Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Judul Percobaan
V. Dasar Teori
Redoks
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.Reaksi ini
merupakan reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu
spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang
berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi
ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi)
disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk
membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan
elektron, memperoleh oksigen, ataukehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita
menggunakan definisi kehilangan elektron. Sementara definisi lainnya berguna saat
menjelaskan proses fotosintesis dan pembakaran. Berikut ini menjelaskan reaksi reduksi,
oksidasi, reduktor, dan oksidator:
a.
-
Oksidasi, yaitu:
Jika suatu zat memberikan atau melepas elektron.
Jika suatu unsur mengalami pertambahan bilangan oksidasi.
Terjadi di anoda suatu sel elektrokimia.
Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin membentuk garam
Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron yang kemudian akan
digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1
K+ + e-
Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa logam Kalium itu
telah teroksidasi menjadi kation Kalium.
b.
-
Reduksi, yaitu:
Jika suatu zat menerima elektron.
Jika suatu unsur mengalami pengurangan bilangan oksidasi / tingkat oksidasi.
Terjadi di katoda suatu sel elektrokimia.
Sebagai contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak
direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh elektron. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Ag+ + e- Ag
Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa kation perak
telah tereduksi menjadi logam perak.
c.
-
Reduktor, yaitu:
Zat yang mengalami oksidasi.
Zat yang melepas elektron.
Zatyang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
d. Oksidator, yaitu:
Zat yang mengalami reduksi.
Zat yang melepas elektron.
Zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron
tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya. Sebagai contoh, reaksi yang terjadi antara
logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi
berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)
Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh :
Zn(s) Zn2+(aq) + 2eCu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Logam seng kehilangan dua elektron, sedangkan kation tembaga (II) mendapatkan
dua elektron yang sama. Logam seng teroksidasi. Tetapi, tanpa adanya kation tembaga (II),
tidak akan terjadi suatu apa pun. Kation tembaga (II) disebut zat pengoksidasi
(oksidator). Oksidator menerima elektron yang berasal dari spesies kimia yang telah
teroksidasi.
Sementara kation tembaga (II) tereduksi karena mendapatkan elektron. Spesies
yang memberikan elektron disebut zat pereduksi (reduktor). Dalam hal
ini, reduktornya adalah logam seng. Dengan demikian, oksidator adalah spesies yang
tereduksi dan reduktor adalah spesies yang teroksidasi.
Baik oksidator maupun reduktor berada di ruas kiri (reaktan) persamaan redoks.
Persamaan reaksi redoks biasanya sangat kompleks, sehingga metode penyeteraan
reaksi kimia biasa tidak dapat diterapkan dengan baik. Dengan demikian, para kimiawan
mengembangkan dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks. Salah satu metode
disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO), yang berdasarkan pada perubahan
bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode lain, disebut metode setengah reaksi
(metode ion-elektron). Metode ini melibatkan dua buah reaksi paruh, yang kemudian
digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan.
Elektrokimia
Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang
perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya.
Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan
sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel,
yaitu sel volta dansel elektrolisis.
a. Sel Volta
Sel Volta atau Sel Gavani adalah sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah
elektroda dan dapat mengahsilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara
spontan pada kedua elektroda tersebut. Pada sel Volta tau Gavani anoda adalah elektroda
negatif dan terjadi reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda positif dan terjadi
reaksi reduksi.
b. Sel Elektrolisis
Elektrolisis artinya peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik .
Elektrolisis terdiri dari sel elektrolit dan dua elektroda logam/karbon yang berfungsi
sebagai katoda dan anoda.Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi
reaksi reduksi.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan.
Elektrolisis Lelehan
Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti
teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam
NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e- 2 Na(s) .. (1)
Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- .. (2)
Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) 2 Na(s) + Cl2(g) .. [(1) + (2)]
Elektrolisis Larutan
-
Anoda (+):
Anoda (+):
Pada elektrolisis larutan dengan elektroda aktif, apabila kation aturannya sama dengan
aturan katoda untuk elektroda inert. sedangkan, pada anoda apapun anionnya pasti
teroksidasi dengan elektrodanya. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis
larutan CuSO4 dengan elektroda nikel:
CuSO4(aq) Cu2+ + SO42Katoda (-):
Anoda (+):
Ni Ni2+ + 2e-
Potensial elektroda standar dari suatu logam adalah beda potensial antara elektroda
hidrogen standar dengan setengah sel yang terdapat logam tercelup dalam larutannya
dengan konsentrasi 1 molar pada suhu 250 atau dengan kata lain DLG (daya gerak listrik)
dari sel. Dengan mengetahui potensial standardari masing-masing elektroda, kita dapat
menentukan besarnya potensial standar sel lain yang terbentuk. Potensial yang digunakan
dalam pemahasan ini adalah potensial standar reduksi.
