HUKUM KETENAGAKERJAAN
Disusun Oleh :
YOSHUA
NIM. 1441320125
KELAS 1 MRK1
2. Pengupahan
TABEL UMK JATIM 2013 DAN 2014
3. Perselisihan Perburuhan
Penyelesaian Melalui Konsiliasi
1. Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan PHK,
atau perselisihan antar serikat pekerja dalam suatu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.
2. Konsiliator adalah seorang / lebih yang memenuhi syarat sebagai konsiliator
yang ditetapkan menteri, yang bertugas melakukan konsiliasi dan wajib
memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan hak, perselisihan antar
serikat pekerja dalam suatu perusahaan.
Penyelesaian Melalui Arbitrase
1. Arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan
perselisihan antar serikat pekerja dalam suatu perusahaan, di luar pengadilan
perselisihan hubungan industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak
4. PHK
MEKANISME PELAKSANAAN PHK
Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan harus dilakukan dengan
baik dan sesuai dengan regulasi pemerintah yang masih diberlakukan. Namun
karena terkadang pemberhentian terjadi akibat konflik yang tak terselesaikan
maka menurut Umar (2004) pemecatan secara terpaksa harus sesuai dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Musyawarah karyawan dengan pemimpin perusahaan.
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan.
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan wakil dari
P4D.
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan wakil dari
P4P.
5. Pemutusan hubungan
(Rahardjo, 2013)
berdasarkan
Keputusan
Pengadilan
Negeri.
2. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib
dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau
dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. (Pasal 151 Ayat 1)
3.
4.
sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah yang diterima
pekerja/buruh.
3. Skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan secara
tertulis dan disampaikan kepada pekerja/buruh yang bersangkutan dengan
alasan yang jelas, dan kepada pekerja/buruh yang bersangkutan harus
diberikan kesempatan membela diri.
4.
PESANGON
Ketentuan pesangon dapat kita jumpai dalam Pasal 156 ayat (1) UndangUndang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan) yang berbunyi:
Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK),
pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima.
Berikut di bawah ini kami akan uraikan beberapa pasal yang mengatur
tentang uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak
satu persatu.
Uang Pesangon
< 1 tahun
1 bulan upah
2 bulan upah
3 bulan upah
4 bulan upah
5 bulan upah
6 bulan upah
7 bulan upah
8 bulan upah
9 bulan upah
Uanga PMK
2 bulan upah
3 bulan upah
4 bulan upah
5 bulan upah
6 bulan upah
7 bulan upah
8 bulan upah
10 bulan upah
Alasan PHK
Hak Pekerja
PH
Psg + PMK + PH
PMK + PH
PH
Psg + PMK+ PH
2 (Psg) + PMK + PH
Psg + PMK + PH
2 (Psg) + PMK + PH
Perusahaan pailit
Psg + PMK + PH
2 (Psg) + PMK + PH
2 (Psg) + PMK + PH
11
PH
12
2 (Psg) + PMK + PH
13
(Psg) + 2 (PMK) + PH
5. Demonstrasi Buruh
PERSYARATAN/TATA CARA
Aturan dan tata cara dalam penyampaian pendapat melalui demokrasi Hak
untuk mnyampaikan pendapat di muka umum merupakan bagian dari Hak Asasi
Manusia yang dijamin dalam Konstitusi Indonesia Hak ini dapat dilaksanakan
dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. unjuk rasa atau demonstrasi
2. pawai
3. rapat umum, atau
4. mimbar bebas Pelaksanaan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka
umum tersebut dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum, namun
ada beberapa tempat yang di kecualikan dan waktu-waktu yang dilarang dalam
menyampaikan pendapat di muka umum pasal 9 (2) UU No. 9 tahun 1998.
Tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, yaitu :
1. di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit,
pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan
obyek-obyek vital nasional.
2. pada hari besar Nasional Sebelum melaksanakan demokrasi/pawai/rapat umum,
maupun mimbar bebas terlebih dahulu wajib memberitahukan secara tertulis.
Pemberitahuan tersebut disampaikan kepada Polri. Di mana polri yang
dimaksud adalah satuan Polri terdepan dimana kegiatan penyampaian pendapat
akan dilakukan apabila kegiatan dilaksanakan pada :
a. kecamatan, pemberitahuan ditujukan kepada polsek setempat.
b. Kecamatan atau lebih dalam lingkukan kabupaten/kotamadya
c. Kabupaten/kotamadya atau lebih dalam 1 (satu) propinsi, pemberitahuan
ditujukan kepda polri setempat
d. Propinsi atau lebih, pemberitahuan ditujukan kepada Markas Besar Kepolisian
Negara Republik Indonesia Pemberitahuan secara tertulis disampaikan oleh
yang bersangkutan, pemimpin, atau pennggung jawaba kelompok selambatlambatnnya 3 24 jam sebelum kegiatan dimulai telah di terima oleh Polri
setempat.
harus disampaikan sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu : melalui saluran
yang resmi atau konstitusional.
Dalam pasal 1 Undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum di jelaskan bahwa kemerdekaan
menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan
pikirin dengan lisan dan tulisan dan sebagainnya. Secara bebas dan bertanggung
jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin kebebasan menyampaikan pendapat, agar dilaksanakan dengan
bertanggunmg jawab.
Maka dalam undang-undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat diatur mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi
bagi setiap masyarakat yang ingim menyampaikan pendapatnnya dan bagi
pemerintah agar dapa memberikan perlindungan hukum kepada setiap
masyarakat, agar terjaminnya hak menyampaikan pendapat.
Pasal 5 UU No. 9 tahun 1998 tentang kemrdekann menyampaikan
pendapat di muka umum dinyatakan bahwa setiap Warga negara yang
menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk :
a. mengeluarkan pikiran secara bebas
b. memperoleh perlindungan hukum Yang dimaksud dengan mengeluarkan
pikiran secara bebas adalah mengeluarkan pendapat, pandangan, kehendak
atau perasaan yang bebas dari tekanan fisik, psikis, atau pembatasan yang
bertentangan dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Undangundang No. 9 Tahun 1998 dimana tujuan pengaturan tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum adalah :
1. mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan pancasila dan Undang-undanmg
dasar 1945
2. mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan
dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat
3. mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnnya partisipasi dan
kreativitas setip warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
dalam kehidupan berdemokrasi
4. menempatkan
tanggung
jawab
social
dalam
kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan