Anda di halaman 1dari 31

I.

Judul Percobaan

: REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA

II. Tanggal/Hari Percobaan

: Selasa, 15 Maret 2016

III. Selesai Percobaan

: Selasa, 15 Maret 2016

IV. Tujuan Percobaan

1. Megidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang diamati


2. Menentukan Daya Gerak Listrik (DGL) Sel Volta
3. Menguji elektrolisis larutan KI

V. Dasar Teori

Redoks
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.Reaksi ini
merupakan reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu
spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang
berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi
ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi)
disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk
membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan
elektron, memperoleh oksigen, ataukehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita
menggunakan definisi kehilangan elektron. Sementara definisi lainnya berguna saat
menjelaskan proses fotosintesis dan pembakaran. Berikut ini menjelaskan reaksi reduksi,
oksidasi, reduktor, dan oksidator:
a.
-

Oksidasi, yaitu:
Jika suatu zat memberikan atau melepas elektron.
Jika suatu unsur mengalami pertambahan bilangan oksidasi.
Terjadi di anoda suatu sel elektrokimia.
Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin membentuk garam
Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron yang kemudian akan
digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1

K+ + e-

Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa logam Kalium itu
telah teroksidasi menjadi kation Kalium.
b.
-

Reduksi, yaitu:
Jika suatu zat menerima elektron.
Jika suatu unsur mengalami pengurangan bilangan oksidasi / tingkat oksidasi.
Terjadi di katoda suatu sel elektrokimia.
Sebagai contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak
direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh elektron. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Ag+ + e- Ag
Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa kation perak
telah tereduksi menjadi logam perak.

c.
-

Reduktor, yaitu:
Zat yang mengalami oksidasi.
Zat yang melepas elektron.
Zatyang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
d. Oksidator, yaitu:
Zat yang mengalami reduksi.
Zat yang melepas elektron.
Zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron
tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya. Sebagai contoh, reaksi yang terjadi antara
logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi
berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)
Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh :
Zn(s) Zn2+(aq) + 2eCu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Logam seng kehilangan dua elektron, sedangkan kation tembaga (II) mendapatkan
dua elektron yang sama. Logam seng teroksidasi. Tetapi, tanpa adanya kation tembaga (II),
tidak akan terjadi suatu apa pun. Kation tembaga (II) disebut zat pengoksidasi

(oksidator). Oksidator menerima elektron yang berasal dari spesies kimia yang telah
teroksidasi.
Sementara kation tembaga (II) tereduksi karena mendapatkan elektron. Spesies
yang memberikan elektron disebut zat pereduksi (reduktor). Dalam hal
ini, reduktornya adalah logam seng. Dengan demikian, oksidator adalah spesies yang
tereduksi dan reduktor adalah spesies yang teroksidasi.
Baik oksidator maupun reduktor berada di ruas kiri (reaktan) persamaan redoks.
Persamaan reaksi redoks biasanya sangat kompleks, sehingga metode penyeteraan
reaksi kimia biasa tidak dapat diterapkan dengan baik. Dengan demikian, para kimiawan
mengembangkan dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks. Salah satu metode
disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO), yang berdasarkan pada perubahan
bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode lain, disebut metode setengah reaksi
(metode ion-elektron). Metode ini melibatkan dua buah reaksi paruh, yang kemudian
digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan.
Elektrokimia
Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang
perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya.
Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan
sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel,
yaitu sel volta dansel elektrolisis.
a. Sel Volta
Sel Volta atau Sel Gavani adalah sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah
elektroda dan dapat mengahsilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara
spontan pada kedua elektroda tersebut. Pada sel Volta tau Gavani anoda adalah elektroda
negatif dan terjadi reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda positif dan terjadi
reaksi reduksi.
b. Sel Elektrolisis
Elektrolisis artinya peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik .
Elektrolisis terdiri dari sel elektrolit dan dua elektroda logam/karbon yang berfungsi
sebagai katoda dan anoda.Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi
reaksi reduksi.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan.
Elektrolisis Lelehan

Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti
teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam
NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e- 2 Na(s) .. (1)
Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- .. (2)
Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) 2 Na(s) + Cl2(g) .. [(1) + (2)]
Elektrolisis Larutan
-

Elektrolisis Larutan dengan Elektroda Inert


Pada proses elektrolisis larutan dengan elektroda inert, apabila kation pada golongan
transisi (B) pasti tereduksi di katoda, dan apabila kation golongan utama (A) pasti
tereduksi air. Sedangkan, anion apabila tanpa mengandung unsur oksigen pasti tereduksi di
anoda, dan apabila anion mengandung unsur oksigen pasti tereduksi air. Sebagai contoh,
berikut ini adalah reaksi elektrolisis larutan CaCl2 dan CuSO4:
CaCl2(aq) Ca2+ + 2ClKatoda (-):

2H2O + 2e- 2OH- + H2

Anoda (+):

2Cl- Cl2 + 2e-

CaCl2(aq) + 2H2O Ca2+ + 2OH- + H2 + Cl2


CaCl2(aq) + 2H2O Ca(OH)2 + H2 + Cl2
2CuSO4(aq) 2Cu2+ + 2SO42Katoda (-):

2Cu2+ + 2e- 2Cu

Anoda (+):

2H2O 4H+ + O2 + 4e_

2CuSO4(aq) + 2H2O 2SO42- + 2Cu + 4H+ + O2


2CuSO4(aq) + 2H2O 2 H2SO4 + 2Cu + O2
-

Elektrolisis Larutan dengan Elektroda Aktif

Pada elektrolisis larutan dengan elektroda aktif, apabila kation aturannya sama dengan
aturan katoda untuk elektroda inert. sedangkan, pada anoda apapun anionnya pasti
teroksidasi dengan elektrodanya. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis
larutan CuSO4 dengan elektroda nikel:
CuSO4(aq) Cu2+ + SO42Katoda (-):

Cu2+ + 2e- 2Cu

Anoda (+):

Ni Ni2+ + 2e-

CuSO4(aq) + Ni SO42- + Cu(s) + Ni2+


CuSO4(aq) + Ni Cu(s) + NiSO4(aq)
c.

Potensial Reduksi Standar (Ered)

Potensial elektroda standar dari suatu logam adalah beda potensial antara elektroda
hidrogen standar dengan setengah sel yang terdapat logam tercelup dalam larutannya
dengan konsentrasi 1 molar pada suhu 250 atau dengan kata lain DLG (daya gerak listrik)
dari sel. Dengan mengetahui potensial standardari masing-masing elektroda, kita dapat
menentukan besarnya potensial standar sel lain yang terbentuk. Potensial yang digunakan
dalam pemahasan ini adalah potensial standar reduksi.
VI. Alat dan Bahan
1. Alat :
Gelas kimia 100 mL, 400 mL
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Tabung U
Batang karbon (dari baterai)
Voltmeter
Adaptor 6 volt
Kabel
Amplas
Lempeng tembaga
Lempeng seng
Penjepit buaya
Baterai kotak
2. Bahan :
H2O2 3%
FeCl3 0,1 M
HNO3 pekat

2 buah
3 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
0,5 mL
2,5 mL
5 tetes
5

Larutan kanji
Larutan I2
(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh
KSCN 0,1 M
H2SO4 2 M/pekat
KI 0,1 M/0,25 M
K2Cr2O7 0,1 M
CuSO4 1 M
ZnSO4 1 M
NaCl 1 M
Tissue
Phenolphtalein
CHCl3

7 tetes
5 tetes
2 mL
5 tetes
17 mL
16 mL
2 mL
15 mL
15 mL
secukupnya
secukupnya
beberapa tetes
1 mL

VII. Alur Percobaan


1. Redoks
a.
1 mL larutan KI 0,5M + 5 tetes larutan kanji (amilum)
Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi

Ditambah 1 mL H2SO4
2M
Larutan berwana ungu muda

Ditambah 1 mL
H2SO4 1M
Ditambah 0,5 mL
FeCl3 0,1M

Ditambah 0,5 mL H2O2


3%
Larutan berwarna
ungu tua

Tabung 3

Tabung 2

Tabung 1

Ditambah HNO3
pekat tetes demi
tetes

Larutan berwarna
ungu tua

Larutan berwarna
hitam
Pembuktian : I- teroksidasi menjadi I2
Larutan I2

Diambil sebanyak 5 tetes,


diencerkan Ditambah 2 tetes
larutan kanji
Larutan berwarna
b. Tabung berbentuk U
H2SO4 2M

Ditambah dalam tabung U sampai 2 cm dari mulut


tabung

Lubang Kiri
Ditambah 2mL K2Cr2O7 0,1M ke
mulut tabung
Dicelupkan elektroda pada masingmasing mulut
Diamati, dicatat warna sebelum dan
sesudah

Lubang
Ditambah 2mL (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh ke mulut tabung
Ditambah 5 tetes KCNS 0,1M
ke mulut tabung
Diamati, dicatat warna
sebelum dan sesudah

Diamati dan dicatat warna sebelum dan sesudah


Lubang kiri : berwarna orange
Lubang kanan : berwana orange
kehitaman
Pembuktian Fe2+ mengalami oksidasi menjadi Fe3+
2mL larutan
FeCl3

Ditetesi 0,1M KCNS


0,1M

Larutan berwarna orange kehitaman

2. Penentuan Daya Gerak Listrik dari Sel Kimia


15 mL CuSO4 0,1M
Dimasukkan gelas kimia 1
Dicelupkan lempeng tembaga

15 mL ZnSO4 0,1M
Dimasukkan gelas kimia 2
Dicelupkan lempeng seng

Dihubungkan dengan voltmeter


Dibuatkan jembatan garam dari
tissu dan dibasahi dengan KCl
Kuat arus

3. Elektrolisis
Larutan KI 0,25M
Ditambah dalam tabung U sampai
2 cm dari mulut tabung
Lubang Kiri

Lubang Kanan

Dicelupkan elektroda karbon

Dicelupkan elektroda karbon 2cm

2cm

Dihubungkan dengan kutub negatif


Diamati dan dicatat perubahan warna sebelum dan
sesudah
Larutan tidak

Larutan KI

Larutan hasil elektrolisis


Lubang Kiri
Diambil 2 mL dari katoda dengan pipet
Dimasukkan kedalam tabung
Ditambahkan beberapa tetes
Phenolphtalein
Ditambahkan 2 mL FeCl3 0,1M
Larutan berwarna
merah muda keunguan

Lubang Kanan
Diambil 2 mL dari anoda dengan
pipet
Dimasukkan kedalam tabung
Ditambahkan 1 mL CHCl3

Larutan berwarna
merah muda keunguan
dan kuning kecoklatan

VIII. Hasil Pengamatan


No.
Prosedur Percobaan
Percb
1.
a. Redoks
1 mL larutan KI 0,5M + 5 tetes
larutan kanji (amilum)
Dimasukkan ke
dalam 3 tabung
reaksi
Tabung 1
Ditambah 1 mL H2SO4
2M berwana ungu muda
Larutan
Ditambah 0,5 mL H2O2
3%
Larutan berwarna
ungu tua

Tabung 2
Ditambah 1 mL H2SO4
1M
Ditambah 0,5 mL FeCl3
0,1M
Larutan
berwarna
hitam

Tabung 3
Ditambah HNO3 pekat
tetes demi tetes
Larutan berwarna
ungu tua
Pembuktian : I- teroksidasi menjadi I2
Larutan I2
Diambil sebanyak 5 tetes,
diencerkan Ditambah 2 tetes

Hasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi

a. Redoks

a. Redoks
Tabung 1
2 KI(aq) + H2SO4(aq)
I2(aq) + H2(g).

Sebelum :
- Larutan KI tidak
berwarna
- Larutan kanji
berwarna putih
keruh
- Larutan H2SO4 2M
tidak berwarna
- Larutan FeCl3
berwarna kuning
- Larutan H2O2 3 %
tidak berwarna
- Larutan HNO3 pekat
tidak berwarna
- Larutan I2 berwarna
merah darah
Sesudah :
- Tabung 1
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 2M =
Berwarna putih
keruh
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 + H2O2 =
Berwarna hitam
keunguan
- Tabung 2
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 2M =
Berwarna Ungu
muda tapi keruh
- Larutan KI + Kanji
+ H2SO4 + FeCl3 =
Berwarna hitam
- Tabung 3
- Larutan KI + Kanji
+ HNO3 pekat (183
tetes) = berwarna
ungu tua

K2SO4(aq) + I2(aq) + H2
H2O2(aq) K2SO4(aq)
H2O(l).

Tabung 2
2 KI(aq) + H2SO4(aq)
I2(aq) + H2(g)

K2SO4(aq) + I2(aq) + H2
FeCl3(aq) FeSO4(aq
I2(aq)+ H2O(l)

Tabung 3
2 KI(aq) + 2 HNO3(aq)
KNO3(aq) + I2(aq) + H2

larutan
kanji
Larutan
berwarna
10

b. Tabung berbentuk U
H2SO4 2M

Pembuktian
Larutan I2 + Kanji =
Berwarna hitam
b. Tabung berbentuk U

b. Tabung berbentuk
Sebelum :
Lubang kanan :
tabung U sampai
- Larutan H2SO4 2M 3H2SO4(aq) + 6 KCNS
2 cm dari mulut
tidak berwarna
(NH4)2 Fe(SO4)2(aq)
Lubang Kiri
Lubang Kanan
- Larutan K2Cr2O7
2Fe(CNS)3(aq) + 3K2S
berwarna orange
(NH4)2SO4(aq) + 3H2
Ditambah
Ditambah 2mL
Larutan
2mL K2Cr2O7
(NH4)2Fe(SO4)
(NH4)2Fe(SO4)2
Lubang kiri :
2 jenuh ke
berwarna orange
K2Cr2O7(aq) + 2H2SO
mulut tabung
kecoklatan
+
(aq) + SO2(aq) + 2K (a
- Larutan KCNS tidak
(aq) + 2H2O(l)
berwarna
- Larutan FeCl3
Pembuktian :
berwarna kuning
FeCl3(aq) + 3KCNS(a
Fe(CNS)3(aq) + 3KCl
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
Sesudah :
Dicelupkan
Ditambah 5
Ditambah dalam

No. Percb

elektroda
pada masingmasing mulut
Diamati,
dicatat warna
sebelum dan
sesudah

tetes KCNS
Lubang kiri
0,1M ke mulut
- Larutan H2SO4 +
tabung
larutan K2Cr2O7 =
Diamati, dicatat
berwarna orange
warna sebelum

Diamati dan dicatat


warna sebelum dan
sesudah
Lubang kiri : berwarna orange
Lubang kanan : berwana orange
kehitaman
Pembuktian Fe2+ mengalami
oksidasi menjadi Fe3+
2 mL larutan FeCl3
Ditetesi 0,1M
KCNS 0,1M
Larutan berwarna orange kehitaman

Lubang kanan
- Larutan H2SO4 +
(NH4)2Fe(SO4)2 =
berwarna kuning
muda
- Larutan H2SO4 +
(NH4)2Fe(SO4)2 +
KCNS = berwarna
orange kehitaman (+)
- Ketika larutan pada
lubang kanan
dicelupkan elektrode
dan dihubungkan
dengan kabel =
berwarna orange
kehitaman (++)
11

Pembuktian
Larutan FeCl3 + KCNS =
berwarna orange kehitaman

No.
Percb
2.

