Anda di halaman 1dari 1

G.

KERANGKA KONSEP
Rendahnya PDRB Maluku (peringkat
3 PDRB terendah) menyebabkan
pembangunan wilayah terhambat

Daya saing & produksi sektor primer masih


menjadi basis di kab lain selain Kota Ambon
dengan nilai produksi yang tergolong rendah

Tingginya angka kemiskinan


(18,44%, peringkat 4 terendah di
Indonesia).

Pembangunan dan aktivitas ekonomi-sosial


cenderung terpusat hanya di Kota Ambon dan
tidak menyebar ke kabupaten lain
Sectoral & Economy
Base Theory (ClarkFisher)
Pendekatan sektoral dan
basis ekonomi
Central Place Theory
(Christaller)
Adanya pusat
Adanya wilayah pengaruh
Adanya jaringan
transportasi

Regional Disparity Theory


(Theil)
Rasio nilai PDRB
Rasio jumlah penduduk

Identifikasi kondisi perekonomian dan


indikasi ketimpangan pembangunan
wilayah di Maluku

Penentuan Pusat-Pusat
Pertumbuhan Baru
Core Region and Periphery Region Theory (Friedmann)
Adanya umpan balik pertumbuhan daerah inti dan daerah
pengaruh akibat mengalirnya aliran sda, sdm, dan modal

Growth Pole Theory


(Perroux)
Permintaan faktor
produksi
Penyediaan sarana
Prasarana
Adanya pusat dan
wilayah pengaruhnya

Pusat Pertumbuhan Baru dan Wilayah Pengaruh serta hierarkinya berdasarkan:


Penduduk dan Tenaga Kerja (SDM)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk perkotaan
Jumlah penduduk perdesaan
Jumlah tenaga kerja industri dan jasa
Jumlah pelajar dan sarjana

Perekonomian (SDA dan Capital)


Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai

PDRB, PDRB per kapita


Capital Industry
PAD dan Pendapatan dari Pajak
tabungan bank (deposit)
kredit/pinjaman bank (loan)

Sarana dan Prasarana


Persentase area perkotaan (luas)
Persentase area industri
Panjang jalan
Persentase konsumsi listrik dan air
Jumlah kendaraan bermotor
Jumlah sarana pendidikan dan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai