Anda di halaman 1dari 7

FIQH SHALAT

TIK : 1. Adik mengetahui kewajiban seorang hamba untuk beribadah


2. Adik mengetahui cara-cara shalat yang benar
3. Adik mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Dalam pelaksanaan shalat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, merujuk kepada cara shalat
Rasulullah shalallahualaihi wassallam. Hal-hal tersebut antara lain :

Menghadap Kabah. Bila Rasulullah shalallahualaihi wassallam bangkit hendak shalat, maka
beliau menghadap kabah. Beliau memerintahkannya dan bersabda kepada orang yang
shalatnya tidak benar :
Apabila kamu bangkit hendak menunaikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian
menghadaplah ke arah kiblat, dan bertakbirlah. (HR Bukhari, Muslim dan AS-Siraj)
Namun dalam riwayat lain disebutkan :
Rasulullah saw. Pernah melaksanakan shalat sunnat di dalam perjalanan di atas
kendaraannya, dan beliau melaksanakan shalat witir di atasnya, ke arah mana saja kendaraan
itu menghadap baik ke arah timur maupun ke arah barat. (HR Bukhari, Muslim, dan As-Siraj).
Demikian pula yang disebutkan pada Q.S. 2 : 115, dan juga beberapa hadits yang
diriwayatkan mengenai shalat khauf, dan shalat para shahabiyah yang tidak mengetahui arah.

Berdiri. Rasulullah shalallahualaihi wassallam menunaikan shalat dengan berdiri, shalat fardhu
ataupun shalat sunnat, sebagai ketaatannya kepada firman Allah (lihat Q.S. 2 : 238 - 239)
Dalam riwayat lain disebutkan :
Rasulullah shalallahualaihi wassallam. shalat sambil duduk ketika beliau sakit yang mendekati
kematiannya. (H.R. Turmudzi dan dishahihkannya dan Ahmad)
Imran bin Husain berkata,Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahualaihi wassallam tentang
shalat seorang lelaki sambil duduk. Beliau bersabda,Barang siapa yang shalat sambil berdiri ,
maka hal itu adalah lebih utama. Barangsiapa yang shalat sambil duduk, maka ia mendapatkan
setengah dari pahala orang yang shalat sambil berdiri.. Dan barangsiapa yang shalat sambil
tidur---dalam riwayat lain disebutkan sambil berbaring---, maka ia mendapatkan setengah dari
pahala orang yang shalat sambil duduk. (Al-Bukhari, Abu Daud dan Ahmad)
Rasulullah shalallahualaihi wassallam ditanya tentang shalat di atas kapal. Beliau bersabda :
Shalatlah di dalamnya (kapal) sambil berdiri, kecuali apabila kamu takut tenggelam.(Al-Bazzar,
Ad-Daraquthni dan Abdul Ghani al-Maqdisi dalam As-Sunan, dishahihkan oleh al-Hakim dan
disepakati oleh Adz-Dzahabi). Pernah Rasulullah shalallahualaihi wassallam pada malam yang
panjang shalat sambil berdiri, dan pada suatu malam yang panjang juga shalat sambil duduk. Dan
apabila beliau membaca sambil berdiri, maka beliau ruku sambil berdiri, dan bila beliau membaca
sambil duduk, maka beliau pun ruku sambil duduk (HR Muslim dan Abu Daud)

Kadangkala beliau berdiri melakukan shalat tanpa memakai terompah dan kadangkala
melakukannya dengan memakai terompah.

Janganlah engkau shalat kecuali menghadap sebuah tabir. Dan jangan engkau biarkan
seseorang berlalu di hadapanmu, dan apabila ia enggan, maka bunuhlah ia, karena
sesungguhnya ia mempunyai teman. (Ibnu Khuzaimah dalam Ash-Shahih dengan sanad jayyid)
Dalam riwayat lain Apabila beliau shalat di tanah lapang yang tidak ada sesuatu yang dapat
dijadikan tabirmaka beliau menancapkan lembing, kemudian shalat sambil menghadap
kepadanya bersama manusia di belakang beliau. (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

Janganlah kamu shalat dengan menghadap kubur, dan janganlah kamu duduk di atasnya.
(Muslim, Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah).

Niat. Rasulullah shalallahualaihi wassallam bersabda : Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain


hanyalah dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang
diniatkannya.
(HR Bukhari dan Muslim)

Takbir. Rasulullah shalallahualaihi wassallam membuka shalat dengan kata-katanya: Allahu


Akbar (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Riwayat lain :Sesungguhnya tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara manusia,
sehingga ia berwudhu dan meletakkan wudhu pada tempatnya, lalu berkata,Allahu Akbar. (HR.
Thabrani dengan isnad shahih).

Mengangkat kedua tangan. Kadangkala Rasululla shalallahualaihi wassallam mengangkat


kedua tangannya secara bersamaan dengan takbir (HR Bukhari dan Nasai), dan kadangkala
setelah takbir (HR Bukhari dan Abu Daud) dan kadangkala sebelumnya (HR Bukhari dan Nasai).
Dan diriwayatkan bahwa : Beliau mengangkat kedua (tangan)nya sambil meluruskan jari
jemarinyatidak meregangkan dan tidak pula menggenggamnya. (Abu Daud dan Ibnu
Khuzaimah). Dan beliau meletakkan kedua tangananya itu setentang kedua bahunya (HR
Bukhari dan Nasai) dan barangkali beliau mengangkatnya hingga berada setentang dengan
daun-daun kedua telinganya.(HR Bukhari dan Abu Daud)

Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Diriwayatkan bahwa :Rasulullah


shalallahualaihi wassallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya.. (HR Muslim dan
Abu Daud).
Diriwayatkan pula :Beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangannya,
pergelangan tangannya dan lengan tangannya.(Malik, Al-Bukhari dan Abu Uwanah)

Meletakkan kedua tangan di atas dada. Diriwayatkan bahwa Beliau meletakkan kedua
tangannya di atas dadanya.Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah dai dalam Ash-Shahih)

Melihat tempat sujud dan khusyu. Apabila Rasulullah shalallahualaihi wassallam shalat,
maka beliau menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah.(Al-Baihaqy
dan Al-Hakim)
Riwayat lain : Beliau melarang untuk mengarahkan pandangan ke langit (HR Bukhari dan Abu
Dawud)

Doa Iftitah. Rasulullah shalallahualaihi wassallam mrmbuka bacaan dengann doa-doa yang
banyak dan bermacam-macam, yang memuji dan memuja Allah, beliau bersabda :Tidaklah
sempurna shalat seseorang di antara manusia, sehibngga ia bertakbir, memuji Allah dan
memuja-Nya serta membasa apa yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur;an (Abu Daud
dan Al-Hakim)
Kadang-kadang beliau membaca ini dan kadangkala yang itu, antara lain : Allahumma baid
baynii wa bayna, atau wajjahtu wajhiyalilladzi atau yang lainnya. (afwan banyak banget ada 12
macem, kalo mau lihat di Sifat Shalat Nabi Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Fiqhus Sunnah
Sayyid Sabiq)

Qiraat (Bacaan). Kemudian beliau memohon perlindungan Allah, beliau bersabda :Audzubillahi
minasy syaithonir rajimi min harzihi wa nafkhihi wa naftsihi atau kadangkala Audzubillahis
samii il aliimi minasy syithoni. Kemudian beliau membaca Bismillahi r-Rahmani r-Rahim
dengan tidak bersuara (Bukhari, Muslim, Abu Uwanah, Ath-Thahawi dan Ahmad)

Membaca ayat demi ayat. Kemudian Rasulullah shalallahualaihi wassallam mem,baca alFatihah dan memotongnya ayat demi ayat.
Rasulullah shalallahualaihi wassallam mengagungkan kedudukan surat ini, beliau
bersabda :Tidak sah shalat orang yang tidak membacadidalamnya (shalat)fatihata l-Kitab
(Al-Fatihah).