VI. Alat dan Bahan
1. Alat :
Gelas kimia 100 mL, 400 mL
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Tabung U
Batang karbon (dari baterai)
Voltmeter
Adaptor 6 volt
Kabel
Amplas
Lempeng tembaga
Lempeng seng
Penjepit buaya
Baterai kotak
2. Bahan :
H2O2 3%
FeCl3 0,1 M
HNO3 pekat
2 buah
3 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
0,5 mL
2,5 mL
5 tetes
5
Larutan kanji
Larutan I2
(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh
KSCN 0,1 M
H2SO4 2 M/pekat
KI 0,1 M/0,25 M
K2Cr2O7 0,1 M
CuSO4 1 M
ZnSO4 1 M
NaCl 1 M
Tissue
Phenolphtalein
CHCl3
7 tetes
5 tetes
2 mL
5 tetes
17 mL
16 mL
2 mL
15 mL
15 mL
secukupnya
secukupnya
beberapa tetes
1 mL
Ditambah 1 mL H2SO4
2M
Larutan berwana ungu muda
Ditambah 1 mL
H2SO4 1M
Ditambah 0,5 mL
FeCl3 0,1M
Tabung 3
Tabung 2
Tabung 1
Ditambah HNO3
pekat tetes demi
tetes
Larutan berwarna
ungu tua
Larutan berwarna
hitam
Pembuktian : I- teroksidasi menjadi I2
Larutan I2
Lubang Kiri
Ditambah 2mL K2Cr2O7 0,1M ke
mulut tabung
Dicelupkan elektroda pada masingmasing mulut
Diamati, dicatat warna sebelum dan
sesudah
Lubang
Ditambah 2mL (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh ke mulut tabung
Ditambah 5 tetes KCNS 0,1M
ke mulut tabung
Diamati, dicatat warna
sebelum dan sesudah
15 mL ZnSO4 0,1M
Dimasukkan gelas kimia 2
Dicelupkan lempeng seng
3. Elektrolisis
Larutan KI 0,25M
Ditambah dalam tabung U sampai
2 cm dari mulut tabung
Lubang Kiri
Lubang Kanan
2cm
Larutan KI
Lubang Kanan
Diambil 2 mL dari anoda dengan
pipet
Dimasukkan kedalam tabung
Ditambahkan 1 mL CHCl3
Larutan berwarna
merah muda keunguan
dan kuning kecoklatan
Tabung 2
Ditambah 1 mL H2SO4
1M
Ditambah 0,5 mL FeCl3
0,1M
Larutan
berwarna
hitam
Tabung 3
Ditambah HNO3 pekat
tetes demi tetes
Larutan berwarna
ungu tua
Pembuktian : I- teroksidasi menjadi I2
Larutan I2
Diambil sebanyak 5 tetes,
diencerkan Ditambah 2 tetes
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
a. Redoks
a. Redoks
Tabung 1
2 KI(aq) + H2SO4(aq)
I2(aq) + H2(g).
Sebelum :
- Larutan KI tidak
berwarna
- Larutan kanji
berwarna putih
keruh
- Larutan H2SO4 2M
tidak berwarna
- Larutan FeCl3
berwarna kuning
- Larutan H2O2 3 %
tidak berwarna
- Larutan HNO3 pekat
tidak berwarna
- Larutan I2 berwarna
merah darah
Sesudah :
- Tabung 1
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 2M =
Berwarna putih
keruh
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 + H2O2 =
Berwarna hitam
keunguan
- Tabung 2
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 2M =
Berwarna Ungu
muda tapi keruh
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 + FeCl3 =
Berwarna hitam
- Tabung 3
- Larutan KI + Kanji
+ HNO3 pekat (183
tetes) = berwarna
ungu tua
K2SO4(aq) + I2(aq) + H2
H2O2(aq) K2SO4(aq)
H2O(l).
Tabung 2
2 KI(aq) + H2SO4(aq)
I2(aq) + H2(g)
K2SO4(aq) + I2(aq) + H2
FeCl3(aq) FeSO4(aq
I2(aq)+ H2O(l)
Tabung 3
2 KI(aq) + 2 HNO3(aq)
KNO3(aq) + I2(aq) + H2
larutan
kanji
Larutan
berwarna
10
b. Tabung berbentuk U
H2SO4 2M
Pembuktian
Larutan I2 + Kanji =
Berwarna hitam
b. Tabung berbentuk U
b. Tabung berbentuk
Sebelum :
Lubang kanan :
tabung U sampai
- Larutan H2SO4 2M 3H2SO4(aq) + 6 KCNS
2 cm dari mulut
tidak berwarna
(NH4)2 Fe(SO4)2(aq)
Lubang Kiri
Lubang Kanan
- Larutan K2Cr2O7
2Fe(CNS)3(aq) + 3K2S
berwarna orange
(NH4)2SO4(aq) + 3H2
Ditambah
Ditambah 2mL
Larutan
2mL K2Cr2O7
(NH4)2Fe(SO4)
(NH4)2Fe(SO4)2
Lubang kiri :
2 jenuh ke
berwarna orange
K2Cr2O7(aq) + 2H2SO
mulut tabung
kecoklatan
+
(aq) + SO2(aq) + 2K (a
- Larutan KCNS tidak
(aq) + 2H2O(l)
berwarna
- Larutan FeCl3
Pembuktian :
berwarna kuning
FeCl3(aq) + 3KCNS(a
Fe(CNS)3(aq) + 3KCl
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
Sesudah :
Dicelupkan
Ditambah 5
Ditambah dalam
No. Percb
elektroda
pada masingmasing mulut
Diamati,
dicatat warna
sebelum dan
sesudah
tetes KCNS
Lubang kiri
0,1M ke mulut
- Larutan H2SO4 +
tabung
larutan K2Cr2O7 =
Diamati, dicatat
berwarna orange
warna sebelum
Lubang kanan
- Larutan H2SO4 +
(NH4)2Fe(SO4)2 =
berwarna kuning
muda
- Larutan H2SO4 +
(NH4)2Fe(SO4)2 +
KCNS = berwarna
orange kehitaman (+)
- Ketika larutan pada
lubang kanan
dicelupkan elektrode
dan dihubungkan
dengan kabel =
berwarna orange
kehitaman (++)
11
Pembuktian
Larutan FeCl3 + KCNS =
berwarna orange kehitaman
No.
Percb
2.
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
15 mL
CuSO4 0,1M
15 mL
ZnSO4 0,1M
Dimasukkan
gelas kimia 1
Dicelupkan
lempeng
tembaga
Dimasukkan
gelas kimia 2
Dicelupkan
lempeng seng
Dihubungkan dengan
voltmeter
Dibuatkan jembatan
garam dari tissu dan
Kuat arus
No.
Percb
3.
Prosedur Percobaan
Dicelupkan
Elektrolisis
elektroda
Dicelupkan
Larutan KI
elektroda
karbon
Ditambah
dalam
Diamati
dan dicatat
karbon
2cm
tabung Uwarna
sampai
perubahan
Dihubungkan
2cm
sebelum
danmulut
sesudah
2 cm dari
tabung
dengan kutub
Dihubungka
Diputuskan
aliran
Lubang
Lubang
negatif
n Larutan
dengan listriknya
tidak
Kiri
Kanan
Sebelum :
- Larutan CuSO4
berwarna biru
- Larutan ZnSO4 tidak
berwarna
- Lempeng tembaga
berwarna cokelat
- Lempeng seng
berwarna silver
- Larutan NaCl tidak
berwarna
Dugaan / Reaksi
Sesudah :
- Larutan CuSO4
berwarna biru
- Larutan ZnSO4 tidak
berwarna
- Larutan ZnSO4 =
terdapat gelembung
pada lempeng seng
- Besar Daya Gerak
Listrik (E) =
1,2
x 10=1,2 Volt
10
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
Elektrolisis
Sebelum :
- Larutan KI tidak
KI (aq) K+ (aq
Anoda : 2 I- (aq) I
Katoda : 2 H2O(l) +
12
berwarna
- Larutan FeCl3
berwarna kuning
- Larutan CHCl3
berwarna tidak
berwarna
Sesudah :
- Katoda = Larutan
tidak berwarna,
terdapat gelembung
- Anoda = larutan
berwarna kuning
jingga
- Katoda + indikator
universal = Larutan
berwarna ungu
- Katoda + indikator
universal + FeCl3 =
Larutan berwarna
orange kecoklatan
- Anoda + CHCl3 =
terdapat 2 warna yaitu
jingga (bagian atas)
dan orange pekat
(bagian bawah)
No. Percb
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
2H2(g) + 2 OH-(aq)
Dugaan / Reaksi
Lubang
Kiri
Diambil 2 mL
dari katoda
dengan pipet
Dimasukkan
kedalam
tabung
Ditambahkan
beberapa tetes
Phenolphtalein
Ditambahkan 2
mL FeCl3 0,1M
Diamati dan
dicatat
perubahannya
Lubang
Diambil 2 mL
Kanan
dari anoda
dengan pipet
Dimasukkan
kedalam
tabung
Ditambahka
n 1 mL
CHCl3
Diamati dan
dicatat
perubahann
ya
13
Larutan
berwarna
merah muda
keunguan
Larutan
berwarna merah
muda keunguan
dan kuning
kecoklatan
14
Fe2+ telah teroksidasi menjadi Fe3+ maka dimasukkan 2 mL larutan FeCl3 ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes KCNS 0,1 M sehingga larutan menjadi
berwarna orange kehitaman. Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
1,2
x 10=+1,2 Volt
10
= 0,34 (0,76)
= + 1,1 Volt
16
oksida
-1
-2
reduksi
17
Pada tabung kedua KI sebagai reduktor dan FeCl3 sebagai oksidator. Ion I- dioksidasi
menjadi I2 dan ion Fe3+ direduksi menjadi Fe2+.
2KI(aq) + H2SO4(aq) + FeCl3(aq) FeSO4(aq) + KCl(aq) + I2(aq)+ H2O(l)
-1
+3
+2
Reduks
Oksida
Pada tabung ketiga KI sebagai reduktor dan HNO3 sebagai oksidator. Ion I- teroksidasi
menjadi I2 dan ion H+ tereduksi menjadi H2
2 KI(aq) + 2 HNO3(aq) 2 KNO3(aq) + I2(aq) + H2(aq)
-1
+1
oksida
reduks
Untuk pembuktian bahwa I2 telah terbentuk, dimasukkan 5 tetes larutan I2 yang berwarna
merah darah ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes larutan kanji
sehingga larutan menjadi berwarna hitam
Pada percobaan 1.b dengan menggunakan tabung U H2SO4 dimasukkan
kedalam pipa U pada ujung pipa sebelah kanan K2Cr2O7 sedangkan pada ujung pipa
sebalah kiri ditambahkan (NH4)2Fe(SO)4 jenuh dan 5 tetes KCNS. (NH4)2Fe(SO)4
memiliki fungsi untuk meramalkan daya oksidasi dari beberapa oksidator seperti
K2Cr2O7, KMnO4, dan KBrO3 terhadap ion Fe2+. Dan penambahan KCNS berfungsi agar
terjadi reaksi redoks Dan K2Cr2O7 memiliki sifat oksidator kuat yaitu dalam hal ini Cr6+
direduksi menjadi Cr3+. Kemudian pada kedua ujung pipa dicelupkan elektroda karbon
dan dihubungkan dengan kabel selama beberapa menit sehingga pada ujung pipa sebelah
kanan larutan menjadi berwarna orange kehitaman sedangkan pada ujung pipa sebelah
kiri menjadi berwarna orange. Kemudian pada kedua ujung tabung dicelupkan elektroda
karbon dan dihubungkan dengan kabel selama beberapa menit sehingga pada lubang
tabung sebelah kanan larutan menjadi berwarna orange kehitaman (++) sedangkan pada
lubang (ujung) sebelah kiri menjadi berwarna orange. Warna orange kehitaman terbentuk
karena Fe2+ telah teroksidasi menjadi Fe3+ sesuai dengan dugaan reaksi, yaitu :
3H2SO4(aq) + 6KCNS(aq) + (NH4)2 Fe(SO4)2(aq) 2Fe(CNS)3(aq) + 3K2SO4(aq) +
(NH4)2SO4(aq) + 3H2 (aq)
Reaksi pada lubang kiri (Cr6+ direduksi menjadi Cr3+)
18
K2Cr2O7(aq) + 2H2SO4(aq) 2Cr3+ (aq) + SO2(aq) + 2K+ (aq) + SO42- (aq) + 2H2O(l)
Untuk membuktikannya dimasukkan 2 mL larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan beberapa tetes KCNS sehingga terjadi reaksi :
FeCl3(aq) + 3 KCNS(aq) Fe(CNS)3(aq) + KCl(aq).
Ternyata larutan menjadi berwarna orange kehitaman.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan Daya Gerak Listrik (DGL) Sel
Elektrokimia. Digunakan 15 mL larutan CuSO4 0,1 M pada gelas kimia dan 15 mL
larutan ZnSO4 0,1 M pada gelas kimia. Kemudian dicelupkan lempengan seng (Zn) pada
larutan ZnSO4 dan lempengan tembaga (Cu). Diantara keduanya dibuat jembatan garam
dari tissue yang digulung dan kemudian dibasahi dengan garam NaCl.
Jembatan garam berfungsi untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam gelas kimia. Selain itu, jembatan garam juga berfungsi untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang berada dalam kedua gelas kimia
tersebut selama proses elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat zat yang
digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan
elektrolit yang digunakan dalam pengukuran sel. Dalam hal ini, proses yang terjadi
adalah logam Zn dioksidasi menjadi Zn2+. Reaksi : Zn(s) Zn2+ + 2e. Elektron dari Zn
berpindah menuju gelas kimia lain melalui jembatan garam kemudian elektron
digunakan ion Cu2+ untuk menjadi Cu. Reaksi : Cu2+ + 2e Cu(s). Kelebihan SO42berpindah ke gelas kimia yang berisi Zn2+. Sehingga terjadi keseimbangan muatan.
Kemudian kedua lempeng dihubungkan ke voltmeter menggunakan kabel. Dengan batas
pengukuran 10x. Diperoleh nilai daya gerak listrik sebesar +1,2 Volt. Hasil ini tidak
berbeda jauh dengan teori yaitu sebesar +1,1 Volt.
19
E=
1,2
x 10=+1,2 Volt
10
= 0,34 (0,76)
= + 1,1 Volt
20
Pada percobaan ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Pada percobaan ketiga, menguji elektrolisis larutan KI. Menggunakan tabung U
dan dimasukkan larutan KI. Pada saat dielektrolisis terdapat gelembung-gelembung gas.
Pada katoda setelah dielektrolisis tetap tidak berwarna sedangkan pada anoda berwarna
orange muda. Ini menandakan bahwa I- telah teroksidasi menjadi I2. Kemudian sebanyak
2 mL larutan dari katoda diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditetesi
indikator universal sehingga larutannya menjadi ungu. Hal ini menandakan bahwa
larutan ini bersifat basa karena menghasilkan OH- pada reaksi. Kemudian ditambahkan 2
mL FeCl30,1 M sehingga berubah warna menjadi orange kecoklatan. Hal ini
menunjukkan adanya ion Fe3+ yang berikatan dengan OH- dan menghasilkan Fe(OH)3.
Selanjutnya sebanyak 2 mL larutan dari anoda diambil dengan pipet tetes dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL CHCl3 sehingga larutan
menjadi dua warna yakni orange pekat (++) pada bagian bawah dan jingga pada bagian
atas. Hal ini dikarenakan kloroform merupakan senyawa polar sedangkan I2 senyawa non
polar, sehingga larutan tidak bisa bersatu. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
KI (aq) K+ (aq) + I-(aq)
Anoda : 2I- (aq) I2 (aq) + 2e
Katoda : 2H2O(l) + 2e 2H2(g) + 2 OH-(aq)
2I-(aq) + 2H2O(l) I2(aq) + 2H2(g) + 2 OH-(aq)
XI. Diskusi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terdapat ketidaksesuaian hasil
praktikum dengan teori yang ada. Pada percobaan ketiga yaitu elektrolisis larutan KI
seharusnya pada anoda larutan berubah menjadi dua warna yaitu merah muda keunguan
pada bagian bawah dan kuning kecoklatan pada bagian atas. Sedangkan pada katoda
berwarna merah muda keunguan. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
diantaranya kurangnya ketelitian praktikan mengukur banyaknya larutan yang akan
ditambahkan, tabung reaksi yang digunakan belum dalam keadaan benar-benar bersih,
dan karena proses elektrolisis hanya dilakukan dalam waktu 5 menit sehingga hasil
yang diperoleh atau warna larutan tidak berubah sesuai apa yang dikehendaki.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan percoban yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
21
Reaksi redoks menjelaskan berubahnya biloks atom-atom dalam reaksi kimia. Reaksi
disproporsionasi adalah reaksi dimana suatu zat mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi.
