Anda di halaman 1dari 48

DASAR DASAR PENDIDIKAN MIPA

I. HAKEKAT MIPA
1.1 Hakekat Matematika
MIPA

Matematika

dan

Ilmu

Pengetahuan

Alam

Matematika + IPA
Ciri Ciri khusus IPA :
Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip
dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang
dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama.
Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuar
prediksi

(ramalan)

Kuantitatif

terhadap

suatu

prestasi.

Pada

dasarnya eksperimen merupakan :


-

Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar


yang baru

Dalam

Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru


membuat

interprestasi

hasil

eksperimen

untuk

pengambilan kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan


inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode
ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu ilmu lain. Alam IPA
ditekankan

pada

proses

induktif

maupun

deduktif.

Alam

Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang


memerlukan penalaran logis dan aksionatik
Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat
hierarkhis sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang
sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah


yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan matematis
dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman atas
berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang
mutlak perlu dikuasai.
Ciri MIPA :

pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian


yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional
yang erat.

Karena itu konsep konsep dan prinsip prinsip dalam MIPA


akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait
satu dengan yang lain dengan simpulan simpulan yang jelas.

Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf


sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan:
keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika
sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif
sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan
yang ada.

Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap


ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh.
Kesadaran

ini

akan

menimbulkan

dedikasi

yang

tinggi

terhadap pemahaman ataupun pengembangan ilmu sebagai suatu


kebutuham hidup.
2.HAKEKAT PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN MIPA
2.1 Pendidikan
Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan

permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa


kehilangan identitas dirinya.
Tujuan Pendidikan Nasional :
2.1 Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berbudi pekerti yang luhur
Berkepribadian
Berdisiplin
Bekerja keras
Tangguh
Bertanggungjawab
Mandiri
Cerdas
Sehat jasmani dan rohani
2.2 Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya
jangan hanya dipandang sebagai :
1) Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus
diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang
2) Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan
uriman

(sumbangan)

nyata

untuk

perwujudan

manusia

Indonesia yang utuh.


Implikasi dari Ciri MIPA
1. Pendidikan

MIPA

menghendaki

pendekatan

pendekatan

tertentu dan metode metode tertentu yang sesuai, serta


sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep
MIPA pada anak didik,

membuat mereka mampu berpikir kritis,


menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan
efisien.
menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan
merupakan potensi tenaga kerja berkualitas yang merupakan
sumber daya manusia bagi pembangunan

3.HAKEKAT TUGAS GURU DAN TUGAS GURU MIPA


Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan
nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak
hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.

Misi

utama

guru

sebagai

pengajar

ialah

mengupayakan

tercapainya tujuan tujuan instruksional mata pelajaran yang


diajarkannya, sedangkan misi utama guru

Sebagai

pendidik

ialah

mengupayakan

terwujudnya

perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang


lebih luas untuk memberikan iuran

(sumbangan) nyata bagi

pencapaian tujuan pendidikan nasional.


Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak
hanya sekedar

Mengupayakan

diperolehnya

berbagai

pengetahuan

dan

ketrampilan dalam MIPA dikalangan peserta didik.

Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat


mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan
prinsip prinsip dan nilai nilai IPA dikalangan peserta didik
dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis,
sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka
dan ingin tahu.

Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA

Hendaknya
tentang

tidak

MIPA

sekedar

kepada

menyampaikan

peserta

didik

informasi/ceritera

tetapi

betul

betul

membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip


prinsip dan nilai nilai yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya :

Dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA


itu sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan
masalah, diskusi dengan teman temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang

guru MIPA hendaknya

Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan


peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian
hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
Disamping itu, seorang guru MIPA

Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak


segan mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal hal
tertentu

kepda

peserta

didik

tanpa

mengabaikan

tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban


terhadap persoalan persoalan yang diajukan.

4. MENGENAL IPA
4.1 Manusia dan Perkembangan Tubuh serta Alam Pikirannya
4.1.1 Manusia sebagai Makhluk yang Unik
(Sifat sifat Unik Manusia : Jasmani dan Naluri Kehidupannya)
Menurut klasifikasi (Biosistematik), manusia tergolong dalam
Dunia Hewan. Kalau tubuh manusia dibedah, maka pada bagian
dalam tubuhnya ditemui alat alat (organ) tubuh, seperti : jantung,
hati, paru paru, usus dan lain lain yang tidak banyak berbeda
dengan yang dimiliki hewan lain (misalnya: kucing, kera, dll).
Demikian

pula

kalau

kita

mempelajari

sistem

pernafasan,

pencernaan makanan, peredaran darah, persarafan dan fisiologis


organ organ lainnya, pada prinsipnya sama seperti yang terdapat
pada hewan.
Manusia digolongkan dalam Vetebrata, Kelas Mamalia, karena
mempunyai ciri ciri: mempunyai tulang belakang, tubuhnya
mempunyai

rambut,

menyusui

anaknya,

mempunyai

empat

anggota gerak. Bagian bagian anatomi manusia dengan kera


sangat serupa, oleh karena itu mereka dimasukkan kedalam satu
golongan yaitu Ordo Primates (Primata).
Kedudukan manusia dalam klasifikasi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Kelas

: Mamalia

Ordo

: Primates

Subordo

: Anthropoidea

Superfamili : Hominoidea
Famili
Species

: Hominidae
: Homo sapiens

Meskipun terdapat banyak persamaan struktur dan fungsi


organ tubuh manusia dengan hewan ini, namun dalam banyak hal
manusia sangat berbeda dengan hewan, sehingga kita dapat
mengatakan bahwa manusia sebenarnya tidak dapat disebut
hewan, tetapi suatu makhluk jenis baru. Tetapi kalau diteliti lebih
lanjut, ternyata perbedaan perbedaan itu tidaklah dalam anatomi
atau fisiologi melainkan terutama dalam tingkah laku dan prestasi.
Jadi perbedaanya terletak pada cara hidup manusia yaitu disebut
kebudayaan. Sebagaimana pula oleh Daryono Sutoyo dikemukakan
bahwa perbedaan antara manusia dengan hewan itu terletak pada
beberapa hal, antara lain berikut ini :
-

kelakuan atau tingkah laku manusia dapat berubah ubah

kemampuan untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan


pada manusia adalah lebih besar

manusia membentuk kebudayaan, sedangkan pada hewan boleh


dikatakan tidak mengenal kebudayaan (Daryono Sutoyo:3).
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan abiotik

dan lingkungan biotik, juga terdapat lingkunngan kebudayaan


(agama, adat istiadat, hasil hasil teknolgi).
Atas dasar ini maka dalam mempelajari biologi manusia
dianggap sebagai hewan, tidaklah mudah untuk memisahkan
manusia sebagai hewan dengan manusia budaya. Contoh :
manusia membutuhkan makanan seperti halnya hewan, tetapi apa
yang dimakan (nasi, roti, ikan, daging dan sebagainya) bergantung
kepada sikap budayanya dan tidak begitu banyak bergantung
kepada nilai gizi makanan tersebut. Dalam mempelajari manusia
terdapat daerah perpautan yang luas antara biologi dan ilmu
pengetahuan sosial.
Setiap species mempunyai ciri ciri khas yang meliputi:
-

Ciri ciri struktur;

Ciri ciri fisiologis;

Ciri ciri tingkah laku.


Walaupun diantara individu dalam species manusia banyak

terdapat keanekaragaman, species manusia dapat dibedakan


dengan jenis dari hewan yang paling menyerupai yaitu dari
Primates besar bedanya.
Jadi dilihat dari ketiga ciri khas yaitu struktur tubuh, fisiologis
dan tingkah lakunya manusia mencapai berbagai kemampuan dan
kecakapan

yang

melebihi

hewan

mamalia

lainnya

terutama

Primates. Manusia telah mengalami modifikasi struktur tubuh


sehingga

dapat

memberikan

ciri

fisiologi

atau

fungsi

dan

kemampuan jasmani maupun ciri tingkah lakunnya tersendiri, yang


dapat mengatasi masalah serta penyesuaian dalam hidupnya.
a. Ciri Struktur Tubuh Manusia :
Struktur tubuh yang mempengaruhi struktur funsi dan tingkah
laku manusia, yaitu :
1.

Sikap tubuhnya yang tegak, kaki yang mempunyai lekukan


besar pada telapak kaki dengan ibu jari yang sebidang letaknya
dengan jari jari lainnya, memungkingkan tubuh manusia
mampu berdiri, berjalan dan berlari tegak pada kedua kakinya.

2.

Lengan (kaki depan hewan) lebih pendek dari pada kaki (kaki
belakang hewan), sehingga dapat digunakan dengan bebas
untuk mengerjakan atau membawa sesuatu. Ibu jari tangan
berkembang sedekian rupa hingga dapat dipertemukan dengan
jari jari lainnya, karena itu mampu memegang, membuat alat.

3.

Kepala

terletak

pada

tulang

belakang

demikian

rupa,

sehingga memungkinkan untuk dapat melihat lurus kedepan


kalau berdiri tegak.

4.

Otak manusia relatif besar. Manusia kini mempunyai volume


otak sebesar 1200 1500 cc, sedangkan rongga otak simpanse
350 450 cc. Walaupun tidak ada hubunngan mutlak antara
besarnya otak dengan kecerdasan, tetapi tidak dapat disangkal
bahwa otak manusia mempunyai kemampuan besar untuk
belajar.

1) Gigi dan otot rahang tidak mengalami pertumbuhan yang kuat,


karena manusia telah menemukan dan membuat alat untuk
mempertahankan diri dan untuk menghancurkan makanannya.
Dengan modifikasi atau perkembangan struktur tubuh
manusia ini dapat memberi gambaran batas-batas kemampuan
jasmani manusia. Ternyata kemampuan jasmani manusia jauh
dibawah kemampuan jasmani hewan-hewan lain.
Contoh :
1) Manusia tidak dapat bergerak/lari cepat dibanding dengan
macan, kijang, kuda atau hewan-hewan besar lainnya.
2) Manusia tidak dapat berenang cepat seperti ikan paus,
lumba-lumba.
3) Panca indera penciuman manusia tidak tajam atau kurang
berkembang seperti kucing, anjing.
4) Pendengaran juga kurang berkembang seperti pada tikus dan
kelelawar yang pendengarannya lebih halus.
Dengan kekurangannya itu manusia dapat mengatasinya dan
mengimbangi dengan kecakapan yang lebih tinggi diberbagai
lapangan dibanding dengan hewan-hewan tadi. Oleh karena
kecakapannya yang tinggi ini, manusia dapat menggunakan alat
inderanya yang paling sempurna, yaitu alat penglihat dengan
sebaik-baiknya.

Manusia

dapat

menafsirkan

rangsang

yang

diterimanya dan ia mempunyai pilihannya yang tak terhingga


banyaknya dalam mengadakan reaksi yang tepat serta prestasi

10

yang tinggi terhadap apa yang dilihatnya.

Dapat membuat

alat/perkakas dan menggunakannya.

b. Ciri-ciri fisiologi :
Secara umum ciri fisiologi manusia tidak banyak berbeda dari
Mamalia lainnya terutama primates. Beberapa ciri fisiologi yang
berpengaruh pada tingkah laku manusia antara lain :
1) Manusia tidak mempunyai musim bereproduksi (berbiak).
Kegiatan reproduksi dapat terjadi setiap saat sepanjang
tahun, sehingga kelahiran anak dapat terjadi pada bulan
yang berbeda dalam setahun.
2) Umur manusia relatif lebih panjang dibanding umur hewan
mamalia pada umumnya. Hal ini karena manusia mempunyai
kemampuan merawat dan melindungi dirinya dnegan sangat
baik.
3) Manusia mempunyai perkembangan dan pertumbuhan yang
lambat. Setiap kelahiran anak manusia dalam keadaan yang
tidak berdaya, memerlukan waktu yang cukup panjang untuk
dapat berdiri sendiri atau menjadi dewasa. Sejak lahir, anak
manusia bergantung pada orang dewasa (orang tuanya),
memerlukan perawatan

dan perlindungan beberapa tahun

lamanya. Dengan demikian secara pasti dapat menjalin


hubungan hidup bersama secara bermasyarakat.
c. Ciri-ciri tingkah laku manusia :

11

Walaupun manusia cerdas (mempunyai otak besar) kalau


hidup sebagai individu tersendiri dia tidak akan berdaya. Suatu ciri
khas manusia juga adalah hidup bersama-sama membentuk suatu
masyarakat. Sifat bermasyarakat pada manusia ini terbanyak
beasal dari keadaan bahwa manusia memerlukan waktu lama
untuk menjadi dewasa. Anak manusia selama beberapa tahun
bergantung kepada orang tuanya, menjamin anak itu untuk dapat
menjalin hubungan hidup bersama secara bermasyarakat. Selama
itu orang dewasa dapat mendidik anaknya dan anak dapat belajar.
Pengalaman generasi ini dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
Dengan pengalaman serta penemuan yang menjadi pengetahuan,
terkumpul dalam kelompok ini dan memungkinkan timbulnya
kebudayaan.
Pemindahan

ilmu

pengetahuan

bergantung

kepada

komunikasi antar individu. Manusia dapat mengadakan komunikasi


melalui isyarat dalam hal ini adalah bahasa. Bahasa adalah dasar
kemuanusiaan dasar prestasi manusia. Tetapi kita tak mengetahui
kapan manusia mulai berbicara; tidak ada keterangan mengenai
bagaimana bahasa itu dimulai. Berbicara adalah suatu ciri dasar
tingkah laku manusia.
Dari ciri struktur maupun ciri fisiologinya memungkinkan
timbulnya ciri-ciri tingkah laku yang khas bagi manusia sebagai
Mamalia yang paling utama. Ciri-ciri tingkah lakunya itu nampak
pada sifat-sifat manusia umumnya.
Adapun sifat-sifat manusia itu sebagai berikut :
1)

Berfikir :
a. Manusia itu pada umumnya berfikir egosentris.
Artinya pikirannya senantiasa berfikir kepada kepentingan
manusia.

12

Contoh : Menebang hutan, membuat jalan, membuat industri


semuanya demi kepentingan manusia.
b. Berbudaya: Akibat berfikir, manusia mempunyai kebudayaan.
Kebudayaan berpengaruh terhadap manusianya sendiri.
c. Senang belajar : karena senang belajar, mengakibatkan
adanya pendidikan. Pendidikan berpengaruh besar terhadap
manusianya sendiri.
d. Bermasyarakat : berbeda dengan masyarakat hewan yang
merupakan

tingkah

berlandaskan

laku

tingkah

bawaan,

laku

masyarakat

yang

manusia

kebanyakan

telah

dipelajarinya. Bentuk masyarakat mempengaruhi manusiaya


sendiri secara timbal balik.
Contoh: Pendidikan mempengaruhi kedudukan dalam masyarakat,
mempengaruhi

penghasilan,

mempengaruhi

pandangan

masyarakat, jadi mempengaruhi manusianya sendiri.


Cara berkomunikasi antara sesama dan kemampuan manusia
berbahasa, menyebabkan manusia menjadi mahluk utama di dunia.
2) Manusia mempunyai kebutuhan makan :
Untuk keperluan hidupnya manusia memerlukan makanan.
Makanan

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan,

perkembangan dan pembiakan. Gizi makanan mempengaruhi


kesehatan, kecerdasan, cara kerja, kebudayaan, manusia,
keluarga, ras, bangsa dan lain-lain.
3) Ingin panjang umur :
Akibat sifat ini, manusia itu selalu ingin sehat, mengatasi
penyakit,

membatasi

kerja

terlalu

keras,

mencegah

kelaparan.
4) Suka berteduh :
Akibatnya

manusia

memakai

pakaian.

Macam

pakaian

dipengaruhi oleh iklim, selera masyarakat dan bahan yang

13

tersedia. Sedangkan cara berpakaian berpengaruh terhadap


kesehatan.
5) Suka mencari kesenangan hidup atau kebahagiaan :
Contoh : rekreasi, kesenian, kosmetika, dan sebagainya.
6) Ingin mempunyai keturunan.
Bagaimana naluri kehidupan manusia ?
Dibanding dengan hewan yang juga banyak yang hidup
bermasyarakat, misalnya: serangga, maka masyarakat manusia itu
berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajari.
Sedangakn masyarakat serangga atau hewan lain itu berlandaskan
tingkah laku yang bersifat bawaan, yang terulang secara turun
temurun dan ini disebut naluri. Menurut Wildan Yatim (1974:333)
dikatakan bahwa: naluri (instinct) adalah sikap yang dibawa turun
temurun,

tak

berubah-ubah

dan

berperan

untuk

memlihara

kelangsungan hidup sesuatu individu di alam.


Segala macam ciri kehidupan dijalani secara naluri. Makan,
bernafas, bergerak, berlindung dan berbiak adalah naluri. Setiap
mahluk termasuk manusia sebenarnya memiliki naluri. Mahluk
yang mempunyai kecerdasan yakni yang bisa belajar, memikirkan,
memecahkan

masalah

dan

memperbaiki

sikap-sikap

meniru

(stereotip) seperti manusia, akan dapat menekan sikap asli (naluri)


nya

sampai

menguntungkan.

batas-batas
Sampai

tertentu

batas-batas

yang
tertentu,

mungkin

lebih

karena

setiap

mahluk tak akan mungkin dapat meninggalkan sama sekali


pembawaan naluri.
Contoh:

Naluri makan tidak mungkin ditekan dan ditinggalkan. Namun


waktu

makan dapat diatur.

Naluri masyarakat manusia telah berkembang oleh karena


kemampuan berfikir dan belajarnya.

14

Naluri

berlindung

pada

manusia

menyebabkan

meraka

membuat jaket wool, rumah bertingkat, membuat senjata dan


lain-lain.
Inilah keunikan manusia, yang menyangkut jasmaninya yang telah
berkembang yang memungkinkan penyesuaian fisiologi serta
terbentuk sikap atau tingkah laku manusia dan prestasinya yang
agak berlainan dengan hewan. Tentunya berkat kemampuan dan
kecakapannya yang tinggi.
Rasa Ingin Tahu
Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu ini merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai
rasa

ingin

tahu

tentang

alam

sekitarnya,

benda-benda

di

sekelilingnya, gunung, awan, bulan, bintang, dan matahari yang


dipandangnya dari jauh, bahkan ia ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu itu untuk memenuhi kebutuhan fisik,
mempertahankan kelestarian hidupnya, dan untuk kebutuhan
nonfisik, kebutuhan alam pikirannya.
Tumbuh-tumbuhan

menunjukkan

tanda-tanda

kehidupan,

bertumbuh dan bergerak namun gerakan itu terbatas pada


mempertahankan

kelestarian

hidupnya

yang

bersifat

tetap.

Misalnya: daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar


matahari atau akar-akar yang selalu cenderung mencari air yang
kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Hal ini berlangsung
sepanjang zaman.
Hewan menunjukkan adanya kehendak berpindah dari satu
tempat ke tenpat lain. Contoh : urung-burung bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain di dorong oleh suatu keinginan yaitu
rasa ingin tahu apakah disana ada cukup makanan atau ingin tahu
apakah di suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang.

15

Setelah mengadakan peninjauan (eksplorasi), burung itu menjadi


tahu. Itulah pengetahuan dari burung itu. Burung juga memiliki
pengetahuan bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon.
Tetapi pengetahuan itu ternyata tidak berubah dari zaman ke
zaman. Burung pipit dari dulu hingga sekarang membuat sarang
yang sama tak pernah berubah.
Rasa ingin tahu dan pengetahuan dari hewan yang tetap
sepanjang zaman itu disebut naluri (insting). Naluri ini brpusat pada
satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.
Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang
biak.
Manusia memiliki naluri seperti yang dimiliki hewan. Tetapi
manusia memiliki kelebihan yaitu kemampuan berfikir dengan
kata lain ingin tahu tentang apa, juga ia ingin tahu bagaimana
dan

mengapa

begitu.

Manusia

mampu

menggunakan

pengetahuannya yang terdahulu untuk dikaitkan/ dikombinasikan


dengan pengetahuannya yang baru menjadi pengetahuan yang
lebih baru. Hal yang demikian ini berlangsung terus berabad-abad
lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan.
Contoh : manusia purba zaman dahulu yang hidup di gua-gua atau
di atas pohon. Oleh karena kemampuannya berfikir yang tidak
semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi
juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka meraka
mampu membuat rumah dia atas tiang-tiang kayu yang kokoh.
Bahkan sekarang manusia mampu membuat istana ataupun
gedung-gedung pencakar langit dibandingkan dnegan harimau
yang hidup di gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas
pohon, tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah
tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada

16

manusia itu sendiri. Pengetahuan manusia berkembang sampai


kepada hal-hal bercocok tanam, menyangkut keindahan dan
sebagainya.
Mitos dan Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan fisiknya,
tetapi juga ingin memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan
alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terjawab atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk
memuaskan alam pikirannya, manusia membuat atau mereka-reka
sendiri jawabannya.
Contoh:

Apakah pelangi itu ?


Karena tak dapat dijawab, mereka meraka-reka dengan
jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Muncul
pengetahuan baru, yaitu bidadari.

Mengapa gunung meletus ?


Karena tak tahu jawabannya, maka di reka-reka sendiri
dengan jawaban yang berkuasa dari gunung sedang marah.
Muncul

pengetahuan

baru,

yaitu

yang

disebut

yang

berkuasa.
Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncul
anggapan yang berkuasa di dalam hutan yang lebat, sungai yang
besar, pohon yang besar, matahari, bulan, kilat, raksasa yang
menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan ini di terima
sebagai kepercayaan masyarakat.
Pengetahuan-pengetahuan
merupakan

gabungan

dari

baru

yang

bermunculan

dan

pengamatan,

pengalaman

dan

kepercayaan itu disebut mitos. Adapun cerita yang berdasarkan


atas mitos ini disebut legenda.

17

Mitos ini timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan


alat indera manusia.Misalnya :
1) Penglihatan :
Banyak benda-benda bergerak begitu cepat sehingga tak
tampak oleh mata. Mata tak dapat membedakan seluruh
gambar yang berbeda dalam satu detik. Mata tak mampu
melihat partikel atau jauhnya benda.
2) Pendengaran :
Pendengaran
mempunyai

manusia
frekuensi

terbatas
dari

30

pada
sampai

getaran
dengan

yang
30.000

perdetik. Getaran dibawah 30 atau di atas 30.000 perdetik


tak terdengar.
3) Bau dan rasa :
Bau dan rasa tidak dapat dipastikan benda yang dikecap
maupun diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat
jenis rasa, yaitu : rasa manis, masam, asin, dan pahit.
Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal
oleh hidung kita jika konsentrasinya di udara lebih dari 1/10
juta dari udara. Bau dapat membedakan satu benda dengan
benda

yang

lain,

namun

tidak

semua

orang

bisa

melakukannya.
4) Alat perasa :
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas
atau dingin, namun sangat relatif, sehingga tidak dapat
dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda antara
manusia : ada yang sangat tajam penglihatannya ada yang tidak.
Demikian pula ada yang tajam penciumannya ada yang lemah.
akibat dari keterbatasan alat indera

kita maka mungkin timbul

salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.

18

Untuk meningkatkan ketepatan alat indera tersebut dapat


juga orang dilatih untuk itu, tapi tetap sangat terbatas. Usahausaha lain adalah menciptakan alat, meskipun alat yang diciptakan
ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan
berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut.
Jadi mitos ini

dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu

karena :
a) Keterbatasan

pengetahuan

yang

disebabkan

karena

keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan


alat.
b) Keterbatasan penalaran.
c) Hasrat ingin tahunya terpenuhi.
Hasrat

ingin

tahunya

berkembang

terus

dan

mitos

merupakan jawaban yang paling memuaskan pada masa itu.


Puncak hasil pemikiran seperti itu yaitu pada zaman Babylonia
700-600 SM. Alam semesta menurut pendapat mereka waktu itu
adalah berupa suatu ruangan atau selungkup. Bumi datar sebagai
lantainya dan langit-langit melengkung di atas sebagai atapnya.
Bintang-bintang, matahari dan bulan menempel dan bergerak pada
permukaan dalam langit. Pada atap ada semacam jendela dimana
air hujan dapat sampai ke bumi.
Tetapi
mengenal

yang

menakjubkan

ekliptika

atau

adalah

bidang

edar

bahwa

mereka

matahari,

dan

telah
telah

menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari


beredar kembali ke tempat semula, sama dengan 362,25 hari.
Horoskop

atau

ramalan

nasib

manusia

berdasarkan

perbintangan juga berasal dari zaman Babylonia ini. Masyarakat


waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa kini, dapat
menerimanya. Pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan

19

pengamatan

dan

pengalaman

tidak

dapat

digunakan

untuk

memecahkan masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi.


Contoh :
Suatu saat hasil pertanian mereka tidak memuaskan namun
pada saat yang lain baik sekali. Mereka sendiri tidak memahami
mengapa demikian. Pengetahuan mereka belum dapat menjawab
mengapa hal itu terjadi maka mereka percaya pada mitos, dan
dikaitkan nasib itu pada bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Pengetahuan perbintangan pada masa itu memang sedang
berkembang. Kelompok bintang atau rasi scorpio, virgo, pisces, leo,
dan sebagainya yang masih kita kenal pada zaman sekarang ini,
berasal dari zaman Babylonia. Pengetahuan ajaran orang-orang
Babylonia itu setengahnya memang berasal dari hasil pengamatan
maupun

pengalaman

namun

setengahnya

berupa

dugaan,

imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan seperti ini dapat


disebut sebagai pseudo science artinya mirip sains tapi bukan
sains.
Suatu pola berfikir yang satu langkah lebih maju daripada
mitos

ataupun

pseudo

science

tersebut

di

atas

ialah

penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan akal sehat


atau rasional.
Contoh : ajaran orang-orang Yunani pada 600-200 SM.
Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan disini seorang ahli
pikir bangsa Yunani bernama Thales (624-548 SM), seorang
astronom yang juga ahli dibidang matematika dan tehnik. Beliaulah
yang pertama berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan
cahayanya sendiri sedangkan bulan hanya sekedar memantulakan
cahayanya dari matahari.
Ia juga berpendapat bahwa bumi merupakan suatu piring
yang datar yang terapung di atas air. Dialah orang yang pertama

20

mempertanyakan asal usul dari semua benda yang kita lihat di


alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beranekaragamnya
benda di alam ini sebenarnya merupakan gejala saja bahan
dasarnya amat sederhana. Bahan dasar tersebut membentuk
benda-benda beraneka ragam itu melalui suatu proses, jadi tidak
berbentuk begitu saja.
Pendapat tersebut di atas sungguh merupakan perubahan
besar dari alam pikiran manusia pada masa itu. Masa itu orangorang beranggapan bahwa aneka ragam benda di alam itu
diciptakan oleh dewa-dewa seperti apa adanya.
Karena kemampuan berfikir manusia semakin maju dan disertai
juga oleh adanya perlengkapan pengamatan, misalnya berupa
teropong bintang yang mungkin sempurna, maka mitos dengan
berbagai

legendanya

makin

ditinggalkan.

Manusia

makin

cenderung menggunakan akal sehat atau rasionya.


Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat pemberi iuran
kepada perubahan pola berfikir masa itu antara lain :
1) Pythagoras (500 SM). Terkenal dibidang matematika.
Kita kenal seperti sekarang yaitu dalil Pythagoras (tentang
segitiga siku-siku)
C2 = a2 + b2
Jumlah sudut suatu segitiga 180o
a + b + c = 180o
Tentang unsur dasar ia tentang alam semesta, Pythagoras
berpendapat bahwa berpendapat : ada 4 bentuk yaitu; tanah,
api,

udara

dan

air.

Tentang

alam

semesta,

Pythagoras

berpendapat bahwa bumi ini bulat dan berputar; karena


berputar

maka

mengelilingi bumi.

nampaknya

seolah-olah

alam

berputar

21

2) Demokritos (460-370 SM).


Tentang unsur-unsur dasar ia berpendapat bahwa apabila
suatu benda dipecah

dan dibagi terus menerus pada suatu

saat sampailah pada bagian yang terkecil dari benda itu.


Bagian terkecil dari benda itu yang tak dapat dibagi-bagi lagi
disebut atomos atau atom. Karena kecilnya, maka tidak tampak
oleh mata.
3) Aristoteles (348-322 SM).
Tentang unsur dasar ia menyebutkan adanya zat tunggal.
Zat

tunggal

ini

dapat

berubah-ubah

bentuk

tergantung

kondisinya, yaitu menjadi bentuk tanah, air, udara atau api


(transmutasi). Adnya transmutasi ini disebabkan oleh keadaan
dingin , lembab, panas dan kering.

dalam kondisi lembab dan panas

bentuk udara

dalam kondisi panas dan kering

bentuk api

dalam keadaan kering dan dingin

bentuk tanah

dalam keadaan dingin dan lembab

bentuk air

Beliau berpendapat pula bahwa apabila disuatu tempat tidak


ada apa-apanya (benda) disitu ada sesuatu yang imaterial yaitu
ether. Ia tidak percaya adanya hampa udara.
Ajarannya yang penting adalah suatu pola berfikir dalam
memperoleh kebenaran berdasarkan logika..
Contoh :

semua benda jika dipanaskan dalam keadaan kering akan


berubah menjadi api (1).

kayu adalah benda (2).

22

kayu jika dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah


menjadi api (3).

1. disebut premis mayor yaitu sesuatu yang berlaku umum.


2. premis minor yaitu sesuatu yang khusus.
3. kesimpulan.
Kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum menuju
kepada yang khusus. Cara ini dikenal sekarang sebagai
metode deduksi.
4)

Ptolomeus (127-151).
Orang besar 450 tahun setelah Aristoteles. Beliau berpendapat

bahwa bumi adalah pusat dari jagat raya, berbentuk bulat, diam
setimbang tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel tetap
pada langit dan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam.
Planet beredar melalui orbitnya sendiri terletak antara bumi dan
bintang.
TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa
teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berfikir manusia
maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua
ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tinggak sejarah dapat
dicatat disini adalah :
NIKOLAUS COPERNICUS (1473-1543). Ia tidak saja astronom tetapi
juga ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan
merompak pandangan astronom zaman Yunani berjudul : De
Revolutionibus

Orbium

caelestium.

Artinya

peredaran

alam

semesta. Buku itu ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera
diumumkan

karena

prinsip

heliosentrisme

(pusat

matahari)

23

bertentangan dnegan kepercayaan penguasa pada saat itu. Pokok


ajarannya antara lain:
1. Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu
bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet lain yang
beredar mengelilingi matahari.
2. Bulan

beredar

mengelilingi

bumi

dan

bersama

bumi

mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar

pada porosnya dari barat ke

timur

dan

mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan


gerakan bintang-bintang.
Pengikut

Copernicus

yaitu

BRUNO

(1548-1600)

memperoleh

kesimpulan lebih jauh lagi yaitu :


1. Alam raya ini tak ada batasnya.
2. Bintang-bintang tersebar diseluruh ruang angkasa.
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang bertentangan
dengan penguasa waktu itu, maka ia dianggap kemasukan setan lalu
dibakar sampai mati. tahun 1600.
Ahli Astronomi lain yang juga penting dicatat adalah Johannes
Kepler (1571-1630). Ia mengungkapkan pendapatnya bahwa :
1. Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis
edar yang berbetuk elips dengan suatu fokus.
2. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet
mengelilingi matahari secara penuh adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
Perlu dicatat pula orang besar bernama Galileo (1564-1642).
Orang Italia ini dnegan berani mengumumkan penemuannya, dengan
teleskop nya yang mutakhir pada saat itu, yang bertentangan dengan

24

pandangan penguasa. Ia membenarkan teorinya Copernicus tentang


heliosentrisme yang jelas bertentangan dengan ajaran agama saat itu
yang homosentris atau geosentris. Lebih jauh ia menemukan bahwa
ada empat buah bulan yang mengelilingi jupiter. Ia juga menemukan
adanya gunung-gunung di bulan. Suatu bintik hitam di matahari yang
snagat

penting

untuk

menghitung

kecepatan

rotasi

matahari.

kelompok taburan bintang yang ia sebut Milky Way atau bima sakti
terdiri dari bermilyar bintang dan yang sangat menakjubkan adalah
ditemukannya cincing saturnus.
Dari Copernicus sampai Galileo dapat kita anggap sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menempatkan suatu
kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi.
HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN ALAM.
Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbil dari rasa ingin
tahu manusia, sekarang telah berkembang pesat dan telah banyak
mempengaruhi kehidupan masyarakat . Penmuan-penemuan dalam
bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan
kemudahan

dan

peningkatan

kehidupan

masyarakat.

Misalnya

peningkatan penyediaan sandang dan pangan, kualitas kesehatan


individu dan masyarakat.
Kecuali

itu,

penemuan-penemuan

pengetahuan alam dan teknologi

dalam

bidang

ilmu

merupakan dasar pembuka jalan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam selanjutnya. Semua


penemuan-penemuan ilmu pengetahuan alam masa kini, bukanlah
hasil penemuan secara serentak, melainkan merupakan jalinan
penemuan-penemuan sebelumnya. Suatu penemuan memungkinkan
terdapatnya

masalah

baru

yang

mendorong

manusia

untuk

25

bereksperimen selanjutnya. Dengan demikian terjadi proses berantai


yang dinamis dan menyebabkan ilmu pengetahuan alam berkembang
pesat.
Contoh :
Penemuan tentang peranan kromosom dan gen dalam menurunkan
sifat-sifat mahluk hidup dari generasi terdahulu pada generasi
berikutnya, telah ditetapkan untuk memperoleh bibit unggul. Dengan
jalan perkawinan silang dan mutasi buatan, diperoleh tanaman baru
yang mempunyai produksi lebih tinggi dan tahan hama. Ini berarti
dapat meningkatkan penyediaan pangan masyarakat.
Contoh

lain

misalnya

dengan

diketemukannya

mikroskop

sederhana, terbuka jalan untuk mempelajari organisme-organisme


kecil

yang

semula

mikroorganisme

itu

tidak

dapat

makin

dilihat.

berkembang

Pengetahuan
dan

tentang

melahirkan

ilmi

mikrobiologi. Selain itu, penemuan mikroskop juga membuka jalan


bagi pengembangan dan penemuan berbagai jenis mikroskop yang
memiliki kemampuan lebih tinggi.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmiu pengetahuan alam yang bahasa asingnya science
berasal dari kata latin Scientia yang berarti saya tahu. Kata
science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi
baik

ilmu

pengetahuan

sosial

(Social

science)

maupun

ilmu

pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang


mengatakan science maka yang dimaksud adalah natural science
atau dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan
disingkat IPA. sedangkan IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik

26

(Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi dan


geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk mengidentifikasikan IPA dengan kata-kata atau dengan
kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat
menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut. Terdapat
beberapa definisi IPA diantaranya adalah :
1) Menurut

H.W.

Fowler

Ilmu

pengetahuan

alam

adalah

pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan , yang


berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi.
Definisi IPA ini tampaknya banyak diterima dan dipakai di
sekolah-sekolah di Indonesia.
2) Menurut Robert B.Sund : Ilmu pengetahuan alam adalah
sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses.
Dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur, yaitu sebagai
sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut.
3) Definisi lainnya, yaitu menurut James B. Conant : Ilmu
pengetahuan alam adalah suatu rangkaian konsep-konsep yang
saling

berkaitan

dan

bagan-bagan

konsep

yang

telah

berkembang sebagai hasil eksperiment dan obeservasi dan


bermanfaat untuk eksperimen serta observasi lebih lanjut.
Dalam definisi ke tiga ini terdapat tiga unsur IPA. Yang pertama,
adalah serangkaian konsep dan bagan konsep yang saling berkaitan.
Yang dimaksud bagan konsep ialah suatu konsep yang menyangkut
konsep-konsep lain yang relevan. Misalnya konsep evolusi yang
menyangkut konsep mutasi, konsep variasi, konsep penyebaran

27

geografis. Adapun unsur kedua dari definisi IPA tersebut, berupa


proses terutama mempergunakan metoda observasi dan eksperimen.
Sedangkan unsur ketiga berupa manfaat dan penerapannya, yaitu
untuk observasi dan eksperimen lebih lanjut.
Dari ketiga contoh definisi IPA tersebut, secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu pengetahuan yang
ilmiah, karena IPA mempunyai syarat-syarat berikut :
1) Bersifat objektif,
kenyataan

dari

artinya pengetahuan
objeknya

dan

dapat

itu sesuai dengan


dibuktikan

dengan

pengamatan dan pengamalan empirik. Adapun objek studi IPA


adalah benda-benda dan gejala-gejala kebendaan, baik benda
hidup, benda mati maupun tidak hidup.
2) Bersifat sistematik, artinya IPA mempunyai
teratur.

Sistem

ini

dipergunakan

untuk

sistem yang
menyusun,

mengorganisasikan pengetahuan, konsep-konsep dan teori IPA.


3) Mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah. Metode ini
dipergunakan
memperoleh

untuk

mempelajari

pengetahuan

dan

objek

juga

cara

studi,
berfikir

untuk
dan

memcahkan masalah.
HAKIKAT IPA
Untuk mempelajari hakikat IPA perlu kita kaji kembali ketiga
contoh definisi IPA.
IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan
dengan penjelasan sebagai berikut :
1) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA
merupakan sekumpulan pengetahuan (dalam definisi pertama
dan kedua) dan sekumpulan konsep-konsep dan bagan konsep

28

(dalam definisi ketiga) yang merupakan hasil suatu proses


tertentu.
2) IPA pada hakikatnya adalah suatu proses (dalam definisi
kedua). Yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA.
Dalam Proses ini digunakan metode ilmiah dan terutama
ditekankan pada proses observasi dan eksperimen (dalam
definisi pertama dan kedua).
Dengan mengutip pendapat Einstein tentang proses IPA, John
G. Kemeny menegaskan baha IPA berangkat dari fakta dan berakhir
pada fakta. Kemeny menjelaskan terdapatnya tiga tahapan dalam
proses tersebut;
a) Bertolak dari Fakta-fakta khusus hasil observasi dan
eksperimen terdahulu, disusun konsep-konsep kemudian
teori-teori. Penyusunan teori secara demikian disebut
secara induktif, yaitu bertolak dari sesuatu yang khusus
menuju sesuatu yang umum, atau dari fakta-fakta hasil
eksperimen dan observasi, menuju terbentuknya teori.
Tahapan ini disebut tahapan induksi.
Contoh :
Dari beberapa pengamatan menunjukkan bahwa
tumbuhan berkeping satu mempunyai akar serabut maka
kita selidiki tumbuhan satu lainnya, ternyata semuanya
berakar serabut. Kemudian diambil kesimpulan umum
bahwa
serabut.

tumbuhan

berkeping

satu

mempunyai

akar

29

b) Tahapan kedua adalah deduksi.Berrtitik tolak dari suatu


teori

atau

kesimpulan

umum

yang

telah

dianggap

benar,dapat diramalkan atau diprediksi fakta-fakta baru


yang bersifat khusus. Fakta-fakta atau ramalan-ramalan
baru ini merupakan konsekuensi-konsekuensi yang timbul
dari teori atau kesimpulan umum tersebut.
Contoh :
Misalnya

kita

sudah

menganggap

benar

kesimpulan umum tentang tumbuhan berkeping satu


tersebut. Bila suatu ketika ditemukan tumbuhan yang
berakar serabut, maka kita deduksikan bahwa tumbuhan
tersebut berkeping satu.
c) Diketemukannya
mendorong

dugaan

dilakukannya

atau

ramalan

observasi

baru,

dan

akan

eksperimen

selanjutnya, untuk menguji kebenaran ramalan-ramalan


tersebut. Tahapan ini disebut tahapan verifikasi. Ramalan
atau

konsekuensi

yang

telah

diuji

kebenarannya

melahirkan fakta-fakta baru yang secara induktif dapat


disusun teori baru lagi. Dengan demikian, proses-proses
IPA merupakan proses yang berantai dan melingkar, yang
bertolak dari fakta dan berakhir pada fakta baru. Secara
singkat proses tersebut digambarkan pada bagan berikut
Matematika mempunyai sumbangan yang penting bagi
perkembangan IPA. Matematika antara lain berperan sebagai
penunjang untuk memahami gejala-gejala alam dan untuk
memperhitungkan secara logis sesuatu yang tidak dapat
diperoleh dari observasi dan eksperimen. Perkembangan IPA

30

bukan hanya karena proses induksi dan deduksi tetapi juga


peranan matematika. Pengetahuan yang diperoleh dengan
metoda

ilmiah

yang

disertai

perhitungan

matematika

melahirkan IPA kuantitatif yang dipandang merupakan IPA


modern.
3) Adapun hakikat IPA yang ketiga adalah bahwa IPA pada
hakikatnya

merupakan

suatu

penerapan

atau

aplikasi.

penerapan teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat


memberi kemudahan bagi kehidupan. Penerapan-penerapan IPA
ini juga berguna untuk mengembang teori dan teknologi baru.
Erat kaitannya dengan hakikat IPA sebagai suatu penerapan,
Norman Campbell memandang IPA menjadi dua aspek yag satu sama
lain tidak dapat dipisahkan bagai mata uang dnegan kedua sisisisinya. Kedua aspek tersebut adalah practical science dan aspek
pure science sebagai practical science IPA sangat bermanfaat
dalam kehidupan masyarakat melalui teknologi. Sebagai pure
science, IPA tidak dapat bermanfaat langsung bagi kehidupan, tetapi
mengandung nilai intelektual. Apa yang kita pelajari secara langsung
dari IPA adalah aspek pure science tersebut.
CIRI-CIRI IPA
Sebagai suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki
ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan ilmu pengetahuan lain.
Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
1) Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsepkonsep dan teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimanamana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai
moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni

31

budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masingmasing tempat.


Contoh :
Hukum gravitasi Newton berlaku mulai dari apel-apel
yang jatuh ke bumi pada berbagai tempat, hingga bergeraknya
bulan mengelilingi bumi dan juga bergeraknya planet-planet
mengelilingi matahari.
2) Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji
kebenarannya oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti
konsep-konsep IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain
pada waktu yang berbeda-beda.
Contoh :
Berdasarkan

hasil

pengamatannya,

Alexis

Bouvard

(Perancis) mengamati bahwa terdapat kelainan-kelainan dari


orbit planet Uranus. Dua belas tahun kemudian, John Adam
(Inggris) dan Jean Leverier (Perancis) dengan perhitunganperhitungan teoritis menunjukkan bahwa penyimpangan orbit
Uranus tersebut disebab planet lain dibelakangnya dnegan
lokasi

yang

dapat

ditentukan.

Pada

tahu 1842,

barulah

observatorium Berlin dapat mengamati lokasi tersebut dan


menemukan planet baru yang kemudian diberi nama Neptunus.
Dengan

demikian

hipotesis

Leverier

dapat

dibuktikan

kebenarannya oleh orang lain.


3) Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat
tentatif yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan
fakta baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
Metoda Ilmiah Sebagai Ciri IPA

32

Metoda ilmiah merupakan cara-cara ilmiah untuk memperoleh


pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan
bersifat ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan
menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bersifat objektif,
sistematis dan konsisten.
Metoda ilmiah terutama digunakan dalam IPA, tetapi juga
banyak juga digunakan dalam ilmu pengetahuan lain. Dalam bentuk
dan langkah-langkah sederhana, juga dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan agar memperoleh keputusan
yang objektif. Adapun langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai
berikut adalah :
1) Perumusan masalah
Langkah metoda ilmiah diawali dengan merasakan adanya
masalah

dan

berkeinginan

untuk

memecahkan

masalah.

Masalah antara lain timbul karena adanya kesenjangan antara


apa yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang sebenarnya.
Yang dimaksud dengan masalah disini umumnya ialah berupa
pertanyaan yang mengandung unsur-unsur apa, mengapa, dan
bagaimana suatu objek yang akan diteliti.
Langkah selanjutnya adalah membatasi masalah dan
faktor-faktor yang mempengaruhi untuk menentukan ruang
lingkup penelitian yang akan dilakukan. Kemudian masalah
tersebut

perlu

mempermudah

dirumuskan

agar

langkah-langkah

memecahkan masalah tersebut.


2) Penyusunan hipotesis

menjadi

jelas

sehingga

selanjutnya

dalam

33

Hipotesis adalah pernyataan yang mengandung jawabanjawaban sementara tentang masalah yang diteliti dan yang
harus diuji kebenaranya melalui observasi dan eksperimen.
Hipotesis

menunjukkan

adanya

kemungkinan-kemungkinan

jawaban atau dugaan-dugaan sementara tentang masalah yang


diteliti. Penyusunan hipotesis harus dilandasi pengetahuanpengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3) Pengumpulan data
Yaitu mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan
masalah tersebut dan yang relevan dengan hipotesis yang
telah disusun. Pengumpulan data ini antara lain dapat dilakukan
dengan mencari informasi dari buku-buku sumber atau dari
orang yang dianggap banyak mengetahui tentang masalah
tersebut (resouce persons).
Langkah

selanjutnya

dalah

menyeleksi

dan

mengklasifikasikan data. Data yang telah terkumpul diseleksi


untuk dipilih data yang erat hubungannya dengan masalah dan
yang

dapat

tersebut.

dipergunakan

Mengklasifikasikan

untuk

memecahkan

data

berarti

masalah

menggolong-

nggolongkan data sesuai dengan jenis dan kategorinya dalam


memecahkan masalah. Bila perlu data kuantitatif dapat disusun
dalam bentuk tabel atau grafik.
4) Pengujian hipotesis
Pengujian

hipotesis

dapat

dilakukan

dengan

melakukan

pengamatan atau observasi dan dapat dilakukan dengan


melalui eksperimen. Pengujian hipotesis tidak berarti harus

34

membenarkan hipotesis karena suatu hipotesis dapat ditolak


kebenarannya

bila

hasil-hasil

eksperimen

atau

observasi

tersebut ternyata tidak mendukungnya.


Hasil-hasil eksperimen dan data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis untuk menentukan apakan
hipotesis

yang

telah

diajukan

ditolak

atau

diterima

kebenarannya.
5) Pengambilan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil eksperimen yang telah
dilakukan pada proses pengujian hipotesis ditarik kesimpulan
hipotesis mana yang ditolak dan hipotesis mana yang diterima.
Kesimpulan yang diambil merupakan pengetahuan yang telah
di uji kebenarannya. Kesimpulan tersebut juga merupakan
jawaban terhadap masalah yang diteliti atau dipecahkan, yang
dikomunikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Kecuali
itu dari suatu hasil penelitian, biasanya timbul masalahmasalah baru yang perlu diteliti.
Apakah keseluruhan langkah-langkah metoda ilmiah tersebut
perlu dilakukan secara berurutan ? Pada umumnya, langkah-langkah
tersebut perlu dilakukan secara teratur dan berurutan, karena
langkah yang satu merupakan landasan dari langkah berikutnya.
Tetapi pada beberapa pustaka, langkah pengumpulan data dilakukan
lebih

dahulu

sebelum

penyusunan

hipotesis.

Ini

membawa

konsekwensi, terkumpulnya data yang akhirnya kurang relevan


dengan hipotesis yang akan disusun.

Sebaliknya mungkin saja

terjadi, data yang diperlukan terlewat untuk dikumpulkan, hingga


perlu diulang atau dilengkapi.

35

Sekalipun kesimpulan suatu penelitian diambil berdasarkan


metoda-metoda ilmiah, tetapi kesimpulan tersebut tetap mempunyai
kemungkinan mengandung kesalahan-kesalahan. Pengumpulan data
hasil observasi ataupun informasi dari buku-buku, dilakukan dengan
melalui

indera-indera

manusia

yang

mempunyai

keterbatasan.

Demikian juga alat-alat eksperimen yang dipergunakan mungkin


belum memadai untuk mengumpulkan data yang lebih akurat. Oleh
karena itu, kesimpulan yang berupa pengetahuan IPA dapat berubah
bila ternyata ditemukan data baru yang tidak sesuai. Inilah yang
menyebabkan IPA mempunyai ciri tentatif, seperti yang telah kita
bahas.
Keterbatasan lain dari metoda ilmiah IPA ialah bahwa IPA
dengan metoda ilmiahnya tidak dapat menjangkau sistem nilai yang
berkaitan dengan nilai-nilai keindahan atau estetika serta nilai-nilai
yang menyangkut kebaikan dan keburukan.
Dengan metoda ilmiah ini, para ilmuwan tidak mau dan tidak
mampu menguji kebenaran-kebenaran yang diturunkan berdasarkan
wahyu Ilahi. Kebenaran wahyu Ilahi adalah kebenaran yang bersifat
mutlak

dan

diyakini

sepenuhnya

akan

kebenarannya

oleh

pemeluknya serta abadi sepanjang masa.


SIKAP ILMIAH
Pada waktu memecahkan masalah dengan menggunakan
masalah dengan menggunakan metoda ilmiah seorang ilmuwan atau
pengguna metoda ilmiah tersebut, dituntut memiliki sikap-sikap
tertentu, agar kesimpulan yang diperolehnya bersifat objektif. Sikap
tersebut disebut sikap ilmiah yang antara lain sebagia berikut :
1. Objektif terhadap fakta atau kenyataan.

36

Dengan jujur dia akan menyatakan suatu fakta sesuai dengan


kenyataan dan tidak dipengaruhi oleh perasaannya serta
pertimbangan lain. Sikap ini akan melatih kita untuk mencintai
kebenaran yang objektif. Dengan bersifat objektif terhadap
fakta ini kita dituntut untuk membedakan antara fakta dan
pendapat pribadi.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau keputusan, bila
belum cukup fakta yang dikumpulkan yang dapat menunjang
kesimpulan atau keputusan itu. Dengan demikian tidak akan
mengambil kesimpulan yang didasarkan atas prasangka.
Contoh :
Seorang ilmuwan yang secara kebetulan menemukan
suatu jenis hewan dalam air dia tidak akan menyimpulkan
bahwa

hewan

tersebut

hidup

dalam

air

sebelum

mengumpulkan data tentang hewan tersebut ada berbagai


tempat baik darat, air tawar, maupun air laut.
3. Berhati terbuka
Artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan
orang lain, sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu
bertentangan atau tidak sesuai denagn pendapatnya sendiri.
Contoh :
Ilmuwan tersebut (contoh 2) telah menyimpulkan bahwa
hewan tadi hidup dalam air. Tetapi ternyata ada ilmuwan lain
menemukan hewan serupa hidup di atas pohon-pohon. Ilmuwan
yang pertama bersedia mengubah kesimpulannya asal dia
diberi cukup bukti dan fakta.

37

4. Bersikap tidak memihak terhadap sesuatu pendapat tertentu


tanpa alasan-alasan yang berdasarkan fakta.
Contoh :
Ingat percobaan Galileo dari menara Pisa. Galileo tidak
memihak begitu saja faham Aristoteles bahwa benda berat
akan jatuh lebih dahulu daripada benda ringan.
5. Metoda ilmiah melatih kita untuk tidak percaya kepada
takhayul atau sifat untung-untungan, karena percaya bahwa di
alam ini sesuatu terjadi melalui proses tertentu.
6. Dapat bekerja sama dengan orang-orang lain dan bersedia
mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penelitiannya.
Ini berarti bahwa penemuan atau pendapat kita rela untuk
diteliti kembali ataupun di kritik dengan alasan-alasan rasional.
7. Selalu memiliki rasa ingin tahu tentang apa, mengapa dan
bagaimana sesuatu gejala yang dijumpainya. Rasa ingin tahu
ini akan melatih kepekaan mengenal masalah dan menggugah
keringinannya untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian akan mendorong kita untuk mencari kebenaran dan
penemuan-penemuan baru.
8. Memiliki ketekunan dan kesabaran serta ketelitian dalam
melakukan eksperimen, observasi dan dalam mengumpulkan
data serta memecahkan masalah.
NILAI-NILAI IPA
Sekalipun IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika dan
juga tidak membahas nilai-nilai keindahan atau estetika, tetapi IPA
mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang
dimaksud dengan nilai disini ialah sesuatu yang dianggap berharga

38

yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai.
Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan nilai dalam pembahasan ini
bukanlah nilai-nilai yang bersifat kebendaan atau bukan nilai-nilai
yang dapat dikaitkan dengan harga dan bentuk uang. Adapun nilainilai IPA tersebut adalah :
1) Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan
teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.

Sebaliknya

teknologi

telah

membantu

mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak


langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, IPA
telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan yang
secara langsung dan tidak langsung dapat bermanfaat. Dengan
demikian IPA mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang
bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Penemuan listrik oleh Faraday telah diterapkan dalam
teknologi

hingga

melahirkan

berbagai

alat

listrik

yang

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.


Tentang hubungan antara IPA dan teknologi ini Paul B.Weiz
mengungkapkan bahwa IPA merupakan tanah tempat teknologi
tumbuh dan berkembang. Ungkapan tersebut menunjukkan
bahwa antara IPA dan teknologi terdapat hubungan saling
mermbutuhkan, saling isi mengisi agar dapat terus tumbuh dan
berkembang.
2) Nilai intelektual

39

Metoda ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan


manusia untuk memecahkan masalah. Tidak saja masalahmasalah alamiah tetapi juga masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan lain-lain.
Metoda

ilmiah

ini

telah

melatih

ketrampilan

dan

ketekunan, serta melatih pengambilan keputusan-keputusan


dengan pertimbangan yang rasional bagi penggunaannya.
Kecuali itu agar pemecahan masalah berhasil dengan baik,
maka

metoda

ilmiah

menuntut

sifat

ilmiah

bagi

penggunaannya. Keberhasilan memecahkan masalah ini akan


memberikan kepuasan intelektual. Dengan demikian yang
dimaksud

dengan

nilai

intelektual

adalah

sesuatu

yang

memberikan kepuasan kepada seseorang karena dia telah


mampu

menyelesaikan

Bedakanlah

kepuasan

atau

memecahkan

intelektual

ini

dengan

masalah.
kepuasan

seseorang pedagang yang memperoleh untung besar atau


bandingkanlah dengan seorang politikus yang bangga karena
mengalahkan lawan politiknya.
3) Nilai-nilai sosial-ekonomi-politik
IPA

mempunyai

nilai-nilai

sosial-ekonomi-politik

berarti,

kemajuan IPA dan teknologi suatu negara, menyebabkan


negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam
percaturan sosial-ekonomi-politik internasional.
Prestasi-prestasi tinggi yang dapat dicapai oleh suatu
negara dalam bidang IPA dan teknologi memberikan rasa
bangga akan bangsanya. Rasa bangga akan kemampuan atau

40

potensi nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah


nilai-nilai sosial-politik suatu negara.
Contoh :
Negara-negara yang telah maju, misalnya Amerika,
mereka sadar dan bangga terhadap kemampuan atau potensi
bangsanya dalam bidang sosial politik.
Produk IPA dan teknologi dapat membuka jalan ke arah
industrialisasi

dan

mekanisasi

pertanian

yang

dapat

meningkatkan ekonomi dan neraca perdagangan suatu negara.


Sekalipun memiliki kemampuan IPAdan eknologi tinggi, tidak
dapat menggali sumber daya alamnya dengan sebaik-baiknya.
Kemungkinan bahkan akan menyerahkan pengusahaan sumber
daya

alam

memikirkan

negaranya

kepada

keuntungan

bangsa

sebanyak

lain

yang

banyaknya,

hanya
tanpa

memperhatikan alamnya. Dalam hal ini maka IPA dan teknologi


memiliki nilai sosial-ekonomi.
Kemajuan

IPA

dan

teknologi

suatu

negara

dapat

menempatkan negara itu dalam kedudukan pilotik internasional


yang menentukan.
Contoh :
a) Ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia di bulan
dengan apolo 11, martabat Amerika dalam percaturan
politik melonjak lebih tinggi.
b) Juga

ketika

Rusia

mampu

meluncurkan

satelit

buatannya yang pertama, yaitu Sputnik I, martabat


Rusia dimata dunia meningkat.

41

c) Jepang

dan

RRC

karena

kemampuan

IPA

dan

teknologinya tinggi, hingga banyak hasil indusrinya


merebut pasar dunia, maka kedudukannya di dunia
internasional makin kuat.
4) Nilai keagamaan dari IPA
Banyak orang berprasangka, dengan mempelajari IPA dan
teknologi secara mendalam akan mengurangi kepercayaan
manusia kepada Tuhan. Prasangka tersebut didasarkan pada
alasan bahwa IPA hanya mempelajari benda dan gejala-gejala
kebendaan. Prasangka ini tidak benar makin mendalam orang
mempelajari IPA, makin sadarlah orang itu akan adanya
kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya suatu
ketertiban di dalam alam raya ini dengan maha pengaturnya.
Walau bagaimanapun manusia telah berusaha untuk membaca
mempelajari dan menterjemahkan alam, manusia makin sadar
akan

keterbatasan

ilmunya.

Karena

dengan

keterbatasan

ilmunya manusia belum dan tidak akan pernah mengetahui asal


mula dam akhir dari alam raya dengan pasti.
Contoh :
a) Anda mengetahui, berapa banyak biaya dan tenaga ahli
yang dikerahkan untuk persiapan pendaratan dibulan.
Manusia tidak akan mampu membuat atau menciptakan
bulan. Oleh karena itu, makin sadarlah akan kebesaran
Maha Penciptanya.
b) Dengan susah payah dan waktu yang lama manusia
dapat mempelajari hukum gravitasi, tetapi keterbatasan
ilmunya, manusia tidak mampu meniadakan gravitasi itu

42

sendiri. Dengan penemuan-penemuannya manusia makin


sadar akan kebesaran Tuhan.
c) Dengan mempergunakan mikroskop, manusia mampu
mempelajari

kehidupan

pergerakan

protoplasma,

serta

keteraturan

reaksi-reaksi

di

pengamatan

ini

akan

mikroorganisme,

keindahan

kerumitan
dalamnya.

mempertebal

dan
semua

kesadaran

kita

tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.


Berdasarkan contoh-contoh tersebut, jelaslah seorang ilmuwan
yang beragama akan lebih tebal keimanannya kepada Tuhan.
Keimanan

ini

tidak

hanya

didukung

oleh

dogma-dogma

saja.

Keimanannya juga ditunjang oleh akal pikiran yang didukung segala


pengamatannya terhadap benda-benda dan gejala-gejala alam, yang
merupakan manifestasi kebesaran Tuhan.
Dari uraian-uraian ini jelaslah bahwa IPA mempunyai nilai-nilai
keagamaan yang sejalan dan sejajar dengan pandanagn agama.
Tentang hubungan nilai-nilai IPA dan agama ini, ilmuwan terkenal
Albert Einstein menggambarkan dalam ungkapan sebagai berikut
Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu
pengetahuan adalah lumpuh.
5) Nilai-nilai kependidikan dalam IPA.
Sekitar satu abad yang lampau, karena pelajaran IPA lebih
ditekankan pada fakta-fakta saja, ahli-ahli pendidikan belum
mengangap

IPA

mempunyai

kedudukan

penting

dalam

kurikulum sekolah. Kecuali itu pelajaran IPA pada waktu


tersebut

sedikit

sekali

yang

penemuan psikologi belajar.

didasarkan

atas

penemuan-

43

Dengan makin berkembangnya IPA dan teknologi serta


diterapkannya psikologi belajar pada pelajaran IPA, maka IPA
diakui bukan hanya suatu pelajaran melainkan pula suatu alat
pendidikan. Pelajaran IPA bersama-sama dengan pelajaran lain
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai
IPA apakah yang dapat ditanamkan pada pelajaran IPA?
a) Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis
menurut

langkah-langkah

metoda

ilmiah

yang

sering

dalam

mengadakan

dipergunakannya.
b)

Ketrampilan
pengamatan,

dan

kecakapan

mempergunakan

alat-alat

eksperimentasi

untuk memecahkan masalah.


c) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan
masalah baik kaitannya dengan pelajaran IPA maupun dalam
kehidupan.
Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai
tujuan

pendidikan,

maka

pendidikan

IPA

di

sekolah

mempunyai tujuan-tujuan tertentu yaitu :


a) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang
dunia tempat kita hidup dan tentang bagaimana
kita harus bersikap yang benar terhadap alam.
Dengan pengetahuannya, siswa diharapkan dapat
memanfaakan dan mengelola sumber daya alam
secara tepat.
b) Menanamkan

sikap

hidup

ilmiah,

yang

harus

dibawanya dalam perjalanan hidupnya dan bukan


hanya dalam memecahkan masalah ilmiah saja.

44

Sikap ini timbul dari kesadaran akan pentingnya


metoda dan sikap ilmiah yang biasa digunakan oleh
para ahli IPA. Dengan memberikan latihan kepada
siswa untuk memecahkan masalah secara ilmiah,
siswa akan mampu mencari jawab persoalanpersoalan yang dihadapi dalam hidupnya secara
ilmiah.
c) Memberikan

ketrampilan

untuk

melakukan

pengamatan, pengukuran dan menggunakan alatalat.

Latihan

ketrampilan

ini

dapat

mengembangkan bakat ketrampilan tanga siswa


yang

berguna

industri.

untik

Praktikum,

pelajaran

IPA

dasar-dasar

ketrampilan

percobaan-percobaa

adalah

bagian

dalam

penting

yang

bermanfaat dalam mencapai tujuan pendidikan IPA.


Kecuali

itu

memberikan

pendidikan
untuk

IPA

harus

tumbuhnya

dapat

ketrampilan-

ketrampilan dasar ini.


d) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara
kerja

serta

menghargai

para

ilmuwan

dan

penemuan-penemuannya yang telah berguna bagi


dunia. Yang perlu kita didikkan kepada para siswa
untuk

menghargai

para

ilmuwan

itu,

adalah

mengetahui bagaimana penemuan-penemuan itu


dilakukan,
Dengan

menghargai

demikian

siswa

jasa
akan

pengorbanannya.
tergugah

untuk

45

melakukan percobaan dan penemuan-penemuan


baru yang berguna bagi manusia.
PERANAN MATEMATIKA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ALAM
Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia untuk mulai
dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk
dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi.
Tulisan itu pada hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung,
persatuan

dari

pada

awal

mulanya

berbentuk

onyek

yang

dihitung.

Misalnya

korespondensi
sesorang

ingin

menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke


dalam kandang satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil,
maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan
sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang
belum kembali atau hilang atau malah bertambah karena beranak.
Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika itu merupakan
alat

bantu

lingkungan

untuk

mengatasi

hidupnya.

setiap

Sumbangan

permasalahan
matematika

menghadapi
terhadap

perkembangan IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa


matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh
karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda
induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan
bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling
bumi saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah
maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani dapat menghitung
besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi
matematika sebagai berikut:

46

Pada tanggal 21 juni di Syene (Mesir) pada tengah hari


matahari berada tepat di atas kepala. Saat yang mana di kota
Alexandria yang jauhnya 500 Mil tepat berada disebelah utara Syene
matahari jatuh dnegan membentuk 7,4o . Ini dapat diukur melalui
bayang-bayang sebuah tongkat. Dengan asumsi bahwa bumi ini bulat
maka keliling bumi atau besarnya bumi dapat dihitung secara
matematika. Erathotenes sampai pada kesimpulan bahwa keliling
bumi adalah 24.000 mil dan garis tengah bumi adalah 8.000 mil.
Hipparchus (150 SM) dapat menghitung jarak bumi ke bulan.
perhitungannya diilhami oleh ajaran Aristoteles yang menyatakan
bahwa bulan terletak di anatar bumi dan matahari, juga diilhami oleh
gerhana bulan dimana bayang-bayang bumi pada bulan dipergunakan
untuk memperkirakan besarnya bumi. Ia berkesimpulan bahwa jarak
bumi ke bulan adalah 24.000 mil.
Aristarchus juga secara matematika mencoba menghitung jarak
bumi

ke

matahari.

Namun

karena

kesalahan

instrumen

ia

berkesimpulan bahwa jarak bumi ke matahari itu adalah 20 kali jarak


bumi ke bulan, padahal jarak yang benar adalah 400 kali. Kesimpulan
lain yang ia peroleh berdasarkan matematika adalah sinar matahari
itu tentunya lebih besar dari bumi. Ia perkirakan sedikitnya tujuh kali
lebih besar. Ia berpendapat tidak logis kalau matahari yang besar itu
beredar mengelilingi bumi yang jauh lebih kecil. Mestinya sebaliknya
bumilah

yang

mengelilingi

matahari.

Namun

pendapatnya

tak

mendapat tanggapan oleh masyarakat, sampai pada zaman baru


dimana Copernicus dnegan bantuan teleskopnya serta perhitungan
matematik mengumumkan prinsip heliosentrik.

47

Ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam IPA


antara lain adalah :
Phthagoras mengadakan perhitungan terhadap benda-benda
segi banyak. Apollonius mengadakan perhitungan pada benda-benda
yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa dalam perhitungan
jarak beredar yang berbentuk elips dari planet-planet. Galileo (1642)
berjasa

dalam

menetapkan

hukum

lintasa

peluru,

gerak

dan

percepatan. Huygens (1695) dapat memecahkan teka teki adanya


cincin Saturnus, perhitungan tentang bandulan dan ini terkenal
dnegan perhitungan tentang kecepatan cahaya, yaitu 600.000 kali
kecepatan suara (pada masa itu orang beranggapan bahwa cahaya
tak membutuhkan waktu untuk memancar). Ini semua adalah sekedar
gambaran yang menunjukkan bahwa perkembangan IPA selalu
ditunjang atau secara mutlak membutuhkan tunjangan matematika.
Bagaimana dalam masa sekarang? kiranya tak dapat diragukan
lagi fungsi matematika itu dalam zaman modern sekarang ini
pembuatan

mesin-mesin,

pabrik-pabrik,

bendungan-bendungan,

jembatan, bahkan perjalanan ke ruang angkasa tak akan berlangsung


tanpa bantuan matematika.
IPA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pada uraian terdahulu telah diterangkan bahwa penemuanpenemuan yang didapat oleh Copernicus sampai Galileo pada awal
abad 17 merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah bahwa
penemuan-penemuan

itu

berdasarkan

empirik

dengan

metode

induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosopik seperti
zaman

Yunani

atau

berdasar

mitos

seperti

zaman

Babylonia.

Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat

48

gunung-gunung, Jupiter mempunyai empat buah bulan, di matahari


terdapat bercak hitam yang dapat digunakan untuk mengukur
percepatan rotasi matahari dan sebagainya.
Penemuan-penemuan seperti ini kita sebut sebagai ilmu
pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif. Ipa yang kualitatif ini tidak
dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau hubungan

Anda mungkin juga menyukai