberlakuan (gelding) :

1. Pengakuan Juridis,
2. Penerimaan secara Sosiologis,
3. Penerimaan secara Filosofis

Sekarang I.C. hanya baru ada


Pemberlakuan Juridis saja

AKIBATNYA :
Penafsiran \ Pelaksanaannya
masih simpang-siur
Tidak murni seperti tertulis
didalam
Peraturannya
Memang tidak mungkin murni,
karena barang impor (budaya
berlainan)

Pengertian I.C.

Apa itu Informed


Consent ?
Mengapa perlu
ada I C ?
Dan dimana
diaturnya ?

Sebab Timbulnya
Informed Consent
Timbulnya pengertian HAM (Hak
Asasi Manusia)
Setiap manusia berhak menentukan apa
yg dikehendaki terhadap dirinya sendiri
dan seorang Dokter yang melakukan
pembedahan tanpa izin pasien dapat
dipersalahkan thp kerugian yang diderita
sebagai akibatnya (Schloendorff, 1914)

Pengaruh thd HUKUM


MEDIK

Dasar Tuntutan thp Dugaan Malpraktek


Medik bertambah menjadi :

1. Bidang medik
(Diagnosa, Pengobatan, Tindakan Terapi)

2. NON-MEDIK (Hukum)
(Izin - Persetujuan Pasien)

- KUHP Pasal 351 pasal Penganiayaan


- KUH Perdata pasal 1365 (Tindakan
yg bertentangan dg Hukum).

Informed Consent

Persetujuan Tindakan Medik


diatur di dalam

1. Peraturan Menteri Kesehatan


No. 585 - 4 September 1989

2. Undang-undang Praktik
Kedokteran
pasal 45 No. 29 tahun 2004
(Hanya satu pasal)

Pertanyaan :
Jika Peraturan berlaku untuk umum:
1.

Mengapa bentuknya
PERMENKES ?
2. Seharus berbentuk :
Undang-Undang /
Peraturan Pemerintah

Yang Terpenting dlm seluruh


konteks I.C.
adalah

Pemberian PENJELASAN dg
memakai bahasa AWAM

Mengapa Pemberian
Penjelasan
kini menjadi penting ?
Karena

TANPA

PEMBERIAN
PENJELASAN
atau yang juga tidak dimengerti oleh
Pasien
maka Persetujuan yang ditanda-tangani
menurut hukum menjadi

Tidak SAH ! ! !

MENGAPA DEMIKIAN ?
Sebutannya saja sudah
INFORMED CONSENT

(CONSENT yang diberikan sesudah

INFORMED ! ! !
CONSENT yang BELUM INFORMED tidak
bisa disebut INFORMED CONSENT ! !

Yang Terkait dg masalah I.C.


1) Dokter yg melakukan Tindakan
(Bedah, Obgin, Spesialis lainnya)
2) Rumah Sakit (utk formulir)
3) PERAWAT (utk Pengecheckan)

INTI PENJELASAN
- Apa pasien sudah mengerti
apa yg dijelaskan ?
Apa masih ada yg hendak ditanya ?
- Apa sudah diketahui Risikorisikonya yg mungkin timbul ?

JIka sudah mengerti :


Apa pasien Setuju dilakukan Tindakan Medik?
Atau masih ragu-ragu ?
Ataukah ia hendak MENOLAK ?
Atau Mencari ALTERNATIF lain ?
Minta waktu berpikir ?

Jika Pasien Menolak


.....

Dokter harus menjelaskan sekali lagi


akibat-2 yang mungkin timbul akibat
Penolakan ini.

Jika ia tetap menolak, minta dia menandatangani formulir Surat Penolakan yang
disediakan di R.S.

Jika MENOLAK tandatangan


?
Dokter menulis di dalam formulir tersebut :
1. Apa-apa saja yg sudah dijelaskan,
2. Risiko apa yang mungkin timbul sebagai akibat
Penolakan,
3. Sudah diulangi lagi Penjelasannya,
4. Tetapi Pasien tetap menolak dan tidak mau
bubuhi tanda- tangannya,
5. Tempat, tanggal, jam, saksi, dll

INFORMED REFUSAL sama pentingnya


dg INFORMED CONSENT !

Kasus Truman v. Thomas


- 1984

Seorang Dokter telah mengusulkan kpd


pasien untuk dilakukan Pap smear
Namun ia tidak memberi penjelasan
tujuan dari Pap smear tsb
Pasien kemudian meninggal karena
kanker servikal.
Pengadilan : adalah kewajiban dokter
untuk mengungkapkan adanya risiko
tersebut, sehingga pasien dapat
melakukan Informed Choice.

STRATEGI LAIN :

Pembuatan tambahan
leaflet PENJELASAN (bukan Penggantian)
Beri Gambaran jelas secara awam apa-2 yg
akan dilakukan. Apa risikonya.
Jika tidak dilakukan apa
kemungkinan risikonya,
Jika masih belum jelas, anjurkan ia
bertanya lagi
Persiapan apa yg perlu dilakukan oleh
Pasien.

Sudut Pasien

Memikirkan soal BIAYA


Berapa lama harus
dirawat ?
Harus ambil cuti ?
Apa memilih alternatif lain
Bagaimana kalau tidak
sampai berhasil ?
Apa ditunda dahulu ?

Beda Sudut Pandang


Dokter dan Pasien
Dokter

hanya melihat dari sudut tugas


mediknya, yaitu utk penyembuhan
penyakit Pasiennya.

Pasien

tidak saja memikirkan


penyembuhannya, tetapi juga :
Akibat terhadap keluarga (istri + anak)
akibat sosial yang mungkin timbul,
Risiko tidak bisa kerja terus, dll.

Konsep INFORMED
CONSENT adalah dari
budaya Barat

Perlu diadakan Penyesuaian dengan


BUDAYA ASIA :
Bukan hanya antara Dokter Pasien saja
tetapi antara
Dokter ( Pasien + Keluarga Pasien )

FUNGSI PENANDATANGANAN
Informed Consent
* Bukan sebagai Bukti untuk Melepaskan
Tanggungjawab
* Hanya memenuhi Formalitas pasal 352 KUH Pidana
tentang Penganiayaan.
Berarti : PASIEN sudah memberikan
Persetujuan atas Tindakan yang dilakukan.

PENTING : PENJELASAN BAHASA AWAM


DAN DIMENGERTI APA YG DIJELASKAN !

Jika timbul Adverse Event


(KTD).
Bukan langsung berarti DOKTER LALAI !
=======
Apa Kemungkinan Penyebabnya ?
1. Apa ada Kelalaian pihak Dokter ?
2. Emboli / Nosokomial ?
3. Reaksi Tubuh yg berlebihan ?
4. Daya tahan tubuh Pasien ?
5. Sifat / tingkat Penyakit yg diderita ?

Jika sudah ada IC apa


Dokter sdh bebas dari
tanggung-jawab ?
TIDAKLAH DEMIKIAN !

Asalkan Dokter :
(1) sudah bertindak dg hati-hati dan teliti,
(2) sudah dilakukan menurut Standar
Prosedur yang berlaku,
(3) tidak ada Kelalaian / Kesalahan

Apa dgn penanda-tanganan


IC sudah selesai ? ? ?

TIDAK DEMIKIAN ! ! !
I C adalah suatu proses yg berlanjut
(on-going process)
Sampai Pengobatannya selesai dan Pasien
sudah pulang.
Namun jika timbul persoalan lagi thd penyakit
pasien, proses itu bisa berlanjut lagi ! !

Jika timbul Adverse Event


(KTD) sesudah tindakan . . .
..

# Apa yang harus dilakukan ?

# Dokternya harus langsung menemui pihak Keluarga


untuk menjelaskan :
- Apa yang telah terjadi,
- Mengapa sampai terjadi demikian,
- Tindakan apa yang sudah dilakukan,
- Apa yang sekarang masih dapat
dilakukan.

Mengapa sampai
terjadi ? ? ?

Finding out why things went wrong


may be more important to the patient
and family . and inability to find
out why may explain the
bitterness which attends many claims
against the medical profession
------------------

Brazier, M.

I C = proses berkelanjutan
IC

adalah suatu on-going process


bukan On-OF event.
Tidak langsung selesai sesudah
penanda-tanganan
Berlaku terus sampai
Pengobatan

selesai

Namun . . ..
Hubungan Dokter - Pasien
adalah berdasarkan suatu
Perjanjian Berusaha :
dalam arti TIDAK DIJAMIN
PASTI AKAN BERHASIL
(Inspanningsverbintenis).

Resultaatsverbintenis
Kecuali

jika Dokternya berikan


jaminan akan keberhasilannya,
maka ia berubah menjadi
Perjanjian Hasil

Apa akibatnya ?
Jika tidak berhasil
jaminannya ?
Misalnya Bedah Plastik

Jika tidak berhasil / Gagal


Dapat diminta ganti-kerugian
Dalam hal ini I C dapat
memegang peran sebagai
bukti. Misalkan gambar-2
muka / hidung y.a.d. Atau
ucapan-2 yg dilakukan Dr.
Misalkan : Dont worry !
Everything will be allright !

Pengadilan
Pertama-tama diusahakan
Perundingan antara dua Pihak
Jika tidak berhasil, maka akan
dicoba melibatkan Pihak
Ketiga.
Jika tidak berhasil, maka jalan
terachir adalah melalui
Pengadilan (Pidana/Perdata).

Apa Hak IC berlaku


mutlak ?
The Japan Times, Online 22
Oct 2006
TERNJATA JUGA TIDAK ! ! !
Atas permohonan Dr/RS maka
Osaka Family Court memerintahkan
operasi thd seorang bayi penderita
sakit otak.
Hak Orang tua dicabut dan diangkat
wali baru !

USUL PERUBAHAN

Disesuaikan dgn budaya Indonesia


Hubungannya menjadi :
Dokter (Pasien + Keluarga Pasien)
Bentuk harus Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah
Mengapa bentuknya penting ?

Kalau Undang-Undang atau


Peraturan Pemerintah
Misalnya

: Bisa memuat
Penjelasan
Contoh misalnya :
Dalam keadaan Emergensi tidak
diharuskan ada IC (pasal 11)
Apa yang termasuk Emergensi ?
(tidak ada Penjelasannya)

Emergensi

Shok (Shock)
Perdarahan (haemorrhage)
Kesakitan hebat (Pain)
Patah Tulang Terbuka (Open fracture)

. Any injury or acute medical condition liable to


cause death, disability, or serious illness if not
immediately attended to
( kutipan Soerjono Soekanto dari George J.Annas)

Marshall v. Curry, 1933

Pada saat Dokter bedah melakukan Operasi Hernia


(inguinal hernia) ditemukan Testikel kiri pasien sudah
terinfeksi berat.

Untuk berhasilnya Operasi hernia, maka Testikel


tersebut mau tidak mau -- harus diangkat .
Dokter digugat di Pengadilan Canada, karena tidak
ada express consent untuk boleh dilakukan
perluasan operasi (extended operation).

Hakim membenarkan tindakan dokter, karena


demi kepentingan pasien.

Macam-2 Bentuk Formulir


Untuk :
1. Melakukan Tindakan Medik (Invasif)
2. Penolakan (Informed Refusal)
3. Masuk ICU
4. Pulang atas Kehendak Pasien sendiri
( Pulang Paksa )
5. Untuk Donasi Pencangkokan :
diperlukan 2 formulir :
- utk Donor Hidupnya,
- utk Penerima Donor.

Sampai Jumpa !

Anda mungkin juga menyukai