Menghapuskan Qiraat di belakang Imam dalam shalat Jahriyyah (shalat dengan bersuara).
Rasulullah shalallahualaihi wassallam bersabda : Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya
untuk diikuti. Oleh karena itu apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah, dan apabila membaca
qiraat, maka dengarkanlah.. (Abu DAud, Muslim, Abu Uwanah dan Ar-Rubani). Dalam riwayat
lain disebutkan : Barangsiapa yang mempunyai iamam, maka bacaan imam adalah badcaan
baginya. (Ibnu Abi Syaibah, Daraquthni, Ibnu Majah, Tah-Thahawi dan Ahmad).

Ucapan Amin dan Imam mengeraskannya. Dikatakan bahwa :Nabi shalallahualaihi


wassallam apabila selesai membaca al-Fatihah, maka beliau mengucapkan amin. Beliau
mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya. (HR. Bukhari dan Abu Daud).
Dalam riwayat lain :Apabila Imam mengucapkan Ghairi l-maghdubi alaihim waladh-Dhaallin,
maka ucapkanlah Amin. Karena sesunguhnya para malaikat mengucapkan Amin dan imam
mengucapkanAmin. Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para malaikat,
maka diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Syaikhani dan An-Nasai).

Bacaan Rasulullah shalallahualaihi wassallam setelah Al-Fatihah. Kemudian Rasulullah


membaca surat lainnya setelah membaca Al-Fatihah. Kadangkala beliau memperpanjang bacaan
surat itu, kadang pula beliau memperpendek karena alas an halangan perjalanan, atau batuk,
atau sakit, atau mendengar tangis bayi (HR Bukhari, Muslim). Kadang beliau membagi surat itu
ked alam dua rakaat, kadang beliau membaca dua surat atau lebih dalam satu rakaat.

Bersuara dan tidak bersuara dalam shalat lima waktu dan lainnya.
Rasulullah
shalallahualaihi wassallam membaca keras di dalam shalat Shubuh, dan di dalam dua rakaat
pertama shalat Maghrib dan Isya. Tidak membaca dengan suara di dalam shalat Zhuhur dan
Ashar dan di dalam rakaat ketiga dari shalat maghrib serta dua rakaat terakhir dari shalat Isya.
Para shahabat mengetrahui bacaan Rasulullah shalallahualaihi wassallam dari gerakan
janggutnya (Al-Bukhari dan Abu Daud). Dan beliau shalallahualaihi wassallam mengeraskan
suara Qiraatnya dalam Jumah, dan dua shalat Ied, shalat Istiqa dan shalat Kusuf.

Mentartilkan bacaan dan membaikkan suara. Sebagaimana yang telah diperinytahkan oleh
Allah Subhanahu wataala kepada Nabi shalallahualaihi wassallam, maka beliau membaca AlQuran dengan tartil bukan dengan cepat-cepat dan bukan pula dengan, tergesa-gesa bahkan
dengan bacaan yang menafsirkan satu-huruf-satu huruf.

Membetulkan imam. Diriwayatkan bahwa : Beliau melaksanakan suatu shalat, lalu membaca
dan beliau keliru. Tatkala beliau selesai shalat, beliau bersabda kepada Ubay,Apakah engkau
shalat bersama kami ? Ubay berkata,Benar. Beliau bersabda Apa yang telah melarangmu
untuk membetulkan aku ? (Abu Daud, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir)

