Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS NASKAH REALIS

PAKAIAN DAN KEPALSUAN


KARYA : AVERCHENKO
SADURAN : ACHDIAT K. MIHARDJA

DOSEN PENGAMPU :
BENNI ANDIKA, M. Sn.
TEUKU AFIFUDDIN, S. Sn

OLEH :
SHAHIBULLAH RIZKI NADIA
NIM : 15113113

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN SENI TEATER
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA
(ISBI) - ACEH
2016

1|Page

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Dasar Pemikiran
Keberadaan teater kini sudah menjadi hiburan tersendiri bagi sebagian
kalangan. Sebagian kalangan menganggap bahwasanya teater merupakan hobi
namun ada sebagian kalangan yang lain beranggapan bahwa teater itu adalah
lahan pekerjaan. Teater juga sering dihubungkan dengan kata drama, sebenarnya
kata teater mempunyai makna yang lebih luas1. Ada orang mengartikan teater
sebagai gedung pertunjukan, ada yang mengartikannya sebagai panggung
(stage). Namun secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan (auditorium)2.
Salah satu jenis drama yang berkembang adalah drama realisme. Drama
realisme pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha untuk mencapai
kenyataan dengan ilusi, tentu saja pengambaran kenyataan dalam sebuah seni
belum pasti sama dengan yang nyata, kejadian yang sebenarnya terjadi bertahuntahun namun digambarkan beberapa jam saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi
pokok-pokok yang penting.
Dalam naskah Pakaian Dan Kepalsuan karya Averchenko yang telah
disadur oleh Achdiat K. Mihardja sangat tergambar sekali sebuah peristiwa yang
nyata jika dilihat dari dialognya yang masih menggunakan bahasa sehari-hari,
dengan penuturannya yang mudah dimengerti.

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, Drama: Teori Dan Pengajarannya, (Yogyakarta: Hanindita Graha
Widya, 2002), 3.
2
R.M.A. Harymawan, Dramaturgi, (Bandung: CV ROSDA, 1988), 2.

2|Page

b. Alasan Pemilihan Naskah


Naskah Pakaian dan Kepalsuan yang merupakan sebuah cerita
sandiwara Rusia yang berjudul The Man With The Green Necktie karya
Averchenko yang disadurkan oleh Achdiat K. Mihardja ini menampilkan
seseorang yang mencari kebenaran dan membongkar semua kebohongan dan
berani untuk mengakui atas segala kebohongannya. Drama ini juga menampilkan
bagaimana seorang wanita yang mempertahankan harga diri dan kehormatannya.
Pakaian dan Kepalsuan tidak bermaksud untuk mengintimidasikan
sekelompok orang atau individualisme tetapi untuk semua agar tidak ada
kepalsuan diantara kita. Seperti kata hadih maja aceh mengatakan Duek Ubee
Loet Punggoeng Jak Ubee Loet Tapak yang bermaksud kita harus pandang lurus
kedepan, ikuti kata hati dan jadilah diri sendiri yang tidak terlalu mendengarkan
hasutan atau isu-isu dari orang lain.

B. Rumusan ide Penyutradaraan


Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penciptaan dalam konsep penyutradaraan ini adalah: Bagaimana perancangan
penyutradaraan lakon Pakaian dan Kepalsuan Karya: Averchenko Saduran:
Achdiat K. Mihardja dalam sebuah pementasan teater bergaya realisme
(presentatif).

C. Tujuan penyutradaraan
Untuk

memahami

mengaplikasikan naskah

persoalan

diatas,

penggarap

mencoba

untuk

lakon Pakaian Dan Kepalsuan karya Averchenko

3|Page

saduran Achdiat K. Mihardja menjadi kenyataan pentas. Adapun tujuan


perancangan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memahami stuktur dan tekstur naskah Pakaian Dan Kepalsuan
karya Averchenko saduran Achdiat K. Mihardja.
b. Untuk Mewujudkan perancangan penyutradaraan lakon Pakaian Dan
Kepalsuan karya Averchenko saduran Achdiat K. Mihardja dalam
pementasan teater bergaya realisme.

D. Kajian Sumber Penyutradaraan


tahapan kerja seorang sutradara dimulai dari memilih dan menganalisis
naskah. Berikutnya adalah memilih dan melatih pemain. Sutradara juga harus
mampu mewujudkan peristiwa demi peristiwa dalam satu kesatuan dramatik.
proses kerja penyutradaraan, yang dimulai dari analisis naskah, sampai pada
pembuatan desain akting maupun desain artistik3.
Prof. Dr. Herman J. Waluyo dalam bukunya yang bejudul Drama: Teori
Dan Pengajarannya menjelaskan kegiatan penyutradaraan dan berperan boleh
dikatakan merupakan kegiatan utama dalam pementasan drama. Sutradara bukan
hanya seniman yang mampu melatih dan memimpin aktor, tetapi juga seorang
manajer yang dengan kecakapannya mampu mengurus anak buahnya sejak latihan
sampai berpentas. Buku tersebut sangat membantu dan menjadi acuan penulis
dalam proses penulisan yang merupakan salah satu tugas yang diberikan pada
mata kuliah dasar dasar penyutradaraan. Pembahasan tersebut bisa dibaca pada
halaman 97.

Suyatna Anirun, Menjadi Sutradara, (Bandung: STSI Press Bandung, 2002), 10 12 dan 83 99.

4|Page

E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan konsep penyutradaraan realisme ini
berdasarkan yang diformat oleh Jurusan Teater ISBI Aceh sebagai berikut. Setelah
data data yang diperoleh telah dianalisis, disusun kembali menjadi sebuah
laporan dengan menggunakan rancangan penulisan sebagai berikut :
Bab I :

Terdiri dari Latar Belakang, Dasar Pemikiran, Alasan Pemilihan


Naskah,

Rumusan

Penyutradaraan,

Ide

Penyutradaraan,

Biogarafi

Penulis

Kajian
Lakon,

Sumber
Tujuan

Penyutradaraan, Sistematika Penulisan.


Bab II :

Analisis Struktur dan Tekstur Naskah, Sinopsis Naskah, Analisis


Struktur lakon, analisis Tekstur Lakon.

Bab III :

Perancangan Penyutradaraan, Terdiri dari Konsep Pertumjukan,


Metode Penyutradaraan, Proses Penyutradaraan, Rancangan
Artistik,

BAB IV :

Penutup berisikan Kesimpulan.

F. Sinopsis Naskah Lakon


Pada suatu malam sekitar pukul 22.00 di Coffee Shop sudah sepi. Hanya
Rusman dan Hamid yang masih duduk berhadapan menghadapi sebuah meja
kecil. Hamid pun membicarakan tentang politik dikalangan ini. Akan tetapi
Rusman berkata bahwasanya politik itu kotor,kemudian hamid menentangkan
keras bahwa dia tidak setuju dengan perkataan Rusman bahwa politik itu kotor,
5|Page

mereka berdua pun berdebat dengan masalah-masalah politik sekarang ini. Ketika
itu pun Rusman menunjukkan sebuah pistol dan diperlihatkannya kepada Hamid.
Hamid pun melihat-lihat pistol itu. Ketika Hamid melihat-lihat pistolitu terdengar
dari luar suara-suara yang hendak masuk ke restoran,hamid pun cepat-cepat
menyembunyikan senjata itu. Tak lama kemudian masuk seorang wanita diikuti 3
orang laki-laki yang bernama Samsu, Mas Abu, Sumantri dan wanita itu bernama
Ratna.
Mereka dengan berpakaian rapi seperti pekerja kantoran. mereka pun
masuk masuk sambil riuh bercakap dan tertawa-tawa dan masing-masing ke-3
lelaki itu pun asyik menceritakan tentang kepahlawanannya masing-masing,
seakan-akan mereka menjadi seorang pahlawan yang perkasa. Ketika 3 orang
lelaki itu sedang berbincang-bincang dengan omong kosong mereka, Hamid dan
Rusman pun berbisik-bisik sambil mendengarkan cerita-cerita mereka itu.
Saat itu dengan wajah riang,ketiga lelaki itu berdiri mengenggam tangan
bersama-sama kecuali Ratna masih duduk tenang. Hamid dan Rusman berbisikbisik sebentar, kemudian hamid dengan langkah yang pasti menuju orang-orang
itu. Hamid pun berkata kepada mereka ketahuilah saudara-saudara menipu,
mendustai, apalagi menipu dan mendustai diri sendiri dalah sangat menjemukan.
Mereka pun berpura-pura tidak tahu apa maksud dari perkataan Hamid. Hamid
mengetahui bahwa mereka adalah seorang penipu hanya mengaku-ngaku
mempunyai pekerjaan yang tinggi.
Kemudian Hamid membongkar satu persatu kebohongan mereka,hamid
pun sambil menondong pistol kearah salah satu dari 3 lelaki itu yang bernama
Samsu,Hamid pun membongkar bahwa samsu adalah seorang dukun tetapi Samsu
tidak mengakuinya, lalu ditodongkan pistol diatas kepala Samsu, Hamid

6|Page

menyuruh Samsu untuk mengakuinya. Kemudian dengan rasa ketakutannya


Hamid pun mengakui kebohongan nya. Mas Abu adalah seorang rentenir,
Awalnya dia tidak mengakuinya. Akan tetapi dengan rasa ketakutannya kepada
Hamid. Akhirnya dia mengakui kebohongannya. Lalu Hamid juga membongkar
kebohongan sumantri ternyata sumantri hanya seorang penjual obat-obatan,
Hamid pun berhasil membuka kedok mereka semua. Ketika itu Hamid melihat ke
arah Ratna, Hamid pun menyuruh Ratna membuka pakaiannya, ratna pun bangkit
sambil marah dia tidak terima atas perlakuan Hamid, Ratna pun merasa
terlecehkan. Hamid tetap menyuruh ratna membuka pakaian nya. Sumantri suami
nya pun terpaksa menyetujui perkataan hamid. Ratna sangat marah kepada suami
nya itu dan ratna pun berkata Seperti itukah pendirianmu sebagai suami? Baiklah
kalau begitu kubuka pakaian ku (kata Ratna sambil merasa kesal terhadap
suaminya.
Kemudian Ratna mengarahkan kehadapan Hamid,Ratna malah berbalik
menendang dan bersiaga bak seorang pesilat. hamid pun merasa terkejut dan
mengatakan kepada Ratna O.,Anda luar biasa nyonya,seorang perempuan yang
punya harga diri,tak semurah suami Anda! Ketika saat itu Rusman bergerak
datang dari belakang,Hamid pun menyuruh Rusman kembali kebelakang untuk
menjaga orang-orang yang dikunci disebuah kakus. Rusman dan Hamid pun
berbisik-bisik dulu. Hamid menentang Ratna dengan juru silatnya itu. Tangan
Ratna pun terkepal dengan tegap membentuk kuda-kuda,Hamid pun berkata
Sudah siap nyonya? Hamid membuat posisi gerakan yang sama seperti
Ratna,lalu merubah kembali posisi tubuhnya seperti biasa,kemudian Hamid
bergerak sangat sopan menghampiri ratna sambil menghanturkan salam hormat
dengan takzim nya, ratna pun terpengah keheranan ratna pun menyuruh hamid

7|Page

untuk melawan nya tetapi Hamid meminta maaf kepada Ratna dia merasa kagum,
ternyata masih ada perempuan yang mau menyelamatkan mahkotanya.
Hamid pun kemudian menyerahkan pistolnya pada Rusman kemudian
menuju meja semula dan menulis sesuatu diatas secarik kertas bon kertas itu
disimpan dimejanya dibebani dengan uang logam. Kemudian kembali menuju
orang-orang dan kembali mengambil pistolnya.
Hamid pun berkata Nah saudara-saudara kami sekarang hendak
pergi,karena tugas kami untuk menolong saudara-saudara sudah selesai. Hamid
menyuruh rusman untuk melepaskan orang-orang yang di kunci di sebuah
kakus.Sepergi

kedua

orang

itu

mereka

serempak

menarik

nafas

panjang,sedangkan ratna bergegas mengambil kertas dari meja hamid. Ratna pun
membaca keras-keras isi surat itu :saudara-saudara dengan hati yang puas saya
telah berhasil membuka topeng yang selama ini menutupi pribadi saudara-saudara
masing-masing.Sekarang silakan saudara-saudara melihat dimuka kaca cermin.
Cermin takkan member bayangan yang palsu lagi kepada saudara-saudara. Jelas
akan kelihatan, bahwa yang satu adalah seorang pandir,yang kedua seorang tolol,
yang ketiga seorang pengecut, dan yang keempat adalah seorang wanita yang
gagah berani,yang rela mati demi mempertahankan kehormatan dan harga dirinya
sebagai seorang wanita. Sedangkan saya sendiri adalah seorang badut yang suka
membuka topeng orang-orang dengan sebuah pistol yang kosong !
Ketiga lelaki itu pun terkejut ketika mendengar bahwa pistol itu
kosong,mereka serempak mengetuk-ngetuk,mengepal-mengepal tinjunya.riuh
samsu lari ke pintu,melihat keluar diikuti oleh sumantri dan mas abu.Kemudian
mereka

masuk

lagi,mengutuk-ngutuk

lagi,mengepal-mengepal

tinjunya

lagi.Sementara ratna tenang-tenang saja,memandangi mereka sambil menggeleng-

8|Page

geleng kepala. Kemudian mereka berkata :Silakan tuan-tuan,kerjalah orangorang itu,pintu sudah terbuka luas untuk tuan-tuan dan lampu-lampu di jalan
cukup terang ingin kulihat kekecutan dan kepalsuan mengejar kejujuran.

9|Page

BAB II
Analisis Struktur Dan Tekstur
A. Biografi Penulis Lakon
a. Biografi Pengarang
Kehidupan Averchenko sebelum revolusi Rusia,Averchenko lahir pada 27
maret 1881 di Sevastopol.Dia adalah anak dari pedagang miskin. Averchenko
mulai bekerja pada usia 15 tahun,diperkerjakan oleh sebuah perusahaan
transportasi swasta.Dia tetap ada untuk sedikit lebih dari setahun sebelum
mengejar pekerjaan lain.Pada tahun 1897 Averchenko berangkat ke Donbass
untuk bekerja sebagai pegawai di tambang Bryansk.Ia bekerja disana selama tiga
tahun

dan

kemudian

menulis

beberapa

cerita

tentang

kehidupan

di

tambang,termasuk Dalam eveningdan Lightning.


Selama 1906-1907 ia di edit oleh majalah satir Bayonet dan
pedagang.Akhirnya pada tahun 1907 ia dipecat dari pekerjaan ini dilaporkan
dengan kata-kata kamu adalah orang yang baik,tetapi cocok untuk apa saja
setelah ini. Di januari 1908 Averchenko berangkat ke saint patersburg dimana ia
meraih sukses dalam karirnya.
Pada tahun 1908 Averchenko menjadi sekretaris majalah satir Dragonfly
(kemudian berganti nama menjadi satycondan pada tahun 1913 ia menjadi
editor.Selama bertahun-tahun Averchenko bekerja dengan sukses sebagai anggota
staf majalah bersama

dengan banyak orang terkenal

lainnya,termasuk

adezhda,Teffi,Sasha chorny,dan Aleksey Remizov. cerita lucu yang paling di puji


di terbitkan di majalah.Selama Averchenko yang di satyricon menjadi sangat
populer,dan karya teater berdasarkan cerita yang mengenakan oleh banyak
bioskop di seluruh negeri.
10 | P a g e

Pada tahun 1921 di paris ia menerbitkan antologi satir,A Dozen pisau


dalam yang lenin di gambarkan sebagai sebuah buku bakat bejar oleh sakit hati
terhadap gangguan putih penjaga.Dia mengikuti buku ini dengan koleksi cerita
A Dozen portraits dalam formay Boudoir. Pada 13 april 1922 Averchenko
pindah ke sopia daan kemudian pindah ke Belgarde.Averchenko menghabiskan
waktu singkat di kedua kota sebelum pindah lagi dan mengambil tempat tinggal
permanen di praha pada tanggal 17 juni 1922.Pada tahun 1923 bukunya cerita
emigrant di kampulkan,catatan dari sederhana minded,diterbitkan oleh penerbit
Berlin Nord.
Averchenko ditemukan hidup jauh dari tanah airnya dan dari bahasa
ibunya sangat keras. Banyak cerita di tangani dengan perasaan keterasingan
khususnya cerita Tragedi penulis rusia. Dia mengambil popularitas di bahasa
ceko segera.Tulisan-tulisanya telah sangat berhasil dan banyak cerita karyanya
telah diterjemahkan ke dalam bahasa ceko.Pada tahun 1925 Averchenko jatuh
sakit setelah operasi untuk mengangkat matanya.
Pada tanggal 28 januari ia dipindahkan ke rumah sakit kota praha dengan
diogonis kelemahan otot jantung,distensi dari aorta dan sclerosis (obat). Dari
ginjal dokter tidak dapat menyelamatkan hidupnya dan ia meninggalo pada pagi
hari 12 maret 1925.
Averchenko dimakamkan di olsany cemetery di praha,karyanya terakhir
dalah novel The Joke dari Maecenas,di tukis dalam sopot pada tahun 1923 dan
diterbitkan pada tahun 1925 setelah kematiannya4.

Diterjemahkan dari situs https://en.wikipedia.org/wiki/Arkady_Averchenko

11 | P a g e

b. Biografi Penyadur
Achdiat Karta Mihardja lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911
dan meninggal di Canberra, Australia, 8 Juli 2010 pada umur 99 tahun karena
serangan stroke, yang lebih dikenal dengan nama pena singkatnya Achdiat K.
Mihardja, adalah seorang sastrawan dan penulis Indonesia.
Ia berpendidikan AMS-A Solo dan Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas
Indonesia. Ia pernah bekerja sebagai guru di perguruan Taman Siswa, redaktur
Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya, dosen
Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1956-1961), dan sejak 1961 hingga
pensiun dosen kesusastraan Indonesia pada Australian National University,
Canberra, Australia. Achdiat juga pernah menjadi redaktur harian Bintang Timur
dan majalah Gelombang Zaman (Garut), Spektra, Pujangga Baru, Konfrontasi,
dan Indonesia. Di samping itu, ia pernah menjadi Ketua PEN Club Indonesia,
Wakil Ketua Organisasi Pengarang Indonesia, anggota BMKN, angggota Partai
Sosialis Indonesia, dan wakil Indonesia dalam Kongres Internasional PEN Club di
Lausanne, Swiss (1951).
Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956) mendapat
Penghargaan Sastra BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949) memperoleh
Penghargaan Tahunan Pemerintah RI tahun 1969 (R.J. Maguire menerjemahkan
novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan Sjumandjaja mengangkatnya pula ke
layar lebar pada tahun 1974 dengan judul yang sama, yaitu Atheis.
Karya karyanya adalah Polemik Kebudayaan (editor, 1948), Atheis
(novel, 1949) - diangkat ke film layar lebar dengan judul yang sama tahun 1974,
Bentrokan Dalam Asrama (drama, 1952), Keretakan dan Ketegangan (kumpulan
cerpen, 1956), Kesan dan Kenangan (1960), Debu Cinta Berterbangan (novel,

12 | P a g e

Singapura, 1973), Belitan Nasib (kumpulan cerpen, 1975), Pembunuhan dan


Anjing Hitam (kumpulan cerpen, 1975), Pak Dullah in Extrimis (drama, 1977), Si
Kabayan, Manusia Lucu (1997), Si Kabayan Nongol di Zaman Jepang, Manifesto,
Khalifatullah (novel, 2006).
Achdiat K. Mihardja adalah kakek dari Jamie Aditya, presenter, aktor, dan
penyanyi Indonesia yang kerap dikenal dari acara musik MTV. Salah satu
putrinya, Ati Ashyawati, menikah dengan seorang berkebangsaan Australia saat
Achdiat sedang mengajar di Canberra, dan Jamie adalah anak ketiga dari
pasangan tersebut5.

B. Sinopsis Naskah Lakon


Pada suatu malam sekitar pukul 22.00 di Coffee Shop sudah sepi. Hanya
Rusman dan Hamid yang masih duduk berhadapan menghadapi sebuah meja
kecil. Hamid pun membicarakan tentang politik dikalangan ini. Akan tetapi
Rusman berkata bahwasanya politik itu kotor,kemudian hamid menentangkan
keras bahwa dia tidak setuju dengan perkataan Rusman bahwa politik itu kotor,
mereka berdua pun berdebat dengan masalah-masalah politik sekarang ini. Ketika
itu pun Rusman menunjukkan sebuah pistol dan diperlihatkannya kepada Hamid.
Hamid pun melihat-lihat pistol itu. Ketika Hamid melihat-lihat pistolitu terdengar
dari luar suara-suara yang hendak masuk ke restoran,hamid pun cepat-cepat
menyembunyikan senjata itu. Tak lama kemudian masuk seorang wanita diikuti 3
orang laki-laki yang bernama Samsu, Mas Abu, Sumantri dan wanita itu bernama
Ratna.

https://id.wikipedia.org/wiki/Achdiat_K._Mihardja

13 | P a g e

Mereka dengan berpakaian rapi seperti pekerja kantoran. mereka pun


masuk masuk sambil riuh bercakap dan tertawa-tawa dan masing-masing ke-3
lelaki itu pun asyik menceritakan tentang kepahlawanannya masing-masing,
seakan-akan mereka menjadi seorang pahlawan yang perkasa. Ketika 3 orang
lelaki itu sedang berbincang-bincang dengan omong kosong mereka, Hamid dan
Rusman pun berbisik-bisik sambil mendengarkan cerita-cerita mereka itu.
Saat itu dengan wajah riang,ketiga lelaki itu berdiri mengenggam tangan
bersama-sama kecuali Ratna masih duduk tenang. Hamid dan Rusman berbisikbisik sebentar, kemudian hamid dengan langkah yang pasti menuju orang-orang
itu. Hamid pun berkata kepada mereka ketahuilah saudara-saudara menipu,
mendustai, apalagi menipu dan mendustai diri sendiri dalah sangat menjemukan.
Mereka pun berpura-pura tidak tahu apa maksud dari perkataan Hamid. Hamid
mengetahui bahwa mereka adalah seorang penipu hanya mengaku-ngaku
mempunyai pekerjaan yang tinggi.
Kemudian Hamid membongkar satu persatu kebohongan mereka,hamid
pun sambil menondong pistol kearah salah satu dari 3 lelaki itu yang bernama
Samsu,Hamid pun membongkar bahwa samsu adalah seorang dukun tetapi Samsu
tidak mengakuinya, lalu ditodongkan pistol diatas kepala Samsu, Hamid
menyuruh Samsu untuk mengakuinya. Kemudian dengan rasa ketakutannya
Hamid pun mengakui kebohongan nya. Mas Abu adalah seorang rentenir,
Awalnya dia tidak mengakuinya. Akan tetapi dengan rasa ketakutannya kepada
Hamid. Akhirnya dia mengakui kebohongannya. Lalu Hamid juga membongkar
kebohongan sumantri ternyata sumantri hanya seorang penjual obat-obatan,
Hamid pun berhasil membuka kedok mereka semua. Ketika itu Hamid melihat ke
arah Ratna, Hamid pun menyuruh Ratna membuka pakaiannya, ratna pun bangkit

14 | P a g e

sambil marah dia tidak terima atas perlakuan Hamid, Ratna pun merasa
terlecehkan. Hamid tetap menyuruh ratna membuka pakaian nya. Sumantri suami
nya pun terpaksa menyetujui perkataan hamid. Ratna sangat marah kepada suami
nya itu dan ratna pun berkata Seperti itukah pendirianmu sebagai suami? Baiklah
kalau begitu kubuka pakaian ku (kata Ratna sambil merasa kesal terhadap
suaminya.
Kemudian Ratna mengarahkan kehadapan Hamid,Ratna malah berbalik
menendang dan bersiaga bak seorang pesilat. hamid pun merasa terkejut dan
mengatakan kepada Ratna O.,Anda luar biasa nyonya,seorang perempuan yang
punya harga diri,tak semurah suami Anda! Ketika saat itu Rusman bergerak
datang dari belakang,Hamid pun menyuruh Rusman kembali kebelakang untuk
menjaga orang-orang yang dikunci disebuah kakus. Rusman dan Hamid pun
berbisik-bisik dulu. Hamid menentang Ratna dengan juru silatnya itu. Tangan
Ratna pun terkepal dengan tegap membentuk kuda-kuda,Hamid pun berkata
Sudah siap nyonya? Hamid membuat posisi gerakan yang sama seperti
Ratna,lalu merubah kembali posisi tubuhnya seperti biasa,kemudian Hamid
bergerak sangat sopan menghampiri ratna sambil menghanturkan salam hormat
dengan takzim nya, ratna pun terpengah keheranan ratna pun menyuruh hamid
untuk melawan nya tetapi Hamid meminta maaf kepada Ratna dia merasa kagum,
ternyata masih ada perempuan yang mau menyelamatkan mahkotanya.
Hamid pun kemudian menyerahkan pistolnya pada Rusman kemudian
menuju meja semula dan menulis sesuatu diatas secarik kertas bon kertas itu
disimpan dimejanya dibebani dengan uang logam. Kemudian kembali menuju
orang-orang dan kembali mengambil pistolnya.

15 | P a g e

Hamid pun berkata Nah saudara-saudara kami sekarang hendak


pergi,karena tugas kami untuk menolong saudara-saudara sudah selesai. Hamid
menyuruh rusman untuk melepaskan orang-orang yang di kunci di sebuah
kakus.Sepergi

kedua

orang

itu

mereka

serempak

menarik

nafas

panjang,sedangkan ratna bergegas mengambil kertas dari meja hamid. Ratna pun
membaca keras-keras isi surat itu :saudara-saudara dengan hati yang puas saya
telah berhasil membuka topeng yang selama ini menutupi pribadi saudara-saudara
masing-masing.Sekarang silakan saudara-saudara melihat dimuka kaca cermin.
Cermin takkan member bayangan yang palsu lagi kepada saudara-saudara. Jelas
akan kelihatan, bahwa yang satu adalah seorang pandir,yang kedua seorang tolol,
yang ketiga seorang pengecut, dan yang keempat adalah seorang wanita yang
gagah berani,yang rela mati demi mempertahankan kehormatan dan harga dirinya
sebagai seorang wanita. Sedangkan saya sendiri adalah seorang badut yang suka
membuka topeng orang-orang dengan sebuah pistol yang kosong !
Ketiga lelaki itu pun terkejut ketika mendengar bahwa pistol itu
kosong,mereka serempak mengetuk-ngetuk,mengepal-mengepal tinjunya.riuh
samsu lari ke pintu,melihat keluar diikuti oleh sumantri dan mas abu.Kemudian
mereka

masuk

lagi,mengutuk-ngutuk

lagi,mengepal-mengepal

tinjunya

lagi.Sementara ratna tenang-tenang saja,memandangi mereka sambil menggelenggeleng kepala. Kemudian mereka berkata Silakan tuan-tuan,kerjalah orang-orang
itu,pintu sudah terbuka luas untuk tuan-tuan dan lampu-lampu di jalan cukup
terang ingin kulihat kekecutan dan kepalsuan mengejar kejujuran.

16 | P a g e

C. Analisis Struktur Lakon


1. Tema
Tema adalah buah pikiran yang merupakan landasan cerita atau ide itu
sendiri. proses penciptaan karya sastra dalam tidak terlepas dari candikiawan
seorang pengarang. Tema pada naskah ini adalah tentang kepalsuan, kebohongan,
kemunafikan, keangkuhan, keegoisan dan kehormatan.
Dari kesenjangan politik yang kotor, dan kekecewaan mereka terhadap
pemerintah yang mengumbar-umbar janji pada masyarakat yang mana tidak
pernah benar-benar ada wujud dalam bentuknya. Kesinambungan buah pikiran ini
kemudian dipahami oleh penonton sebagai kekayaan rohani dan mengandung
nilai-nilai moral kehidupan kualitas tema pada suatu karya drama akan
menepatkan pengarangnya sebagai seorang cendikiawan.
Kehidupan merupakan suatu rangkaian persoalan apakah kita ingin
mengeluh tentang berbagai masalah atau menyelesaikan nya ? Kehidupan menjadi
sulit karena proses mengahadapi dan menyelesaikan masalah merupakan tindakan
yang menyakitkan hati menimbulkan frustasi, kesedihan, kesusahan, kesepian,
rasa bersalah, penyesalan, amarah, ketakutan, ke khawatiran dan putus asa. Hal
yang menyakitkan hati sesungguh nya mengundang pelajaran orang yang
bijaksana bukan hanya orang yang berani, melainkan orang-orang yang
menyambut tiap masalah dan kepedihan, berani untuk berkata jujur.
2. Alur (Plot)
Alur atau plot adalah penggambaran peristiwa dalam suatu pementasan
atau jalinan cerita atau kerangka cerita dari awal sampai akhir yang merupakan
jalinan konflik antar tokoh yang mengalami kontradiksi para pelaku6.

Ibid, 8.

17 | P a g e

Penggambaran plot dalam naskah Pakaian dan Kepalsuan adalah alur linear atau
maju atau biasa juga disebut lurus yaitu eksposisi, konflik, klimaks, resolusi, dan
konklusi
a. Eksposisi
Adalah bagian awal atau pembukaan dari sebuah drama yang
memberikan penjelasan keterangan mengenai tokoh-tokoh cerita,
masalah-masalah yang sedang dilakoni, tempat dan waktu ketika
cerita ini berlangsung. Segmen ini dimulai dari Rusman dan Hamid
yang sedang duduk disebuah restoran.
Eksposisi tersebut terdapat pada awal dialog yaitu :
Hamid :

Yah, kalau kita terlalu mengikat diri kepada segala


apa yang pernah kita cita-citakan dulu dan yang
kini

ternyata

meleset

semata-mata,

maka

memanglah kita harus kecewa belaka. Apalgi kalau


kita melihat keadaan dikalangan politik kita
dewasa ini dan bagaimana kotornya cara-cara
pemimpin kita berbuat pengaruh dan kekuasaan,
maka bagi kita sebagai bekas pejuang yang kini
masih menganggur.
Rusman :

Tapi politik memang kotor.

Hamid :

Itu sama sekali tidak benar. Politik tidak kotor.


Malah sebaliknya politik adalah satu hal yang
murni. Sloganmu itu kini terlalu mudah diucapkan
orang, seolah suatu kebenaran yang mutlak,
padahal..

18 | P a g e

(Rusman tertawa)
Hamid :

Dengarkan dulu!....

Rusman :

(tertawa) Bagaimana kau bisa berkata begitu, Mid.


Itu kan omong kosong. Tidakkah kau perhatikan,
bagaimanapartai yang satu atau pemimpin yang
satu membusukkan dan menentang partai atau
pemimpin yang lain, agar partai atau pemimpin
yang ditentangnya itu jatuh untuk kemenangan
partainya atau dirinya sendiri? Untuk itu mereka
menghasut,

mendusta,

menipu,

menyogok,

mengancam, menculik dan kalau perlu malah


membunuh. Tidakkah berbuat begitu itu busuk
semata-mata. Katakanlah politik itu tidak busuk.
Hamid :

Memang, tapi itu sama sekali tidak berarti, bahwa


politik itu kotor. Sama sekali tidak. Itu hanya
berarti, bahwa partai-partai itu sendiri , atau lebih
tepat orang-orangnya itu sendiri yang busuk, yang
tidak sanggup berbuat apa-apa, kalau tidak dengan
car-cara yang busuk dan jahat. Jadi jelas, bahwa
bukanlah politik yang kotor dan busuk itu,
melainkan orang-orangnya itu sendiri.

Rusman :

(pada pelayan) Hai bung, coba kasih beer lagi.


Botol kecil saja, ya. Dan ini yang kosong angkat
saja.

19 | P a g e

b. Konflik
Dimana konflik-konflik kecil yang sudah bermunculan, disaat
ketiga lelaki itu sedang bercerita-cerita, hamid dan rusman sudah
mulai curiga dengan mereka. Dengan wajah riang ketiga lelaki itu
berdiri mengenggam tangan bersama-sama, kecuali ratna masih
duduk dengan tenang, hamid dan rusman berbisik-bisik sebentar,
kemudian hamid dengan langkah yang pasti berdiri menuju orangorang itu.
Sumantri :

Saya pikir, memang untuk orang-orang yang sudah


biasa menghadapi bahaya maut, perkataan takut ini
sudah tidak ada lagi, untuk saya pun perasaan
begitu itu sudah hapus.
(Hamid dan rusman berbisik-bisik lagi).
Semua pengalaman saudara-saudara itu sungguh
seram. Tapi saya rasa lebih seram lagi apa yang
pernah ku alami sendiri. Barangkali saudarasaudara belum mengetahui, bahwa di samping
memimpin partai, aku selama memimpin revolusi
itu bekerja sebagai seorang penyelidik.
Memang sebagai seorang politikus, kita harus
pandai pula menjalankan pekerjaan penyelidik,
karena sebagai politikus kita dengan sendirinya
banyak musuh-musuh yang mau menjatuhkan kita
karena politik memang sudah semata-mata berarti
perebutan kekuasaan.
(Hamid dan rusman berbisik-bisik lagi.)
Kalau tidak awas-awas dan tidk hati-hati, kita
mudah terjebak. Itulah maka seorang politikus
harus pandai pula menyelidik. Tapi saudarasaudara tahu, apa syarat-syarat yang mutlak untuk
menjadi seorang penyelidik?
Kesatu, otak kita harus tajam seperti pisau cukur.
Kedua, kita harus berani mati seperti orang
gantung diri. Kalau kita bodoh dan penakut, jangan
coba-coba kita mau menjadi penyelidik. Kedua
syarat itu berlaku juga sepenuhnya untuk kaum
politik. Orang yang bodoh dan penakut tak usah
ikut-ikut main politik.
20 | P a g e

(Hamid dan rusman berbisik-bisik lagi.)


Nah, pada suatu malam saudara-saudara, yaitu
akibat pengkhianatan seorang kawan penyelidik
yang tidak tahan uji ketika dia di tangkap dan
disiksa oleh musuh, maka rumahku tiba-tiba
digrebek dan aku tidak bisa meloloskan diri, lalu
diangkut ke markas musuh.
SAMSU :
RATNA :

(PADA RATNA) Nyonya juga ikut tertangkap?


(Sedikit Tertawa) O, ketika itu saya masih gadis.
Belum kawin. Dengarpun belum pernah tentang
adanya seorang pemimpin yang bernama Sumantri.

Terlihat jelas bahwasanya hamid dan rusman mulai berbisik bisik


karena mendengar pembicaraan dari sumantri, ratna, dan samsu
tersebut, hamid dan rusman mulai curiga dengan gerak gerik dari
orang tersebut
c. Klimaks
Konflik yang meningkat itu akan meningkat terus sampai mencapai
klimaks atau titik puncak atau puncak kegawatan dalam cerita
tersebut7.
Merupakan tahapan peristiwa dramatik yang telah dibangun
melalui komplikasi. Tahapan ini melibatkan pihak-pihak yang
berlawanan untuk saling berhadapan dalam situasi puncak
pertentangan. Bentrokan tersebut mempertaruhkan nasib para
tokoh, dan juga merupakan momen yang paling menentukan bagi
mereka untuk tetap eksis atau tersingkir, hancur dan menderita.
Kemarahan hamid memuncak saat ia sudah mendengar cerita-cerita
palsu mereka dan hamid juga mengetahui maksud dari ketiga lelaki
itu yang bernama Samsu, Sumantri dan Mas Abu. Hamid langsung
mengatakan kepada mereka bahwasanya mereka adalah penipu
yang mendustai diri sendiri, tetapi disini Samsu mencoba membela
dirinya, dia tetap mengatakan dia bukanlah seorang penipu.
Dengan demikian hamid pun menutup mulut Samsu, dan pada saat
itu pula hamid mengeluarkan pistol dari saku celananya, kemudian
ditodongkan pada dada Samsu serta dada-dada yang lainnya.
Disinilah kekonyolan mereka, mereka rela mengakui
kebohongannya dari pada harus mati dengan sebuah pistol dan dari
7

Ibid, 10.

