Anda di halaman 1dari 37

KODE ETIK DAN PERILAKU

PADA
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Buntoro, Ak., M.Ak., CFE, CAMS


Direktur Pengawasan Internal KPK
Bekasi, 12 Juli 2012

OUTLINE
STANDAR SIKAP DAN PERILAKU
PEGAWAI DAN PENASIHAT KPK
DPP, JENIS PELANGGARAN DAN
SANKSI
MEKANISME PENEGAKAN
DISIPLIN KPK
PEMERIKSAAN DIREKTORAT
PENGAWASAN INTERNAL

Standar Sikap dan Perilaku


pegawai KPK
PP No. 63 tahun 2005 tentang Sistem Manajemen
Sumber Daya Manusia KPK
Peraturan KPK no. 05 tahun 2006 tentang Kode Etik
Pegawai KPK
Peraturan KPK No. 06 tahun 2006 tentang Peraturan
Kepegawaian KPK
Peraturan KPK No. 01 tahun 2007 tentang perubahan
atas peraturan KPK No. 06 tahun 2006 tentang
peraturan Kepegawaian KPK
Peraturan KPK No. 2 tahun 2010 tentang Dewan
Pertimbangan Pegawai

Kode Etik
Nilai Dasar Pribadi :
Integritas
Profesionalisme
Inovasi
Transparansi
Produktivitas
Religiusitas
Kepemimpinan

Kode
Etik
Kewajiban Pegawai KPK :

Mengamalkan perilaku dan tingkah laku


sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut
Bertoleransi terhadap agama orang lain
Mematuhi aturan hukum, aturan
kepegawaian komisi, kode etik pegawai
komisi dan sumpah dan janji pegawai komisi
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab, jujur, dan profesional
Menjaga data dan/atau informasi milik
Komisi baik softcopy maupun hardcopy
dengan baik, sehingga pihak-pihak yang
tidak berhak tidak dapat mengakses dan
memperolehnya
Menjaga kerahasiaan ruangan kerja dan
menjaga peralatan kantor yang menjadi
tanggung jawabnya

Kode
Etik
Senantiasa menjaga sikap netral dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya


Menghadapi dan menerima konsekuensi dari
tindakan berdasarkan keputusan Komisi
dan/atau instruksi atasan
Menolak keputusan Komisi dan/atau instruksi
atasan yang tidak sejalan dengan Kode Etik
Komisi
Melaporkan ke atasan atau ke unit
Pengawasan Internal apabila mengetahui
adanya sangkaan telah terjadi suatu
pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai
Memberikan komitmen dan loyalitas kepada
Komisi di atas kepentingan dan loyalitas
teman sejawat dan mengesampingkan
kepentingan pribadi atau golongan demi
tercapainya visi dan misi komisi
Bersikap ramah dan santun kepada setiap
tamu komisi

Kode
Etik
Mengindahkan etika bertelepon, surat

Mengindahkan etika bertelepon, surat


menyurat (termasuk e-mail) dimana
semua penggunaan fasilitas tersebut
hanya untuk kepentingan dinas
Menjalin dan membina hubungan dengan
pihak eksternal hanya dalam konteks
kepentingan Komisi dan atas
sepengetahuan atasan
Mematuhi segala peraturan dan
ketentuan mengenai Gratifikasi dan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara

Kode
Etik

Larangan Pegawai KPK :

Menggunakan fasilitas kantor selain untuk


kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dan kewenangan Komisi
Menggunakan data dan/atau informasi milik
Komisi untuk hal-hal diluar tugas dan
kewenangan Komisi
Bersikap diskriminatif melalui tindakan atau
pernyataan terhadap rekan kerja, tamu,
bawahan, ataupun atasan
Berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan terdakwa, tersangka, dan
calon tersangka atau keluarganya, atau
pihak lain yang terkait, yang penanganan
kasusnya sedang diproses oleh KPK, kecuali
oleh pegawai yang melaksanakan tugas
karena perintah jabatan

