Bedah Buku
Bedah Buku
Shalat adalah tiang agama, dan sholat merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan
di dunia terlebih di akhirat. Shalat yang benar adalah shalat yanga pada setiap gerakannya
adalah berdasarkan dalil. Dengan mengetahui dasar dan dalilnya seseorang dapat dengan
seksama menghayati ibadahnya. Namun tidak ada satu dalil yang sah untuk dijadikan
sandaran melainkan sabda yang terucap dan perilaku yang dikerjakan dari dan oleh
Rasulullah SAW.
Data Buku
Judul
Pengarang
Editor
Desain dan Layout
Penerbit
Cetakan
Wudhu adalah membasuh sejumlah anggota badan tertentu dengan air untuk menyucikan
diri dari hadast kecil dan dilakukan sebelum seorang muslim menunaikan sholat.
o Keutamaan Wudhu :
Dibukakan Pintu Surga.
Diampuni dosa yang telah lalu
Diampuni dosa di antara shalat yang dikerjakan
Takbiratul Ihram
Merupakan takbir yang dilakukan seraya mengangkat kedua tangan. Takbiratul ihram ini
bersifat wajib dan jika tidak dilakukan akan membatalkan shalat tersebut hal ini di
sebabkan karena takbiratul ihram merupakan inti shalat seperti hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Huraira bahwa Rasulullah bersabda :Setiap sesuatu memiliki inti dan inti dari
shalat itu adalah takbir pertama.
Untuk posisi tangan ketika takbir sesuai HR Bukhori Ketika memulai takbir shalat,
Rasulullah SAW selalu mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundaknya. BEgitu
juga ketika Rasulullah bangun dari ruku, seraya membaca samiallahuliman hamidah
rabbana lakal hamdu. Terapi beliau tidak mengangkat tangan (ketika akan) sujud.
Berdiri
Dalam sholat fardu hukumnya adalah wajib. Jika tidak mampu berdiri maka boleh
dilakukan dengan duduk, jika tidak mampu bisa dilakukan dengan berbaring
Membaca Taawudz
Bacaan taawudz ini mengandung arti bahwa seorang hamba berlindung dan berpegang
teguh terhadap Rabbnya dari segala godaan Syaitaon.
Membaca Al- Fatihah
Dari Ubadah bin ash-Shamit berkata Rasulullah SAW bersabda :Tidak sah shalat
seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.
Membaca Ayat atau Surat dalam Alquran
Dari Qatadah dari Nabi SAW berkata, Sesungguhnya beliau membaca pada dua rakaat
pertama dari shalat dhuhur pada setiap (pertama dan kedua) dengan Al Fatihah dan satu
surat (HR Al- Baihaqi)
Sementara dalil yang memperbolehkan untuk tidak membaca surat setelah selesai
membaca Al-Fatihah adalah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori, dari Atha bahwa dia
mendengar Abu Huraira berkarta, Pada setiap shalat ada bacaan dalam Al-Quran,
bacaan yang dinyaringkan oleh Rasulullah SAW, kami baca nyaring juga, sedang bacaan
yang beliau baca Lirih, kami juga membacanya dengan lirih. Jika kamu tidak menambah,
surat Al-Fatiha itu sudah cukup; tetapi jika kamu menambah itu lebih baik. (HR Bukhori)
Ruku
Tata cara ruku yaitu dengan membungkukkan badan hingga kedua tangan menyentuh
kedua lututnya, kepala harus lurus dengan pingul dan tangan memegang 2 lutut dan di
renggangkan dari kedua lambung, dengan posisi jari jari tangan terbuka di letakkan di
lutut.
Thumaninah
Artinya sikap tenang atau diam sejenak sehinga dapat menyempunakan shalatnya. Dalam
shalat tumaninah ada pada ruku, Itidal, sujud, dan duduk diantara 2 sujud. Untuk
lamanya waktu thumaninah ada perbedaan pendapat tentang kadar lamanya. Namun
yang paling sering digunakan kadar thumaninah adalah bacaan 1 tasbih.
Itidal ( Berdiri dari Ruku)
Abu Humaid menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW melakukan Itidal. Kata Abu
Humaid Ketika bangun dari ruku, Rasulullah SAW berdiri tegak hingga tulang
punggung beliau kembali ke posisi semula. (HR Bukhari dan Muslim)
Sujud
Tata cara sujud
Imam Ibnu Qayyim berkata ,Saat menurunkan badan untuk sujud, Rasulullah SAW
selalu mendahulukan kedua lutut daripada kedua tangannya, setelah itu baru kening dan
hidung beliau ditempeklan diatas diatas tempat sujud.
Dalam hal ini ada 7 anggota sujud yang wajib menyentuh tanah karena 7 anggota
tersebut merupakan rukun sujud yang tidak dapat ditinggalkan kecuali dalam keadaan
terpaksa. Tujuh anggota badan tersebut yaitu muka yang termasuk didalamnya yakni dahi,
dan hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung kaki ( Jari Jemari).
Dahi dan hidung menempel pada tempat sujud, tangan sejajar dan dekat dengan telinga
dan tangan tidak menempel pada lambung, jari jari tangan dan kaki diarahkan ke Kiblat.
Sementara makna sujud sendiri yaitu sebagai wujud dari penghambaan total, karenanya
sujud dalam rukun sholat dan hukumnya wajib.
Thumaninah
Duduk Diantara 2 Sujud
Duduk diantara 2 sujud dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan duduk diatas telapak kaki
kiri, telapak kaki kanan di tegakkan dan jari jari kaki kanan mengarah ke kiblat dengan
kedua tangan diletakkan dipaha dan berisyarat dengan telunjuk kanan.
Sujud ke 2
Thumaninah
Tasyahud Awal
Duduk Tasyahud Akhir
Tata cara duduk tasyahud akhir adalah dengan melipat kaki kiri, lalu di tempatkan di
bawah kaki kanan kemudian duduk.
Setalah membahas materi tentang Sholat dalam buku ini juga dilengkapi dengan Anjuran
anjuran ketika shalat baik itu anjuran dalam surat Alquran yang di baca seperti ajnuran
tentang surat yang di baca ketika shalat subuh yaitu :
Surat Al-Waqiah
Surat At- Thur
Surat Qaaf
Surat At-takwir
Surat Yasiin
Tidak hanya anjuran mengenai surat yang dibaca terdapat juga anjuran dzikir dzikir
yang dibaca setelah sholat, larangan didalam sholat beserta keutamaan dari setiap sholat.
5 Kekurangan Buku
I.
Dalam buku diatas rukun didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan jika
melaksanakan sholat, dan dalam rukun shalat ada hal hal yang memang wajib
dilakukan dan ada pula yang sifatnya sunah / dianjurkan (hal 45) pendapat ini berbeda
dengan Kami, karena menurut sumber yang kami peroleh rukun salat merupakan
sesuatu yang harus ada pada shalat, dan jika tidak dilakukan menjadikan shalat tersebut
menjadi batal.
II.
Pembahasan dalam buku ini bersifat lebih kepada mempraktekkan sesuatu yang
dilakukan (kebiasaan) Rasulullah, hal tersebut sah sah saja karena semua itu jelas
berdasarkan dalil dan ada hadistnya, namun bagi pembaca awam yang belum pernah
mempelajari ilmu fiqh, hal ini menjadi sangat berbahaya karena akan tertanam hal hal
pada diri pembaca tersebut bahwa untuk melakukan suatu ibadah, semisal sholat itu
seperti yang terdapat pada buku ini. Seharusnya pada awal sebelum bahasan tentang
suatu materi ibadah penulis memisahkan antara mana itu rukun, sunah, sesuatu yang
bisa menjadikan ibadah itu tidak sah, ataupun sesuatu yang menjadikan suatu ibadah itu
menjadi batal, Seperti pembahasan pada bab Sesuatu yang dapat membatalkan
Wudhu.
Dalam buku ini hanya menyebutkan sesuatu yang membatalkan wudhu adalah
Kentut
Buang Air Kecil
Buang Air Besar
Keluar Madzi
Bagi orang yang sebelumnya belum pernah mempelajari pada bab ini akan tertanam
pada diri mereka bahwa hanya hal tersebut diatas yang dapat membatalkan wudhu,
padahal menurutpengetahuan penyusun hal- hal yang dapat membatalkan wudhu
berdasarkan kitab Safinatun Najah ( Salim bin Smerrr Al Hadromi )
Yang membatalkan wudhu` ada empat, yaitu:
Apa bila keluar sesuatu dari salah satu kemaluan seperti angin dan lainnya,
kecuali air mani.
Hilang akal seperti tidur dan lain lain, kecuali tidur dalam keadaan duduk rapat
bagian punggung dan pantatnya dengan tempat duduknya, sehingga yakin tidak
keluar angin sewaktu tidur tersebut
Bersentuhan antara kulit lakilaki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim
baginya dan tidak ada penghalang antara dua kulit tersebut seperti kain dll.
Mahram: (orang yang haram dinikahi seperti saudara kandung).
Menyentuh kemaluan orang lain atau dirinya sendiri atau menyentuh tempat
pelipis dubur (kerucut sekeliling) dengan telapak tangan atau telapak jarinya.
III. Banyak Pembahasan yang kurang terperinci yang mengenai suatu bab,
Seperti Niat ketika Sholat, dalam buku ini hanya menyebutkan Niat, adalah rukun
bagi setiap ibadah kepada Allah Swt termasuk ketika hendak sholat. (hal 45) namun
tidak di paparkan bagaimana Niat tata cara niat tersebut, padahal niat merupakan salah
satu rukun dari sholat yang ketika salah menjalankannya akan berakibat sholat Kita
tidak syah.
Ibn Abi Izz Al Hanafi berkata : Tidak ada seorang ulamapun dari imam 4 (madzhab),
tidak juga Imam Syafii atau yang lainnya yang mensyaratkan lafaz niat.Menurut
kesepakatan mereka, niat itu tempatnya dihati.Hanya saja sebagian ulama belakangan
mewajibkan seseorang melafazkan niatnya dalam shalat. Dan pendapat ini dinisbatkan
sebagai mazhab Syafii. Imam An Nawawi rahimahullahu berkata :Itu tidak benar (Al
Itbaa :62)
Jadi Niat dalam Sholat itu dilakukan didalam hati dan tempatnya ketika kita
melaksanakan Takbiratul ikhram, niat dan pelafalan kalimat Takbiratul Ikhram berjalan
secara bersamaan.
IV. Urutan dari masing masing bab dalam buku ini juga menurut Kami kurang begitu
baik.Seperti contoh pada bab Praktek Shalat sesuai rukun dan wajib ( hal 45), menurut
Kami harusnya pada sub-sub bab nya di mulai dari berdiri terlebih dahulu, kemudian
niat, dilanjutkan dengan takbiratul ikhram dan seterusnya, bagi para pembaca awam
terjadi kejanggalan ketika sudah niat dan takbir baru dilanjutkan berdiri dalam sholat.
Kelebihan Buku
Artinya : Dan orang orang yang memelihara Sholatnya. Mereka itu ( kekal ) di surga
lagi di muliakan (QS. Al Maraj [70]: 34-35 )
2. Didasarkan pada dalil yang perawinya dan Sanadnya jelas
3. Memberikan informasi tentang Makna dari setiap bacaan dalam sholat.
Seperti Lafaldz Allahu Akbar pada Takbiratul Ihram, mengandung makna bahwa agar
seorang hamba dapat menyadari kehadiran dan keagungan Tuhan yang sedang di
sembahnya. Allahu Akbar mengandung pengertian bahwa Allah Swt, baik dzat, sifat
maupun asma-asmanya, adalah yang maha besar (Akbar), tiada satupun yang menjadi
bandingan baginya. Penyabutan lafadz Akbar tanpa meneruskannya dengan
pembanding, baik benda, makhluk, urusan dan sebagainya mengandung pengertian bahwa
Kemahabesaran Allah Swr mencakup semua hal dan diatas segalanya. Secara terapi hati
makna takbiratul ihram adalah penyerahan diri seorang muslim, di bawah kemahabesaran
Allah.
4
Memberikan keutamaan atau Fadilah dari setiap ibadah.
Seperti Keutamaan Shalat Sunah Wudhu yang tertuang dalam hadist yang artinya
Usman bin Affan berkata, Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,
Tidaklah seseorang muslim berwudhu kemudian membaguskan wudhunya, lalu ia
sholat, kecuali Allah ampuni dosa dosanya sampai shalat berikutnya.
Namun pengertian dosa hadist diatas merupakan dosa dosa ringan , bukan dosa berat
yang harus melakukan fase tobat.
5
Penutup
Shalat selamanya akan bermakna indah bagi siapapun yang dapat larut dalam
pendalaman akan makna shalat sesungguhnya.
Kami menyadari ilmu kami dalam masalah agama masih sangat minim, namun kami
selalu berusaha dalam mengemukakan pendapat selalu didasarkan pada dasar yang jelas.
Semoga tulisan resensi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. jauh dari Dan semoga
kita semua tetap dalam pelukan rahmad Allah SWT yang selalu bebelas kasih pada setiap
hamba hamba yang ingin sungguh sungguh beribadah kepadanya.
Referensi
Al Quran Al Karim dan terjemahannya
Buku shalat 5 Waktu Rasulullah karya Abu alit Ibrahim
http://aseprizal79.blogspot.com/2010/06/terjemahan-kitab-safinah.html
http://www.almuhibbin.com/2010/10/safinatun-najah-fikih-ringkas-karya.html
http://adamtets.blogspot.com/2011/01/pengertian-sanad-matan-dan-rawi.html
https://id-id.facebook.com/gmpmlh/posts/380878182031562
www.goole.com