KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan modul yang
berjudul Sistem Pengapian Elektronik dengan lancar.
Modul ini disusun sebagai salah satu tugas terstruktur mata kuliah Listrik
dan Elektronika Otomotif. Adapun modul Sistem Pengapian Elektronik ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan modul ini.
Kami menyadari bahwa modul Sistem Pengapian Elektronik
masih
banyak kekurangan dalam segi penulisan dan tata bahasanya. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala kritikan dan saran yang dapat membangun guna
menyempurnakan pembuatan modul ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah Sistem Pengapian
Elektronik
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................I
DAFTAR ISI ........................................................................................II
BAB. I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Deskripsi .....................................................................................1
B. Tujuan Akhir ...............................................................................2
BAB. II PEMELAJARAN....................................................................3
Kegiatan Belajar ...................................................................................3
Kegiatan Belajar 1. Konstruksi , Fungsi dan Cara Kerja Sistem Pengapian
Elektronik...............................................................................................3
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran .....................................................3
b. Uraian Materi ..............................................................................3
c. Rangkuman....................................................................................
d. Tugas .............................................................................................
e. Tes Formatif ..................................................................................
f. Kunci Jawaban..............................................................................
g. Lembar Kerja ................................................................................
Kegiatan Belajar 2. Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik..........
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran .......................................................
b. Uraian Materi ................................................................................
c. Rangkuman ...................................................................................
d. Tugas .............................................................................................
e. Tes Formatif ..................................................................................
f. Kunci Jawaban ..............................................................................
g. Lembar Kerja ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul sistem pengapian elektronik dan komponennya bertujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian
elektronik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan pemeriksaan
sistem pengapian elektronik. Modul ini terdiri atas dua kegitan belajar. Kegiatan
belajar 1 membahas
tentang pengenalan sistem pengapian, fungsi dan cara kerja komponen sistem
pengapian elektronik. Kegiatan belajar 2 membahas diagnosis kerusakan, dan cara
pemeriksaan sistem pengapian elektronik. Setelah mempelajari modul diharapkan
peserta diklat memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan
pemeriksaan sistem pengapian elektronik.
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses
pemeriksaan sistem pengapian elektronik yang ada di industri maupun
dibengkel bengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal praktik tentang
melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian elektronik sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
memadai.
B. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang melakukan
sistem pengapian elektronik.
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan pemeriksaan sistem pengapian elektronik, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian elektronik
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeriksaan sistem pengapian elektronik sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
BAB II
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1
A. Konstruksi , Fungsi dan Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik.
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, siswa diharapkan dapat :
a. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian
konvensional.
b. Menjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
c. Menjelaskan pembangkit sinyal pada sistem pengapian elektronik.
d. Menyebutkan macam-macam pengapian elektronik
e. Menjelaskan kontruksi dan cara kerja sistem pengapian elektronik
2. Uraian Materi
A. Pengenalan
Motor pembakaran dalam ( internal combustion engine ) menghasilan
tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder
. Pada motor bensin, Loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan
campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak di dalam
silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang
tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar disemprotkan ke dala
silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor bensin proses
pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi,
beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang
diperlukan.
Sistem pengapian berfungsi unuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10
KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagibagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan
kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang
dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem
pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang
bakar pada akhir langkah kompresi. Sistem pengapian yang digunakan adalah
pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga
listrik sebagai pemercik api. Agar sistem pengapian bisa berfungsi secara
optimal, maka sistem pengapian harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:
1. Percikan Bunga Api Harus Kuat
Pada saat campuran bensin-udara dikompresi di dalam silinder, maka
kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat di antara celah elektroda
busi sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan
tahanannya akan naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan
harus cukup tinggi, sehingga dapat membangkitkan bunga api yang kuat di antara
celah elektroda busi. Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain
dipengaruhi oleh pembentukan tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem
pengapian. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga api yang
dihasilkan bisa semakin kuat. Penjelasan lebih jauh tentang pembentukan
tegangan induksi yang baik dibahas pada bagian E sampai H (koil pengapian
sampai busi). Namun secara garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang
baik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai
b. Pemakaian kondensor yang tepat
c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai
d. Penyetelan celah busi yang tepat
e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat
f. Pemakaian kabel tegangan yang tepat
2. Saat Pengapian Harus Tepat
Untuk memperoleh pembakaran, maka campuran bensin-udara yang
paling tepat, maka saat pengapian harus sesuai dan tidak statis pada titik tertentu,
saat pengapian harus dapat berubah mengikuti berbagai perubahan kondisi
operasional mesin.
