Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alam yang indah dan lestari merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup
manusia dan segala lapisan kehidupan yang ada di dalamnya. Untuk menjamin
kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang diharapkan agar tetap memiliki
kehidupan dan lingkungan dalam suasana yang baik dan menyenangkan. Banyak
hal dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup alam semesta. Salah satunya,
manusia sebagai bagian dari alam harus memandang dan memperlakukan alam
sebagai hal bukan sebagai sumber kekayaan yang siap dieksploitasi kapan dan
dimana saja. Akan tetapi pertumbuhan penduduk manusia yang tinggi akan
membawa dampak negatif bagi lingkungan alam sekitarnya. Dampak tersebut
berupa masalah lingkungan yang tidak hanya berdiri sendiri tetapi sangat
berkaitan dengan masalah kependudukan dan pembangunan di suatu negara.
Dalam hal ini, kerusakan lingkungan tidak hanya sebagai akibat dari
bertambahnya penduduk, pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan serta
meningkatnya kebutuhan hidup yang bersifat materialistis, konsumtif dan
eksploitatif tetapi, terdapat juga faktor lain yang menyertai semakin menipisnya
sumber daya alam.
Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC,
India, USSR, dan USA sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat
adanya masalah kependudukan dan kemerosotan kualitas lingkungan hidupnya.
Masalah kependudukan yang berat dirasakan adalah pertumbuhan penduduk yang

2
pesat dan persebarannya yang tidak merata di seluruh wilayah. Hal ini
menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya alam. Dengan pengetahuan
penduduk yang relatif rendah, maka akhirnya masalah yang dihadapi meluas
hingga terjadinya kemerosotan kualitas lingkungan hidup di negara ini.
Bertambahnya penduduk dalam jumlah besar memberikan pengaruh yang
positif sekaligus negatif bagi suatu negara. Pertambahan penduduk dapat
berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan vital manusia seperti kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Hal ini akan berdampak pula pada ketersediaan
sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Disamping berpengaruh
pada kebutuhan vital manusia, juga berpengaruh pada aspek-aspek kehidupan
manusia lainnya. diantaranya kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan.
Pendidikan merupakan indikator kemajuan suatu negara. Dimana, makin tinggi
tingkat pendidikan makin tinggi pula kemajuan negara tersebut. Kemudian
pelayanan kesehatan juga merupakan aspek penting yang harus dipenuhi dalam
mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan.
Pertimbangan situasi distribusi penduduk, kepadatan penduduk, kondisi geografis
dan luas wilayahnya menjadikan pemerataan pendidikan dan pelayanan kesehatan
sebagai suatu tuntutan dalam upaya mengoptimalkan tingkat pendidikan dan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah masih rendahnya kualitas
pendidikan dan kesehatan masyarakat. Kondisi penduduk yang berkualitas,
sejahtera, hidup yang baik akan menjadi aset negara yang menguntungkan karena
akan berdampak terhadap kemajuan dan perkembangan negara. Sebaliknya

3
penduduk yang tidak berkualitas, yang serba kekurangan, pendidikan rendah,
kesehatan masyarakat buruk, kemiskinan akan menjadi beban negara yang
akhirnya akan berdampak pada perkembangan negara tersebut. Dalam rangka
menumbuhkan sikap dan perilaku yang rasional, positif dan bertanggungjawab
terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup, peran pedidikan menjadi
sangat penting. Inilah yang kemudian mendorong timbulnya gagasan diantara para
pendidik dan ahli dibidang ini yang menyarankan perlunya penyusunan dan
pelaksanaan program pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup secara
formal dan non formal.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyusun makalah dengan
bahasanKependudukan dan Aspek-Aspek Kehidupan Manusia .
B. Rumusan Masalah
berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah

yang

dimaksud

dengan

Pendidikan

Kependudukan

dan

Lingkungan Hidup (PKLH)?


2. Apakah tujuan pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH)?
3. Apa hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya?
4. Bagaimana peran manusia dalam melestarikan potensi lingkungan hidup?
5. Bagaimana hubungan antara kependudukan dengan produksi, distribusi
dan penyediaan pangan?

4
6. Bagaimana

keterkaitan

antara

kependudukan,

kesehatan

dan

pelayanan kesehatan?
7. Bagaimana keterkaitan antara kependudukan, penyediaan dan pelayanan
pendidikan?
8. Bagaimana keterkaitan antara

kependudukan dengan aspekaspek

pembangunan sosial ekonomi dan kehidupan beragama?


C. Tujuan Makalah
Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
1. Menjelaskan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
2. Menjelaskan tujuan pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH)
3. Menjelaskan hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya
4. Menjelaskan peran manusia dalam melestarikan potensi lingkungan hidup
5. Menjelaskan hubungan antara kependudukan dengan produksi, distribusi
dan penyediaan pangan
6. Menjelaskan keterkaitan antara kependudukan, kesehatan dan pelayanan
kesehatan
7. Menjelaskan keterkaitan antara kependudukan, penyediaan dan pelayanan
pendidikan
8. Menjelaskan keterkaitan antara kependudukan dengan aspekaspek
pembangunan sosial ekonomi dan kehidupan beragama

5
D. Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
a. Memberikan informasi mengenai Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH) dengan kajian Kependudukan dan Aspekaspek kehidupan manusia
b. Menambah pengetahuan dan memberi kemudahan dalam mempelajari
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
2. Secara Praktis
a. Bertambahnya

wawasan

mahasiswa

terhadap

Pendidikan

Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dengan kajian


Kependudukan dan Aspek-aspek kehidupan manusia
b. Dapat mengikuti perkembangan Kependudukan dan Lingkungan hidup
c. Memahami makna Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH)

6
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup


Pendidikan menururut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pendidikan

adalah proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses
pendidikan dalam arti luas berlangsung seumur hidup.
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Kependudukan adalah sejumlah orang yang tinggal disuatu wilayah atau
daerah dengan segala kebudayaan, tata kehidupan dan adanya peraturan
pemerintahan yang mengaturnya.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa PKLH adalah program
pendidikan untuk membina peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh
timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia.

7
B.

Tujuan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup


Tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut UNCED adalah suatu proses

untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan
masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku,
motivasi, serta komitmen untuk bekerjasama, baik secara individu maupun secara
kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan
mencegah timbulnya masalah baru.
Tujuan umum dari PKLH dapat dianalisis menjadi dua arah sasaran yaitu:
Tujuan yang mengarah pada kemanfaatan individu dan tujuan yang mengarah
pada kemanfaatan suatu kelompok masyarakat. Melalui pembelajaran PKLH ini
diharapkan kedua sasaran tersebut dapat dicapai, khususnya mahasiswa yang akan
berperanan sebagai guru, maupun mahasiswa yang berkedudukan sebagai warga
Negara Indonesia memiliki pengetahuan, sikap, perilaku rasional, dan
bertanggung jawab yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup.
PKLH bukanlah sekadar menyajikan kepada murid contoh-contoh
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku manusia, yang bahanbahannya dapat diambil dari guntingan-guntingan koran atau yang sejenisnya.
Pembelajaran PKLH harus mengandung etika lingkungan dengan mengajak anak
didik atau mahasiswa menyadari makna lingkungan baginya dan keterkaitannya
dengan penduduk (Sumaatmadja, 2001; Kastama, 1996).
Keberhasilan pelaksanaan PKLH ditentukan oleh kejelasan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai. Secara umum tujuan PKLH adalah membina dan
mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku kependudukan
7

8
serta dapat mengelola lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab
dalam rangka memelihara keseimbangan sistem lingkungan dan penggunaan
sumber daya alam secara spiritual maupun material.
Tujuan umum di atas dapat dikelompokkan menjadi dua aspek besar yang
ingin dicapai, yaitu:
a. Peserta didik mau bersikap dan bertingkah laku reproduktif yang rasional dan
bertanggung jawab melalui pembentukan keluarga kecil dalam lingkungan
hidup yang dikelola secara serasi dengan kepentingan individu dan
keluarganya sendiri.
b. Peserta didik bersikap dan bertingkah laku yang rasional dan bertanggung
jawab terhadap pemecahan masalah kependudukan dan pengelolaan
lingkungan hidup dilihat dari kepentingan masyarakat umum, bangsa dan
C.

dunia secara keseluruhan.


Tinjauan Filsafah Hubungan Manusia dan Lingkungannya
Dalam abad ke 21, dimana modernisasi teknologi dan industri terus

berkembang, kondisi tersebut akan menciptakan persaingan yang ketat antar


bangsa dalam menggunakan bahan baku dan sumber energi. Sementara itu,
persediaan cadangan bahan baku dan sumber energi akan semakin berkurang,
sehingga hubungan antar manusia, antar bangsa dalam mengeksplorasi
sumberdaya alam akan membawa permasalahan yang cukup serius dalam
kehidupan umat manusia.
Akibat pola perilaku manusia yang serakah dan hanya mementingkan diri
sendiri, tanpa menghiraukan daya dukung sumberdaya alam, telah terjadi pula
berbagai macam konflik kepentingan. Persoalan sumberdaya alam memiliki

9
berbagai macam dimensi yang berkaitan erat dengan ekonomi, politik, budaya dan
keamanan.
Dengan demikian, dampak yang terjadi terhadap pelestarian sumberdaya
alam acap kali menimbulkan terjadinya konflik kepentingan. Perilaku manusia
yang hanya mementingkan hasrat dan nafsu konsumtifisme dalam hubungannya
dengan pemanfaatan sumberdaya alam akan berdampak terjadinya berbagai
macam konflik kepentingan (Armawi, 2007).Masalah pemanfaatan sumberdaya
alam sebagai komponen lingkungan hidup memiliki berbagai macam keterkaitan,
seperti dengan ekonomi, politik budaya dan keamanan. Oleh karena itu, tidak
dapat dipungkiri jika siapapun dapat mengangkatnya sebagai isu dalam berbagai
kasus yang tidak pernah selesai terhadap pelestarian sumberdaya alam. Berbagai
kasus tersebut bila ditelusur lebih dalam sering kali memunculkan adanya konflik
kepentingan.
Pada kenyataannya, konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya
alam ini akan berdampak kelangsungan hidup dan eksistensi umat manusia.
Hanya saja dalam konflik kepentingan ini motivasinya akan terselubung dari halhal yang kelihatannya menawarkan suatu harapan. Konflik kepentingan yang
berdimensi kawasan dalam kaitannya dengan sumberdaya alam, seperti perebutan
kepulauan Spratly oleh beberapa negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, di
mana di kepulauan tersebut terdapat sumberdaya alam yang sangat potensial.
Dalam skala nasional terjadinya konflik antara penduduk asli dengan pendatang
dalam mengelola sumberdaya alam, baik berupa penambangan, hutan, dan air,
atau penggunaan bahan-bahan kimia aktif, baik berupa cairan maupun gas.

10
D.

Peranan Manusia dalam Melestarikan Potensi Lingkungan Hidup


Manusia adalah penduduk bumi, manusia bertanggung jawab kepada tuhan,

dalam arti menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungannya.


Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga dipengaruhi oleh
lingkungannya. Dalam usaha menjaga kelangsungan hidupnya, manusia berusaha
memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada dengan disertai pengelolaan yang
baik. Manusia sangat dominan dalam mengelola lingkungannya, sedangkan
kelangsungan hidup manusia tergantung pada kelestarian ekosistemnya. Sebagai
contoh, pembuangan limbah yang banyak megandung mercuri ke sungai,
merupakan perbuatan yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian
ekosistem. Perilaku manusia harus seimbang dan selaras dengan alam
lingkungannya. Dengan kata lain manusia harus dapat menjadi pengelola
lingkungannya.
Hubungan manusia dengan lingkungannya, ditinjau dari sejarah hidup
manusia adalah sebagai berikut:
a. Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik
Pada masa ini, kebudayaan manusia masih sangat sederhana. Alat-alat
digunakan untuk mengeksploitasi alam, kemampuannya masih rendah
sehingga manusia tidak mampu mengatasi rintangan alam dan akibatnya
manusia sangat dipengaruhi alam
b. Manusia mempengaruhi lingkungan fisik

10

11
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, sehingga dengan
teknologi yang dimilikinya manusia dapat menguasai dan mengendalikan
alam, mengolah hasil alam secara optimal untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Manusia dan kingkungan fisik saling mempengaruhi
Akibat dari perkembangan IPTEK dan perkembangan sosial budaya
masyarakat, maka hubungan manusia dan lingkungannya berubah pula yaitu
manusia dan lingkunganya saling mempengaruhi
d. Kebudayaan menjadi faktor perantara hubungan manusia dengan
lingkungannya
Pandangan manusia mengalami perubahan bahwa lingkungan fisik tidak lagi
menentukankegiatan manusia, tetapi manusia justru dapat memilih apa yang
dikehendakinya, sesuai dengan apa yang tersedia pada lingkungan fisik.
Dalam hal ini manusia dapat memilih sesuai dengan tingkat sosial budayanya
e. Hubungan manusia dengan lingkungan fisik
Lingkungan fisik ternyata sangat komplek, seperti tanah, udara, cuaca, air,
mineral, cahaya, lautan, dan sebagainya merupakan senyawa yang sangat
majemuk. Manusia mempunyai faktor sosial budaya serta faktor-faktor
fisiologis, psikologis, serta keadaan fisik yang beraneka ragam. Hal ini
menimbulkan hubungan yang sangat komplek pula dengan alam dan
lingkungannya.
E. Hubungan Antara Pertambahan Penduduk dengan Produksi, Distribusi
dan Penyediaan Pangan
1. Pertambahan Penduduk

11

12
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat
beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalnya,
peperangan, wabah penyakit atau epidemi, kelaparan, dan bencana alam. Di lain
pihak, kestabilan negara, peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan
jumlah penduduk cenderung naik.
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke
waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala
dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran (fertilitas
atau natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain
faktor kesuburan tanah dan daya dukung lahan, faktor historis juga memengaruhi
ketimpangan sebaran penduduk di Indonesia. Akibatnya, tingkat kepadatan
penduduk di wilayah tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayahwilayah lainnya di Indonesia. Ketimpangan ini tentunya berpengaruh terhadap
kemajuan dan pembangunan wilayah.
Secara umum tingkat kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2000
adalah 109 juta/km2. Beberapa provinsi yang memiliki kepadatan penduduk
paling tinggi adalah Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakara, dan Jawa Timur. Adapun provinsi yang tingkat kepadatan
penduduknya rendah adalah Maluku, Papua, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Tengah.

12

13
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalahmasalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak
terjadi ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah:
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
4. Banyaknya yang menikah di usia dini.
5. Program KB tidak terlaksana dengan baik.
6. Menurunnya angka kematian,yang disebabkan oleh berkembangnya bidang
kesehatan atau medis.
7. Banyak penduduk desa yang berurbanisasi, sehingga pusat kota menjadi lebih
padat.
2. Distribusi dan Penyediaan Pangan
Dalam rangka pembangunan nasional, suatu pemerintahan termasuk
Indonesia sangat fokus terhadap ketahanan pangan nasional. Jangan harap
pembangunan suatu Bangsa berjalan dengan baik apabila ketahanan pangan
negara tersebut masih lemah.

Pembangunan berbagai

sektor termasuk

pembangunan Sumber Daya Manusia tidak akan berhasil jika masih terhambat
dengan ketahanan pangan.Indonesia sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan
pangan dalam negeri jika kita mampu mengolah hasil bumi Indonesia secara
maksimal. Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan negara maritim, namun
miris rasanya jika ketahanan pangan di negara berlambang burung garuda ini
sangat lemah. Banyak para warganya yang belum bisa memenuhi gizinya setiap
hari. Pekerjaan kita semua adalah mengelola sumber daya alam dalam negeri
13

14
untuk penguatan pangan Indonesia serta mewujudkan pembangunan nasional
yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat pokok dan tidak boleh
diganggu gugat. Pangan merupakan sesuatu hak asasi bagi setiap individu yang
harus terpenuhi setiap saat. Karena makanan sangat vital untuk mendukung
kehidupan manusia, terutama makanan pokok harus tersedia setiap waktu. Hal ini
tentu sangat terkait dengan ketersediaan pangan di suatu tempat, dalam hal ini
adalah negara.
Besarnya jumlah penduduk terkait langsung dengan penyediaan pangan.
Konsumsi pangan utama sumber karbohidrat adalah beras. Sebagaimana
dilaporkan Pasandaran, sejak tahun 19701990 konsumsi beras per kapita per
tahun meningkat nyata, yaitu 109 kg (1970), 122 kg (1980) menjadi 149 kg
(1990). Meskipun setelah tahun 1990, konsumsi beras sedikit turun, tapi
dipandang masih cukup besar, yaitu 114 kg/orang/tahun pada 2000 (BPS). Rerata
konsumsi per kapita ini merupakan yang terbesar di dunia.
Program pengendalian penduduk diikuti program pendukung seperti layanan
sosial, pendidikan dan kesehatan menjadi prasyarat dan prioritas. Pemerintah
pusat dan daerah harus saling bersinergi dan bermintra dengan kalangan swasta
dan korporasi terkait dengan hal ini.
Penelitian, pengkajian dan penyebarluasan melalui penyuluhan akan
teknologi produksi baru seperti benih yang memiliki produktivitas tinggi, tahan
terhadap kekurangan air dan guncangan cuaca ekstrim mutlak diupayakan.
Program pengendalian alih fungsi lahan pertanian utamanya sawah sangat

14

15
mendesak dilakukan. Beberapa laporan mengindikasikan selama 20 tahun
terakhir, kita telah kehilangan 1 juta ha sawah subur di Jawa karena alih fungsi
lahan.
Di Indonesia sendiri yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat
dunia juga mengalami permasalahan ketersediaan bahan pangan. Sekarang ini,
ketersediaan bahan pangan di Indonesia masih mencukupi. Namun, kegagalan
program KB (Keluarga Berencana) yang disebut-sebut oleh Dosen Pascasarjana
Ilmu Kedokteran Dasar Universitas Padjadjaran, Wildan Yatim yang secara
otomatis akan meningkatkan pertumbuhan jumlah penduduk yang di masa akan
datang mengakibatkan kekurangan bahan pangan jika tidak ditangani secara dini.
Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan
efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat
memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu
dengan harga yang terjangkau. Pencapaian standar pelayanan minimal distribusi
pangan dan akses pangan, dioperasionalkan melalui indikator ketersediaan
informasi pasokan, harga dan akses pangan, dan indikator stabilisasi harga dan
pasokan pangan.
Distribusi dan penyediaan pangan adalah untuk menjamin agar seluruh
wilayah dan rumah tangga dapat memperoleh pasokan pangan yang cukup dengan
harga yang stabil dan terjangkau.

15

16
F. Keterkaitan

antara

Kependudukan,

Kesehatan

dan

Pelayanan

Kesehatan
Parameter selanjutnya yang dapat dijadikan ukuran kualitas penduduk
adalah tingkat kesehatan. Hal ini dapat dipahami, sebab apalah artinya penduduk
dengan kuantitas banyak, tingkat pen didikan tinggi, tetapi tingkat kesehatannya
rendah dan sakit-sakitan, tetap saja produktivitas nya rendah. Tingkat kesehatan
penduduk dapat diukur dengan melihat aspek angka kematian bayi dan angka
harapan hidup.
Tingkat kematian bayi berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak,
pemenuhan gizi keluarga, kesiapan fisik saat proses persalinan, pemerataan
fasilitas kesehatan sampai ke pelosok tanah air, ketersediaan obat-obatan yang
memadai pada pusat-pusat pelayanan kesehatan, tingkat pendapatan penduduk,
dan tingkat pengetahuan serta pendidikan masyarakat. Semakin tinggi angka
kematian bayi, semakin rendah kualitas kesehatan sebagian besar penduduk suatu
wilayah atau negara. Selain angka kematian bayi, faktor lain indikasi kesehatan
penduduk adalah angka harapan hidup, yaitu rata-rata tahun hidup atau usia yang
mampu dijalani penduduk sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. Sebagai
contoh pada tahun 2002 angka harapan hidup penduduk laki-laki Indonesia
adalah 66 tahun sedangkan wanita 70 tahun. Angka tersebut berarti rata-rata
penduduk pria Indonesia memiliki harapan hidup sampai 66 tahun, sedangkan
penduduk wanita sampai 70 tahun. Banding kan dengan negara-negara maju,
seperti Jepang (laki-laki = 78 tahun, perempuan = 85 tahun) dan Kanada (lakilaki = 76 tahun, perempuan = 81 tahun).

16

17
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat
Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau
perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan
Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal
jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika,
dan sebagainya.
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic
health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
1.
2.

Environment atau lingkungan.


Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan

3.

dengan ecological balance.


Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi

4.

penduduk, dan sebagainya.


Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan

faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendah


derajat kesehatan masyarakat.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan adalah:
17

nya

18
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan
dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh:
a. Dokter Umum (Tenaga Medis)
b. Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang
pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan
kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan
kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta
masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan
ini sifatnya berobat jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya:
Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis
dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.
Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health
care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih
lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai
dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a. Dokter Spesialis
18

19
b. Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat
(inpantient services). Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer.Contoh: Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit
tipe D.
3.

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)


Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan
pelayanan subspesialis serta subspesialis luas. Pelayanan kesehatan
dilakukan oleh:
a. Dokter Subspesialis
b. Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau
pelayanan rawat inap (rehabilitasi). Diperlukan untuk kelompok masyarakat
atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan
secara umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:
a. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian
yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama
dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan

19

20
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat
(public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk
kelompok dan masyarakat.
G. Keterkaitan

antara

Kependudukan,

Penyediaan

dan

Pelayanan

Pendidikan
Pendidikan merupakan aspek penting dalam menentukan kemajuan suatu
bangsa. Melalui pendidikan, proses pendewasaan dan pengem bangan potensi
penduduk dapat dikembangkan. Penduduk dengan tingkat pendidikan relatif lebih
tinggi memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kemajuan ilmu penge tahuan
dan teknologi jika dibandingkan dengan penduduk dengan tingkat pendidikan
rendah. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika pemerintah Indonesia menempatkan
kualitas penduduk sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Nasional, persentase jumlah
penduduk Indonesia pada 1980 yang berhasil menye lesaikan studi sampai
jenjang SMA adalah sekitar 4,4%, sedangkan perguruan tinggi hanya 0,9%.
Angka ini kemudian mengalami sedikit peningkatan pada periode tahun 1990, di
mana penduduk yang berhasil menamatkan sampai SMA adalah 11,9% dan
perguruan tinggi sekitar 1,5% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.

20

21
Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari dalam diri penduduk sendiri maupun faktor dari luar.
Sebagai contoh antara lain adanya keengganan sebagian penduduk Indonesia
untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang tinggi, terutama pada masyarakat
perdesaan. Orang tua yang tinggal di perdesaan beranggapan bahwa anak-anak
mereka cukup sekolah sampai SD atau SMP, setelah itu mencari kerja untuk
membantu meringankan beban orang tua, kemudian menikah dan berkeluarga.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah tingginya biaya sekolah sehingga
sangat sulit dijangkau oleh masyarakat ekonomi lemah, serta keterbatasan daya
tampung sekolah dari setiap jenjang pendidikan, terutama tingkat SMA dan
Perguruan Tinggi. Untuk mengatasi permasalahan rendahnya kualitas pendidikan
penduduk, dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah, antara lain:
1. membangun prasarana pendidikan sekolah ke berbagai penjuru tanah air
2. menggalakkan wajib belajar sembilan tahun
3 .program buku dan perpustakaan masuk desa
4. penayangan acara-acara pendidikan di berbagai media massa
H. Keterkaitan Antara Kependudukan dengan AspekAspek Pembangunan
Sosial Ekonomi dan Kehidupan Beragama
Peranan ekonomi dalam pertambahan penduduk sangatlah penting. Seperti
dalam hal pembangunan, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan,
maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang pertumbuhan
ekonomi.

21

22
Kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan jumlah
perekonomian namun pada suatu keadaan pertumbuhan penduduk tidak hanya
menaikkan ekonomi namun juga dapat menurunkannya. Pada tahun 2000, jumlah
penduduk Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan sebesar 10.380 juta jiwa atau sebesar 5.33 persen dari tahun 1995.
Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996-2008 mengalami
fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan dengan itu
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan
sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah

(RPJM). Hal ini tidak mungkin tercapai jika pemerintah

belum bisa memecahkan masalah kependudukan.


Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat
seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Hal ini pun membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya.
Dampak-Dampak Ledakan Penduduk antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah pengangguran semakin meningkat


Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
Kebutuhan pendidikan, kesehatan dan perumahan sulit diperoleh
Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
Tingkat kemiskinan semakin meningkat

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesejahteraan Sosial


Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak pada perubahan sosial
kehidupan masyarakat Indonesia. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus
segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila
permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang

22

23
sangat kompleks dan saling terkait satu dengan lainnya. Adapun solusi yang
dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Melakukan program transmigrasi


Menggalakkan program keluarga berencana
Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi
Pemerataan pembangunan
Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi
Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk.
Menambah sarana pendidikan dan perumahan sederhana.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara

nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara
lain:
1. Faktor Ekonomi

Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi


setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa
memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
Contoh: Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit
dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar

23

24
suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun
sejak dahulu. Contoh: Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut
sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik. Contoh:
Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat
walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa
masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini. Contoh:
penyakit syaraf, aliran sesat, dsb
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung
terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih
sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak
belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Cara Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran

dapat

menyebabkan

kemiskinan,

dan

selanjutnya

menimbulkan kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal


ini merupakan masalah sosial yang harus kita atasi.

24

25
Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan sosial dengan
peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, dan IainIain. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu
mengatasi masalah sosial antara lain:
1. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
2. Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi persoalan sosial
3. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa
4. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai
bantuan berupa materi
5. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO
memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi
masalah sosial
6. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan
para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha
mengatasi pengangguran
7. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan
memberikan berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai
program untuk mengatasi masalah sosial antara lain:
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)

25

26
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan
sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
3. Pemberian Kartu Askes
Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat
ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau
gratis
4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin)
Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga
yang sangat murah dan pemberian sembako
Hubungan Agama dan Kesehatan
Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk
selalu berbuat baik. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran
dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal
yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama,
ketika manusia jauh dari agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya.
Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi
kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit
hati. Banyak penyakit karena emosi-emosi buruk itu, yang tidak mungkin dapat
disembuhkan oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit
psikosomatik. Krisis akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela
yang sedang merajalela. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat
disaksikan pada tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan
positif, sedangkan yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif

26

27
dan menjadi peserta dalam insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa
religi itu anasir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jadi, religi bukan
obat bius atau racun. Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif.
Ilmu kedokteran menjadi pembuka tabir rahasia seperti yang terbukti dalam
kehidupan manusia. Alexis Carel, Freud, Jung, dan Robert, misalnya, adalah
nama-nama ahli ilmu kedokteran yang memecahkan masalah-masalah yang tidak
mungkin dapat diperoleh oleh ahli-ahli di lapangan ilmu pengetahuan lain.
Dengan pendapat baru itu, ilmu kedokteranlah yang pertama mengerti bahwa di
antara ilmu kedokteran, filsafat, dan agama, ada tali hubungan. Dengan tali-tali
hubungan itu, kita dapat mengerti kesatuan berupa makhluk hidup yang dinamai
manusia sebagai keseluruhan, bukan sebagai reduksi.
Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh manusia sering dihubungkan
dengan gejala-gejala spiritual. Ketika ada salah seorang dari mereka ada yang
sakit, maka dengan spontanitas mereka akan mengkaitkan penyakit tersebut
karena adanya gangguan dari makhluk halus. Oleh karena itu pada zaman dahulu
ketika ada orang yang menderita penyakit selalu berkaitan dengan para dukun
yang dipercaya mampu untuk berkomunikasi dengan makhluk tersebut sehingga
diharapkan sang dukun dapat mengobati penyakitnya atau menahan gangguannya.
Ketika pemikiran manusia mengalami perkembangan, maka hal yang
demikian tidak berlaku lagi di tengah-tengah masyarakat kita yang sudah
mengenal modernisasi. Segala macam bentuk penyakit yang di derita oleh
manusia akan selalu mereka hubungkan dengan keadaan sang penderita dan untuk

27

28
mengobati penyakit tersebut mereka akan selalu pergi kepada seorang dokter yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kepercayaan ini memang sebagian
besar dapat dibuktikan oleh keberhasilan pengobatan dengan menggunakan
peralatan dan pengobatan hasil temuan di bidang kedokteran modern.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa manusia harus bisa hidup selaras dengan lingkungan.
Hendaknya berbagai masalah kependudukan harus ditangani dengan sungguhsungguh dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat didukung oleh
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah untuk dapat menjaga
keseimbangan hidup manusia dalam seluruh aspek kehidupannya dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan melalui upaya pengelolaan lingkungan yang
benar meliputi: pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana
dan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang. Save our earth.
B. Saran

28

29
Merujuk pada keterkaitan antara kependudukan dan aspek-aspek
kehidupan

manusia

dengan

memperhatikan

kelestarian

lingkungan

diharapkan:
1. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
2. Adanya kesadaran instansi pemerintah dalam mengelola proyek-proyek
yang mengubah fungsi lingkungan dengan memenuhi AMDAL, UKL,
UPL.
DAFTAR PUSTAKA

http://attaqinaufalahmad.blogspot.com/2012/04/masalah-kepadatan-penduduk-diindonesia.html
http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/pendidikan-kependudukandan-lingkungan.html
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/dampak-negatif-masalahkependudukan.html
http://www.sibarasok.com/2013/05/aspek-aspek-kependudukan.htm

29

30

KEPENDUDUKAN DAN ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA


MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
(PKLH)

Dosen: Prof. Dr. T. Zahara


Oleh:

30

31
1. Retno Zatnika Restiani

(20137279201)

2. Ima Nurhikmah

(20147279067)

3. Arny Triana

(20147279066)

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Alloh SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul KEPENDUDUKAN DAN ASPEK-ASPEK
KEHIDUPAN MANUSIA ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH). Kami
selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. T. Zahara.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
baik dalam bentuk, isi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritikan
yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Semoga
penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, September 2015


31

32

Penulis

Daftar Isi
i
Kata Pengantar .................................................................................................
i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ...........................................................................................6
A. Pengertian Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup....6
B. Tujuan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup7
C. Tinjauan Filsafah Hubungan Manusia dan Lingkungannya8
D. Peranan Manusia dalam Melestarikan Potensi Lingkungan Hidup.10
E. Hubungan Antara Pertambahan Penduduk dengan Produksi,
Distribusi dan Penyediaan Pangan...................11
F. Keterkaitan antara Kependudukan, Kesehatan dan
Pelayanan Kesehatan.16
G. Keterkaitan antara Kependudukan, Penyediaan dan
Pelayanan Pendidikan20
H. Keterkaitan Antara Kependudukan dengan
AspekAspek Pembangunan Sosial Ekonomi dan

32

33
Kehidupan Beragama.22
Bab III Penutup ...29
A.Simpulan ..........................................................................................29
B.Saran ................................................................................................29
Daftar Pustaka ................................................................................................30

ii

ii

ii
33

Anda mungkin juga menyukai