Teknologi Bahan Kabel
Teknologi Bahan Kabel
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabel sebagai material konstruksi sudah dikenal sejak jaman Mesir kuno.
Pada saat itu kabel dibuat dari serat alami. Pada abad pertengahan Leonardo da
Vinci (1452 1519) sudah membuat sketsa gambar konstruksi jembatan
dengan sistem kabel-kabel penahan girder jembatan. Sejak akhir abad ke-19,
mulai digunakan kabel-kabel dari bahan metal besi/baja, di mana
penggunaannya masih terbatas untuk konstruksi jembatan berbentang lebar.
Tetapi kini para arsitek pun dapat menggunakan struktur kabel untuk
menciptakan bangunan dengan ruangan dalam yang luas, dengan kesan ringan,
anggun, dan transparan. Makalah ini membahas beberapa aspek yang penting
pada struktur kabel dari segi teknologi dan desain.
Berkembangnya penggunaan kabel baja sebagai bahan struktur pada
berbagai jenis bangunan, dari konstruksi jembatan ke konstruksi gedung
sebagai penutup atap stadion olah raga, ruang pertemuan, ruang pameran, dan
lain-lain, memerlukan tahapan konstruksi yang sangat rinci. Dukungan tenaga
spesialis, yang menguasai know how struktur kabel, amat diperlukan untuk
menjamin tercapainya performance dan keunikan bentuk bangunan.
Diawali dengan konstruksi stadion untuk pesta olah raga olimpiade di
Munich (Jerman) tahun 1972, para arsitek dan insinyur telah melakukan
inovasi dan penelitian di bidang engineering dan manufacture struktur kabel
dengan berbagai variasi bentuknya. Dengan struktur kabel, arsitek dapat
menciptakan ruang dalam yang sangat luas tanpa kolom, dengan massa
bangunan yang sangat ringan dan transparan. Keuntungan struktur kabel
terletak pada fleksibilitas pemakaian dan pra-pabrikasi pembuatannya,
sehingga siap untuk dipasang di tempat konstruksi dan dapat dikerjakan dalam
waktu yang singkat.
Beberapa aspek penting untuk proses pembangunan struktur kabel meliputi
hal-hal sebagai berikut :
Form finding, bentuk geometri struktur kabel
Hitungan dan sistem pemberian gaya prategang
Penentuan tipe dan jenis bahan kabel
Penentuan panjang terpotong kabel dengan tepat
Perancangan bentuk dan detil pemegang kabel
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identfikasi masalah dari
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kabel konstruksi serta bagaimana bahan
penyusunnya?
2. Bagaimana struktur dan tipe kabel konstruksi ?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan kabel konstruksi? serta
4. Bagaimana penggunaan serta aplikasi kabel konstruksi pada
bangunan?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci
mengenai kabel konstruksi sebagai bahan bangunan serta bagaimana
penggunaannya terhadap sebuah karya arsitektur.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memahami kabel konstruksi serta bahan penyusunnya
2. Mengetahui struktur dan tipe kabel konstruksi
3. Mengetahui keunggulan dan kelemahan kabel konstruksi, serta
4. Memahami penggunaan serta aplikasi kabel konstruksi pada bangunan.
BAB II
ISI
A. Kabel Konstruksi
1. Pengertian Kabel Konstruksi
Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja
berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb
yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah
bangunan.
Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada
jembatan gantung, di mana gaya-gaya tarik digunakan tali. Contoh lainnya
adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh perjalanan
jarak jauh lewat padang pasir. Setelah orang mengenal baja, maka baja
digunakan sebagai gantungan pada jembatan. Pada taraf permulaan baja itu
dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang,
ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.
Sebuah tali kawat baja dibangun atas beberapa untaian, dan setiap untaian
terdiri atas beberapa utas kawat dengan persyaratan sebagai berikut:
Biasanya kawat untuk pembuatan wire rope terbuat dari bahan baja
Improved Plow Steel (IPS) -180 kg/ mm persegi atau yang lebih bagus
lagi Extra Improved Plow Steel (XIPS) -200 kg/mm persegi.
Inti atau Core
Secara umum ada tiga macam inti dalam Tali Kawat / Kabel (wire rope)
Independent wire rope core (IWRC), inti kawat tunggal
Fibre core, inti tali fiber
Steel strand core, inti untaian kawat
Identifikasi
Untuk mengetahui dengan jelasz data sebuah tali kawat baja sesuai
dengan penggunaannya kita harus memahami dengamn benar identifikasi
yangb tercantujm padxa masing masingb tali kawat baja. Contohnya
500 M X 1 X 6 X 19. IWRC. RRL
Artinya panjang kawat 500 meter, diameter 1 inch, dengan 6 strand,
masing-masing strand terdiri atas 19 utas kawat, Independent Wire Rope
Core, Right Regular Lay
Pemeliharaan
Untuk menjaga ketahanan tali kawat baja perlu diperhatikan cara
pemakaian dan penyimpanannya sebagai berikut:
Jangan diseret
Jangan diikat atau disimpul
Dibersihkan dengan dry cleaner atau penetrating oil
Bebas dari air hujan dan sinar matahari langsung (saat penyimpanan)
Dilumasi dengan wire rope grease (gardium compound)
3.
adalahpavilyun lokomotif pada Chicago Worlds Fair pada tahun 1933 dan
Livestock Judging Pavillion yang dibangun di Raleigh, North Carolina
pada sekitar tahun 1950. sejak itu sangat banyak dibangun gedung yang
menggunakan struktur kabel.
Ukuran Elemen
Gambar 6.8 mengilustrasikan batas-batas perbandingan tinggi bentang
untuk beberapa sistem struktur baja yang umum digunakan. Kolom baja
struktural umumnya mempunyai perbandingan tebal-tinggi bervariasi
antara 1 : 24 dan 1 : 9, yang tergantung pada beban dan tinggi
kolom.Keseluruhan kemungkinan bentang yang dapat dicapai dari
beberapa sistem terangkum dalam gambar 6.9.
Setiap
struktur
adalah gabungan dari
bagian-bagian tersendiri
atau batang-batang yang
harus disambung bersama
(biasanya di ujung batang)
dengan beberapa cara.
Sambungan terdiri dari
komponen
sambungan
(pelat pengisi, pelat buhul,
pelat pendukung, dan pelat
penyambung) dan alat
pengencang (baut dan las).
4.
jelas lebih rendah dari pada modulus elastisitas yang dipakai untuk batang
tarik baja (E = 210.000 N/mm 2 ).
Ada pula kabel yang mempunyai lapisan krom dan nikel, agar bersifat
tahan terhadap karat. Untuk keperluan konstruksi bangunan, dikenal 3 tipe
penampang kabel, yaitu spiral strands, full locked coil cables dan
structural wire ropes (Gambar 10).
Penampang kabel bagian dalam atau bagian inti terdiri dari kawatkawat dengan penampang lingkaran, sedangkan bagian luar,
penampangnya berbentuk Z.
Structural wire ropes, terutama digunakan sebagai kabel tepi pada
struktur membran (textile structure).Kabel ini terdiri dari beberapa strands,
sehingga sifatnya fleksibel.
5.
10
Struktur kabel yang paling banyak digunakan untuk atap stadion olah
raga, karena stadion olah raga memang memerlukan ruang yang bebas
kolom pada bagian dalamnya. Kombinasi struktur kabel dan tekstil
merupakan solusi bagi keperluan untuk perancangan atap stadion olah raga
yang dapat digerakkan tutup buka.
Sedangkan rancangan gedung masa kini makin banyak pula
menggunakan struktur kabel sebagai suspended cable untuk dinding
kaca dengan bidang yang luas, atau sebagai supported cable untuk
rancangan atap kaca.
Perkembangan dalam arsitektur struktur kabel ini menunjukkan
tantangan bagi para insinyur struktur, bahwa mereka seharusnya dapat
berperan lebih dominan dalam membuat rancangan struktur kabel
dibandingkan arsitek. Mereka tidak hanya tukang hitung saja, tapi
mereka pun bertanggung jawab untuk segi estetika karena keindahan
struktur kabel justru tampil dari elemen strukturnya sendiri.
Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur
Aplikasi Baja Kabel Pada Stadium
Baja kabel sangat cocok digunakan pada atap stadion,karena struktur
kabel tidak membutuhkan kolom kolom yang besar untuk menyalurkan
beban , sehingga pandangan penonton ke arena tidak terganggu. Selain itu
penggunaan struktur kabel pada atap stadion dapat menambah nilai estetis
bangunan. Gaya yang terjadi pada atap stadion rata rata merupakan gaya tarik
menarik ,ini dikarenakan kabel yang menarik bertumpu pada sebuah tiang dan
menarik rangka atap. Akibatnya kabel yang menarik atap terbebani oleh berat
dari atap tersebut dan terjadilah gaya tekan, disisi lain atap tersebut ditarik oleh
kabel yang ditahan oleh tiang dan disalurkan oleh kabel belakang ketanah.
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur
yang menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini
bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi
perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular
dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan
material konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.
11
12
kedua
tali
tersebut
memperlihatkan kabel dengan
prategang (V ) mampu
untuk
memikul
beban
13
melintang secara lebih efektif, yaitu deformasi lenturnya menjadi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan untuk tali tanpa prategang (V = ). Dari kedua contoh
tersebut, terbukti bahwa gaya prategang pada kabel selain akan meningkatkan
kekakuan arah aksial juga akan
meningkatkan lenturnya.
Teknik prategang akan lebih
efektif bila digunakan pada
jaringan
kabel
untuk
atap
bangunan yang dirancang sebagai
geometri
ruang (3D)
yang
mempunyai
bentuk
lengkung
ganda yang saling berlawanan (anti
klastis) atau bentuk pelana , di
mana kedua kabel yang saling
bersilangan tersebut mempunyai
pusat lengkung berlawanan dengan
posisi di atas dan di bawah
(Gambar 3). Dengan demikian gaya prategang pada kedua kabel tersebut, akan
saling menstabilkan diri pada saat memikul beban luar.
14
bentuk lengkung. Dengan cara menarik kabel utama ini,maka gaya prategang akan
ditransfer pada seluruh jaringan kabel (Gambar 4).
Form Finding
Berbeda dengan perencanaan bangunan yang mempunyai bentuk standar
seperti lingkaran, persegi, dan lain-lain, maka untuk struktur kabel yang
digunakan untuk atap stadion ataupun lainnya dengan bentang sangat lebar,
maka proses perencanaannya dimulai dengan pencarian bentuk geometrinya,
dikenal sebagai metoda form finding. Proses ini diperlukan agar diperoleh
bentuk atap yang unik dan estetis, tapi bentuk ini justru merupakan bentuk
yang optimal ditinjau dari segi struktur.
Per definisi, form finding adalah proses untuk menemukan bentuk struktur
yang optimal, yaitu struktur yang bentuknya akan memberikan kondisi paling
efisien dari segi penggunaan bahan konstruksinya. Kondisi ini dapat kita
peroleh bila material konstruksi hanya mengalami tarik pada bidangnya
(membran), tanpa adanya tegangantegangan akibat momen lentur.
Dari proses form finding akan dihasilkan bentuk 3D yang unik, yaitu
bentuk lengkung ganda antiklastis atau bentuk pelana (Gambar 5), yang juga
terbukti sangat efektif bila digunakan teknik prategang padanya. Kabel sebagai
material yang fleksibel, dapat kita pakai sebagai elemen struktur yang dengan
mudah dapat mengikuti bentuk optimal ini. Proses form finding dilakukan
pada saat pradesain sampai ke tahap desain konsep bangunan, dan dikerjakan
dengan melakukan berbagai eksperimen untuk mendapatkan variasi bentuk
bangunan. Setelah ada kepastian bentuk geometrinya, maka secara tepat
geometri bangunan akan dihitung dengan metoda matematik numerik.
Adapun perhitungan matematik numerik diturunkan berdasarkan prinsip
permukaan minimum, yaitu suatu gejala fisika yang kita temukan pada form
finding dengan menggunakan gelembung sabun.
15
16
17
Pengangkuran
Seperti sudah dijelaskan, pemberian gaya prategang pada jaringan kabel
dilakukan dengan menarik kabel utama pada ujung-ujungnya. Untuk itu
diperlukanpengangkuran dan penarikan pada kabel utama.
Ketiga tipe detil dari bentuk pertemuan ini merupakan aspek teknis yang
harus dirancang dan diuji terlebihdahulu. Saat ini, untuk beberapa detail standar
sudahtercantum dalam standard DIN.
18