Ruku. Apabila Rasulullah selesai membaca Qiraat, maka beliau berhenti sejenak (Abu DAud
dan Al-Hakim), kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya dengan cara-cara seperti
diterangkan dalam takbirati l-Iftitah dan bertakbir lalu ruku (Al-Bukhari dan Muslim). Diriwayatkan
bahwa :Rasulullah shalallahualaihi wassallam meletakkan kedua telapak tangannya di atas
kedua lututnya. (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud)
Beliau menguatkan kedua tangannya kepada kedua lututnya seakan-akan beliau memegang
erat kedua lututnya itu, (HR Al-Bukhari dan Abu Daud) Beliau mereganmgkan jari-jemarinya.
(Al-Hakim, dishahihkan Adz-Dzahabi dan Ath-Thayalisi, dikeluarkan dalam Shahih Abi Daud)
Beliau menjauhkan danmembengkokkan kedua sikunya dari kedua samping badannya.(HR.
Turmudzsi ).

Apabila beliau ruku, maka beliau melapangkan punggungnya dan meratakannya. Sehingga,
apabila punggungnya itu disiram air, maka air itu akan tetap di atasnya. (Ath-Thabrani)
Beliau tidak menundukkan kepalanya dan tidak pula mengangkatnya (sehingga kepalanya lebih
tinggi dari punggungnya). Tetapi pertengahan antara menundukkan dan mengangkatnya.( HR.
Muslim dan Abu Uwanah).

Wajib Thumaninah dalam ruku. Seburuk-buruknya orang mencuri itu adalah orang yang
mencuri dari shalatnya. Mereka Berkata,Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari
shalatnya ? Rasulullah bersabda (Yaitu) tidak menyempurnakan rukunya dan sujudnya. (Ibnu
Abi Syaibah, Ath-Thabrani dan Al-Hakim) Ketika Beliau shalallahualaihi wassallam melihat lakilaki yang tidak menyempurnakan rukunya dan mencotok dalam sujudnya, ia bersabda bahwa
jika ia mati, bukan pada millah (agama) Muhammad. (Abu Yala dalam Musnad dan Al-Ajiri dalam
Al-Arbain, Al-BAihaqi dan Ath-Thabrani)

Doa-doa Ruku. Kadang mengucapkan ini dan kadang mengucapkan yang itu. Umumnya :
Subhaana rabbiyal adzimi (tiga kali) (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, AthThahawi, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani), Subhana rabbiyaladzimi wa bihamdih (tiga kali) (Abu
Daud, Ad-Daruquthni, Ahmad, Ath-Thabrani), Subbuuhun qudduusun rabbul malaa ikati warruuh.
(HR. Muslim, Abu Uwanah), Subhaanaka l-Allahumma wabihamdika Allahummagfirlii. (Bacaan
lainnya dapat dilihat di Sifat Shalat Nabi, Nashiruddin Al-Albani, Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq)

Memperpanjang Ruku. Diriwayatkan bahwa Rasulullah menjadikan rukunya dan bangkitnya


dari ruku , sujudnya dan duduknya di antara dua sujud hampr sama lamanya.(HR Al-Bukhari dan
Muslim).

Larangan membaca Al-Quran di dalam Ruku Beliau melarang membaca Al-Quran di


dalam ruku dan sujud. (Muslim dan Abu Uwanah).

Itidal dari Ruku dan Bacaannya. Rasulullah shalallahualaihi wassallam mengangkat


punggungnya dari ruku sambil mengucapkan Samiallahu liman hamidah (mudah-mudahan
Allah mendengarkan orang yang mnemuji-Nya. (Al-Bukhari dan Muslim)
Sambil bnerdiri beliau mengucapkan,Rabbana wa lakal hamdu( Wahai Tuhan kami, --dan
kepunyaan-Mu-lah segala puji).(HR.Al-Bukhari dan Ahmad) Kadang lafazh di atas beliau
tambahkan Allahumma (Ya Allah) dan kadang di tambahkan, Mil assamaa waa ti wa mil al
ardhi wa mil a maa syi tamin syai in badu. (HR. Muslim dan Abu Uwanah).
(Lengkapnya silahkan lihat Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Sifat Shalat Nabi Nashiruddin AlAlbani).

