Enzim
Enzim
ENZIM
OLEH :
KELOMPOK IV
Nama
:
Ade Dwi Oktaviani
(061430400288)
Carissa Deanti
(061430400290)
Elvera Marliani
(061430400292)
Fadilla Syafitri
(061430400293)
Resti Heryanita
(061430400303)
(061430400309)
Kelas
: 3 KA
Dosen Pembimbing
: Ir.Rusdianasari,M.Si
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah senyawa organik atau katalisis protein yang dihasilkan oleh sel dan
berperan sebagai biokatalisator
spesifik. Setiap proses yang berhubungan dengan enzim harus diperhatikan dengan benarbenar agar tidak memengaruhi aktivitas katalitiknya, sehingga enzim dapat digunakan secara
berulang-ulang.
Peningkatan produksi enzim dapat dilakukan dengan cara manipulasi genetika dan
lingkungan maka dapat meningkatkan produksi untuk enzim-enzim katabolit dan enzimenzim biosintetik. Makin tinggi aktivitas spesifik sel akan makin mudah pekerjaan isolasi
enzim. Spesies yang berbeda dapat menghasilkan spesifitas kerja enzim yang berbeda untuk
reaksi yang sama dan dapat memberikan keleluasaan pemilihan kondisi operasi pada reactor
sesuai yang diinginkan.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang
disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1. Apoenzim. Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas,
dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh dari substrat yang sama
dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan
tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Gugus prostetik yang
dapat berupa unsur logam, seperti Fe, Mn , Mg , atau Na yang disebut kofaktor. Gugus
prostetik berupa bahan organik bukan protein, seperti vitamin B1, B2, B3, dan niasin disebut
koenzim. Koenzim bersifattermostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat.
Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida
Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP
berfungsi sebagai akseptor hidrogen.
Konvensi Penamaan
Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia
kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya adalah laktase, alkohol dehidrogenase
(mengatalisis penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase.International Union
of Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan suatu tatanama untuk enzim,
yang disebut sebagai nomor EC; tiap-tiap enzim memiliki empat digit nomor urut sesuai
dengan ketentuan klasifikasi yang berlaku. Nomor pertama untuk klasifikasi teratas enzim
didasarkan pada ketentuan berikut:
EC 4 Liase: memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan oksidasi
enzim
ditentukan
oleh
struktur
tiga
dimensinya
(struktur
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi
ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat
mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan
enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat
bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
A. Teori "kunci dan gembok"
Enzim sangatlah spesifik.Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini
dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal
ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan
kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh
enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang
sekarang paling banyak diterima.
Pembentukkan kompleks enzim substrat di atas terjadi karena pada permukaan enzim
terdapat suatu tempat untuk bergabung dengan substrat yang disebut dengan lokasi aktif.
Lokasi aktif mempunyai konfigurasi tertentu dan hanya substrat tertentu dan hanya substrat
khusus yang cocok dapat bergabung, hal ini terkenal dengan hipotesis kunci dan gembok
(lock and key hypothesis).
B. Teori Ketepatan Induksi
Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok:
oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara terus menerus berubah
bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak
berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah sesuai
dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada
beberapa kasus, misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia
memasuki tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat
secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
Pada teori ini, cara kerja enzim adalah dengan cara melakukan penyesuaian bentuk
supaya bisa berikatan dengan substrat. Tujuan dari penyesuaian bentuk ini adalah untuk
meningkatkan kecocokan dengan substrat sehingga membuat ikatan enzim dan substrat
menjadi lebih reaktif. Sisi aktif molekul enzim akan menjadi tempat melekatnya substrat
sehingga bisa membentuk molekul kompleks enzim - substrat. Molekul enzim akan berubah
ke bentuk semula setelah produk dihasilkan dan siap untuk menerima substrat baru yang lain
lagi.
Mekanisme
Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yaitu.
