Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TESIS

ANALISA LOSSES AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN


PEMBEBANAN PADA TRAFO BERBASIS LABVIEW

Disusun Oleh :
AGUS SETIAWAN
14520009

TEKNIK ELEKTRO
PASCA SARJANA
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I................................................................................................................

PENDAHULUAN............................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................

1.3 PEMBATASAN MASALAH................................................................

1.4 PERUMUSAN MASALAH..................................................................

1.5 TUJUAN PENELITIAN........................................................................

4\

BAB II..............................................................................................................

LANDASAN TEORI........................................................................................

2.1 KERANGKA TEORI.............................................................................

2.2 KERANGKA BERPIKIR......................................................................

12

BAB III.............................................................................................................

15

METODE PENELITIAN.................................................................................

15

3.1 SUMBER DATA/OBJEK PENELITIAN..............................................

15

3.2 METODE...............................................................................................

15

3.3 TEKNIK ANALISA DATA...................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tenaga listrik pada saat ini menjadi salah satu dari kebutuhan pokok
manusia. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang menggunakan tenaga
listrik maka secara tidak langsung manusia sangat bergantung terhadap tenaga
listrik, baik untuk rumah tangga maupun untuk industri. Dalam suatu industri
keberlangsungan aktivitasnya tentu sangat bergantung pada kehandalan dan
efisiensi dari sistem ketenaga listrikan pada industri tersebut.
Dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik, kualitas daya merupakan hal
yang penting, karenanya untuk menjaga stabilitas tersebut perlu diperhatikan
pembebanan pada transformator. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa
(fasa R, fasa S, dan fasa T) menyebabkan mengalirnya arus di netral trafo dan arus
yang mengalir ke tanah. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan
terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada
penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah.
Dengan adanya rugi-rugi tersebut maka efisiensi trafo akan semakin rendah.
Semakin besar faktor ketidakseimbangan maka akan semakin besar arus netral
yang muncul dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar
pula. Sehingga secara tidak langsung akibat dari ketidakseimbangan beban
tersebut ikut menyumbang kerugian yang dialami pihak PLN selaku produsen
listrik tanah air.

Namun yang menjadi permasalahan adalah hal ini kurang mendapat


perhatian baik dari sisi pengguna maupun dari sisi penyedia layanan tenaga listrik
karena kurangnya informasi jumlah kerugian yang diderita dan belum banyak
sistem yang dapat menganalisa sekaligus memberikan visualisasi besar kerugian
yang di akibatkan ketidakseimbangan pembebanan pada trafo.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada Sub Bab Latar Belakang,
ditemukan beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana

meminimalisasi

kerugian

yang

diakibatkan

oleh

ketidakseimbangan pembebanan?
2. Bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat memberikan informasi
secara real time akan besar kerugian yang diakibatkan oleh
ketidakseimbangan pembebanan?
3. Bagaimana memberikan visualisasi besar kerugian yang diakibatkan
ketidakseimbangan pembebanan pada trafo?
4. Bagaimana membuat sebuah sistem untuk analisa ketidakseimbangan
pembebanan pada trafo berbasis labview?
1.3. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang ada dibatasi pada perancangan dan
pembuatan sistem analisa ketidakseimbangan pembebanan pada trafo berbasis
labview.
1.4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah merancang dan membuat sistem analisa ketidakseimbangan
pembebanan pada trafo berbasis labview.
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meminimalisasi kerugian yang di
akibatkan oleh ketidakseimbangan pembebanan pada trafo dengan jalan membuat
sebuah sistem analisa ketidakseimbangan pembebanan pada trafo berbasis
labview.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kerangka Teori
2.1.1. Transformator
Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan
mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke

rangkaian listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya pada
frekuensi yang sama, melalui gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat
dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada
kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga atau aluminium yang
dililitkan pada kaki inti transformator.
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya,
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan
transformator yang sangat sederhana dan handal merupakan salah satu alasan penting
dalam pemakaiannya pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus
bolak-balik sangat banyak digunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga
listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik terjadi kerugian energi sebesar
I2 . R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan setinggi
mungkin. Dengan demikian maka saluran-saluran transmisi tenaga listrik senantiasa
mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi
kerugian energi yang terjadi, dengan cara mempergunakan transformator untuk
menaikkan tegangan listrik di pusat pembangkit dari tegangan generator yang
biasanya sebesar 6 kV 20 kV pada awal transmisi ke tegangan saluran transmisi
antara 100 kV 1000 kV, kemudian menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke
tegangan yang lebih rendah.
Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator
tenaga. Di samping itu ada jenis-jenis transformator lain yang banyak dipergunakan
dan pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil. Misalnya
transformator yang dipakai di rumah tangga untuk menyesuaikan tegangan dari
lemari es dengan tegangan yang berasal dari jaringan listrik umum, transformator
yang dipakai pada lampu TL dan transformator-transformator mini yang digunakan
pada berbagai alat elektronika, seperti penerima radio, televisi dan sebagainya.

2.1.2. Prinsip Kerja Transformator


Transformator terdiri atas dua kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara

magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila


kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks
bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut
membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibatnya adanya fluks
di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan
terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan
primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan
timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika
rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan
(secara magnetisasi).

Volt ........................................................ (2.1 )


Dimana :

E = gaya gerak listrik (ggl) Volt


N = jumlah lilitan
= perubahan fluks magnet

Perlu

diingat

bahwa

hanya

tegangan

listrik

bolak-balik

yang

dapat

ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika


transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara
rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) rangkaian magnetis (common magnetic
circuit).

2.1.3. Ketidakseimbangan Beban


Pengertian Tentang Beban Tidak Seimbang
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana :
Ketiga vektor arus / tegangan adalah sama besar
Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang
terlihat pada Gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang


Dari gambar di atas menunjukan vektor diagram arus dalam keadaan
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR IS IT)
adalah sama dengan nol. Sehingga tidak muncul arus netral.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan
dimana salah satu atau kedua syarat keadaan setimbang tidak terpenuhi.
Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu :
Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain

Ketiga vektor tidak sama besar tetapi memebentuk sudut 120o satu sama
lain

Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 o satu sama
lain.

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 di bawah ini :

Gambar 2.2 Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang


Dari gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan tidak
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR IS IT)
adalah tidak sama dengan nol sehingga muncul suatu besaran yaitu arus netral
(IN) yang besarnya bergantung pada seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
2.1.4. Arus Netral
Arus netral dalam sistem distribusi tenaga listrik dikenal sebagai arus yang
mengalir pada kawat netral di sistem distribusi tegangan rendah tiga fasa empat
kawat. Arus netral ini muncul jika :
a. Kondisi beban tidak seimbang
b. Karena adanya arus harmonisa akibat beban non-linear.
Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus bolak-balik untuk
sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah penjumlahan vektor dari ketiga arus
fasa dalam komponen simetris.
Untuk arus tiga fasa dari suatu sistem yang tidak seimbang dapat juga
diselesaikan

dengan menggunakan

metode

komponen

simetris.

Dengan

menggunakan notasi-notasi yang sama seperti pada tegangan akan didapatkan


persamaan-persamaan untuk arus-arus fasanya sebagai berikut :
Ia = I1 + I2+ I0 ......................................................................... (2.2)
Ib = a2I1 + a I2+ I0 ................................................................... (2.3)
Ic = aI1 + a2I2+ I0 .................................................................... (2.4)

Dengan tiga langkah yang telah dijabarkan dalam menentukan tegangan


urutan positif, urutan negative, dan urutan nol terdahulu, maka arus-arus urutan
juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga kita dapatkan juga :
I1 =1/3( Ia +a Ib+a2 Ic) ........................................................... (2.5)
I2 =1/3( Ia +a2 Ib+a Ic) ........................................................... (2.6)
I0 =1/3( Ia + Ib+ Ic) ................................................................ (2.7)
Di sini terlihat bahwa arus urutan nol (I0) adalah merupakan sepertiga dari
arus netral atau sebaliknya akan menjadi nol jika dalam sistem tiga fasa empat
kawat. Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus saluran sama dengan
arus netral yang kembali lewat kawat netral, menjadi :
IN = Ia + Ib+ Ic ...................................................................... (2.8)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2.7) ke (2.8) maka diperoleh :
IN =3 I0 ................................................................................... (2.9)
Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus dalam saluran sama
dengan arus netral yang kembali lewat kawat netral. Jika arus-arus fasanya
seimbang maka arus netralnya akan bernilai nol, tapi jika arus-arus fasanya tidak
seimbang, maka akan ada arus yang mengalir di kawat netral sistem (arus netral
akan mempunyai nilai dalam arti tidak nol).
2.1.5.