Saat pengapian dari campuran bensin dan udara adalah saat terjadinya
percikan bunga api busi beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) pada
akhir langkah kompresi. Saat terjadinya percikan waktunya harus ditentukan
dengan tepat supaya dapat membakar dengan sempurna campuran bensin dan
udara agar dicapai energi maksimum.
terlalu jauh (lihat gambar 4.2 titik C) maka tekanan pembakaran maksimum akan
terjadi
setelah 100 setelah TMA (saat dimana torak telah turun cukup jauh). Bila
dibandingkan dengan pengapian yang waktunya tepat (gambar 4.2 titik B), maka
tekanan di dalam silinder agak rendah sehingga output mesin menurun, dan
masalah pemborosan bahan bakar dan lainnya akan terjadi. Saat pengapian yang
tepat dapat menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal.
Saat pengapian yang optimal didefinisaikan dengan berbagai parameter. Parameter
terpenting adalah putaran mesin, rancangan mesin, kualitas bahan bakar, dan
kondisi-kondisi kerja mesin (start awal, idle/stasioner, posisi pembukaan katup,
dll). Kesimpulannya pemajuan saat pengapian sangat dipengaruhi oleh putaran
mesin dan kevakuman intake manifold sebagai penafsir kondisi kerja mesin.
gambar dasar hubungan kecepatan putar mesin 4 tak dengan jumlah pembakaran
Pada putaran rendah, kontak pemutus menutup dengan waktu yang cukup
untuk menyimpan energi potensial yang penuh, tetapi pada putaran tinggi lamanya
kontak menutup (sudut dwell) semakin pendek waktunya sehingga pemutusan
arus primer terjadi sebelum energi potensial maksimum tersimpan pada
Signal Output:
V1 = Kecepatan Rendah
V2 = Kecepatan Tinggi
Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan
putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor
memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros
distributor.
distributor dan keausan poros distributor tetap terjadi sehingga masih harus sering
menyetel celah kontak pemutus.
System pengapian ini merupakan penyempurnaan atau modifikasi dari system
pengapian konvensional. Keuntungan :
1. Arus primer lebih besar sehingga daya pengapian lebih tinggi
2. ontak pemutus tidak aus lagi karena arus pengendali kecil
3. Bila kontrol unit rusak mudah dirubah kembali ke pengapian konvensional
Kelemahan :
1. Tumit ebonit masih bisa aus sehinga saat pengapian perlupenyetelan ulang
(pada waktu yang cukup lama)
2. Pada putaran tinggi terjadi pentalan yang mempengaruhi kerjakontrol unit
3. Kontak pemutus masih sensitif terhadap kotoran
4. Untuk mendapat hasil yang memuasakan (daya pengapian besar)
sebaiknya koil pengapian diganti yang sesuai karakter unit pemutus arus.
Prinsip Kerja :
1. Saat kunci kontak ON dan kontak pemutus menutup
Ketika kunci kontak ON dan kontak pemutus menutup (gambar 2) maka basis Tr1
berhubungan dengan ground melalui R4 sehingga:
1. mengalir arus dari + baterai R1 terminal 15 ECU Colektor Tr1
Basis Tr1 R4 Kontak pemutus ground, akibatnya Tr1 ON
2. karena TR1 ON maka mengalir arus dari Colektor Tr1 Emitor Tr1
Basis Tr2 Emitor Tr2 Ground, sehingga Tr2 juga ON
3. karena TR2 ON maka mengalir tegangan dari + baterai R1 R2
terminal 15 kumparan primer koil terminal 1 Colektor Tr2
Emitor Tr2 Ground, sehingga timbul medan magnet pada koil
pengapian
Selanjutnya jika mesin berputar maka tonjolan cam akan menekan kontak
pemutus mulai membuka seperti pada gambar 3
sekunder koil yang dialirkan menuju busi melalui rotor dan kabel tegangan
tinggi.
Prinsip Kerja :
terminal 1, pada saat ini antara terminal 3 dan 4 tidak terdapat beda potensial
(tidak timbul tegangan hall). Namun jika permukaan IC Hall ditembus medan
magnet, maka elektron yang mengalir dari terminal 2 menuju terminal 1 pada
penampang IC akan terdistribusi tidak merata,
elektron akan terdesak mendekati terminal 3, karena terjadi perbedaan jumlah
elektron antara terminal 3 dan 4 maka terdapat beda potensial (timbul tegangan
hall).
Ketika sudu sedang berada di dalam celah maka medan magnet akan
dialirkan keatas dan tidak menembus IC Hall kemagnetan tidak ada, akibatnya
tidak timbul tegangan hall.
menurus tegangan hall timbul dan hilang silih berganti. Dengan sebuah pengolah
sinyal (inverter/pembalik) maka saat ada tegangan hall tegangan sinyal tidak
timbul, sebaliknya saat tidak ada tegangan hall timbullah tegangan sinyal yang
masuk ke ECU untuk memutus atau menghubung arus primer pada koil.
Stabilisator A:
Berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang masuk ke ECU dan tegangan yang
masuk ke Pick up tetap stabil. Secara prinsip kontrol unit hall sama dengan
kontrol unit induktif, tetapi pada kontrol unit hall lebih sederhana sehingga ada
bagian lain yang tidak diperlukan seperti
pembentuk sinyal dan pengatur dwell, sedang bagian utama masih tetap seperti
penguat dan darlington.
Pada pengapian elektronik TCI-I dan TCI-H, ECU memiliki fungsifungsi
tambahan :
1. Regulasi sudut dwell minimum dan maksimum, pada putaran rendah agar
koil tidak panas (arus primer diregulasi mengalir tidak terlalu lama),
sebaliknya pada putaran mesin tinggi agar daya percikan besi tetap
tinggisehingga pembakaran sempurna ( 18% s/d 80%).
2. Pembatas arus primer, sehingga arus primer maksimal selalu tetap ( 8A).
3. Pemutus arus, atas dasar jumlah pulsa yang dikirim pengirim sinyal,
apabila kurang dari 10 pulsa/menit maka pemutus arus akan memberi
informasi kepada penguat sehingga darlington akan memutus arus primer.
4. Pembatas putaran maksimal, pada saat motor berputar sudah mencapai
maksimum (6200 rpm) maka pembatas putaran memberitahu kepada
penguat supaya darlington tidak memutus arus primer lagi sehingga tidak
terjadi induksi tegangan tinggi pada koil.
4. Sistem Pengapian Komputer
Ada dua macam sistem pengapian komputer, yaitu:
1. Sistem pengapian komputer dengan distributor
2. sistem pengapian komputer tanpa distributor / DLI (Distributorless
Ignition System).
Pada pengapian komputer, pemajuan saat pengapian dengan sensor rpm
untuk penyesuaian terharap putaran mesin dan dengan MAP sensor untuk
menyesuaikan terhadap beban kendaraan. Pengoptimalan derajat pengapian sudah
dilakukan secara presisi dengan elektronis/pemrograman sehingga lebih optimal
dan memperoleh banyak keuntungan. Secara prinsip kedua sistem sama,
distributor hanya berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi saja.
Putaran mesin dan posisi poros engkol dimonitor secara langsung dengan
roda gigi, menggunakan dua sensor yang terpisah atau dengan satu buah sensor
pada roda gigi yang salah satu giginya dibuang sebagai referensi untuk
membedakan dengan posisi gigi-gigi lainnya. Ketika kedua sinyal muncul
bersamaan digunakan untuk menentukan top silinder. Selanjutnya sinyal gigi-gigi
yang banyak juga digunakan sebagai sensor putaran mesin.
Kegiatan Belajar 2
a. Periksa jarak celah udara antara rotor sinyal dan stator secara visual atau
dengan fuler (lihat spesifikasi). Celah udara harus merata pada setiap
putaran.
b. Periksa kekuatan magnit dengan cara memutar poros distributor dengan
tangan, ketika rotor mendekati dan menjauhi stator terasa ada tahanan
magnet.
Untuk koil terpisah dengan igniter kebanyakan buku manual menunjukkan cara
pengukuran tahanan kumparan primer dan sekundernya dengan ohm meter.
Namun pengukuran tahanan tidak menjamin koil dapat bekerja memercikkan
bunga api dengan kuat. Sering terjadi kerusakan koil terjadi karena kebocoran
loncatan induksi di dalam bodi koil itu sendiri.
pada kabel yang dipasang pada terminal tegangan tinggi dengan celah lebih besar
dari 1 cm.
D. Memeriksa ECU system TCI-I dan TCI-H
Sebelum melakukan pengujian pada ECU perhatikan keselamatan kerja, jauhkan
dari bahan yang mudah terbakar dan hati-hati dengan induksi tegangan tinggi.
Pengujian ECU dapat dilakukan dengan dirangkai pada sistem lengkap kecuali
konektor sensor yang dilepas. Tegangan baterai harus cukup (11 volt sampai 13
volt), tegangan ini harus ada pada ECU dan sebelumnya koil harus dalam keadaan
baik. Pengujian ECU dengan cara memberikan simulasi sinyal yang sesuai pada
terminal sinyal menuju ECU tersebut. Pada ECU pengapian TCI-I terminal sinyal
berada antara terminal 3 dan 7, terminal ini yang berhubungan dengan sensor
induktif. Antara terminal 3 dan 7 menuju ECU dipasang baterai 1,5 volt dan
dilengkapi dengan sebuah saklar sesuai gambar 10.41 Pada saat saklar di ON dan
OFF kan berulang, semestinya pada koil timbul induksi tegangan tinggi, apabila
tidak berarti ECU rusak.