Memperpanjang Itidal dan kewajiban Thumaninah di dalamnya. Kadangkala beliau berdiri


hingga seseorang mengatakan, Beliau telah lupa, karena lamanya beliau berdiri.(HR AlBukhari, Muslim, dan Ahmad ) Rasulullah shalallahualaihi wassallam bersabda : Allah Yang
Maha perkasa lagi maha Agung tidak akan memperhatikan shalat seorang hamba yang tidak
menegakkan punggungnya di antara ruku dan sujudnya. (Ahmad dan Ath-Thabrani)

Sujud. Diriwayatkan bahwa :Rasulullah shalallahualaihi wassallam mengucapkan takbir, lalu


turun untuk sujud. (HR Bukhari dan Muslim)
Kadangkala beliau mengangkat kedua tangannya apabila beliau hendak sujud. (An-Nasai, AdDaruquthni, dan Al-Mukhlis sanad shahih)

Sujud dengan bertelekan kepada kedua tangan. Diriwayatkan bahwa :Deliau meletakkan
tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. (Ibnu Khuzaimah, Ad-Daruquthni, Al-Hakim)
Apabila salah seorang diantara kamu sujud, maka janganlah ia berlutut seperti
berlututnya unta, dan hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.
(Abu Daud dan Ahmad dengan sanad shahih)

Beliau bertelekan kepada kedua telapak tangannya sambil melebarkannya (Abu Daud dan Al
Hakim) Beliau merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya (Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, AlHakim) dan mengarahkannya ke arah kiblat (Al-Baihaqi)
Berliau meletakkan (kedua telapak tangnnya) setentang dengan kedua bahunya.(Abu Daud dan
Tirmidzi) Dan kadangkala Beliau meletakkannya setentang dengan kedua telinganya (HR. Abu
Daud dan An-Nasai)
Beliau menetapkan hidung dan keningnya kepada tanah.(Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Apabila seorang hamba bersujud, maka bersujudlah tujuh anggiota tubuh bersamanya :
wajahnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya dan kedua telapak kakinya.. (HR Muslim,
Abu Uwanah dan Ibnu Hibban).
Beliau mengangkat keduanya dari lantai dan menjauhkannya dari kedua sisi tubuhnya, sehingga
putih ketiaknya terlihat dari belakangnya. (HR Bukhari dan Muslim)

Kewajiban Thumaninah dalam sujud. Rasululah shalallahualaihi wassallam memerintahkan


untuk menyempurnakan ruku dan sujud. Orang yang tidak melakukannya diibaratkan orang
yuang makan satu atau dua buah kurma yang tidak memberikan manfaat apa-apa baginya.

Doa-doa dalam sujud. Kadangkala beliau mengucapkan ini , kadangkala beliau mengucakan
itu. Subhana Rabbiyal alaa (Maha Suci Tuhanku yang Maha Luhur, tiga kali, kadang beliau
mengulangnya lebih dari itu). Kadang beliau mengucapkan Subhana Rabbiyal ala wabihamdih.
Kadang beliau mengucapkan :Subbuuhun Qudduusun Rabbul malaa ikati Warruuhi (Maha Suci
dan pemberi berkah Tuhan Malaikat dan Ruh) (HR. Muslim dan Abu Uwanah). Kadang beliau
membaca :Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika Allahummag firlii.(Maha suci Engkau
Ya Allah Ya Tuhan kami, dan dengan memuji Engaku ya Allah ampunilah aku. (Lengkapnya baca
Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Sifat Shalat Nabi Nashiruddin Al-Albani)

Larangan membaca Al-Quran dalam sujud. Rasulullah melarang membaca al-Quran dalam
sujud, beliau memerintahkan untuk memperbanyak doa dalam sujud. Rasulullah
bersabda,Hamba yang paling dekat kepada Tuhannya adalah hamba yang bersujud. Oleh
karena itu perbanyaklah doa di dalam sujud. (HR Muslim, Abu Uwanah, dan Al-Baihaqi).

Bangkit dari sujud. Tidaklah sempurna shalat salah seorang manusia, sehingga ia bersujud
sampai tulang-tulang persendiannya merasa tenang, lalu mengucapkan Allahu Akbar dan
mengangkat kepalanya hingga ia duduk lurus.(HR.Abu Daud dan Al-Hakim).
Beliau membentangkan kaki kirinya (duduk iftirasy), lalu duduk di atasnya dengan tenang.
(Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Abu Uwanah)
Beliau mendirikan kaki kanannya. (Al-Bukhari dan Al-Baihaqi)
Rasulullah kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. (Muslim, Abu
Uwanah dan Abu sy-Syaikh) .

Kewajiban berthumaninah di antara dua sujud. Diriwayatkan bahwa Rasulullah


shalallahualaihi wassallam berthumaninah sehingga setiaptulang kembali kepada tempatnya.
(HR Abu Daud dan Al-Baihaqi). Beliau memanjangkannya sehingga hampir mendekati lam
sujudnya. (Al-Bukhari dan Muslim)

Dzikir-dzikir di antara dua sujud. Dalam duduk ini Rasulullah mengucapkan :Allahummag firlii
(dalam riwayat lain Rabbig firlii), warhamnii, wajburnii, warfanii, wahdinii, waafinii, warzuqnii./ Ya
Allah (Ya Tuhanku), ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah
derajatku, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku.)
Kadangkala beliau shalallahualaihi wassallam mengucapkan : Rabbigfirlii, Rabbigfirlii (Ya
Tuhanku ampunilah aku, Ya Tuhanku, Ampunilah aku.

Setelah itu diriwayatkan bahwa :Beliau mengucapkan takbir, lalu sujud untuk sujud yang kedua.
(Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini. ( HR Abu Daud dan Abu
Uwanah dengan sanad shahih menurut Malik dan Asy-Syafii)

Duduk Istirahat. Kemudian : Beliau duduk lurus di atas kakinya yang kiri sambil beritidal ,
sehingga setiap tulang kembali kepada tempatnya. (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Bertelekan kepada kedua Tangan pada waktu bangkit untuk rakaat berikutnya. Rasulullah
shalallahualaihi wassallam bangkit kepada rakaat kedua sambil bertelekan kepada tanah. (HR
Al-Bukhari dan Asy-Syafii).

Tasyahud pertama. Setelah selesai rakaat kedua, beliau duduk untuk tasyahud. Bila shalat itu
dua rakaat seperti shalat shubuh, maka beliau duduk iftirasy (membentang) sebagaimana beliau
duduk di antara dua sujud (An-Nasai dengan sanad shahih) Demikian pula beliau duduk dalam
tasyahud awal di dalam shalat yang tiga rakaat atau empat rakaat (Al-Bukhari dan Abu Daud).
Apabila kamu duduk di tengah-tengah shalat, maka berthumaninnah lah dan bentangkan paha
kirimu, lalu bertasyahud lah. (Abu Daud dan Al-Baihaqi). Apabila beliau dudk di dalam tasyahud
maka beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya (riwayat lain :lututnya) yang
sebelah kanan dan meletakkan telapak tangan kirinya di atas pahanya (riwayat lain : lututnya)
yang sebelah kiri.(HR. Muslim dan Abu Uwanah). Rasulullah shalallahualaihi wassallam
melebarkan telapak tangannya yang sebelah kiri di atas lututnya yang sebelah kiri dan
menggemgamkan jari-jemari telapak tangannya yang sebelah kanan semuanya lalu menunjuk
kea rah kiblat dengan dengan jarinya yang berada setelah ibu jari (telunjuk) sambil mengarahkan
pandangannya kepadanya. (Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Khuzaimah) Apabila beliau
menunjuk dengan jarinya (telunjuknya), maka beliau meletakkan ibu jarinya di atas jari
tengahnya. (HR Muslim dan Abu Uwanah) Beliau menggerak-gerakkan jarinya (telunjuknya)
sambil berdoa dengannya.Abu DAud, An-Nasai dan Ibnul-Jarud)

Macam bacaan tasyahud. Rasulullah shalallahu alaihi wassallam mengajarkan beberapa


bacaan tasyahud kepada para shahabat.
Tasyahud Ibnu Masud : Attahiyatu lillah Wassholawaatu WaththayyibatuAssalamualaika
ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualainaa waala ibaadillahishshaa
lihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuluh.
(segala ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkatnya.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada sekalian hambahamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. (Al-Bukhari dan Muslim
dan Ibnu Abi Syaibah)
Tasyahud Ibnu Abbas : Attahiyyatul-mubaarakaatu sh-shalawaatu th-thayyibaatu lillah.
Assalamualayka ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu alaina wa ala
ibaadillahi sh-shalihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah Wa Asy hadu anna muhammad rRasulullah(HR Muslim, Abu Uwanah, Asy Syafiidan An-Nasai)
Tasyahud Ibnu Umar (tidak jauh berbeda dengan Tasyahud Ibnu Masud)
Tasyahud Abi Musa Al-Asyari
Tasyahud Umar bin Khattab
Shalawat atas Nabi, letak dan macam bacaannya. Rasulullah mengucapkan shalawat atas
dirinya sendiri di dalam tasyahud pertama dan lainnya. (An-Nasai dan Abu Uwanah)
Allahumma shalliala muhammad wa ala alii baitihii. Wa alaa azwaajihii Wadzurriyya tihii kamaa
shallayta ala aali ibraahiim. Innaka hamiidum majiid wa baarik ala muhammad.Wa alaa aali
baytihii Wa alaa azwaa jihii wa dzurriyyatihii kamaa barakta alaa aali ibraahiim. Innaka

hamiidummajiid. (Ya Allah berilah kebahagiaan kepada Nabi Muhammad, kepada Ahli Baitnya,
istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada
keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkah
kepada Muhammad, Ahli Baitnya, istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah
memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia.), dan beberapa shalawat lainnya.
Bangkit kepada rakaat ketiga lalu keempat.
Tasyahud Akhir.
Di dalam tasyahud akhir ini beliau duduk dengan tawarruk. (HR.
Bukhari).Yaitu :Beliau melapangkan pangkal pahanya yang sebelah kiri ke tanah dan
mengeluarkan kedua kakinya ke satu arah. (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi dengan sanad
shahih).
Kewajiban Memohon Perliindungan dari Empat Perkara Sebelum Berdoa. Rasulullah
shalallahu alaihi wassallam bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu selesai dari
tasyahud akhir-, maka hendakalah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara
yaitu : Allahumma inni audzubika min adzaabi jahannam wamin adzaabil qabri wamin fitnati
l-hayaa wal mamaa ti wamin syarri fitnati l-masiihid dajjal (Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari siksaan jahannam, dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup serta
cobaan mati, dan dari kejahatancobaanAl-Masih yang menjadi Dajjal) (HR Muslim, AnNasai, Abu Uwanah, dan Ibnul-Jarud)
Doa Sebelum salam dan macam-macamnya.
Salam. Rasulullah mengucapkan salam ke sebelah kanan (kadang lengkapAssalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuhkadang hanya sampai warahmatullah, dan kemudian ke sebelah
kiri kadangkala beliau memperpendek ucapannyaAssalamualaikum. (HR Abu Daud, An-Nasai
dan Tirmidzi) (Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi dan Adl-Dliya, Ahmad dan Ath-Thabrani).

Maroji:
Departemen Kurikulum dan Evaluasi Mentoring Keluarga Remaja Islam Salman, Materi Mentoring Karisma
- Hasan, A., Pengajaran Shalat
- Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi

Anda mungkin juga menyukai