Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL EVALUASI

A. Perbandingan Output Program dan Identifikasi Masalah


Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan
tolok ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan
antara unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah
dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja
Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolok
ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab
masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi
masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian.
Berikut hasil pencapaian Program Kesehatan Lingkungan khususnya Jamban
Keluarga, Sarana Air Bersih dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di
Puskesmas Karang Anyar pada tahun 2014.

45

Tabel 3. Pencapaian sub program Jamban Keluarga yang memenuhi syarat


kesehatan pada tahun 2014
Variabel Keluaran
1 Jumlah Jamban
Keluarga

yang

memenuhi syarat

Tolak Ukur
Target

Pencapaian
Jumlah jamban

pencapaian

memenuhi

72%

sebanyak 4.997 dari 7.750 rumah

kesehatan

Jumlah

syarat

yang

Masalah
(+)

kesehatan

yang diperiksa.

4.997
7.750
2

keluarga

Sumber

x 100% = 64,4%

Target

(-)

Air Bersih yang

pencapaian

Jumlah sumber air bersih yang

memenuhi syarat

60%

memenuhi

kesehatan

syarat

kesehatan

sebanyak 6.597 dari 7.750 rumah


yang diperiksa.

Jumlah

Saluran

Target

Pembuangan Air

pencapaian

Limbah

60%

yang

(SPAL)
memenuhi

syarat kesehatan

6.597
7.750

Jumlah

x 100% = 85,1%

SPAL

yang

(+)

memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 2.485


dari 7.750 rumah yang diperiksa.

2.485
7.750

x 100% = 32%

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Karang Anyar periode bulan Januari bulan Desember 2014.

B. Menetapkan Prioritas Masalah


Masalah yang ditemukan pada program Kesehatan Lingkungan adalah belum
tercapainya target pada sub program Jamban Keluarga dan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan. Masalah
ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan
tolak ukur dimana hasil yang diperoleh adalah 64,4% (Jamban Keluarga) dan

46

32% (SPAL). Sedangkan target pencapaian jumlah jamban keluarga dan SPAL
yang memenuhi syarat kesehatan masing-masing adalah 72% dan 60%.
Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan metode USG. Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik skoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Berdasarkan
metode ini (Tabel 4) didapatkan bahwa masalah belum terpenuhinya jumlah
jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan menjadi masalah yang lebih
diprioritaskan.

Tabel 4. Penetapan Prioritas Masalah dengan Metode USG


Masalah
1. Belum
Jamban

terpenuhinya

jumlah

Keluarga

yang

U
2

S
4

G
3

Total
9

Prioritas
I

II

memenuhi syarat kesehatan


2.

Belum

terpenuhinya

jumlah

Saluran Pembuangan Air Limbah


(SPAL) yang memenuhi syarat
kesehatan

Keterangan: U (Urgency), S (Seriousness), G(Growth)


Skoring 1 (rendah), 2 (sedang), 3 (cukup), 4 (tinggi), 5 (sangat tinggi)

C. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan


Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab belum tercukupinya jumlah
jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Karang Anyar

47

pada tahun 2014 diperlukan kerangka konsep dengan menggunakan


pendekatan sistem.

Sarana dan
Prasarana (input)

Dana yang tersedia


(input)

Kegiatan Program
Kesling khususnya
evaluasi sanitasi yang
memenuhi syarat
kesehatan (proses)

Jumlah kader
kesling (input)

Promosi
kesehatan
(input)

Jamban Keluarga

Sumber air bersih

Jumlah jamban yang


memenuhi syarat
kesehatan (output)

SPAL

Pengetahuan
pentingnya
memiliki
jamban sehat,
pengetahuan
mengenai
penyakit akibat
lingkungan

Tingkat Pendidikan
Keluarga

Gambar 9. Kerangka konsep pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan khususnya


Cakupan Jumlah Jamban Keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.

D. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

48

Sesuai dengan pendekatan sistem, ketidakberhasilan pencapaian angka jamban


keluarga yang memenuhi syarat kesehatan yang diharapkan merupakan suatu
output / hasil yang tidak sesuai dengan target. Untuk mengatasinya, dengan
pendekatan sistem harus diperhatikan kemungkinan adanya masalah pada
komponen lain pada sistem, mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang
berkesinambungan dan saling mempengaruhi. Setelah mengetahui faktor atau
masalah dominan, langkah berikutnya adalah mencari akar masalah dalam hal
ini kami mencari akar masalah dengan menggunakan diagram fishbone.

Money

Method
Penyuluhan

Biaya pembuatan
jamban
Biaya pemeliharaan
jamban

Jumlah kader

Sosialisasi

Peran kader

Sosiokultural
Tingkat Pendidikan
Keluarga

Machine

Man

PSP mengenai
jamban keluarga
sehat
Pengetahuan
mengenai penyakit
terkait lingkungan

Pengadaan
contoh
jamban
keluarga sehat

Belum terpenuhinya
jumlah jamban
keluarga yang
memenuhi syarat
kesehatan (64,4%) dari
target 72%

Material

Gambar 10. Diagram fishbone

Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang


paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan

49

menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih


masalah yang paling dominan.

Tabel 5. Teknik kriteria matriks pemilihan prioritas penyebab masalah


No

JUM

Daftar Masalah
IxTx
R

Tidak adanya biaya

DU

SB

I
2

B
2

C
2

768

384

1152

576

pembuatan jamban
2.

Kurangnya sosialisasi
mengenai jamban

3.

sehat
Kurangnya
Pengetahuan terkait
penyakit akibat

4.

lingkungan
Kurangnya
Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku dalam
pentingnya memiliki
jamban sehat

Setelah dilakukan pemilihan prioritas penyebab masalah, didapatkan penyebab


masalah yang utama yaitu kurangnya pengetahuan mengenai penyakit yang
terkait dengan lingkungan. Urutan prioritas penyebab masalah selanjutnya
yakni tidak adanya biaya pembuatan jamban, kurangnya pengetahuan, sikap

50

dan perilaku dalam pentingnya memiliki jamban sehat dan kurangnya


sosialisasi dari puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai