Darah
Darah
Disusun Oleh :
Dwi Purnama Sari
08061181320021
Definisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat
tinggi
yang
berfungsi
untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo atau hemato yang
berasal dari kata Yunani yang berarti haima
yang berarti darah.
Komposisi Darah
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang
mencakup cairan kekuningan atau plasma
darah yang didalam nya terkandung sel-sel
darah.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian
cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian
padat darah).
Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah
( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan
keping darah (trombosit ). Sel dan keping
darah lebih berat dibandingkan plasma .
penyusun
darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia.
Plasma darah memiliki warana kekuningkuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air,
8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim,
dan antigen. Sisanya berisi bahan organik,
seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino,
dan glukosa.
Fungsi :
untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari
makanan ke seluruh bagian tubuh manusia
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh
atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.
-Eosinofil :
-leukosit bergranula dan bersifat fagosit.
-Jumlahnya sekitar 5%.
Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi
infeksi yang disebabkan oleh cacing.
-Plasmanya bersifat asam (eosinofil+eosin=merah tua
-memiliki granula kemerahan.
Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri,
mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa
sel yang rusak.
-Basofil :
-leukosit bergranula yang berwarna kebiruan.
-Jumlahnya hanya sekitar 1%.
-Plasmanya bersifat basa (basofil+larutan basa= biru)
-bersifat fagositosis.
-basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan
yang disebut heparin.
Fungsi Darah
I. Fibrinogen
II. Protrombin
III. Tromboplastin (factor
jaringan)
IV. Ca2+
V. Faktor stabil = Proaselerin =
Globulin Accelerator
VI. (faktor VI tidak bisa
dibuktikan) tidak ada
VII. Faktor stabil = Prokonvertin
(SPCA : Serum Prothrombin
Conversion Accelerator)
VIII.AHG (faktor anti-hemophilic
globulin)
IX. PTC Plasma Thromboplastin
Component (Chrismas
Factor)
X. Faktor Stuart Power
XI. PTA - Plasma Thromboplastin
Antecedent
XII. Faktor Hageman
XIII.Faktor Laki Lorand (LLF) =
Fibrin Stabilising Factor (FSF)/
Fibrinoligase
Eritoblastis fetalis
1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu
akan terpapar antigen Rh positif janin, sehingga ibu
akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen
tersebut.
2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada
kehamilan selanjutnya, antibodi tersebut akan
menembus plasenta menuju aliran darah janin dan
menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi
yang mengalaminya akan terlahir anemia.
3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi
antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam
waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran, atau
setelah abortus janin ber Rh positif, maka anti gen tidak
akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi
lawannya.
B. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah.
Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia
terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang
menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain
kemoterapi, penderita leukimia bisa juga
melakukan transplantasi sumsum tulang, namun
transplantasi sumsum tulang adalah proses yang
cukup rumit karena memerlukan pendonor
sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang
cukup tinggi.
C. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun
(genetik), maksudnya dapat diturunkan pada
keturunannya.
Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan
pendarahan akibat luka karena darahnya sukar
membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia
sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini
adalah penyakit keturunan.
Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa
saja mengalami kematian karena darahnya sukar
membeku.
Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan
benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa
menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel,
Dr.J.F.
2005.Fisika
Kedokteran.EGC. Jakarta.
Nomi, Toshitaka. 2009.Membaca Karaktek
Melalui
Golongan
Darah.Gramedia:
Jakarta
Syarifudin. 1997.Anatomi Fisiologi untuk
Siswa Perawat.EGC. Jakarta.
Pearce,
Evelyn.
2000.Anatomi
dan
Fisiologi untuk
Paramedis.PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.