Prosedur Percobaan

Hasil Pengamatan

Penentuan Daya Gerak Listrik dari Sel


Kimia

Daya Gerak Listrik

15 mL
CuSO4 0,1M

15 mL
ZnSO4 0,1M

Dimasukkan
gelas kimia 1
Dicelupkan
lempeng
tembaga

Dimasukkan
gelas kimia 2
Dicelupkan
lempeng seng

Dihubungkan dengan
voltmeter
Dibuatkan jembatan
garam dari tissu dan
Kuat arus

No.
Percb
3.

Prosedur Percobaan
Dicelupkan
Elektrolisis
elektroda
Dicelupkan
Larutan KI
elektroda
karbon
Ditambah
dalam
Diamati
dan dicatat
karbon
2cm
tabung Uwarna
sampai
perubahan
Dihubungkan
2cm
sebelum
danmulut
sesudah
2 cm dari
tabung
dengan kutub
Dihubungka
Diputuskan
aliran
Lubang
Lubang
negatif
n Larutan
dengan listriknya
tidak
Kiri
Kanan

Sebelum :
- Larutan CuSO4
berwarna biru
- Larutan ZnSO4 tidak
berwarna
- Lempeng tembaga
berwarna cokelat
- Lempeng seng
berwarna silver
- Larutan NaCl tidak
berwarna

Dugaan / Reaksi

Katoda : Cu2+ (aq) + 2


Anoda : Zn(s) Zn

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+

Sesudah :
- Larutan CuSO4
berwarna biru
- Larutan ZnSO4 tidak
berwarna
- Larutan ZnSO4 =
terdapat gelembung
pada lempeng seng
- Besar Daya Gerak
Listrik (E) =
1,2
x 10=1,2 Volt
10

Hasil Pengamatan

Dugaan / Reaksi

Elektrolisis
Sebelum :
- Larutan KI tidak

KI (aq) K+ (aq
Anoda : 2 I- (aq) I
Katoda : 2 H2O(l) +
12

berwarna
- Larutan FeCl3
berwarna kuning
- Larutan CHCl3
berwarna tidak
berwarna
Sesudah :
- Katoda = Larutan
tidak berwarna,
terdapat gelembung
- Anoda = larutan
berwarna kuning
jingga
- Katoda + indikator
universal = Larutan
berwarna ungu
- Katoda + indikator
universal + FeCl3 =
Larutan berwarna
orange kecoklatan
- Anoda + CHCl3 =
terdapat 2 warna yaitu
jingga (bagian atas)
dan orange pekat
(bagian bawah)
No. Percb

Prosedur Percobaan

Hasil Pengamatan

2H2(g) + 2 OH-(aq)

2I- + 2H2O(l) I2 (aq


2H2(g) + 2OH-(aq)

Dugaan / Reaksi

Larutan hasil elektrolisis

Lubang
Kiri
Diambil 2 mL
dari katoda
dengan pipet
Dimasukkan
kedalam
tabung
Ditambahkan
beberapa tetes
Phenolphtalein
Ditambahkan 2
mL FeCl3 0,1M
Diamati dan
dicatat
perubahannya

Lubang
Diambil 2 mL
Kanan
dari anoda
dengan pipet
Dimasukkan
kedalam
tabung
Ditambahka
n 1 mL
CHCl3
Diamati dan
dicatat
perubahann
ya
13

Larutan
berwarna
merah muda
keunguan

Larutan
berwarna merah
muda keunguan
dan kuning
kecoklatan

14

IX. Analisis Data


Pada percobaan 1.a disediakan 3 tabung reaksi yang masing-masing dimasukkan
1 mL larutan KI 0,1 M dan 5 tetes larutan Kanji. Pada bagian ini larutan berwarna putih
keruh. Pada tabung pertama ditambahkan 1 mL H2SO4 2 M dan larutan tetap berwarna
putih keruh, kemudian ditambahkan 0,5 mL H2O2 3% sehingga larutan berubah warna
menjadi hitam keunguan. Pada tabung kedua ditambahkan 1 mL H2SO4 2 M dan larutan
menjadi berwarna ungu bening, kemudian ditambahkan 0,5 mL FeCl3 0,1 M sehingga
larutan berubah warna menjadi hitam. Pada tabung ketiga dimasukkan beberapa tetes
HNO3 pekat (183 tetes) sehingga larutan menjadi berwarna ungu tua. Untuk pembuktian
bahwa I- telah teroksidasi menjadi I2, dimasukkan 5 tetes larutan I2 yang berwarna merah
darah ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes larutan kanji sehingga
larutan menjadi berwarna hitam. Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
Tabung 1
2 KI(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g).
K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g) + H2O2(aq) K2SO4(aq) + I2(aq) + 2 H2O(l).
Tabung 2
2 KI(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g)
K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g) + FeCl3(aq) FeSO4(aq) + KCl(aq) + I2(aq)+ H2O(l)
Tabung 3
2 KI(aq) + 2 HNO3(aq) 2 KNO3(aq) + I2(aq) + H2(aq)
Pada percobaan 1.b larutan H2SO4 2 M dimasukkan ke dalam tabung U hingga
2 cm dari mulut tabung. Kemudian pada lubang kiri tabung ditambahkan 2 mL
K2Cr2O7 0,1 M sehingga larutan berubah warna menjadi orange. Sedangkan pada lubang
sebelah kanan ditambahkan 2 mL (NH4)2Fe(SO)4 jenuh dan larutan menjadi berwarna
kuning muda. Kemudian, ditambahkan 5 tetes KCNS 0,1 M sehingga larutan menjadi
berwarna orange kehitaman. Kemudian pada kedua ujung tabung dicelupkan elektroda
karbon dan dihubungkan dengan kabel selama beberapa menit sehingga pada lubang
tabung sebelah kanan larutan menjadi berwarna orange kehitaman (++) sedangkan pada
lubang (ujung) sebelah kiri menjadi berwarna orange. Untuk membuktikan bahwa
15

Fe2+ telah teroksidasi menjadi Fe3+ maka dimasukkan 2 mL larutan FeCl3 ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes KCNS 0,1 M sehingga larutan menjadi
berwarna orange kehitaman. Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :

3H2SO4(aq) + 6KCNS(aq) + (NH4)2 Fe(SO4)2(aq) 2Fe(CNS)3(aq) + 3K2SO4(aq) +

(NH4)2SO4(aq) + 3H2 (aq)


K2Cr2O7(aq) + 2H2SO4(aq) 2Cr3+ + SO2(aq) + 2K+ + SO42- + 2H2O(l)
FeCl3(aq) + 3KCNS(aq) Fe(CNS)3(aq) + KCl(aq)

Pada percobaan kedua disediakan sebanyak 15 mL larutan CuSO4 0,1 M pada


gelas kimia dan 15 mL larutan ZnSO4 0,1 M pada gelas kimia. Diantara keduanya dibuat
jembatan garam dari tissue yang digulung dan kemudian dibasahi dengan garam NaCl.
Kemudian dicelupkan lempengan seng (Zn) pada larutan ZnSO4 dan lempengan tembaga
(Cu). Pada larutan CuSO4 kemudian keduanya dihubungkan pada voltmeter dengan
ketentuan kabel dari seng dihubungkan pada ujung negative (-) dan kabel dari tembaga
pada ujung positif (+) voltmeter. Pada saat proses tersebut berlangsung terdapat
gelembung gas pada lempengan seng. Dan batas skala yang digunakan adalah
10.sehingga diperoleh nilai Daya Gerak Listrik sebesar +1,1 Volt.
E=

1,2
x 10=+1,2 Volt
10

Dan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


Katoda : Cu2+ (aq) + 2e Cu(s)

Esel = Ereduksi - Eoksidasi

Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e

= 0,34 (0,76)

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

= + 1,1 Volt

Pada percobaan ketiga larutan KI 0,25 M dimasukkan kedalam tabung U hingga


2 cm dari mulut pipa. Kemudian pada kedua mulut pipa dicelupkan elektroda karbon.
Selanjutnya elektroda pada mulut tabung sebelah kanan dihubungkan dengan kutub
negatif pada sumber arus (katoda) dan elektroda mulut tabung sebelah kiri dihubungkan
dengan kutub positif pada sumber arus (anoda). Setelah 5 menit pada katoda tidak
terjadi perubahan warna sedangkan pada anoda larutan berubah warna menjadi kuning
jingga. Kemudian sebanyak 2 mL larutan dari katoda diambil dan dimasukkan dalam
tabung reaksi dan ditetesi indikator universal sehingga larutannya menjadi ungu

16

kemudian ditambahkan 2 mL FeCl30,1 M sehingga berubah warna menjadi orange


kecoklatan. Selanjutnya sebanyak 2 mL larutan dari anoda diambil dengan pipet tetes dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL CHCl3 sehingga larutan
menjadi dua warna yakni orange pekat (++) pada bagian bawah dan jingga pada bagian
atas. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah
KI(aq) K+(aq) + I-(aq)
Anoda : 2I- (aq) I2 (aq) + 2e
Katoda : 2H2O(l) + 2e 2H2(g) + 2OH-(aq)
2I- (aq) + 2H2O(l) I2(aq) + 2H2(g) + 2OH-(aq)
X. Pembahasan
Pada percobaan pertama, mengidentifikasi reaksi redoks. Pada percobaan 1.a
H2SO4 2M/pekat berfungsi sebagai pemberi suasana asam. Asam sulfat memiliki sifat
Tidak terbakar, tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat menimbulkan kebakaran
bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain-lain. Amat reaktif dengan
bubuk zat organik. Mengalami penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO2.
Larutan kanji atau amilum berfungsi sebagai indikator. Pada tabung pertama dan kedua
ditambahkan H2SO4. Kemudian pada tabung pertama ditambahkan larutan H2O2 3 % yang
berfungsi sebagai indikator, sedangkan pada tabung kedua ditambahkan larutan FeCl3
yang juga berfungsi sebagai indikator. Pada tabung ketiga hanya ditambahkan HNO3 pekat
sebagai pemberi suasana asam dan juga indikator. Pada tabung pertama dan kedua
ditambahkan indikator namun pada tabung ketiga tidak hal ini dikarenakan KI bersifat
basa kuat dan H2SO4 bersifat asam kuat, sehingga larutan bersifat netral. Oleh karena itu
perlu untuk ditambahkan indikator agar reaksi redoks dapat terjadi. Sedangkan pada
tabung ketiga HNO3 tidak perlu ditambahkan indikator karena sudah dapat terjadi reaksi
redoks. Secara teori, larutan yang berubah warna menandakan adanya reaksi redoks.
Larutan yang berubah warna menjadi ungu kehitaman mengandung I2 lebih banyak
daripada amilum. Sehingga warna ungu kehitaman menandakan adanya I2. Pada tabung
pertama KI berfungsi sebagai reduktor sedangkan H2O2 sebagai oksidator.
2 KI(aq) + H2SO4(aq) + H2O2(aq) K2SO4(aq) + I2(aq) + 2 H2O(l)
-1

oksida

-1

-2

reduksi

17

Pada tabung kedua KI sebagai reduktor dan FeCl3 sebagai oksidator. Ion I- dioksidasi
menjadi I2 dan ion Fe3+ direduksi menjadi Fe2+.
2KI(aq) + H2SO4(aq) + FeCl3(aq) FeSO4(aq) + KCl(aq) + I2(aq)+ H2O(l)
-1

+3

+2

Reduks
Oksida

Pada tabung ketiga KI sebagai reduktor dan HNO3 sebagai oksidator. Ion I- teroksidasi
menjadi I2 dan ion H+ tereduksi menjadi H2
2 KI(aq) + 2 HNO3(aq) 2 KNO3(aq) + I2(aq) + H2(aq)
-1

+1

oksida
reduks

Untuk pembuktian bahwa I2 telah terbentuk, dimasukkan 5 tetes larutan I2 yang berwarna
merah darah ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes larutan kanji
sehingga larutan menjadi berwarna hitam
Pada percobaan 1.b dengan menggunakan tabung U H2SO4 dimasukkan
kedalam pipa U pada ujung pipa sebelah kanan K2Cr2O7 sedangkan pada ujung pipa
sebalah kiri ditambahkan (NH4)2Fe(SO)4 jenuh dan 5 tetes KCNS. (NH4)2Fe(SO)4
memiliki fungsi untuk meramalkan daya oksidasi dari beberapa oksidator seperti
K2Cr2O7, KMnO4, dan KBrO3 terhadap ion Fe2+. Dan penambahan KCNS berfungsi agar
terjadi reaksi redoks Dan K2Cr2O7 memiliki sifat oksidator kuat yaitu dalam hal ini Cr6+
direduksi menjadi Cr3+. Kemudian pada kedua ujung pipa dicelupkan elektroda karbon
dan dihubungkan dengan kabel selama beberapa menit sehingga pada ujung pipa sebelah
kanan larutan menjadi berwarna orange kehitaman sedangkan pada ujung pipa sebelah
kiri menjadi berwarna orange. Kemudian pada kedua ujung tabung dicelupkan elektroda
karbon dan dihubungkan dengan kabel selama beberapa menit sehingga pada lubang
tabung sebelah kanan larutan menjadi berwarna orange kehitaman (++) sedangkan pada
lubang (ujung) sebelah kiri menjadi berwarna orange. Warna orange kehitaman terbentuk
karena Fe2+ telah teroksidasi menjadi Fe3+ sesuai dengan dugaan reaksi, yaitu :
3H2SO4(aq) + 6KCNS(aq) + (NH4)2 Fe(SO4)2(aq) 2Fe(CNS)3(aq) + 3K2SO4(aq) +
(NH4)2SO4(aq) + 3H2 (aq)
Reaksi pada lubang kiri (Cr6+ direduksi menjadi Cr3+)
18

K2Cr2O7(aq) + 2H2SO4(aq) 2Cr3+ (aq) + SO2(aq) + 2K+ (aq) + SO42- (aq) + 2H2O(l)
Untuk membuktikannya dimasukkan 2 mL larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan beberapa tetes KCNS sehingga terjadi reaksi :
FeCl3(aq) + 3 KCNS(aq) Fe(CNS)3(aq) + KCl(aq).
Ternyata larutan menjadi berwarna orange kehitaman.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan Daya Gerak Listrik (DGL) Sel
Elektrokimia. Digunakan 15 mL larutan CuSO4 0,1 M pada gelas kimia dan 15 mL
larutan ZnSO4 0,1 M pada gelas kimia. Kemudian dicelupkan lempengan seng (Zn) pada
larutan ZnSO4 dan lempengan tembaga (Cu). Diantara keduanya dibuat jembatan garam
dari tissue yang digulung dan kemudian dibasahi dengan garam NaCl.

Jembatan garam berfungsi untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam gelas kimia. Selain itu, jembatan garam juga berfungsi untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang berada dalam kedua gelas kimia
tersebut selama proses elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat zat yang
digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan
elektrolit yang digunakan dalam pengukuran sel. Dalam hal ini, proses yang terjadi
adalah logam Zn dioksidasi menjadi Zn2+. Reaksi : Zn(s) Zn2+ + 2e. Elektron dari Zn
berpindah menuju gelas kimia lain melalui jembatan garam kemudian elektron
digunakan ion Cu2+ untuk menjadi Cu. Reaksi : Cu2+ + 2e Cu(s). Kelebihan SO42berpindah ke gelas kimia yang berisi Zn2+. Sehingga terjadi keseimbangan muatan.
Kemudian kedua lempeng dihubungkan ke voltmeter menggunakan kabel. Dengan batas
pengukuran 10x. Diperoleh nilai daya gerak listrik sebesar +1,2 Volt. Hasil ini tidak
berbeda jauh dengan teori yaitu sebesar +1,1 Volt.

19

E=

1,2
x 10=+1,2 Volt
10

Dan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


Katoda : Cu2+ (aq) + 2e Cu(s)

Esel = Ereduksi - Eoksidasi

Anoda : Zn(s) Zn2+ (aq) + 2e

= 0,34 (0,76)

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

= + 1,1 Volt

20

Pada percobaan ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Pada percobaan ketiga, menguji elektrolisis larutan KI. Menggunakan tabung U
dan dimasukkan larutan KI. Pada saat dielektrolisis terdapat gelembung-gelembung gas.
Pada katoda setelah dielektrolisis tetap tidak berwarna sedangkan pada anoda berwarna
orange muda. Ini menandakan bahwa I- telah teroksidasi menjadi I2. Kemudian sebanyak
2 mL larutan dari katoda diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditetesi
indikator universal sehingga larutannya menjadi ungu. Hal ini menandakan bahwa
larutan ini bersifat basa karena menghasilkan OH- pada reaksi. Kemudian ditambahkan 2
mL FeCl30,1 M sehingga berubah warna menjadi orange kecoklatan. Hal ini
menunjukkan adanya ion Fe3+ yang berikatan dengan OH- dan menghasilkan Fe(OH)3.
Selanjutnya sebanyak 2 mL larutan dari anoda diambil dengan pipet tetes dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL CHCl3 sehingga larutan
menjadi dua warna yakni orange pekat (++) pada bagian bawah dan jingga pada bagian
atas. Hal ini dikarenakan kloroform merupakan senyawa polar sedangkan I2 senyawa non
polar, sehingga larutan tidak bisa bersatu. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
KI (aq) K+ (aq) + I-(aq)
Anoda : 2I- (aq) I2 (aq) + 2e
Katoda : 2H2O(l) + 2e 2H2(g) + 2 OH-(aq)
2I-(aq) + 2H2O(l) I2(aq) + 2H2(g) + 2 OH-(aq)

XI. Diskusi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terdapat ketidaksesuaian hasil
praktikum dengan teori yang ada. Pada percobaan ketiga yaitu elektrolisis larutan KI
seharusnya pada anoda larutan berubah menjadi dua warna yaitu merah muda keunguan
pada bagian bawah dan kuning kecoklatan pada bagian atas. Sedangkan pada katoda
berwarna merah muda keunguan. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
diantaranya kurangnya ketelitian praktikan mengukur banyaknya larutan yang akan
ditambahkan, tabung reaksi yang digunakan belum dalam keadaan benar-benar bersih,
dan karena proses elektrolisis hanya dilakukan dalam waktu 5 menit sehingga hasil
yang diperoleh atau warna larutan tidak berubah sesuai apa yang dikehendaki.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan percoban yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
21

Reaksi redoks menjelaskan berubahnya biloks atom-atom dalam reaksi kimia. Reaksi
disproporsionasi adalah reaksi dimana suatu zat mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi.
Pada percobaan pertama (a) I- telah teroksidasi menjadi I2 yaitu dibuktikan dengan
adanya warna ungu setelah ditambahkan kanji. Dan pada percobaan pertama (b) Fe2+

telah teroksidasi menjadi Fe3+ dan Terjadi reduksi Cr6+ menjadi Cr3+
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi lisrik. Pada
percobaan kedua Besar Daya Gerak Listrik yang diperoleh dari CuSO4 dan ZnSO4

adalah 1,2 Volt.


Pada percobaan ketiga Terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Di
anoda terjadi oksidasi I- menjadi I2 dan di katoda terjadi reduksi H+ menjadi H2
Pada elektrolisis larutan KI, anode mengalami oksidasi dan katode mengalami
reduksi. Pada larutan anode terbentuk 2 fase, yaitu fase air (larutan anode) dan fase
organik (larutan CHCl3).

XIII. Pertanyaan
1. Mengapa percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada elektrolisis
diperlukan arus. Mengapa demikian ? Dan jelaskan apa sebenarnya fungsi arus
tersebut !
Jawab : Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh
arus listrik. Dalam reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi
kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Sedangkan
elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari redoks yang potensial selnya negatif atau
dengan kata lain, dalam keadaan normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat
terjadi bila diinduksi dengan energi listrik dari luar.
2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan cara
pembuatannya dengan kertas tissue !
Jawab : Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi dengan agaragar yang dijenuhkan dengan KCl atau berupa gulungan dari tissu yang dibasahi
dengan larutan garam/ elektrolit kuat spt : KCl, NaCl, K 2SO4, KNO3. Jembatan garam
berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi
larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi daripada konsentrasi elektrolit di
kedua bagian elektroda, maka ion negatif dari jembatan garam masuk ke salah satu
setengah sel yang kelebihan muatan positif dan ion positif dari jembatan garam
berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan negatif. cara pembuatan jembatan
garam dengan tissu : tissu yang akan digunakan sebaiknya panjang agar dapat
22

menghubungkan kedua larutan dalam sel volta dan tidak hanya 1 lapis agar tidak
mudah hancur, tissu digulung sedemikian hingga dan dibasahi dengan larutan garam
(misalnya KCl) sampai benar-benar terbasahi secara keseluruhan, kemudian dibentuk
U.

23

XIV. Daftar Pustaka


Anonim. 2012. Redoks dan Sel Elektrokimia. Online web publikasi:
www.ilmukimia.org/redoks.html. Diakses pada 12 Maret 2016.
Anonim. 2012. Sel Galvani. Online web publikasi:
http://www.ilmukimia.org/2013/05/selgalvani.html. Diakses pada 19 Maret 2016
Fian, Alfarobi. 2015. laporan redoks. Online web publikasi: alfarobilaporan.blogspot.co.id.
Diakses pada 12 Maret 2016.
Suhela.G. 1985. (Terjemahan: L. Setiono dan A.H Pudjaatmaka). Vogel Buku Teks Analisis
Anorganik Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Tim Kimia Dasar. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya: UNESA
University Press.
Vogel, A.I. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh Ir.
L. Setiono dan Dr. A. Andyana. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka

Surabaya, 21 Maret 2016


Mengetahui
Dosen/Asisten Pembimbing

(.............................................)

Praktikan,

(...........................................)
24

LAMPIRAN
Alat dan Bahan
1. Alat

Gelas ukur, gelas kimia (2) , tabung U

Kabel, penjepit buaya, elektroda, baterai

Voltmeter

Pipet tetes

Tabung reaksi (8), rak tabung reaksi

Lempeng seng, lempeng tembaga

Amplas

2. Bahan

25

(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh

KSCN 0,1M

H2SO4 2M

K2Cr2O7 0,1M

CuSO4 1M

ZnSO4 1M

FeCl3 1M

HNO3 2M

CHCl3
Larutan I2
Langkah Percobaan dan Hasil Percobaan
1. Redoks
a.

Phenolphtealain

NaCl 0,5 M

KI

H2O2 3%

Latutan kanji

Tisu

26

Sebelum
Tabung 1, 2, dan 3 dimasukkan
larutan KI 0,5 M dan 5 tetes larutan
kanji (amilum) larutan tidak berwarna
tetapi keruh

Sesudah
Pada tabung 1:
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M + H2O2 3%
menghasilkan larutan berwarna hitam
keunguan

Tabung 1

Tabung 2

Pada tabung 2 :
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M menghasilkan
larutan berwarna ungu bening
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + H2SO4 2M + FeCl3 1M
menghasilkan larutan berwana hitam
Pada tabung 3 :
Larutan KI + 5 tetes larutan kanji
(amilum) + beberapa tetes HNO3
pekat menghasilkan larutan berwana
hitam

Tabung 3
Pembuktian I- mengalami oksidasi :
Larutan I2 + 2 tetes larutan kanji
menghasilkan warna hitam

b.

27

H2SO4 2M dimasukkan dalam mulut


tabung sampai 2cm dari mulut tabung.
Larutan tidak berwarna

Sebelah kiri
Larutan H2SO4 2M + K2Cr2O7 1M
menghasilkan larutan berwarna orange
Sebelah kanan
Larutan H2SO4 2M + (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh menghasilkan larutan berwarna
kuning muda
Larutan H2SO4 2M + (NH4)2Fe(SO4)2
jenuh + KSCN 0,1M menghasilkan
larutan berwarna kuning kehitaman
Setelah dicelupkan elektroda dan
dihubungkan dengan kabel

Sebelah kiri :
berwarna orange
Sebelah kanan :
berwarna orange kehitaman

Sebelah kiri

Sebelah kanan
Pembuktian Fe2+ mengalami oksidasi :
28

2mL larutan FeCl3 1M + larutan KCNS


0,1M mengahsilkan larutan berwarna
orange kehitaman

2. Penentuan Daya Gerak Listrik (DGL) dari Sel Volta


Rangkaian :
15mL larutan CuSO4 (berwarna biru)
dimasukkan kedalam gelas kimia 1 ,
dicelupkan lempeng tembaga (berwarna
coklat)
15mL larutan ZnSO4 (tidak berwarna)
dimasukkan kedalam gelas kimia 2,
dicelupkan lempeng seng (berwarna silver)
Dibuatkan jembatan garam dari tisu yang
dibasahi NaCl 0,5 M
Dihubungkan dengan voltmeter

Hasil pengamatan pada voltmeter :


Menunjukkan pada angja 1,2V dengan angka
maksimal 10 , dan dengan skala 10

29

Hasil pengamatan pada lempeng logam Zn :


Terdapat gelembung (+++) pada sekitar
lempeng logam Zn

3. Elektrolisis
Larutan KI 0,25M dimasukkan dalam tabung
U sampai 2 cm dari mulut tabung.

Lubang kiri (anoda):


Larutan KI 0,25M + dicelupkan elektroda
karbon dan dihubungkan dengan elektroda
positif
Lubang kanan (katoda) :
Larutan KI 0,25M + dicelupkan elektroda
karbon dan dihubungkan dengan elektroda
negatif

30

Hasil pengamatan :
Sebelah kiri (anoda) :
Larutan berwarna orange muda
Sebelah kanan (katoda) :
Larutan tidak berwarna, dan terdapat
gelembung sekitar elektroda carbon(+++)

Larutan hasil elektrolisis:


Sebelah kiri (anoda) :
Ditambahkan beberapa tetes indikator
universal menghasilkan larutan berwarna
ungu.
Ditambahkan beberapa tetes indikator
universal + 2mL FeCl3 0,1M menghasilkan
larutan berwarna orange pekat (++) pada
bagian bawah dan jingga pada bagian atas
Sebelah kanan (katoda) :
Ditambahkan 1mL CHCl3 menghasilkan
warna orange kecoklatan.

31

Anda mungkin juga menyukai