Pada percobaan pertama (a) I- telah teroksidasi menjadi I2 yaitu dibuktikan dengan
adanya warna ungu setelah ditambahkan kanji. Dan pada percobaan pertama (b) Fe2+
telah teroksidasi menjadi Fe3+ dan Terjadi reduksi Cr6+ menjadi Cr3+
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi lisrik. Pada
percobaan kedua Besar Daya Gerak Listrik yang diperoleh dari CuSO4 dan ZnSO4
XIII. Pertanyaan
1. Mengapa percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada elektrolisis
diperlukan arus. Mengapa demikian ? Dan jelaskan apa sebenarnya fungsi arus
tersebut !
Jawab : Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh
arus listrik. Dalam reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi
kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Sedangkan
elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari redoks yang potensial selnya negatif atau
dengan kata lain, dalam keadaan normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat
terjadi bila diinduksi dengan energi listrik dari luar.
2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan cara
pembuatannya dengan kertas tissue !
Jawab : Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi dengan agaragar yang dijenuhkan dengan KCl atau berupa gulungan dari tissu yang dibasahi
dengan larutan garam/ elektrolit kuat spt : KCl, NaCl, K 2SO4, KNO3. Jembatan garam
berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi
larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi daripada konsentrasi elektrolit di
kedua bagian elektroda, maka ion negatif dari jembatan garam masuk ke salah satu
setengah sel yang kelebihan muatan positif dan ion positif dari jembatan garam
berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan negatif. cara pembuatan jembatan
garam dengan tissu : tissu yang akan digunakan sebaiknya panjang agar dapat
22
menghubungkan kedua larutan dalam sel volta dan tidak hanya 1 lapis agar tidak
mudah hancur, tissu digulung sedemikian hingga dan dibasahi dengan larutan garam
(misalnya KCl) sampai benar-benar terbasahi secara keseluruhan, kemudian dibentuk
U.
23
(.............................................)
Praktikan,
(...........................................)
24
LAMPIRAN
Alat dan Bahan
1. Alat
Voltmeter
Pipet tetes
Amplas
2. Bahan
25
(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh
KSCN 0,1M
H2SO4 2M
K2Cr2O7 0,1M
CuSO4 1M
ZnSO4 1M
FeCl3 1M
HNO3 2M
CHCl3
Larutan I2
Langkah Percobaan dan Hasil Percobaan
1. Redoks
a.
Phenolphtealain
NaCl 0,5 M
KI
H2O2 3%
Latutan kanji
Tisu
26
Sebelum
Tabung 1, 2, dan 3 dimasukkan
larutan KI 0,5 M dan 5 tetes larutan
kanji (amilum) larutan tidak berwarna
tetapi keruh
Sesudah
Pada tabung 1:
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M + H2O2 3%
menghasilkan larutan berwarna hitam
keunguan
Tabung 1
Tabung 2
Pada tabung 2 :
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M menghasilkan
larutan berwarna ungu bening
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M + FeCl3 1M
menghasilkan larutan berwana hitam
Pada tabung 3 :
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + beberapa tetes HNO3
pekat menghasilkan larutan berwana
hitam
Tabung 3
Pembuktian I- mengalami oksidasi :
Larutan I2 + 2 tetes larutan kanji
menghasilkan warna hitam
b.
27
Sebelah kiri
Larutan H2SO4 2M + K2Cr2O7 1M
menghasilkan larutan berwarna orange
Sebelah kanan
Larutan H2SO4 2M + (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh menghasilkan larutan berwarna
kuning muda
Larutan H2SO4 2M + (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh + KSCN 0,1M menghasilkan
larutan berwarna kuning kehitaman
Setelah dicelupkan elektroda dan
dihubungkan dengan kabel
Sebelah kiri :
berwarna orange
Sebelah kanan :
berwarna orange kehitaman
Sebelah kiri
Sebelah kanan
Pembuktian Fe2+ mengalami oksidasi :
28
29
3. Elektrolisis
Larutan KI 0,25M dimasukkan dalam tabung
U sampai 2 cm dari mulut tabung.
30
Hasil pengamatan :
Sebelah kiri (anoda) :
Larutan berwarna orange muda
Sebelah kanan (katoda) :
Larutan tidak berwarna, dan terdapat
gelembung sekitar elektroda carbon(+++)
31