21 | P a g e

sebuah pistol kosong itulah mereka membuka semua kepalsuannya


dan menceritakan semua tentang kepribadian mereka. Situasi
tersebut terlihat dalam naskah pada halaman 11. Dialognya adalah :
HAMID :

SAMSU :
HAMID :

SAMSU :

Jangan bohong Kiayi. Tak ada gunanya Kiayi


membohongi orang lain. Lagipula berbohong
dilarang oleh tiap agama. Tentu hal itu Kiayi juga
ajarkan kepada murid-murid Kiayi, bukan? Karena
begitu, sekarang lebih baik Kiayi menceritakan
saja dengan berterus terang kepada kami,
bagaimanakah cara-cara kiayi ampai bisa begitu
berhasil mengikat hati para wanita yang menganut
ajaran kiayi?
(Melepaskan Tangan Dipundaknya Dengan Sangat
Jengkel) Jangan pegang aku! Apa ini?
(Menutup Mulut Samsu Dengan Tangannya) Hai
kiayi, jangan berteriak-teriak begitu. Tidak kiayi
lihat? Depan kiayi kan seorang wanita. Apakah
pantas kiayi berteriak begitu keras? (Setelah
Berkata Begitu Hamid Menarik Kembali
Tangannya, Dan Pada Saat Itu Pula
Mengeluarkan Pistol Dari Saku Celananya.
Kemudian Ditodongkan Pada Dada Samsu Serta
Dada-Dada Yang Lainnya.) Saudara-saudara
sekalian, saudara-saudara harus tahu pula bahwa
aku ini sangat benci kepada orang-orang yang suka
kepada kepalsuan-kepalsuan menipu diri sendiri
dan berdusta. (Melihat Pistol Ditodongkan OrangOrang Itu Menjadi Gugup, Sumantri Dan Mas Abu
Bergerak Hendak Lari, Tapi Dengan Isyarat Dari
Ujung Pistol Mereka Didudukkan Kembali.)
Kawan-kawan, tenanglah. Jangan gugup dan jangn
bergerak, karena bergerak sekarang membikin
saudara-saudara tidak akan bisa bergerak lagi
untuk selama-lamanya. Dan saudara-saudara tahu,
dalam hidup ini, gerak itu sangat penting. Sekali
saudara-saudara, ketahuilah, bahwa aku ini seorang
laki-laki yang baik hati. Aku hanya benci kepada
kepalsuan. Karena begitu, kepada orang inipun aku
tidak lain hanya mau menuntut, supaya ia mau
mengemukakan pribadinya yang sebenarnya dan
bukan yang palsu. Jadi ia tidak boleh bohong.
Sesungguhnya, saya tidak bohong. Saya adalah
seorang wakil dari NV Melati, suatu perusahaan
22 | P a g e

HAMID :

impor. Kalau saudara tidak percaya, tanyalah Mas


Abu itu.beliaulah yang selalu mengurus lisensilisensi bagi perusahaan kami. Atau lebih baik
datanglah sendiri ke kantor kami; Jalan
Diponegoro 7, telepon 1722 Gambir.
Kamu bohong, kiayi Salim. Kamu bohong. Kamu
adalah seorang kiayi. Aku tahu.

d. Resolusi
Dalam tahap ini konflik mereda atau menurun. Tokoh tokoh yang
memanaskan situasi atau meruncingkan konflik telah mati atau
menemukan jalan pemecahan8. Adalah bagian struktur dramatik
yang mempertemukan masalah-masalah yang diusung oleh para
tokoh, dengan tujuan untuk mendapat solusi.
Konfliknya berputar tentang keburukan, egois, dan menutupi
kebohongan pribadi masing-masing. Disini Hamid dan Rusman lah
yang telah membuka topeng mereka dan mengetahui siapa mereka
yang sebenarnya.
RATNA :

HAMID :

Hai! Kenapa saudara hanya mencium tanganku


saja. Suamiku kan sudah memberi ijin untuk
mencium bibirku. Ciumlah bibirku. Atau saudara
barangkali lebih suka mencium aku kalau aku
sudah telanjang bulat. Baiklah kalau begitu...
Cukup Nyonya, cukup. Nyonya sudah cukup
membikin hatiku bahagia. Pakailah saja lagi
pakaian nyonya itu. (Ratna Memakai Kembali
Pakaiannya) Rus! Rus! (Rusman Masuk Kembali)
Tolong bukakan kembali tutyup mata mereka itu.
Dan coba tolong pegang pistolku ini. Jagalah
kawan-kawan kita ini, jangan sampai lari keluar,
karena diluar banyak angin. Nanti mereka masuk
angin. (Ia Menyerahkan Pistolnya Pada Rusman,
Kemudian Menuju Meja Semula Dan Menulis
Sesuatu Diatas Secarik Kertas Bon. Kertas Itu
Disimpan Dimejanya Dibebani Dengan Uang
Logam. Kemudian Kembali Menuju Orang-Orang
Dan Mengambil Kembali Pistolnya) Nah, saudarasaudara, kami sekarang hendak pergi, karena tugas
kami untuk menolong saudara-saudar sudah
selesai. Akan tetapi sebelum berangkat, kami ingin

Ibid, 11.