3. Sifat-Sifat Enzim
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
2. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya memengaruhi substrat tertentu
saja. Substrat yang akan bereaksi melekat terlebih dahulu ke molekul enzim di daerah
yang aktif dan bagian ini sangat aktif dan bagian ini sangat penting karena apabila
rusak enzim tidak dapat bekerja.
3. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
4. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
5. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
6. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta
konsentrasi substrat.
7. Enzim tidak rusak atau berubah susunan kimianya.
8. Enzim dapat menurunkan energi pengaktifan.
kehidupan. Enzim ini berfungsi di dalam sel. Misalnya enzim pernapasan terjadi
pada mitokondria.
b. Enzim Ekstraseluler (eksoenzim)
Enzim ekstraseluler merupakan enzim yang bekerja di luar sel dan mempunyai
fungsi utama dalam mencernakan substrat secara hidrolis. Energy yang dibebaskan
pada reaksi ini tidak dipakai dalam proses kehidupan. Misalnya pada enzim
amilase
yang dapat memecah pati dan enzim protease yang dapat memecah
protein.
2. Berdasarkan perbedaan sifatnya, enzim dapat dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu:
a. Hidrolase, yaitu kelompok enzim yang menguraikan zat dengan bantuan air.
b. Oksidase dan Reduktase, yaitu kelompok enzim yang membantu dalam proses
oksidasi dan reduksi.
c. Desmolase, yaitu kelompok enzim yang membantu memutuskan ikatan C-C, C-N,
dan beberapa ikatan lainnya.
Ada beberapa golongan enzim yang dapat dimurnikan secara sempurna dan tersedia
dalam bentuk kristal, antara lain:
a. Enzim adaptif, yaitu enzim yang terbentuk oleh sel mikrobanya itu hanya dalam jumlah
yang diperlukan saja, akibat dari tersedianya substrat untuk enzim tersebut dalam
medium fermentasinya.
b. Enzim konstitutif, yaitu enzim yang senantiasa dibentuk dalam jumlah tertentu oleh sel,
tidak tergantung dengan ada tidaknya substrat.
Penamaan enzim secara trivial, yaitu secara nonsistematik misalnya pepsin, tripsin,
katalase, tidak dapat menerangkan sifat dan macam reaksi kimia yang terjadi.Dalam sistem
yang baru ini, enzim dibagi menjadi 6 golongan utama, dan setiap golongan dibagi lagi
menjadi sub golongan.
Klasifikasi enzim secara internasional meliputi nama golongan, nomor kode, dan
macam reaksinya yang dikatalisisnya dan tiap golongan utama terbagi lagi menjadi
kelompok-kelompok enzim berdasarkan gugus substrat yang diserangnya.
a. Oksido-reduktase: berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi
b. Transferase
: berperan dalam reaksi pemindahan gugus tertentu
c. Hidrolase
: berperan dalam reaksi hiudrolisis
d. Liase
: mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan rangkap dua
e. Isomerase
: mengkatalisis reaksi isomerasi
f. Ligase
: mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan dengan bantuan pemecahan
ikatan dalam ATP.
Substrat
Albumin telur
Hemoglobin
piruvat
fumarat
malase
H2O2
benzoilargoninamida
Benzoilarginina etil-ester
arginin
Ph optimum
1,2
2,2
4,8
6,5
8,0
7,6
7,7
7,0
9,5
9,7
e. Daerah temperatur saat enzim mantap dan mempunyai aktivitas yang tinggi
f. Berbagai cara analisis yang sederhana untuk penentuan berkurangnya substrat atau
bertambahnya hasil reaksi.
5. Inhibitor
Inhihibitor kompetitif mengikat enzim secara reversible, menghalangi pengikatan
substrat. Di lain pihak, pengikat substrat juga menghalangi pengikatan inhibitor. Substrat dan
inhibitor berkompetisi satu sama lainnya.
Kegunaan inhibitor:
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, maka inhibitor sering digunakan
obat.Contohnya adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin.Aspirin menginhibisi
enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin,
sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun banyak pula inhibitor enzim
lainnya yang beracun. Sebagai contohnya sianida yang merupakan inhibitor enzim
ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c
oksidse dan memblok pernapasan sel.
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
- Inhibitor kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip
substrat, sehingga molekul tersebut berkompetisi
dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif
enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen
untuk mendapatkan Hemoglobin pada rantai akhir
respirasi. Inhibitor kompetititf dapat diatasi dengan
penambahan konsentrasi substrat.
-
Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja
dengan cara melekatkan diri pada
bagian bukan sisi aktif enzim.
Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif
berubah sehingga tidak dapat
berikatan dengan substrat. Inhibitor
nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Sebagai contohnya, bakteri dapat menjadi resistan terhadap antibiotic seperti penisilin
karena enzim yang disebut beta-laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-laktam
penislin.Contoh lainnya adalah enzim dalam hati yang disebut sitokrom P450 oksidase
yang penting dalam metabolism obat.Induksi atau inhibisi ini dapat mengakibatkan
interaksi obat.
b. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metaboilisme yang berbeda-beda yang
terjadi dalam kompartemen sel yang berbeda.
Sebagai contoh, asam lemak disintesius oleh sekelompok enzim dalam sitosol, reticulum
endoplasma, dan aparat golgi, serta digunakan oleh sekelompok enzim lainnya sebagai
sumber energi dalam mitokondria melalui -oksidasi.
c. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan activator.
Contohnya produk akhir lintasan metabolisme sering kali merupakan inhibitor enzim
pertama yang terlibat dalam lintasan metabolism, sehingga ia dapat meregulasi jumlah
akhir produk lintasan metabolism tersebut. Mekanisme regulasi seperti ini disebut umpan
balik negative karena jumlah produk akhir diatur oleh konsentrasi produk itu
sendiri.Mekanisme umpan balik negative dapat secara efektif mengatur laju sintesis zat
antara metabolit tergantung pada kebutuhan sel. Hal ini membantu alokasi bahan zat dan
energy secara ekonomis dan menghindari pembuatan produk akhir yang berlebihan.
Control aksi enzimatik membantu menjaga homeostasis organisasi hidup.
d. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Ia dapat meliputi
foforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi.
Contohnya sebagai respon terhadap insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen
sintase membantu mengontrol sintesis ataupun degradasi glikogen dan mengijinkan sel
merespon terhadap perubahan kadar gula dalam darah. Contoh lain modifikasi pascatranslasional adalah pembelahan rantai polipeptida. Kimotripsin yang merupakan
protease pencernaan diproduksi dalam keadaan tidak aktif sebagai kimotripsinogen di
pancreas.Ia kemudian ditranspor ke dalam perut di mana ia diaktivasi. Hal ini
menghalangi enzim mencerna pankreas dan jaringan lainnya sebelum ia memasuki perut.
Jenis prekusor tak aktif ini dikenal sebagai zimogen.
e. Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada pada lingkungan yang berbeda.
Contohnya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif karena kondisi asam
lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan memasuki
lisosom.
7. Imobilisasi Enzim
Enzim tidak ikut mengalami perubahan selam reaksi kimia berlangsung. Beda dengan
reaktan yang sesudah reaksi selesai akan menjadi produk, enzim tidak mengalami perubahan
sehingga pada prinsipnya enzim dapat digunakan berulang-ulang. Penghentian reaksi dan
pemisahan enzim dari produk dilakukan dengan menggunakan modifikasi Ph, penggunaan
pahasa atau kombinasi dari kedua caradi atas. Tetapi dengan cara-cara seperti itu dapat
mengakibatkan enzim kehilangan sebagian besar aktivitas katalitnya sehingga tidak dapat
digunakan kembali.
Table: represi katabolit beberapa enzim.
Enzim
-amilase selulase
Organism
Basillus
stearothermophillus
Selulase
Trichoderma viside
Pseudomonas fluorescens Galaktosa,
Protease
var cellulosa
Basillus megaterium
glukosa,
selobiosa
glukosa
Agar enzim dapat digunakan berulang-ulang, enzim dimodifikasi dengan cara tertentu
sehingga dapat dengan mudah dipisahkan dari produk tanpa mengurangi aktivitas katalitiknya
untuk digunakan kembali.
Enzim dapat dimobilisasi dengan menggunakan berbagai cara, sehingga jenis enzim
termobilisasi akan berbeda-beda bergantung pada metode yang digunakan. Metode
imobilisasi enzim akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas kestabilan dan sifat-sifat enzim
termobilisasi yang dihasilkan.
Kegunaan enzim imobil diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pada metode Carrier Binding, enzim diikatkan pada suatu matriks yang bersifat tidak
larut dalam air, sehingga matriks dapat digunakan bahan organic maupun bahan anorganik.
Menurut Chibata (1978), ada hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini
yaitu pemilihan matriks dan teknik pengikatan enzim pada matriks tersebut. Dalam pemilihan
matriks perlu diperhatikan ukuran partikel, luas permukaan, perbandingan gugus hidrolik dan
hidrofobik serta komposisi kimia matriks tersebut. Teknik pengikatan enzim pada matriks
dapat dilakukan berdasarkan adsorpsi fisik, gaya elektrostatik atau ikatan kovalen.
Pada metode Cross Linking didasarkan pada pembentukan ikatan intromolekuler
antara molekul-molekul enzim. Dalam metode ini tidak dapat digunakan matriks gugus
fungsional dalam molekul enzim yang bisa digunakan untuk pembentukan ikatan
intermolekuler adalah gugus -amino pada asam amino ujung (terminal), gugus -amino dari
lisin, gugus fenolik dari tirosin, gugus sulfidril dari sistem dan gugus imidazole dari histidin.
Pada metode Entrapping, imobilisasi enzim didasarkan pada penempatan enzim di
dalam kisi dari suatu polimer atau di dalam membrane yang bersifat semipermeabel. Bila
enzim ditempatkan di dalam kisi, maka metodenya digolongkan ke dalam jenis kisi,
sedangkan bila ditempatkan dalam membrane yang bersifat semipermiabel, maka metodenya
digolongkan ke dalam jenis mikrokapsul (Chibata, 1978). Enzim imopbilisasi dapat
digunakan dalam reactor sistem batch, sianambung packed bed dan fluized bed.
8. Enzim-Enzim Industri
Penerapan enzim (teknologi enzim) dalam industry kini sudah berjalan secara meluas.
Table: beberapa enzim penting dalam industry
No Nama enzim
1
Alfa amilase bacteria
Merk dagang
Aquazim thermamil
Bidang penggunaan
Tekstil,
alkohol,
Amiloglukosidase
AMG
Beta-glukanase
Ceremix
pati
Industry
minuman
4
5
Sellulose
Koagulan microbial
Celluclast
Rennilase
beralkohol
Alcohol, jus, anggur
Industry susu dan
6
7
8
9
Desktranase
Galaktomanase
Glukosisomerase
Lactase
DN 25 L
Gamanase
Sweetgyme
Lactogyn
hasilnya
Gula
Pengolahan pangan
Pati
Industry susu dan
Palatase
hasilnya
Industry susu dan
hasilnya
Alcohol
10
Lipase
11
Pektinase
Pactinex netragin
12
13
14
Posfolinase
Pen-A-silase
Proteinase bakteri
pengolahan pangan
Lecitase
pengolahan pangan
Semasilase
Farmasi
XX Alealase,esperase Deterjen,
kulit,
noutrase, savinase
alcohol,
jeruk,
roti,
pangan
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan
molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
Peranan dan Fungsi Enzim
Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua
enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi disebut
substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi
kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.