LAB VIEW
Program LabVIEW dapat disebut juga Virtual Instrument, atau VI karena

menampilkan dan mengoperasikan berbagai bentuk instrument seperti osciloskop


dan multimeter. LabVIEW dapat digunakan sebagai alat untuk merekam,
menganalisis, menampilkan dan mengumpulkan data. Lab VIEW juga digunakan
untuk membantu mencari dan memecahkan masalah pengkodean. VI LabVIEW
berisi tiga bagian utama yaitu front panel, blok diagram dan icon & connector
pane.
Pada LabVIEW sebagai user interface atau front panel dengan kontrol dan
indikator. Kontrolnya merupakan knob, push button, dial dan perintah input
devicenya. Indikatornya merupakan grafik, LED dan perintah tampilan. Blok
diagram berisi kodenya. Pada beberapa kondisi, blok diagram menyerupai
flowchart. Menggunakan LabVIEW untuk menghubungkan berbagai hardware
seperti menambahkan dan menggerakkan kontrol data device dan device GPIB,

PXI, VXI, RS-232, dan RS-485. LabVIEW juga dapat dibangun untuk
menghubungkan aplikasi untuk Web mengunakan LabVIEW Web Server dan
software standarnya seperti jaringan TCP/IP dan ActiveX. Dengan menggunakan
LabVIEW dapat membuat percobaan pengukuran, penambahan data, control
instrument, datalogging, analisis instrument, dan aplikasi yang dihasilkannya.
Juga dapat membuat stand-alone executable dan shared libraries, karena
LabVIEW tersusun dari 32-bit.
2.1.5.1. LabVIEW Environment
Ketika memanggil program program LabVIEW. Tampil kotak
dialog berikut :
Kotak dialog LabVIEW terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

Gambar 2.3. Lab View environment

Menu dengan keadaan item LabVIEW seperti FileExit.

Pengaturan tombol untuk membuat dan membuka VI, mengkonfigurasi

10

hardware DAQ, dan beberapa keterangan pada program LabVIEW.


Tombol Blank VI untuk membuat VI yang baru atau untuk
membuka kotak dialog front panel dan blok diagram yang baru.
Tombol VI from Template untuk membuka kotak dialog New
dan membuat berbagai macam komponen yang ada pada LabVIEW untuk
membantu dalam membuat aplikasi.
2.1.5.2. Front Panel
Front panel merupakan user interface dari VI. Kontrol dan Indikator Yang
dibuat pada front panel, yang mana merupakan pengaruh terminal input dan
output dari masing-masing VI. Kontrolnya berupa knob, push button, dial, dan
perintah input device. Indikator berupa grafik, LED, dan perintah tampilan.
Kontrol mensimulasi alat input device dan sumber data untuk blok diagram dari
VI. Indikator mensimulasi alat output device dan mendapatkan atau menghasilkan
tampilan datanya pada blok diagram.

Gambar 2.4. Lab View Front Panel


1. Controls Palette
Controls palette tersedia hanya pada front panel. Controls palette berisi
kontrol dan indikator yang akan digunakan untuk membuat front panel. Pilih
WindowShow Controls Palette atau klik kanan workspace front panel untuk
menampilkan Controls palette. Letakkan Controls palette dengan mengklik
thumbtack pada susut kiri sebelah kiri dari palette. Pada keadaan awalnya,
Controls palette memulai pada Express yang baru.

11

Gambar 2.5. Lab View Controls palette


2. Block Diagram
Setelah membuat front panel, juga dapat menambahkan kode menggunakan
graphical yang menggambarkan fungsi dari objek kontrol pada front panel. Blok
diagram ini berisi sumber kode graphical. Objek pada front panel memperlihatkan
terminalnya pada blok diagram. Objek blok diagram memasukkan terminal subVI
fungsinya nilai konstan struktur dan pengawatannya, yang mana memindahkan
data diantara perintah dari objek pada blok diagram.

Gambar 2.6. Lab View Blok Diagram


2.2. Kerangka Berpikir
LabVIEW (singkatan dari Laboratory Virtual Instrumentation Engineering
Workbench) adalah perangkat lunak komputer untuk pemrosesan dan visualisasi
data dalam bidang akuisisi data, kendali instrumentasi serta automasi industri
yang pertama kali dikembangkan oleh perusahaan National Instruments pada
tahun 1986. Perangkat lunak ini dapat dijalankan pada sistem operasi Linux, Unix,
Mac OS X dan Windows. Dalam hal ini Lab VIEW digunakan untuk aquisisi data
ketidakseimbangan pembebanan pada trafo yang mengakibatkan adanya losses
12

karena arus yang mengalir pada penghantar netral dan yang mengalir ke tanah,
dengan mengukur arus yang mengalir pada masing-masing fasa trafo. Lab VIEW
dihubungkan dengan hardware aquisisi data seperti NI myRio ataupun berupa
mikro kontroler yang bersifat open source seperti Arduino dan sebagai pendukung
aquisisi data menggunakan trafo arus untuk mengkonversi besaran arus pada
sistem tenaga listrik dari besaran primer menjadi besaran sekunder untuk
keperluan pengukuran. Berikut adalah diagram dari sistem yang akan digunakan.

Trafo

Alat ukur

Load

Aq
uisisi data

Lab VIEW

Gambar 2.7. Blok diagram sistem aquisisi data dengan Lab VIEW
Transformator merupakan suatu alat yang memegang peranan penting dalam
sistem distribusi daya listrik. Transformator digunakan untuk membagi atau
menyalurkan arus atau energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah
energi yang tercecer dan hilang sia-sia diperjalanan tidak terlalu banyak. Pada
Penelitian ini akan dibahas salah satu rugi-rugi yang disebabkan oleh arus yang
mengalir pada penghantar netral sebagai akibat dari pembebanan yang tidak
seimbang disetiap fasa. Pada gambar 2.7 menujukan sebuah sistem aquisisi data
yang digunakan untuk :
- Analisa pembebanan trafo
- Menentukan persentasi pembebanan
- Analisa ketidakseimbangan beban pada trafo

13

- Analisa losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo
- Analisa losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah
Berbagai analisa perhitungan diatas akan dituangkan kedalam sebuah
program Lab VIEW yang didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang
akurat dan dengan visualisasi yang memudahkan user dalam medapatkan
informasi tentang rugi-rugi yang diakibatkan oleh arus yang mengalir pada
penghantar netral karena ketidakseimbangan pembebanan pada trafo.
Cara kerja dari sistem yang akan dibuat adalah dengan melakukan
pengukuran arus menggunakan trafo arus (CT) pada fasa R, fasa S, dan fasa T
yang dihubungkan dengan hardware akuisisi data NI myRio ataupun Arduino.
Alat akuisisi data ini akan mengirimkan sinyal hasil pengukuran ke Lab view
untuk kemudian diolah sesuai dengan program yang telah dibuat. Lab view akan
menampilkan hasil perhitungan dan pengukuran secara real time dengan user
interface yang dapat didesain sesuai dengan yang diinginkan agar dapat lebih
mudah dimengerti. Tampilan dan hasil analisa pada Lab view dapat berupa angkaangka digital maupun tampilan secara grafik. Pada pembuatan program sendiri
akan disesuaikan dengan rumus perhitungan yang berlaku untuk menganalisa
losses yang diakibatkan arus yang mengalir pada penghantar netral dan yang
mengalir ke tanah. Perlu juga memasukan beberapa parameter objek penelitian
agar program dapat berjalan.

14

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Sumber Data/Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sistem penyaluran
tenaga listrik yang terdapat di PT. Kino Indonesia plant Cikande, Serang Banten.
Sistem penyaluran di PT. Kino Indonesia menggunakan trafo 3 fasa 1000 KVA
yang dihubungkan dengan berbagai macam beban mesin-mesin industri untuk
keperluan proses produksi. Adapun waktu penelitian seperti dijabarkan berikut
ini :
1. Perancangan sistem : 7 hari
2. Pembuatan program berbasis Lab view : 14 hari
3. Pengambilan data : 14 hari
4. Analisa data dan penyajian hasil penelitian : 20 hari
3.2. Metode
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Studi literatur
Dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur dari berbagai sumber yang
terkait dengan objek penelitian.
2. Perancangan dan pembuatan sistem
Membuat sebuah rancangan sistem akuisisi data berbasis Lab view untuk
penelitian.
3. Pengambilan data
Melakukan pengukuran secara langsung pada objek penelitian dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan terkait permasalahan yang
dalam penelitian.
4.

Analisa data dan penyajian

15

Membuat analisa data dari data yang terkumpul untuk kemudian disajikan
sebagai bentuk hasil penelitian.
3.3. Teknik Analisa Data
1. Melakukan Pengambilan data di lokasi dengan cara melakukan beberapa
pengukuran.
2. Melakukan beberapa analisa perhitungan seperti di bawah
Analisa Pembebanan Trafo
Menentukan persentasi pembebanan
Analisa Ketidakseimbangan Beban Pada Trafo
Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral Pada Penghantar Netral Trafo
Analisa Losses Akibat Arus Netral Yang Mengalir ke tanah
3. Melakukan akuisisi data pada objek penelitian untuk mendapatkan hasil
pengukuran dan perhitungan menggunakan program berbasis Lab view.
4. Menyimpulkan Hasil dari analisa
Alasan dari penggunaan teknik analisis data ini adalah agar hasil penelitian yang
di peroleh maksimal dan akurat.

16

DAFTAR PUSTAKA
Badaruddin, Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan
Losses Pada Trafo Distribusi Proyek Rusunami Gading Icon, Jakarta, 2012
Lab View 8.0, Basic I indonesia
Kadir, Abdul, Distribusi Dan Utilisasi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta, 2000.

17

Anda mungkin juga menyukai