Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

INTEGRASI PRAKTEK KEFARMASIAN

SIRILIA MARIET NGOMPU


2448715244

PROGRAM STUDI APOTEKER


ANGKATAN 46
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2015

Ceftin 200 mg (po) q 12 jam

Usia anak = 8 thn

BB anak = 75 pound (75/2,2) = 34 Kg

Dosis lazim (3 bln 12 thn) = 10-15 mg/kg/hr

Tersedia = Ceftin (250 mg/ 5 mL)


a)

Apakah dosis tsb aman?


Dosis lazim per hari :
10-15 mg/kg/hari x 34 kg = 340-510 mg/hari
Dosis yang diberikan tiap 12 jam (2 kali sehari) :
200 mg x 2 = 400 mg/hari
Kesimpulan : Dosis yang diberikan untuk anak tersebut aman karena masuk
dalam rentang dosis lazim yang digunakan perhari.

b)

Berapa cc obat yg harus diminum?


(200 mg : 250mg) x 5mL = 4 cc (tiap 12 jam) = 8 cc per hari

Amoxicillin 75 mg (po) q 6 jam

BB anak = 5 kg

Dosis lazim = 50 mg/kg/hr (dlm dosis terbagi)

Tersedia = Amoxil (125 mg/ 5 mL)


a)

Apakah dosis tsb aman?


Dosis lazim per hari :
50 mg/kg/hari x 5 kg = 250 mg/hari
Dosis yang diberikan tiap 6 jam (4 kali sehari) :
75 mg x 4 = 300 mg/hari
Kesimpulan : Dosis yang diberikan untuk anak tersebut tidak aman karena
melebihi dosis lazim yang digunakan perhari.

b)

Berapa cc obat yg harus diminum?


Dosis lazim : (250 mg : 125 mg) x 5 mL = 10 cc/hari = 2,5 cc tiap 6 jam
Dosis resep : (300 mg : 125 mg) x 5 mL = 12 cc/hari = 3 cc tiap 6 jam

Manakah di bawah ini obat-obat yg membutuhkan adjustment dosis pd pasien geriatri?

Amantadine

Paroxetine

Heparin

Nortriptyline

Piroxicam

Amantadine
Mekanisme Kerja :
Antivirus yang bekerja pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi
oleh PH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. Hal ini
menyebabkan destabilisasi ikatan protein-protein serta proses transpor DNA virus ke nukleus.
Selain itu, fluks kanal ion M2 mengatur PH ke kompartemen intraseluler, terutama aparatus
Golgi. Perubahan kompertemental pada PH ini menstabilkan hemagglutinin virus influenza A
(HA) selama transpor ke intrasel (Farmakologi dan Terapi Ed. 5, 2007).

Dosis Geriatri:
100 mg per hari untuk pengobatan atau profilaksis pada infeksi virus influenza A pada pasien
usia 65 tahun. Dosis bisa diturunkan pada beberapa pasien (AHFS Drugs Interaction
Essentials, 2011).

Paroxetine
Umumnya dieliminasi di ginjal, sehingga harus mempertimbangkan penurunan dosis terkait
usia dan penurunan fungsi ginjal dan potensi penyakit penyerta.

Mekanisme Kerja :
Golongan obat ini kurang memperhatikan pengaruh terhapap sistem kolinergik, adrenergik
atau histaminergik sehingga efek samping lebih ringan. Masa kerjanya panjang antara 15-24

jam. Paroxetin dapat meningkatkan kadar antedepresi trisiklik berdasarkan hambatn enzim
CYP. Obat ini merupakan golongan obat yang secara spesifik menghambat ambilan serotonin
(SSRI= Serotonin selective reuptake inhibitor). Obat ini merupakan inhibitor spesifik P450
isoenzim. Interaksi farmokidinamik yang berbahaya akan terjadi bila SSRI di kombinasikan
dengan MAO inhibitor, yaitu akan terjadi peningkatan efek serotonin secara berlebihan yang
disebut syndrom Serotonin dengan gejala hipertermia, kekakuan otot, kejang, kolaps
kardiovaskular, dan gangguan perilaku serta gangguan vital. Masa paruhnya 22 jam.

Dosis Geriatri :
Awalnya, 10 mg per hari (dalam bentuk suspensi atau tablet konvensional) atau 12,5 mg per
hari (sebagai tablet extended-release); jika tidak ada perbaikan klinis jelas, dosis dapat
dititrasi sampai maksimal 40 mg sehari (tablet konvensional atau suspensi) atau 50 mg sehari
(tablet extended-release) (AHFS Drugs Interaction Essentials, 2011).

Heparin
Efek toksisitas antikoagulan dapat menyebabkan perdarahan akibat penurunan respon
homestatik vaskular pada lansia sehinga diperlukan penyesuaian dosis.

Mekanisme Kerja :
Efek antikoagulan heparin timbul karena ikatannya dengan AT-III. AT-III berfungsi
menghambat protease faktor pembekuan termasuk faktor Iia (trombin), Xa dan Ixa, dengan
cara memebentuk kompleks yang stabil dengan protease faktor pembekuan. Heparin yang
terikat dengan AT-III mempercepat pembentukan kompleks tersebut sampai 1000 kali. Bila
kompleks AT-III-protease sudah terbentuk, heparin dilepaskan untuk selanjutnya membentuk
ikatan baru dengan antitrombin. Hanya sekitar molekul heparin yang dapat terikat kuat
dengan AT-III. Heparin dengan berat molekul tinggi (5000-30000) memilikiafinitas kuat
dengan antitrombin dan menghambat dengan nyata pembekuan darah. Heparin berat molekul
rendah efek antikoagulannya terutama melalui penghambatan faktor Xa oleh antitrombin,

karena umumnya molekulnya tidak cukup panjang untuk mengkatalisis penghambatan


trombin (Farmakologi dan Terapi Ed. 5, 2007).

Dosis Geriatri :
IV :
Terapi penghubung dengan agen trombolitik fibrin-selektif : Maksimum 4000 units loading
dose.
Dosis pemeliharaan :
Maksimum 1000 unit/jam pada pasien dengan berat >70 kg, disesuaikan untuk
mempertahankan aPTT terapi selama 48 jam (AHFS Drugs Interaction Essentials, 2011).

Nortriptyline
Mekanisme Kerja :
Mekanisme kerja dalam pengelolaan depresi tidak diketahui, tetapi mungkin melibatkan
penghambatan reuptake norepinefrin dan/atau serotonin. Terkait lebih sering dengan
antikolinergik, obat penenang, atau efek kardiovaskular dan berat badan daripada SSRI
(AHFS Drugs Interaction Essentials, 2011).

Dosis Geriatri:
30-50 mg sehari (AHFS Drugs Interaction Essentials, 2011).

Piroksikam
Piroksikam dapat menyebabkan resiko gangguan GI pada pasien geriatri. Peningkatan resiko
serius (kadang-kadang fatal) pada peristiwa GI (misalnya, perdarahan, ulserasi, perforasi
lambung atau usus). Peristiwa GI yang serius dapat terjadi setiap saat dan tidak dapat
didahului dengan tanda-tanda peringatan dan symptoms. Pasien geriatri berisiko lebih besar
mengalami resiko gangguan GI serius. Efek samping GI yang fatal dilaporkan lebih sering
pada pasien geriatri dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga perlu mempertimbangkan

dosis efektif terendah dengan durasi penggunaan yang pendek (AHFS Drugs Interaction
Essentials, 2011).

Mekanisme kerja :
Merupakan salah satu AINS dengan struktur baru yakni oksikam, derivat asam enolat dengan
waktu paruh plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan satu kali sehari. Absorbsi
berlangsung cepat di lambung dan terikat pada protein plasma 99%. Obat ini mengalami
siklus enterohepatik (Farmakologi dan Terapi Ed. 5, 2007).

Dosis :
10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap AINS yang
lebih aman (Farmakologi dan Terapi Ed. 5, 2007).

Anda mungkin juga menyukai