Anda di halaman 1dari 26

PENGAMBILAN DARAH ARTERI

No. Dokumen
.................

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Pengambilan darah arteri adalah pengambilan darah dari arteri perifer (radialis,
brachialis, ulnaris, femoralis, aksilaris, posterior tibia, atau dorsalis pedis) yang mengalir
secara anaerob melalui pungsi jarum perkutaneus yang dilakukan untuk menilai kadar
gas dalam darah.
1. Menilai status respirasi (pernapasan)
2. Keseimbangan asam basa
3. Mengukur konsentrasi laktat
4. Penentuan kasus - kasus keracunan
methemoglobinemia)

(carboxyhemoglobinemia

atau

1. SK Direktur No....../ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ ..../ 2014 Tentang pemberlakuan
Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

2. SK Direktur No. / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang pengesahan


Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.
PROSEDUR

Persiapan Alat
1. Swab alkohol
2. Spuit 3 cc
3. Heparin 10.000 ui/ml sebanyak 0,1 ml
4. Plester
5. Kasa steril
6. Sarung tangan bersih
7. Karet / gabus
8. Bantal
Persiapan pasien

1. Beri salam, sapa pasien dengan namanya,memperkenalkan diri


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
4. Atur posisi pasien aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan.
2. Letakkan tangan pasien pada permukaan yang rata dengan posisi telapak tangan
menengadah dan diganjal bantal.
3. Tekan kedua arteri (arteri radialis dan arteri ulnaris) dengan kedua jari (jari telunjuk
dan jari tengah) selama beberapa detik.
4. Anjurkan pasien untuk mengepal dan melepaskan kepalannya berulang-ulang
hingga permukaan kulit tangan tampak pucat.
5. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris dan nilai kembali permukaan kulit dalam 515 detik. Bila kulit kembali memerah seperti sediakala maka Tes Allen positif dan
pungsi arteri dapat dilakukan. Jika pengisian arteri ulnaris buruk atau tidak terjadi
pengaliran darah lagi maka Tes Allen negatif dan jangan melakukan pungsi pada
tangan tersebut, coba tangan yang lain.
6. Letakkan arteri radialis searah dengan ibu jari, gunakan jari tangan dan telunjuk
tangan kiri untuk menentukan ukuran, dalam dan arah arteri radialis. Jangan
gunakan ibu jari karena ujung ibu jari juga berdenyut.
7. Lakukan desinfeksi dengan swab alkohol pada area yang akan dipungsi dengan

arah memutar dari dalam ke luar.


8. Ambil spuit dan basahi dengan heparin 0,1 ml dan hindari adanya udara dalam
spuit.

PENGAMBILAN DARAH ARTERI


No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

9. Tusukkan jarum dengan perlahan (membentuk sudut 6090) dan rasakan seperti
menusuk pembuluh darah dan biarkan darah mengalir sendiri ke dalam jarum
mengikuti pulsasi kuat dari arteri tanpa harus ditarik. Kumpulkan sampai dengan
jumlah yang diinginkan.
10. Kemudian tarik jarum dengan cepat dan segera tekan pada bekas pungsi dengan
kasa steril selama 25 menit. Pastikan tidak terjadi perdarahan dan diberi plester.
11. Spuit berisi darah jangan sampai berisi udara. Tutup ujung jarum dengan karet
atau gabus.
12. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman dan rapikan peralatan.
13. Lepas sarung tangan.
14. Cuci tangan.
15. Kirim darah ke laboratorium beserta keterangan mengenai suhu tubuh pasien dan
jumlah oksigen yang diberikan.
16. Dokumentasikan hasil yang didapat dan respon pasien.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi ntensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral
Instalasi Laboratorium

Komite Keperawatan

PERAWATAN WATER SEAL DRAINASE


No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2014

PENGERTIAN

drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001
Perawatan Water Seal Drainase adalah perawatan pada selang dada yang dimasukan ke dalam rongga
pleura agar tekanan negatif intrapleural kembali normal.

TUJUAN

1.
2.

Untuk mengatasi adanya sumbatan pada selang


Untuk mencegah terjadinya infeksi

KEBIJAKAN

1.
2.

PROSEDUR

SK Direktur No......./ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ ...../ 2014 Tentang pemberlakuan Standar Asuhan
Keperawatan RSUD Banten
SK Direktur No....... / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / .. / 2014 Tentang pengesahan Standar
Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

Persiapan alat
1. Air steril atau normal salin dituangkan ke dalam bilik kontrol penghisapan bila digunakan penghisap
2. Swab alkohol
3. Klem selang dada
4. Karet gelang
5. Plester
6. Sarung tangan steril
7. Balutan besar 2 buah
8. Salep (sesui program dokter)
9. Piala ginjal
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Kaji status kardiopulmonal pasien, observasi status pernafasan, nyeri, ansietas
dan tanda-tanda vital.
2. Cuci tangan.
3. Kenakan sarung tangan.
4. Dekatkan piala ginjal ke dekat pasien
5. Sambil mempertahankan sterilisasi selang drainase, tegakkan selang ke atas
dan tambahkan air / normal salin ke batas yang tepat.
6. Klem selang dada untuk menutup aliran ke dada.
7. Lepaskan sambungan selang yang lama dan cepat sambungkan dengan selang
yang baru.
8. Angkat klem dan perintahkan pasien untuk bernafas secara normal.
9. Gunakan salep disekitar area penusukan dan kemudian tutup dengan kasa steril.
10. Plester sambungan selang untuk memastikan tertahan dengan aman.
11. Gulung kelebihan selang pada tempat tidur pasien, ikat dengan karet gelang.
12. Atur selang untuk menggantung dalam garis lurus dari atas tempat tidur ke botol
drainase.
13. Tandai tanggal dan waktu pada permukaan botol drainase yang menandakan
dimulainya drainase.
14. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
15. Rapikan peralatan dan lepaskan sarung tangan.

16. Cuci tangan.


15. Dokumentasikan hasil yang didapat dan respon pasien serta status kardiopulmonal
pasien.

PERAWATAN WATER SEAL DRAINASE


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalas Gawat Darurat
3. Instalas Intensif
Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA


No. Dokumen

No. Revisi
3

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2014

PENGERTIAN

TUJUAN

drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001
Pemberian obat injeksi intra vena adalah suatu proses memberikan obat kepada pasien
dengan cara menyuntikkan ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan
jarum suntik yang dilakukan oleh perawat dengan memperhatikan prinsip 10 benar
(benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi).
1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar.
2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada pasien.
3. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parenteral
yang lain.
4. Menghindari kerusakan jaringan.
5. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

KEBIJAKAN

1. SK Direktur No.134/ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ .../ 2014 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
2. SK Direktur No.../ RSUD Banten/DIR/ SK/PSPOPK / .. / 2014 Tentang pengesahan
Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat-alat
2. Perlak pengalas
3. Obat vial / ampul sesuai program
4. Swab alkohol
5. Bengkok
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Spuit sesuai kebutuhan
9. Kasa steril / gergaji leher ampul (untuk membuka ampul)
10. Tourniquet
11. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan.
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien.
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi).
4. Tempatkan obat yang akan disuntikkan pada bak spuit yang telah disediakan.
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan/ kamar pasien.
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan disuntikkan dihadapan pasien/
keluarga mengenai obat apa saja yang diberikan dan minta pasien untuk
membaca nama obat yang akan diberikan.
Untuk obat ampul:
a. Yakinkan obat berada pada dasar ampul.
b. Patahkan leher ampul dengan menggunakan kasa ke arah menjauh dari

perawat atau menggunakan gergaji leher ampul.

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA


No. Dokumen
....................

No. Revisi
3

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

c.

Pegang ampulan dengan tangan nondominan dan spuit dengan tangan


dominan, tarik obat sesuai dengan dosis yang ditetapkan.
d. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit dengan posisi jarum suntik tertutup.
Untuk obat vial:
a. Buka tutup vial dengan mempertahankan sterilitas (bersihkan dengan alkohol
70%).
b. Untuk obat cair tarik obat sesuai dengan dosis dengan menggunakan spuit.
c. Untuk obat serbuk masukkan cairan aquadest steril/ pelarut sesuai dengan
dosis ke dalam vial.
d. Kocok obat dengan arah memutar sampai larut.
e. Tarik obat sesuai dengan dosis dan ganti jarum suntik dengan yang baru.
f. Keluarkan udara yang ada dalam spuit dengan posisi jarum suntik tertutup.
7. Pilih dan kaji kondisi vena, pencarian vena dilakukan dari vena yang terjauh dari
lengan sampai yang terdekat dari lengan (pada lengan: vena basilika, pada
tungkai: vena safena, pada leher : vena jugularis, pada kepala: vena frontalis atau
vena temporalis).
8. Pakai sarung tangan.
9. Pasang perlak di bawah area penyuntikkan dan dekatkan piala ginjal ke sisi
pasien.
10. Lakukan pembendungan pada lengan dengan menggunakan tourniquet setinggi
5 7 cm dari area penusukan.
11. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan swab alkohol dengan cara sirkuler
mengarah keluar.
12. Buka jarum, pegang dengan tangan dominan, tusukkan jarum dengan sudut 15
45 dengan bevel (lubang jarum) menghadap ke atas.
13. Lakukan aspirasi, jika darah keluar masukkan obat sesuai dengan dosis dan jika
tidak keluar darah, tarik jarum searah tusukan dengan perlahan dan tekan
dengan swab alkohol serta ulangi prosedur mulai dari langkah no.10 di vena yang
berbeda dengan prinsip pencarian vena dimulai dari vena yang terjauh dari
lengan ke vena yang terdekat dari lengan.
14. Setelah obat dimasukkan, tarik jarum searah tusukan dengan perlahan dan tekan
dengan swab alkohol.
15. Massage area penyuntikkan menggunakan swab alkohol secara perlahan.
16. Lepaskan sarung tangan.
17. Rapikan peralatan, ambil kembali perlak pengalas.
18. Minta tanda tangan pasien/keluarga pada kolom yang telah disediakan di daftar
obat pasien.
19. Perawat menulis paraf dan nama jelas pada kolom yang telah disediakan di
daftar obat pasien.
20. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) dan paraf pada kolom yang telah
disediakan.
21. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
22. Perawat mencuci tangan kembali.
23. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian, waktu, dan
respon pasien.

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi ntensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Laboratorium
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA MELALUI INFUS


No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN

TUJUAN

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Pemberian obat injeksi intra vena melalui infus adalah suatu proses memberikan obat
kepada pasien dengan cara menyuntikkan ke dalam pembuluh darah vena melalui
selang infus yang dilakukan oleh perawat dengan memperhatikan prinsip 10 benar
(benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar.
2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada pasien

KEBIJAKAN

1. SK Direktur No.134/ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
2. SK Direktur No.009 / RSM / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang pengesahan
Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat-alat
2. Perlak pengalas
3. Obat vial / ampul sesuai program
4. Swab alkohol
5. Piala ginjal
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Spuit sesuai kebutuhan
9. Kasa steril/gergaji leher ampul (untuk membuka ampul)
10. Daftar obat pasien.
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan.
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien.
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi).
4. Tempatkan obat yang akan disuntikkan pada bak spuit yang telah disediakan.
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan/kamar pasien.
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan disuntikkan dihadapan
pasien/keluarga mengenai obat apa saja yang diberikan dan minta pasien untuk
membaca nama obat yang akan diberikan.
Untuk obat ampul:
a. Yakinkan obat berada pada dasar ampul.
b. Patahkan leher ampul dengan menggunakan kasa ke arah menjauh dari
perawat atau menggunakan gergaji leher ampul.
c. Pegang ampulan dengan tangan nondominan dan spuit dengan tangan
dominan, tarik obat sesuai dengan dosis yang ditetapkan.
d. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit dengan posisi jarum suntik tertutup.

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA MELALUI INFUS


No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

Untuk obat vial:


a. Buka tutup vial dengan mempertahankan sterilitas (bersihkan dengan alkohol
70%).
b. Untuk obat cair tarik obat sesuai dengan dosis dengan menggunakan spuit.
c. Untuk obat serbuk masukkan cairan aquadest steril/ pelarut sesuai dengan
dosis ke dalam vial.
d. Kocok obat dengan arah memutar sampai larut.
e. Tarik obat sesuai dengan dosis dan ganti jarum suntik dengan yang baru.
f.
Keluarkan udara yang ada dalam spuit dengan posisi jarum suntik tertutup.
7. Pakai sarung tangan.
8. Pasang perlak pengalas dan dekatkan piala ginjal ke sisi pasien.
9. Cari tempat penusukan jarum pada selang infus.
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan swab alkohol dengan cara sirkuler dari
arah dalam keluar.
11. Hentikan sementara aliran infus dengan cara menutup klem pada selang infus.
12. Buka jarum spuit, lakukan penusukan di tempat penusukan jarum pada selang
infus dengan perlahan, pegang dengan tangan dominan.
13. Setelah selesai tarik jarum spuit dari tempat penusukan.
14. Alirkan kembali tetesan infus sesuai dengan terapi pengobatan yang diberikan.
15. Lepaskan sarung tangan.
16. Rapikan peralatan, ambil kembali piala ginjal.
17. Minta tanda tangan pasien/keluarga pada kolom yang telah disediakan di daftar
obat pasien.
18. Perawat menulis paraf dan inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien.
19. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
20. Cuci tangan.
21. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian, waktu, dan
respon pasien.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi ntensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN
TUJUAN

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Memindahkan pasien dari atas tempat tidur ke brankar adalah memindahkan pasien
dari atas tempat tidur ke brankar/ kereta dorong dengan maksud tertentu.
1.
2.

Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu yang tidak dapat dikerjakan di atau


tempat tidur.
Memindahkan pasien pada tempat yang baru.

KEBIJAKAN

1. SK Direktur No.134/ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
2. SK Direktur No.009 / RSM / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang pengesahan
Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Brankar / kereta dorong
2. Sarung tangan (jika perlu)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan pasien ;
a. Atur posisi tempat tidur hingga pada posisi yang datar dari bagian kepala sampai
dengan bagian kaki.
b. Naikkan ketinggian tempat tidur sehingga posisinya menjadi lebih tinggi
dibandingkan permukaan brankar.
c. Pastikan semua roda tempat tidur sudah terkunci dengan aman.
2. Atur posisi pasien di tepi tempat tidur dan atur posisi brankar :
a. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk menjaga
privasi.
b. Tempatkan brankar secara pararel di samping tempat tidur dan kunci semua
rodanya.
3. Pindahkan pasien dengan aman ke brankar :
a. Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan, dan meletakkan
kedua tangan menyilang di atas dada.
b. Dengan bantuan perawat lain, lakukan persiapan untuk mengangkat pasien.
Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bagian bawah dada dan leher,
perawat kedua meletakkan kedua tangan di bawah pinggul, dan perawat ketiga
meletakkan kedua tangan di bawah kaki pasien.
c. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki.
Perawat pertama memberi instruksi, kemudian angkat pasien bersama-sama
dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar.
4. Jaga keamanan dan kenyamanan pasien :
a. Segera naikkan pagar brankar dan/ kencangkan sabuk pengaman melintang di
atas tubuh pasien.
b. Buka kunci roda brankar dan dorong brankar menjauhi tempat tidur.

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi ntensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
Komite Keperawatan

No. Revisi

Halaman
2/2

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Memindahkan pasien dari atas tempat tidur ke kursi roda adalah memindahkan pasien
dari atas tempat tidur ke kursi roda untuk menjalani prosedur atau tindakan tertentu.
1. Menjalani prosedur perawatan tertentu.
2. Dipindahkan ke tempat atau ruangan tertentu.
1.
2.

PROSEDUR

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan
Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

Persiapan alat
1. Kursi roda
2. Sarung tangan (jika perlu)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
2. Atur peralatan dengan tepat :
a. Rendahkan posisi tempat tidur sampai pada posisi yang terendah sehingga
kaki pasien dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur.
b. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci
semua roda dari kursi roda.
2. Siapkan pasien :
a. Bantu pasien pada posisi duduk di tepi tempat tidur.
b. Kaji pasien, apakah mengalami hipotensi postural sebelum memindahkannya
dari tempat tidur.
3. Anjurkan pasien untuk mengikuti instruksi yan diberikan, minta pasien untuk :
a. Bergerak ke depan dan duduk di tepi tempat tidur.
b. Condongkan tubuh ke depan, mulai dari pinggul.
c. Letakkan kaki yang kuat di bawah tepi tempat tidur, sedangkan kaki yang
lemah berada di depannya.
d. Letakkan tangan pasien di atas permukaan tempat tidur atau di atas kedua
bahu perawat sehingga pasien dapat mendorong tubuhnya sambil berdiri.
4. Siapkan posisi perawat dengan tepat :
a. Berdiri tepat di depan pasien. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul,
lutut dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki, dengan satu kaki di depan dan
yang lainnya di belakang.
b. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat.
5. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama - sama menuju kursi
roda :
a. Dalam 3 hitungan, bantu pasien untuk menghentak dengan bagian kaki
belakang, kemudian menuju kaki bagian depan, ekstensikan persendian pada
ekstremitas bawah dan dorong atau tarik dengan kedua tangan secara
bersamaan

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

b. Perawat menarik dengan kaki bagian depan, menuju kaki bagian belakang,
ekstensikan persendian pada ekstremitas bawah dan tarik pasien tepat
menuju pusat gravitasi perawat pada posisi berdiri.
c. Bantu pasien pada posisi tegak untuk beberapa saat.
d. Perawat dan pasien bersama-sama memutar atau mengambil beberapa
langkah menuju ke kursi roda.
6. Bantu pasien untuk duduk ;
a. Minta pasien untuk membelakangi kursi roda. Meletakkan bagian kaki yang
kuat di belakang kaki yang lebih lemah. Menjaga kaki lainnya tetap berada di
depan. Meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada
bahu perawat.
b. Perawat berdiri tepat di depan pasien. Letakkan satu kaki di depan dan kaki
yang lainnya dibelakang.
c. Dalam 3 hitungan, minta pasien untuk menggeser berat tubuhnya dengan
jalan memindahkannya ke kaki bagian belakang, merendahkan tubuh sampai
pada bagian tepi dari kursi roda dengan memfleksikan persendian pada kaki
dan lengan secara bersamaan
d. Perawat menggeser berat tubuhnya dengan melangkah ke belakang dengan
menggunakan kaki depan dan merendahkan pasien sampai di atas kursi
roda.
7. Pastikan keselamatan pasien
a. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang aman dan
nyaman.
b. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Intensif Instalasi
Intensif Maternitas

Komite Keperawatan

MENGATUR POSISI PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi
2

Halaman
1/5

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2014

PENGERTIAN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001
Mengatur posisi pasien di atas tempat tidur adalah tindakan mengatur posisi pasien di
atas tempat tidur pada pasien yang mengalami kelemahan atau kelumpuhan.

TUJUAN

1.
2.
3.
4.

KEBIJAKAN

1.
2.

PROSEDUR

Mencegah komplikasi imobilisasi ( dekubitus, kontraktur, dll).


Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler.
Meningkatkan rasa nyaman.
Memudahkan tindakan.
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

POSISI FOWLER
Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan dada
setinggi 45 90 tanpa fleksi lutut.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Footboard (bantalan kaki)
5. Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Anjurkan pasien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
3. Naikkan kepala tempat tidur 45 90 sesuai kebutuhan. Fowler rendah atau
semi fowler (15 45), fowler tinggi 90.
4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah di
sana.
5. Letakkan bantal kecil di bawah kepala pasien.
6. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan
fleksi.
8. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.
9. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
10. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika pasien memiliki
kelemahan pada kedua lengan tersebut.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
12. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.

MENGATUR POSISI PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR DI RS MEILIA


No. Dokumen

No. Revisi
2

Halaman
2/5

RSUD BANTEN
PROSEDUR

POSISI ORTOPNEA
Pengertian
Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, pasien duduk di tempat
tidur atau di tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Footboard (bantalan kaki)
5. Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Anjurkan pasien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
3. Naikkan kepala tempat tidur 90.
4. Letakkan bantal kecil di atas meja yang menyilang di atas tempat tidur.
5. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
6. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan
fleksi.
7. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.
8. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
POSISI SUPINASI
Pengertian
Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard (bantalan kaki)
5. Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman .
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu pasien.

MENGATUR POSISI PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi
2

Halaman
3/5

RSUD BANTEN
PROSEDUR

4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah di
sana.
5. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
6. Topang telapak kaki dengan menggunakan bantalan kaki.
7. Jika pasien mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
POSISI PRONASI
Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi pasien tertelungkup dengan kepala menoleh ke samping.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan pasien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai siku lurus
dan tangan di atas paha. Posisikan tengkurap / telungkup di tengah tempat tidur
yang datar.
4. Putar kepala pasien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal.
5. Letakkan bantal kecil di bawah abdomen pada area antara difragma (atau
payudara pada wanita) dan krista iliaka.
6. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai lutut sampai tumit.
7. Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
POSISI LATERAL
Pengertian
Posisi lateral adalah posisi pasien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan
kepala menoleh ke samping.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (jika diperlukan)

MENGATUR POSISI PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi
2

Halaman
4/5

RSUD BANTEN
PROSEDUR

Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan pasien hingga posisinya miring.
4. Letakkan bantal di bawah kepala dan leher pasien.
5. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang
pada bahu tersebut.
6. Letakkan bantal di bawah lengan atas.
7. Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas bertumpu
secara pararel dengan permukaan tempat tidur.
8. Letakkan bantal guling dibelakang punggung pasien untuk menstabilkan posisi.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
POSISI SIMS
Pengertian
Posisi sims atau disebut juga posisi semipronasi adalah posisi pasien berbaring pada
pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Pada posisi ini, lengan bawah ada
di belakang tubuh pasien, sedangkan lengan atas ada di depan tubuh pasien.
Persiapan alat
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan pasien hingga posisinya setengah telungkup, sebagian berbaring pada
abdomen.
4. Letakkan bantal di bawah kepala pasien.
5. Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi.
6. Letakkan bantal di sela antara dada dan abdomen dan pada lengan atas serta
tempat tidur.
7. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan tempat tidur.
8. Letakkan alat penopang di bawah telapak kaki pasien.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.

MENGATUR POSISI PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Intensif
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

No. Revisi
2

Halaman
5/5

MELEPASKAN KATETER
No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/1

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Melepaskan kateter adalah melepas kateter dan drainase urine pada pasien yang
dipasang kateter.
Melatih pasien untuk buang air kecil normal tanpa menggunakan kateter.

1. SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
2.

PROSEDUR

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan


SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan
Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Pinset
3. Spuit 10 cc
4. Betadine
5. Piala gunjal
6. Plester
7. Wasbensin
8. Lidi kapas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan.
2. Gunakan sarung tangan.
3. Keluarkan urine yang tertampung di urine bag sampai kosong.
4. Buka plester dengan lidi kapas yang telah diberi wasbensin.
5. Keluarkan isi balon kateter dengan menggunakan spuit dan buang ke piala ginjal.
6. Tarik kateter dan anjurkan pasien untuk menarik napas panjang, kemudian buang
kateter pada piala ginjal.
7. Olesi area prepusium (meatus uretra) dengan betadine.
8. Lepaskan sarung tangan.
9. Rapikan peralatan.
10. Lepaskan sarung tangan.
11. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
12. Cuci tangan.
13. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Departemen Rawat Inap


2. Departemen Rawat Jalan
3. Departemen Gawat Darurat
4. Departemen Intensif
5. Departemen Maternitas
Komite Keperawatan

TEHNIK DISTRAKSI
No. Dokumen

No. Revisi
-

Halaman
1/1

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Tehnik distraksi adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap
nyeri yang dialami.
Membantu pasien lupa terhadap nyeri yang dialaminya

1.
2.

PROSEDUR

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008


Tentang pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009
Tentang pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

Persiapan alat
1. Radio tape dengan musik yang lembut sebagai background.
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan dan peran
perawat sebagai pembimbing.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman.
Pelaksanaan
2. Cuci tangan.
3. Minta pasien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman
yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut.
4. Ketika pasien relaks, pasien berfokus pada bayangannya dan pada saat itu
perawat tidak perlu berbicara lagi.
5. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, perawat
harus menghentikan latihan dan memulainya lagi saat pasien sudah siap.
6. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit pasien harus
memerhatikan tubuhnya, lalu catat daerah yang tegang dan daerah ini akan ganti
untuk direlaksasikan. Biasanya pasien rileks setelah menutup mata atau
mendengarkan musik yang lembut sebagai background yang membantu.
7. Catat hal-hal yang digambarkan pasien dalam pikiran untuk digunakan dalam
latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan
pasien dan tidak membuat perubahan pernyataan pasien.
8. Cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Departemen Rawat Inap


2. Departemen Intensif
3. Departemen Maternitas
Komite Keperawatan

TEHNIK RELAKSASI
No. Dokumen
.................

No. Revisi
-

Halaman
1/1

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Tehnik relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
yang mengalami nyeri kronis.
1. Mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, dan kecemasan.
2. Mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
1. SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan
2. SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.
Persiapan
Jaga ketenangan lingkungan
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan dan peran
perawat sebagai pembimbing.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau berbaring telentang).
Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Minta pasien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru berisi udara
yang bersih.
3. Minta pasien untuk secara perlahan menghembuskan udara dan membiarkannya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh . Bersamaan dengan hal ini, minta pasien
memusatkan perhatian "betapa nikmat rasanya".
4. Minta pasien untuk bernapas dengan irama normal beberapa saat (sekitar 1-2
menit).
5. Minta pasien untuk bernapas dalam, kemudian menghembuskan perlahan-lahan,
dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju ke paru,
kemudian udara dibuang keluar. Minta pasien memusatkan perhatian pada kaki
dan tangan, udara yang dikeluarkan dan merasakan kehangatannya.
6. Minta pasien untuk mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan perhatian
pada kaki-tangan, punggung, perut, bagian tubuh yang lain.
7. Setelah pasien merasa relaks, minta pasien secara perlahan menambah irama
pernapasan. Gunakan pernapasan dada atau abdomen. Jika frekuensi nyeri
bertambah, gunakan pernapasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.
8. Cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap.


2. Instalasi Intensif.
3. Instalasi Maternitas.
Komite Keperawatan

TEHNIK RELAKSASI PROGRESIF


No. Dokumen

No. Revisi
-

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Januari 2014

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001

Tehnik relaksasi progresif tehnik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi,
ketekunan, atau sugesti.
Mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, dan kecemasan.

1. SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

2. SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang


pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.
PROSEDUR

Persiapan
Jaga ketenangan lingkungan.
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan dan peran
perawat sebagai pembimbing.
Empat kelompok utama yang digunakan dalam tehnik relaksasi, antara lain :
a. Kepala, muka, tenggorokan, dan bahu termasuk pemusatan perhatian pada
dahi, pipi, hidung, mata rahang, bibir, lidah, dan leher. Sedapat mungkin
perhatian diarahkan pada kepala karena secara emosional, otot yang paling
penting dalam tubuh ada di sekitar area ini.
b. Dada, lambung, dan punggung bagian bawah.Paha, pantat, betis, dan kaki.
c. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk di kursi dengan
kepala ditopang atau berbaring telentang).
Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Minta pasien untuk mengepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep
dan lengan bawah selama lima sampai tujuh detik. Bimbing pasien ke daerah otot
yang tegang, anjurkan pasien untuk merasakannya, dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik (prosedur dapat diulang hingga
lima kali dengan melihat respon pasien).
3. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala sejauh mungkin ke
belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan pasien
untuk mengerutkan otot muka seperti kenari: cemberut, mata dikedip-kedipkan,
bibir dimonyongkan ke depan, lidah ditekan ke langit-langit, dan bahu
dibungkukkan selama lime sampai tujuh detik. Bimbing pasien ke daerah otot
yang tegang, anjurkan pasien untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik (prosedur dapat diulang hingga
lima kali dengan melihat respon pasien).
4. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik napas dalam, tekan keluar
lambung, tahan, lalu relaks. Tarik napas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.

TEHNIK RELAKSASI PROGRESIF


No. Dokumen

No. Revisi
-

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT
UNIT PENYUSUN

5. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat ibu
jari secara serentak, kencangkan betis paha dan pantat selama lima sampai tujuh
detik. Bimbing pasien ke daerah otot yang tegang, lalu anjurkan pasien untuk
merasakannya, dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30
detik (prosedur dapat diulang hingga lima kali dengan melihat respon pasien).
6. Selama melakukan tehnik relaksasi, catat respon nonverbal pasien. Jika pasien
menjadi agitasi atau tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika pasien terlihat
kesulitan, relaksasi hanya pada sebagian tubuh. Lambatkan kecepatan latihan
dan berkonsentrasi pada bagian tubuh yang tegang.
7. Cuci tangan.
8. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien serta perubahan tingkat
kenyamanan pasien.

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PEMIJATAN (MASSAGE)
No. Dokumen

No. Revisi
-

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2014

PENGERTIAN

Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.


NIP. 19600920 199203 2 001
Pemijatan ( massage ) adalah pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi
darah serta metabolisme dalam jaringan.

TUJUAN

KEBIJAKAN

1.
2.
3.
4.

1. SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
2.

PROSEDUR

Mengurangi ketegangan otot.


Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
Mengkaji kondisi kulit.
Meningkatkan sirkulasi / peredaran darah pada area yang di masase.

pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten


SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

Persiapan alat
1. Lotion
2. Handuk
3. Bantal kecil
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan.
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (telungkup atau posisi miring).
Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Letakkan bantal kecil di bawah perut pasien untuk menjaga posisi yang tepat.
3. Tuangkan sedikit lotion ke tangan perawat. Usap kedua tangan sehingga lotion
akan rata pada permukaan tangan.
4. Lakukan massage pada punggung. Masase dilakukan dengan menggunakan jarijari dan telapak tangan, dan tekanan yang halus. Gunakan lotion sesuai
kebutuhan.
5. Metode massage :
a. Selang seling tangan. Massage punggung dengan tekanan pendek, cepat,
bergantian tangan.
b. Remasan. Usap otot bahu dengan setiap tangan anda yang dikerjakan secara
bersama.
c. Gesekan. Massage punggung dengan ibu jari, dengan gerakan memutar
sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu.
d. Eflurasi. Massage punggung dengan kedua tangan, menggunakan tekanan
lebih halus dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena.
e. Petriasi. Tekan punggung secara horizontal pindah tangan anda dengan arah
yang berlawanan dengan menggunakan gerakan meremas.
f. Tekanan menyikat. Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung jari
untuk mengakhiri massage.
6. Bersihkan lotion dan tersisa di punggung pasien dengan menggunakan handuk.
7. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
8. Cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.

PEMIJATAN ( MASSAGE )
No. Dokumen

No. Revisi
-

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT
UNIT PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap.


2. Instalasi Intensif.
Komite Keperawatan

Halaman
2/2

PENANGANAN PASIEN DENGAN TIRAH BARING LAMA


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2014
Drg. Andi Fatmawaty. MMKes.
NIP. 19600920 199203 2 001
PENGERTIAN

Penanganan pasien dengan tirah baring lama adalah suatu cara memberikan asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami tirah baring lama dikarenakan kondisi pasien
mengalami gangguan mobilitas fisik.

TUJUAN

Mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring yang terlalu lama pada pasienpasien yang mengalami gangguan mobilitas fisik.

KEBIJAKAN

1. SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2008 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten
2. SK Direktur No.009 / RSUD Banten / DIR / SK/PSPOPK / I / 2009 Tentang
pengesahan Standar Prosedur Operasional pelayanan keperawatan.

PROSEDUR

1. Memberikan penjelasan dan informasi kesehatan pada pasien dan keluarga


mengenai komplikasi yang kemungkinan dapat timbul akibat dari immobilitas fisik
yang lama.
2. Lakukan massage / pijat pada daerah punggung minimal 2 x dalam sehari (setelah
dimandikan) dengan menggunakan kamper spritus atau minyak (baby oil).
3. Jaga kerapihan dan kebersihan linen (sprei) yang digunakan pasien, usahakan
kondisi linen yang digunakan saat itu dalam kondisi tidak terlipat .
4. Ganti laken setiap kali basah untuk mencegah terjadinya iritasi kulit.
5. Bantu pasien rubah posisi setiap 2 jam (miring kanan dan kiri) bila tidak ada kontra
indikasi.
6. Atur posisi kepala tempat tidur pasien fowler (posisi kepala tegak lurus dengan
jantung (90), semi fowler (posisi kepala 45 dari tempat tidur), dan posisi kepala
sejajar dengan
kaki, untuk membantu meningkatkan ekspansi paru dan
kemampuan untuk mengeluarkan sekresi. Bila tidak ada kontra indikasi terhadap
penyakit pasien.
7. Auskultasi bunyi paru pasien setiap 6-8 jam bila terjadi perubahan pada pola
napas pasien.
8. Anjurkan pada pasien dengan kesadaran compos mentis tekhnik napas dalam dan
batuk efektif setiap dua jam sebanyak lima kali (untuk mengurangi terjadinya
penumpukan secret/lendir). Bila tidak ada kontra indikasi.
9. Lakukan penghisapan lendir dengan menggunakan suction pump pada pasien
dengan penurunan kesadaran, perhatikan kondisi pasien dan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien untuk mengurangi secret / lendir
10. Lakukan ROM ( range of motion) latihan rentang gerak sendi pada ekstremitas bila
tidak ada kontra indikasi.
11. Laporkan pada dokter apabila muncul tanda dan gejala komplikasi akibat tirah
baring yang lama, seperti dekubitus, kontraktur, pneumoni
12. Dokumentasikan setiap tindakan asuhan keperawatan pada dokumen catatan
perawatan

PENANGANAN PASIEN DENGAN TIRAH BARING LAMA


No. Dokumen

RSUD
BANTEN
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Intensif.
UNIT PENYUSUN

Komite Keperawatan

No. Revisi

Halaman
2/2

Anda mungkin juga menyukai