Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lebih dari satu dekade lalu para pemimpian Asean sepakat membentuk
sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 kemarin (BBC
Indonesia). Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara
sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Untuk menghadapi kompetisi Masyarakan Ekonomi Asean (MEA) dan
perkembangan dunia teknik menuntut bangsa Indonesia untuk dapat
menghadapi itu. Hal ini dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, karena pendidikan
merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi
perkembangan ini.
Dalam hal ini salah satu yang mendasar untuk menghadapi perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan kompetisi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) adalah dengan software. Banyak software yang digunakan untuk
mempercepat dan memudahkan pekerjaan terutama di bidang pembangunan
infrastruktur. Dalam bidang teknik mesin kita mengenal AutoCAD, Solidwork,
ProEng dan masih banyak lagi, yang digunakan oleh EPC, kontraktor, oil and
gas serta power plan di Indonesia.
Semua software tersebut sudah diperkenalkan semenjak kita menuntut ilmu
di perguruan tinggi di Indonesia. Namun kita tidak tahu mengimplementasikan
software yang telah kita pelajari pada dunia kerja terutama dibidang teknik
mesin. Salah satu software yang menunjang untuk teknik mesin dalam bidang
power plan atau oil and gas adalah Bentley System. Pada industri power plan
atau oil and gas dibutuhkan keahlian khusus dalam menggunakan software

karena semakin berkembangnya IPTEK. Salah Satu equipment yang banyak


dipakai pada power plan dan oil and gas adalah heat exchanger.
Sesuai dengan namanya heat exchanger, Heat (panas) dan eExchanger
(penukar). Heat exchanger adalah alat penukar panas yang berfungsi
mentransfer panas dari fluida satu ke fluida lainnya baik satu fasa maupun
banyak fasa. Salah satu tipe dari heat exchanger adalah tipe shell and
tube, tipe ini memiliki bentuk yang tidak rumit dan paling sederhana
sehingga memudahkan dalam proses maintenance.

Hal inilah yang

menyebabkan Heat Exchanger tipe shell and tube merupakan Heat


Exchanger yang banyak digunakan di industri-industri bila

dibandingkan

dengan Heat Exchanger lainnya.


Tipe shell and tube sendiri mempunyai banyak model dan tipe, salah
satunya tipe BEM atau dengan kata lain bahwa alat penukar kalor ini
terdiri dari bagian :
1. B = Type front head dari alat penukar kalor
2. E = Type shell dari alat penukar kalor
3. M= Type Rear end head dari alat penukar kalor
Dari uraian di atas maka perlulah dilakukan perancangan equipment pada
power plan dengan menggunakan software Benley system yaitu Bentley
Autopipe vessel. Sehingga dapat berguna untuk ditulis sebagai pedoman dan
panduan khususnya untuk pengajar dan mahasiswa jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin Universitas Pancasila.
1.2 Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang tersebut diatas, maka heat exchanger
merupakan bagian yang penting pada power plan dan penggunaan software
sangat dibutuhkan untuk mempermudah dalam perhitungannya. Maka
didapatlah rumusan suatu permasalahan mengenai bagaimana merancancang
heat exchanger tipe shell and tube.dengan menggunakan software Bentley
Autopipe Vessel.
1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan dari pembahasan ini adalah merancang heat exchanger tipe shell
and tube dengan bantuan software Bentley Autopipe Vessel, meliputi beberapa :
1.
2.
3.
4.

Ukuran diameter shell.


Ukuran diameter tube, jumlah tube, panjang tube.
Tebal dinding shell, shell head, ellipsoidal, dan nozzle.
Mengetahui alloowable stress, hydraulic test pressure dan hydrostatic
pressure

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam perancangan ini, yaitu :
1. Merancang heat exchanger tipe shell and tube dengan bantuan Bentley
Autopipe Vessel tanpa melibatkan perpindahan panas.
2. Rancangan heat exchanger tipe shell and tube dengan internal pressure
shellside 0.8 MPa, internal pressure tubeside 1.5 MPa, temperatur
masuk 2500 C dan temperature keluar 2100 C.
3. Heat exchanger tipe shell and tube beroperasi dalam keadaan steady
state.
1.5 Metode Perancangan
Untuk mencapai tujuan maka disuse metodelogi perancangan secara
tersusun :
1. Studi literatur
Untuk mendapatkan dasar teori yang mendukung dilakukan studi
literatur di perpustakaan Teknik Universitas Pancasila
2. Pengamatan
Penijauan dilakukan dengan menggunakan software Hysys sehingga
didapatkan proses heat exchanger karakteristik (temperature, phisycal
properties, heat flow, dll).

1.6 Sistemtika Penulisan


Sistematika penulisan rancangan heat exchanger tipe shell and tube dalam
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan
Berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan,

BAB II

batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.


Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
pendukung perancangan heat exchanger tipe shell and tube

BAB III

Metodologi perancangan
Pada bab ini dijelaskan tentang bagaimana proses perancangan heat

BAB IV

exchanger tipe shell and tube


Perancangan
Pada bab ini data-data yang dikumpulkan kemudian dilakukan
pengolahan untuk mendapatkan suatu perencanaan heat exchanger
yang mampu menahan tekanan pada temperatur operasi yang telah

BAB V

ditetapkan.
Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan pada keseluruhan
perencanaan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai