membedakan karakteristik input, karakteristik output dan karakteristik transfer arus konstan
dari transistor bipolar, serta menginterpretasi kurva karakteristik transistor bipolar.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
2.
E (Emitter)
C (Collector)
B (Base)
C (Collector)
B (Base)
Gambar 1.1. Susunan Transistor Dwikutub (a) Transistor pnp (b) Transistor npn
Ketiga bagian transistor ini disebut emitter, base, dan collector.
Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian dasar (yang disebut konfigurasi) untuk
mengoperasikan transistor.
1.
Basis ditanahkan (Common Base CB)
2.
Emiter ditanahkan (Common Emitter CE)
3.
Kolektor ditanahkan (Common Collector - CC)
Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga karakteristik statik, yang digambarkan
dalam suatu kurva yang menghubungkan antara selisih arus dc dan tegangan pada transistor.
Kurva karakteristik statik tersebut sangat membantu dalam mempelajari operasi dari suatu
transistor ketika diterapkan dalam suatu rangkaian. Ada tiga karakteristik yang sangat
penting dari suatu transistor, yaitu :
1.
Karakteristik input.
2.
Karakteristik output.
3.
Karakteristik transfer arus konstan.
Dengan notasi atau simbol, skema dasar bias transistor bipolar dalam konfigurasi emitter
ditanahkan ditunjukkan pada Gambar 1.2 berikut.
(a)
(b)
Gambar 1.2. Rangkaian bias transistor, (a) transistor NPN, (b) transistor PNP
VBE = 0,7 V
[1.1]
IE = ( +1) IB IC
[1.2]
IC = IB
[1.3]
Berdasarkan Pers. [1.1], [1.2] dan [1.3], nilai IB, IC dan IE sangat bergantung pada nilai ,
yaitu faktor penguatan arus BJT. Dalam mode dc, nilai IC dan IB dihubungkan oleh kuantitas
ini dan didefinisikan sebagai berikut.
dc
IC
IB
[1.4]
di mana nilai IB dan IC ditentukan dari titik operasi pada kurva karakteristik. Untuk
penggunaan praktis, nilai untuk berbagai jenis transistor berkisar dari 50 sampai 400.
Untuk transistor dengan nilai sebesar 200, arus kolektor sebesar 200 kali dari pada arus
basis berdasarkan Pers. [1.3]. Untuk mode ac, beta didefinisikan sebagai :
ac
IC
IB
VCE Tetap
[1.5]
Penamaan formal untuk ac adalah emitter ditanahkan (common emitter), arus arah maju
(forward current), faktor penguatan. Pada lembar data spesifikasi transistor, dc biasanya
dinyatakan dengan hFE dan ac dengan hfe.
Gambar 1.3 menunjukkan salah satu contoh kurva karakteristik keluaran (Output) transistor
bipolar konfigurasi kolektor ditanahkan.
IC
RC
RB
+
IB
+
VCC
Gambar 1.4. Rangkaian lengkap BJT emitter ditanahkan.
_
_
Rangkaian dasar pada Gambar 1.2 dapat disederhanakan dengan sebuah sumber tegangan
seperti pada Gambar 1.4.
Rangkaian pada Gambar 1.4 menghasilkan persamaan output yang menghubungkan
antara IC dan VCE sebagai berikut.
VCE = VCC IC RC
[1.6]
Hubungan antara IC dan VCE, yang tidak lain adalah karakteristik output rangkaian BJT
emitter ditanahkan, sebagaimana dinyatakan dalam Pers. [1.6] selanjutnya akan digunakan
untuk menentukan titik kerja terbaik dai rangkaian BJT dengan terlebih dahulu menentukan
sebuah garis lurus pada kurva karakteristik. Metode paling mudah adalah dengan mengambil
masing-masing satu titik pada sumbu IC dan VCE pada kurva karakteristik.
VCE VCC
VCE = VCC (0) RC
diperoleh
IC 0 mA
[1.7]
IC
0 = VCC IC RC
diperoleh
VCC
RC
VCE 0 V
[1.8]
Dengan menghubungkan keduanya, Pers. [1.7] dan [1.8] pada kurva karakteristik output
BJT, akan diperoleh sebuah garis lurus yang memotong sumbu IC dan VCE yang disebut
sebagai garis beban seperti pada gambar berikut.
Posisi titik kerja Q dapat bergeser akibat perubahan nilai RB, RC atau
VCC. Akan tetapi, nilai titik kerja Q yang paling baik umumnya berada
pada tengah-tengah garis beban atau ketika VCE = VCC.
METODE PERCOBAAN
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1:
a. Variable manipulasi: VBE (Volt)
b. Variable respon: IB (Ampere)
c. Variable control: VCE (Volt)
2. Kegiatan 2:
a. Variabel Manipulasi: VCE(Volt)
b. Variabel respon: IC (mAmpere)
c. Variabel Kontrol: IB (Ampere)
3. Kegiatan 3:
a. Variabel Manipulasi: IB (Ampere)
b. Variabel respon: IC (mAmpere)
c. Variabel Kontrol: VCE(Volt)
c. Defenisi Operasional Variabel
1. VCE ialah tegangan yang didapat dari pembacaan voltmeter yang dirangkai paralel dengan
terminal kolektor-emitor.
2. VBE ialah tegangan yang didapat dari pembacaan voltmeter yang dirangkai paralel dengan
terminal basis-emitor.
3. IC ialah arus yang terbaca pada amperemeter yang dirangkai seri dengan kolektor.
4. IB ialah arus yang terbaca pada amperemeter yang dirangkai seri dengan basis.
d. Prosedur Kerja
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah merangkai alat dan bahan yang telah
disediakan sesuai gambar berikut
IC
VR1
RB
RC
+
IB
_
VCE
VR2
+
VCC
_
no
Vbe (V)
2V
4V
6V
8V
10 V
0.05
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.10
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.15
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.20
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.30
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.35
0.10
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.40
0.70
0.10
0.10
0.00
0.10
0.10
0.45
4.10
0.20
0.20
0.20
0.30
0.30
10
0.50
19.10
0.80
0.70
0.80
0.80
1.10
11
0.55
90.70
3.30
2.80
2.90
3.30
4.10
12
0.60
24.80
12.90
12.90
13.70
17.50
no
Vce (V)
0.00
20 A
40 A
60 A
80 A
100 A
0.000
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.00
0.000
1.54
3.62
5.93
8.21
10.67
2.00
0.001
1.55
3.64
5.95
8.27
10.75
3.00
0.002
1.55
3.65
5.97
8.34
10.86
4.00
0.003
1.56
3.67
8.42
10.95
5.00
0.004
1.56
3.68
6.06
8.47
11.12
6.00
0.005
1.57
3.71
6.16
8.55
11.21
7.00
0.006
1.57
3.72
6.2
8.69
11.35
8.00
0.007
1.58
3.75
6.24
8.81
11.64
10
9.00
0.008
1.58
3.77
6.3
8.94
11.73
11
10.00
0.009
1.59
3.78
6.38
9.2
11.85
Ic(ma)
10.00
0.00
20.00
1.56
30.00
2.70
40.00
3.80
50.00
4.98
60.00
6.16
70.00
7.41
80.00
8.69
90.00
9.98
100.00
11.29
B. Analisis Data
Kegiatan 1. Karakteristik Input
25.00
20.00
15.00
0V
2V
Ib (A)
4V
10.00
6V
8V
10 V
5.00
0.00
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
Vbe (V)
0.60
12.00
10.00
0 A
8.00
Ic (mA)
Linear (0 A)
20 A
6.00
40 A
60 A
80 A
4.00
100 A
2.00
0.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Vce (V)
Grafik 2. Hubungan antara kuat arus pada kolektor terhadap tegangan kolektor (V CE), saat arus basis (IB) konstan
Analisis Perhitungan
1. Karakteristik output
a. Faktor penguat arus Ib saat 20A dan 0 A
I b2 =20 A
I b1 =0 A
I c2=1.56 mA
I c1=0 mA
Teori = 100
1=
Ic
Ib
I c 2I c 1 1.56 mA 0.004 mA
=
I b 2I b 2
20 A0 A
1=77.8
teori
praktikum
teori + praktikum
2
diff =
diff =
10077.8
77.8+100
2
| x 100 %
%diff =25
b. Faktor penguat arus Ib saat 40A dan 20 A
I b3 =40 A
I b2 =20 A
I c3=3.68 mA
I c2=1.56 mA
Teori = 100
2=
Ic
Ib
I c 3I c 2 3.68 mA 1.56 mA
=
I b 3I b 2
40 A20 A
2=106
teori
teori + praktikum
2
diff =
praktikum
diff =
100106
100+106
2
| x 100 %
%diff =5.8
c. Faktor penguat arus Ib saat 60 A dan 40 A
I b 4=60 A
I b3 =40 A
I c4 =6.06 mA
I c3=3.68 mA
Teori = 100
3=
Ic
Ib
I c 4 I c3 6.06 mA 3.68 mA
=
I b 4 I b3
60 A40 A
3=119
teori
praktikum
teori + praktikum
2
diff =
diff =
100119
100+119
2
| x 100 %
%diff =17
d. Faktor penguat arus Ib saat 80A dan 60 A
I b5 =80 A
I b 4=60 A
I c5=8.47 mA
I c4 =6.06 mA
Teori = 100
4=
Ic
Ib
I c 5I c 4 8.47 mA 6.06 mA
=
I b 5I b 4
80 A 60 A
4=120
teori
praktikum
teori + praktikum
2
diff =
diff =
100120
100+120
2
| x 100 %
%diff =18
e. Faktor penguat arus Ib saat 100A dan 80 A
I b6 =100 A
I b5 =80 A
I c6 =11.12 mA
I c5=8.47 mA
Teori = 100
5=
Ic
Ib
I c 6I c 5 11.12 mA 8.47 mA
=
I b 6I b 5
100 A80 A
5=132
teori
teori + praktikum
2
diff =
praktikum
diff =
100132
100+132
2
%diff =26
| x 100 %
10.00
8.00
Ic (mA)
6.00
4.00
2.00
0.00
0
20
40
60
80
100
Ib A
Grafik 3. Hubungan antara kuat arus pada basis (IB) terhadap arus pada kolektor (IC) saat Vce dibuat konstan
120
IC
IB
8.803.80
8040
5.0
40
= 0,125
=123
praktikum
|teori
ratarata |
|100125
112.5 |
%diff =
=
x 100%
x 100%
= 22%
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini yang berjudul Karakteristik Transistor Bipolar terdiri dari tiga
kegiatan. Kegiatan pertama mengenai karakteristik input, kegiatan dua mengenai
karakteristik output, dan kegiatan ketiga mengenai karakteristik transfer arus konstan. Dari
ketiga kegiatan tersebut jelas terdapat bahwa ketiganya mempunyai ciri atau karakteristik
yang berbeda.
Pada kegiatan pertama yakni karakteristik input, dilakukan percobaan dengan
memvariasikan VBE dengan IB dan mebuat VCE dibuat konstan. Variasi dari VBE dengan IB
berarti menaikkan nilai VBE dimulai dari 0 V hingga maksimum, tetapi yang pertama
menentukan kenaikannya yakni 0,05 V. Dari setiap kenaikan nilai V BE tersebut maka dilihat
nilai IB. Dan untuk VCE konstan berarti dalam memvariasikan tersebut maka nilai setiap V CE
dibuat konstan mulai dari 0 V hingga 10 V dengan kenaikan 2 V. Dari data yang telah
diperoleh terlihat bahwa pada saat VBE dinaikkan, maka baru pada nilai 0,30 V nilai IB
muncul dengan nilai 0,10 A. Artinya transistor yang digunakan berbahan germanium.
Pada kegiatan kedua yakni karakteristik output dilakukan percobaan dengan
memvariasikan VCE dengan IC dan mebuat IB dibuat konstan. Variasi dari VCE dengan IC berarti
menaikkan nilai VCE dimulai dari 1 V hingga maksimum, tetapi yang pertama menentukan
kenaikannya yakni 1 V. Dari setiap kenaikan nilai V CE tersebut maka dilihat nilai I C. Dan
untuk IB konstan berarti dalam memvariasikan tersebut maka nilai setiap I B dibuat konstan
mulai dari 0 A hingga 100 A dengan kenaikan 20 A. Setelah data diperoleh maka diplot
grafik dari data tersebut. Dari grafik tersebut maka dicari factor penguat dari I B sat 20 A dan
0 A, 40 A dan 20 A, 60 A dan 40 A, 80 A dan 60 A, serta 100 A dan 80 A.
Tetapi sebenarnya hanya satu factor penguat transistor tersebut dan secara teori nilai factor
penguatnya adalah 100. Dan dari lima factor yang telah diperoleh, nilai-nilai berturut-turut
adalah 77,8 (25%), 106 (5,8%), 119 (17%), 120 (18%), 120 (18%), dan 132 (26%). Di dalam
kurung maksudnya adalah %diff dari teori dan praktikum. Karena %diff yang tidak terlalu
besar maka percobaanya dapat dikatakan baik.
Pada kegiatan ketiga takni karakteristik transfer arus konstan,, dilakukan percobaan
dengan memvariasikan IB dengan IC dan mebuat VCE dibuat konstan. Variasi dari IB dengan IC
berarti menaikkan nilai IB dimulai dari 10A hingga 100 A dengan kenaikan 10 A. Dari
setiap kenaikan maka dilihat nilai I C. Setelah data diperoleh maka diplot kurva hubungan I B
dengan IC . Terlihat dari kurva bahwa semakin I C dinaikkan maka nilai IB juga akan naik
secara linear arinya IC berbanding lurus dengan IB. Selanjutnya dari kurva pula akan
ditentukan factor penguat dari transistor tersebut, dan diperoleh nilai 125 sedangkan teori
adalah 100 maka %diff-nya adalah 22%.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
1. Metode pemberian bias tegangan pada transistor merupakan perpaduan bias pada dua
jenis dioda yang berbeda tipe. Apabila transistor yang digunakan adalah tipe NPN maka
pada sunber positif dan negatifnya masing-masing akan terhubung dengan tipe P dan N
dioda yang sama tipe sehingga akan terjadi bias maju yang mengakibatkan daerah deplesi
menyempit sehingga arus pada basis bisa mengalir dan terkumpul pada collector.
2. Karakteristik input berarti IB divariasikan dengan VBE dan nilai VCE konstan. Karakteristik
outpt berarti IC divariasikan dengan VCE dan nilai IB konstan. Serta karakteristik arus
konstan berarti IB divariasikan dengan IC dan nilai VCE konstan.
3. Dari kurva masing-masing karakteristik maka diinterpretasikan. Karakteristik input,
semakin besar nilai tegangan yang diberikan pada kaki emitor_basis dan kaki
emitor_kolektor maka arus yang mengalir pada basis juga semakin besar karena lapisan
deplesi terdorong hingga menyempit akibat penberian bias maju dari sumber.
Karakteristik output, besar arus yang mengalir pada kolektor berbanding lurus dengan
nilai arus pada basis begitupun dengan faktor penguatnya. Karakteristik transfer arus
konstan, besar arus yang mengalir di kolektor berbanding lurus dengan arus yang
diberikan pada basis.
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.
Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1, Jakarta : Salemba Teknika.