BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dunia pelayaran pada saat ini sangatlah ketat dimana
kapal sangat penting dan merupakan suatu sarana angkutan yang banyak
digunakan oleh negara-negara asing maupun negara kita sendiri. Oleh
karena begitu ketatnya persaingan dalam mencari muatan di masa sekarang
ini maka perusahaan pelayaran meningkatkan pelayanan jasa angkutan laut,
untuk kelancaran arus barang dan jasa angkutan pulau bahkan antar Negara.
Dalam setiap pengangkutan barang maka diperlukan lashing untuk
muatannya sesuai dengan konvensi internasional keselamatan jiwa di laut ,
1974 (SOLAS) bab VI , VII untuk menjaga keseimbangan muatan kapal agar
tetap kokoh walaupun pada saat cuaca buruk atau terkena ombak.
Adapun dalam setiap proses pelashingan muatan seharusnya dapat
memenuhi ketentuan cara lashing yang benar sesuai panduan pengikatan
(pelashingan) Muatan (MSC/Circ. 385), tetapi pada kenyataannya di
lapangan, banyak terdapat kekurangan pemahaman

tentang teknik

pelashingan yang sesuai dengan prosedur dalam keamanan muatan.

Misalnya : Pada setiap pemasangan twist lock yang mana dalam aturan
penggunaannya harus menggunakan 4 buah lashing dalam setiap susunan
peti kemas, tetapi pada kenyataanya di lapangan hanya menggunakan 2
buah twist lock. Adapun pemasangan yang seharusnya secara melintang
tetapi pada kenyataannya lebih sering dipasang secara membujur.Cara
penyusunan seperti inilah yang membuat keamanan muatan tidak sesuai
prosedur keamanan muatan.
Seperti yang diketahui bahwa prosedur keamanan salah satunya
adalah peranan pelashingan muatan terutama bagi muatan-muatan di atas
deck. Pelashingan muatan yang benar akan membuat muatan-muatan tidak
bergeser dari tempatnya selama dalam pelayaran baik pada saat

menghadapi cuaca buruk ataupun tidak. Muatan yang bergeser tersebut

dapat berakibat buruk pada stabilitas kapal yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi pihak kapal dan pemilik muatan.
Kapal cargo seperti kapal Kontainer pada umumnya mempunyai
lekukan melintang dan membujur atau kombinasi keduanya yang memang
disiapkan sebagai tambahan agar mudah memasang penopang kayu yang
dipergunakan untuk menggoyangkan muatan.
Kapal Cargo yang tidak diberi penguat seperti dilashing, biasanya
akan berakibat bergeser dan jatuh dari kedudukannya apabila terkena ombak
ataupun kapal sedang berayun. Untuk lebih memahami cara yang betul
teknik pelashingan muatan di atas kapal maka penulis tertarik untuk
mengangkat

permasalahan

dengan

judul

ANALISA

TEKNIK

PELASHINGAN MUATAN DI KAPAL.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka sebagai permasalahan pokok
yang penulis ungkapkan dalam penulisan skripsi ini yaitu: Bagaimana teknik
pelashingan muatan di atas kapal ?
C.Batasan Masalah
Karena begitu luasnya permasalahan yang dibahas berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis mencoba membatasi permasalahan tentang
teknik pelashingan muatan di kapal.Dimana penulis mencoba untuk fokus
pada suatu materi tentang teknik pelashingan muatan di atas kapal. Untuk
lebih memudahkan penulis dalam mencari suatu materi yang akan di jadikan
suatu bahan dalam skripsi ini.
Dimana penulis akan membahas suatu masalah, yaitu: Bagaimana teknik
pelashingan muatan kontainer di atas kapal.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan
1.

Untuk lebih mengetahui dan memahami cara pelashingan muatan

yang lebih baik dan tepat yang sesuai dengan prosedur yangt telah
ditetapkan .

2. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai cara penggunaan

alat-alat lashing yang sesuai dengan fungsinya.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
1. Agar pembaca lebih memahami tentang cara pelashingan yang tepat dan
benar untuk mengurangi terjadinya pergeseran muatan pada saat kapal
berlayar akibat pelashingan yang kurang optimal.
2. Untuk memberikan wawasan yang luas bagi pembaca agar dapat
menerapkannya di lapangan guna mengurangi pergeseran muatan di
atas kapal.
E. Hipotesis
Berdasarkan pada masalah pokok yang dikemukakan di atas maka penulis
menduga kendala yang dihadapi dalam pelashingan adalah Kurangnya
pemahaman crew kapal tentang teknik melashing muatan yang tepat.