Kode
Etik

Menerima Gratifikasi sebagaimana dimaksud


pasal 12B UU RI No. 20 tahun 2001 dan/atau
peraturan Komisi tentang Gratifikasi
Menyampaikan data dan/atau informasi yang
diketahui, didengar atau diperolehnya
terutama terkait tugas-tugas Komisi kepada
pihak yang tidak berhak atau pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari Pimpinan
Komisi
Menerima tamu yang tidak ada sangkut
pautnya dengan pekerjaan di ruang kerja
pegawai Komisi
Melakukan kegiatan lainnya dengan pihakpihak yang secara langsung atau tidak
langsung yang patut diduga menimbulkan
benturan kepentingan dalam menjalankan
tugas, kewenangan dan posisi sebagai
pegawai Komisi

Kode
Etik
Melakukan tindakan yang dapat
mencemarkan nama baik KPK, seperti
mendatangi tempat-tempet tertentu yang
dapat merusak citra Komisi (kecuali
karena urusan dinas atas perintah
atasan), melakukan pelecehan seksual
dan tindakan asusila lainnya
Menjabat sebagai Komisaris atau Direksi
suatu perseroan, organ yayasan,
pengawas, atau pengurus Koperasi dan
jabatan profesi lainnya yang
berhubungan dengan jabatan tersebut,
serta anggota maupun simpatisan aktif
partai politik

Peraturan
Kepegawaian

Kewajiban Pegawai KPK :

Menggunakan Tanda Pengenal Pegawai di lingkungan


Komisi kecuali dalam hal-hal tertentu untuk
kepentingan dinas;
Menjaga dan memelihara kartu tanda
pengenal/absensi yang dipercayakan kepadanya;
Melaporkan kehilangan/kerusakan pada kartu tanda
pengenal kepada Biro Sumber Daya Manusia;
Mengembalikan kartu tanda pengenal dan fasilitas atau
alat kerja yang menjadi tanggungjawabnya dan
melakukan serah terima pekerjaan kepada atasan
langsung bila berhenti menjadi Pegawai Komisi;
Melakukan pencatatan kehadiran pada saat datang dan
pulang sesuai ketentuan yang berlaku;
Mengisi dan menyerahkan/mengirimkan rekapitulasi
pengisian Time Sheet sesuai ketentuan yang berlaku;

Peraturan
Kepegawaian
Mentaati peraturan Waktu Kerja Komisi;

Mentaati peraturan Waktu Kerja Komisi;


Melaporkan ketidakhadirannya di tempat
tugas baik kepada atasan langsung dan Biro
SDM disertai alasan/keterangannya;
Bekerja sesuai dengan standar kinerja yang
ditentukan;
Berpenampilan dan berpakaian rapi, bersih,
dan sopan;
Berperan serta dalam menciptakan dan
memelihara lingkungan kerja yang bersih,
nyaman, dan sehat;
Menciptakan suasana lingkungan kerja yang
baik dan kondusif agar terwujud kenyamanan
dalam bekerja;
Melengkapi dengan Surat Ijin Pengeluaran
Barang terhadap fasilitas kerja milik Komisi
yang tidak dikuasakan/dipercayakan padanya
yang akan dibawa ke luar kantor;

Peraturan
Kepegawaian
Menjaga barang-barang milik Komisi yang
dikuasakan/dipercayakan padanya dengan
menyimpan di tempat yang aman dan
senantiasa saling mengingatkan diantara
rekan kerja;
Mengganti barang-barang milik Komisi yang
rusak atau hilang karena kelalaiannya sesuai
dengan ketentuan;
Mematuhi dan melaksanakan Peraturan
Komisi dan Kode Etik Pegawai;
Memberitahukan kepada Komisi atau
atasannya tentang pertemuan yang akan
atau telah dilakukan dengan pihak lain
berkaitan dengan tugas, baik sendiri maupun
bersama;
Memegang teguh rahasia jabatan yang
menurut sifatnya atau perintah harus
dirahasiakan.

Peraturan
Kepegawaian

Larangan Pegawai KPK :

Menyalahgunakan penggunaan kartu pengenal


dan/atau lencana Komisi;
Datang ke lingkungan kerja Komisi apabila
Pegawai dalam masa pembebasan tugas
sementara (skorsing), kecuali untuk memenuhi
panggilan tertulis Komisi;
Membawa senjata api, senjata tajam atau
sejenisnya yang dianggap membahayakan
dengan alasan apapun, kecuali sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Komisi;
Melakukan tugas/kewenangan yang tidak menjadi
bagian dari tugas/kewenangannya kecuali atas
perintah atau petunjuk dari atasan langsung atau
Pimpinan Komisi;
Meninggalkan tugas atau tempat kerja tanpa ijin
atasan;

Peraturan
Kepegawaian

Merokok kecuali di tempat yang telah disediakan;


Menerima tamu yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya di ruang kerja Komisi, kecuali di
ruangan yang telah ditentukan untuk menerima
tamu;
Menggunakan alat-alat dan fasilitas Komisi untuk
kepentingan pribadi (bukan kepentingan dinas),
antara lain: alat tulis kantor, alat printer, telepon,
mesin fotokopi, komputer, kendaraan dan lain
sebagainya;
memukul, menganiaya, mengancam, dan
melakukan tindak kekerasan fisik maupun verbal
baik oleh atasan/bawahan/sesama teman di
lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja;
Perbuatan asusila didalam maupun diluar
lingkungan Komisi;

Peraturan
Kepegawaian

Melakukan kegiatan yang dikategorikan sebagai


tindakan pornografi maupun pornoaksi;
Berkampanye di lingkungan Komisi diantaranya
dengan cara menempel gambar-gambar parpol
atau menggunakan pakaian parpol dan atribut
parpol;
Melakukan pelanggaran yang dikategorikan
tindak pidana.
Melakukan Pelanggaran terhadap Peraturan
Komisi dan Kode Etik Pegawai

Dewan Pertimbangan
Pegawai (DPP) dan Wadah
Pegawai
(WP)
Untuk menjamin hubungan kepegawaian yang

serasi dan bertanggung jawab antar pegawai dan


antara pegawai dengan Komisi, maka:
a. pegawai dapat membentuk wadah pegawai
Komisi; dan
b. Komisi membentuk Dewan Pertimbangan
Pegawai.

Peran Dewan Pertimbangan


Pegawai (DPP)
Peraturan KPK Nomor 2 tahun 2010

Maksud dan Tujuan:


Untuk menjamin hubungan yang serasi
dan bertanggungjawab antara Penasihat dan
Pegawai dengan Komisii
Tugas DPP :
a. Menyelesaikan masalah kepegawaian tentang
1.
2.

Hubungan Pegawai dan Komisi;


Hubungan antar penasihat, antara Penasihat
dengan Pegawai serta Penasihat dengan Komisi;

b. Membentuk Majelis Sidang;


c. Membuat dan menyampaikan rekomendasi
sidang kepada Pimpinan sebagaimana
tersebut pada huruf a dan b

Peran Dewan Pertimbangan


Pegawai (DPP)
Kewenangan DPP :

Menyelesaikan perkara penasihat atau pegawai yang


diduga melakukan pelanggaran berat
Memerintahkan kepada Majelis untuk menyidangkan
perkara Penasihat atau Pegawai yang diduga melakukan
pelanggaran berat
Meminta Kepada Pimpinan untuk melaksankan hasil
rekomendasii paling lambat 7 hari kerja terhitung sejak
tanggal rekomendasi

Kewenangan Majelis:

Menetapkan hari sidang untuk disampaikan kepada pihak


terkait
Memanggil dan meminta keterangan kepada Penasihat
pegawai atau pihak lain yang terkait untuk penyelesaian
suatu masalah yang sedang ditangani
Meminta Penasihat pegawai atau pihak lain yang terkait
untuk memberikan data, dokumen dan informasi yang
diperlukan untuk penyelesaian suatu masalah yang sedang
ditangani

Peran Wadah Pegawai (WP)


Wadah Pegawai adalah forum
Pegawai guna menampung dan
menyampaikan aspirasi kepada
Pimpinan Komisi dengan cara
yang patut dan sesuai dengan
Kode Etik.

Pelanggaran dan Sanksi


Pelanggaran terhadap Peraturan
Komisi dan Kode Etik dikenakan
sanksi
Jenis Sanksi :
- Pelanggaran Ringan
- Pelanggaran Sedang
- Pelanggaran Berat

Pelanggaran Ringan
Kriteria :

Tidak masuk kerja tanpa alasan (mangkir) 1


(satu) kali dalam sebulan;

Terlambat masuk kerja atau pulang sebelum


waktunya 3 (tiga) kali dalam sebulan tanpa
alasan dan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan;

Meninggalkan tugas atau tempat kerja tanpa ijin


atasan 1 (satu) kali dalam sebulan;

Tidak memakai ID Card di lingkungan kerja;

Bersikap tidak sopan terhadap atasan/bawahan


dan sesama pegawai;

Tidur pada saat waktu kerja;

Mengabaikan kebersihan lingkungan kerja,


termasuk merokok, membuang sampah dan
meludah di sembarang tempat;

Pelanggaran Ringan

Bersikap diskriminatif melalui tindakan atau


pernyataan terhadap rekan kerja, tamu, bawahan
ataupun atasan;
Menerima tamu yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya di ruang kerja Komisi, kecuali di
ruangan yang telah ditentukan untuk menerima
tamu.

Sanksi :

Peringatan Lisan, atau


Peringatan Tertulis

Pelanggaran Sedang

Pengulangan atas pelanggaran ringan dalam


tenggang masa sanksi berjalan
Terlambat masuk kerja atau pulang sebelum
waktunya 5 (lima) kali dalam sebulan tanpa
alasan dan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan
Mangkir 2 (dua) hari dalam sebulan
Tidak melaporkan perubahan penghasilan dari
instansi asal
Tidak melaksanakan peraturan LHKPN
Meninggalkan pekerjaan tanpa seijin atasannya 2
(dua) kali dalam sebulan
Tidak melaporkan ke atasan atau Pengawasan
nternal atas suatu pelanggaran yang diketahui
dalam kategori pelanggaran berat

Pelanggaran Sedang

Bekerja tanpa mentaati prosedur dan langkahlangkah keselamatan kerja serta mengabaikan
tanggung jawab dan pemeliharaan terhadap
perlengkapan/fasilitas/peralatan kerja milik komisi
Karena kelalaiannya Pegawai merusakkan atau
menghilangkan barang milik Komisi

Sanksi :

Diberikan Surat Peringatan I dan atau II


Mengganti barang atau sejumlah uang sesuai
dengan nilai barang yang hilang / rusak

Pelanggaran
Berat

Pengulangan atas pelanggaran sedang dalam


tenggang masa sanksi berjalan
Terlambat masuk kerja atau pulang sebelum
waktunya 7 (tujuh) kali dalam sebulan tanpa
alasan dan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan
Mangkir 3 (tiga) hari berturut-turut atau 5 (lima)
hari tidak berturut-turut dalam sebulan
Menyalahgunakan fasilitas kantor untuk
kepentingan diluar pelaksanaan tugas dan
kewenangan Komisi
Menggunakan data dan/atau informasi milik
Komisi untuk hal-hal diluar tugas dan
kewenangan komisi
Berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan terdakwa, tersangka dan calon
tersangka atau keluarganya atau pihak lain yang
terkait, yang penanganan kasusnya sedang

Pelanggaran
Berat

Menerima Gratifikasi sebagaimana dimaksud


pasal 12B UU RI tahun 2001 dan/atau Peraturan
Komisi tentang Gratifikasi
Menyampaikan data dan/atau informasi yang
diketahui, didengar atau diperolehnya terutama
terkait dengan tugas-tugas Komisi yang wajib
dirahasiakan, kepada pihak Media atau pihak lain
yang tidak berhak tanpa persetujuan Pimpinan
Komisi
Melakukan kegiatan lainnya dengan pihak-pihak
yang secara langsung atau tidak langsung patut
diduga menimbulkan benturan kepentingan
dalam menjalankan tugas, kewenangan, dan
posisi sebagai pegawai Komisi
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan
nama baik Komisi, seperti mendatangi tempat
yang dapat merusak citra Komisi (kecuali karena
tugas), melakukan tindakan asusila

Pelanggaran Berat

Pegawai dengan sengaja merusakkan dan atau


menghilangkan barang milik Komisi
Menjabat sebagai Komisaris atau Direksi suatu
Perseroan, Organ Yayasan, pengawas atau
pengurus Koperasi dan Jabatan Profesi lainnya
yang berhubungan dengan jabatan tersebut,
serta anggota maupun simpatisan partai politik
Memukul, menganiaya, mengancam, dan
melakukan tindakan kekerasan fisik maupun
verbal baik oleh atasan/bawahan/sesama teman
di lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja
Semua pelanggaran yang dikategorikan Tindak
Pidana berdasarkan Undang-undang yang berlaku
Berkampanye dilingkungan Komisi antara lain
dengan menempel gambar-gambar parpol atau
menggunakan pakaian parpol dan atribut parpol

Pelanggaran Berat
Sanksi :

Surat Peringatan III atau Terakhir


Skorsing,
Dikembalikan ke Instansi asal,
Diberhentikan tidak dengan hormat

Mekanisme :
Kode Etik

Pegawai KPK

Pengawasan
Internal
Pelanggaran/
Pelanggaran/
Penyimpangan
Penyimpangan

Whistleblowing Policy
Zero Tolerance

Peraturan
Kepegawaian
Pemeriksaan
Hasil
Pemeriksaan

Terbukti
Ringan

Sanksi
Sanksi

Sedang
Berat

Pimpinan

DPP

Tidak
Terbukti

PRINSIP PENEGAKAN DISIPLIN


KPK
Pimpinan disetiap unit kerja, sesuai
dengan tingkat jabatannya berkewajiban
melakukan pengawasan terhadap
bawahannya atas pelaksanaan Kode Etik
Setiap pegawai wajib melaporkan ke
atasan atau ke unit Pengawasan Internal
apabila mengetahui adanya sangkaan
telah terjadi suatu pelanggaran disiplin
dan kode etik pegawai

PEMERIKSAAN DIREKTORAT
PENGAWASAN INTERNAL
Penelaah Informasi Awal.
Persiapan Audit Khusus.
Pelaksanaan Audit Khusus.
Pelaporan Hasil Audit Khusus

PENELAAHAN INFORMASI AWAL


SUMBER INFORMASI
Audit khusus pada umumnya dilakukan karena
adanya informasi awal yang berasal dari:
a. Pengaduan yang didapat bukti adanya indikasi
pelanggaraan/penyelewengan oleh Pegawai KPK.
b. Pengembangan dari temuan audit/evaluasi
reguler yang sedang/telah dilakukan.
c. Permintaan tertulis dari unit kerja di
lingkungan KPK.

PERSIAPAN AUDIT KHUSUS


Penentuan Sasaran Dan Ruang
Lingkup
Penyusunan Program Kerja Audit
Penetapan Jangka Waktu Dan
Anggaran Biaya Audit

PELAKSANAAN AUDIT
PEMBICARAAN PENDAHULUAN DENGAN
AUDITAN
PELAKSANAAN AUDIT KHUSUS
Pelaksanaan audit atas dugaan
penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang pegawai di lingkungan KPK sulit
untuk dipolakan secara tegas, karena
sangat tergantungdengan situasi, kondisi,
dan hasil pengembangan temuan di
lapangan

PEMBICARAAN AKHIR AUDIT


PELAPORAN HASIL AUDIT DAN
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
PROSES SIDANG MAJELIS DPP

TERIMA KASIH
MOHON MAAF ATAS SEGALA
KEKURANGAN

Anda mungkin juga menyukai