23 | P a g e

memberi suatu kenang-kenangan kepada saudarasaudara sekalian. Dan kenang-kenangan itu saya
letakkan diatas meja itu. (Menunjukkan Dengan
Ujung Pistol. Pada Ratna) Harap nanti, apabila
kami sudah pergi dari sini nyonya sendiri yang
mengambilnya untuk kemudian diperlihatkan
kepada kawan-kawan yang lain. (Kepada Rusman)
Rus! Bebaskan dulu orang-orang itu dari kakus dan
katakanlah kepada mereka bahwa uang untuk
minuman kita ada diatas meja. (Rusman Bergegas
Ke Belakang, Tak Lama Kemudian Muncul
Kembali. Hamid Menodongkan Pistolnya Kepada
Orang-Orang Sambil Bergerak Mundur Menuju
Pintu)
Mari kita pergi!.
e. Konklusi
Adalah tahapan akhir dari jalinan struktur dramatik, dimana nasib
para tokoh menemukan kepastian. Dimana pada saat itu Hamid
meninggalkan selembar kertas surat yang isinya adalah tentang
ketololan ketiga lelaki itu dan dimana disana ada seorang wanita
yang rela mati demi mempertahankan kehormatannya dan harga
dirinya sebagai seorang wanita.
Ratna :

Silahkan tuan-tuan, Kejarlah orang-orang itu. Pintu


sudah terbuka luas untuk tuan-tuan. Dan lampulampu

dijalan

cukup

terang.

Ingin

kulihat

kekecutan dan kepalsuan mengejar kejujuran.

Itulah pesan yang disampaikan oleh ratna untuk mereka orangorang yang bodoh itu.

24 | P a g e

3. Penokohan
Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama
personae) adalah daftar tokoh tokoh yang berperan dalam drama itu. Dalam
susunan tokoh itu, yang terlebih dulu dijelaskan adalah nama, umur, jenis
kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan jiwanya itu. Penulis lakon sudah
menggambarkan perwatakan tokoh tokohnya9. Tokoh dalam naskah dapat kita
lihat dan analisa dari sudut pendekatan kondisi fisik (fisologis), kejiwaan
(psikologis), dan status sosial.
a. Samsu
Psikologis : Dalam dialog tokoh samsu terlihat bahwasanya tokoh tersebut
memiliki sifat sombong dan angkuh seolah olah ia seperti yang paling hebat,
namun dia hanyalah seorang kiayi.
Fisiologis : Berusia kurang lebih 40 tahun, bertubuh kurus tinggi dan berkulit
putih, berpakaian jas rapi, celana kain, dan berdasi.
Sosiologis : dilihat dari dialognya, samsu memang seorang wakil direktur namun
dia hanyalah seorang kiayi. Tokoh ini bisa dikategorikan kelas menengah ke atas.
b. Mas Abu
Psikologis : dilihat dari dialognya, tokoh mas abu tidak jauh beda dengan tokoh
samsu, berperilaku sombong dan angkuh, merasa paling hebat.
Fisiologis : kurang lebih umurnya sekitar 40 an, bertubuh ideal, bugar,
berpakaian kemeja rapi, dan berdasi.
Sosiologis : secara segi sosiologis, tokoh mas abu hanyalah seorang rentenir kelas
tinggi namun mengaku sebagai seorang pegawai negeri kelas tinggi. Kelas
menengah ke atas.

Ibid, 14.

25 | P a g e

c. Sumantri
Psikologis : dari dialognya tokoh sumantri berperilaku sombong dan suka
mempermainkan wanita.
Fisiologis : berbadan kurus, berusia kurang lebih 40 tahun, berkulit sawo matang,
berpakaian rapi dan berdasi.
Sosiologis : Seorang pemimpin politik yang bekerja sebagai perebut kekuasaan.
Dikategorikan kelas menengah ke atas.
d. Ratna
Psikologis : ratna seorang wanita yang berpendirian, berani, perempuan yang
punya harga diri yang tinggi.
Fisiologis : ia berusia sekitar 35 tahun, berkulit putih, berwajah cantik dan tinggi.
Sosiologis : ratna adalah istri dari sumantri, yang rela mati mempertahankan
harga dirinya, tokoh ini dikategorikan sama dengan sumantri yaitu kelas
menengah ke atas.
e. Hamid
Psikologis : bergaya bicara tegas, ia hanya ingin mencari sebuah kebenaran pada
orang orang yang menipu dirinya sendiri, ia merupakan teman dari rusman
yang sama sama bekas pejuang dan suka membicarakan tentang politik yang
sering terjadi sekarang ini.
Fisiologis : hamid masih muda berusia kurang lebih 25 tahun, badan hamid besar,
tegap seperti atlit, pakaian kurang terurus, terdiri dari kemeja dan pantalon yang
sudah kumal.
Sosiologis : segi sosialnya, hamid adalah seorang pengangguran dan bekas
pejuang, dikategorikan kelas menengah ke bawah.

26 | P a g e

f. Rusman
Psikologis : rusman berkarakter tidak bedanya dengan hamid, berbicara tegas dan
selalu bicara tentang masalah politik.
Fisiologis : rusman berusia sama dengan hamid, yaitu berusia sekitar 25 tahun,
namun berbadan kurus, tapi kelihatan sehat dan bugar, dan juga memakai kemeja
dan pantalon yang sudah kumal.
Sosiologis : sama dengan hamid, seorang pengangguran dan bekas pejuang.
Dikategorikan kelas menengah ke bawah.
4. Latar Cerita
Latar disebut juga sebagai setting, penentuan ini harus cermat sebab drama
naskah harus juga memberi kemungkinan untuk dipentaskan. Setting biasanya
meliputi tiga dimensi yaitu : tempat, ruang, dan waktu10. Latar tempat tidak berdiri
sendiri. Berhubungan dengan ruang dan waktu11,
a. Latar Tempat (Ruang)
latar tempat dalam naskah drama menjelaskan dimana tempat kejadian
peristiwa yang dihadirkan lakon dalam sebuah pertunjukan. Latar tempat juga
memberikan pemahaman terhadap gambaran sosial dari peristiwa yang di
hadirkan melalui dialog. Latar tempat dalam naskah Pakaian dan Kepalsuan ini
adalah sebuah pondok dalam restoran kecil.
b. Latar Waktu
Latar waktu memberikan pemahaman terhadap waktu kejadian peristiwa
atau gambaran kapan terjadi peristiwa itu. Dan pemahaman terhadap latar waktu
menjadi bahan pertimbangan untuk ditawarkan. Setting waktu juga berarti apakah

10

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, Drama: Teori dan Pengajarannya, (Yogyakarta: HANINDITA GRAHA
WIJAYA, 2002), 23.
11
Ibid, 23.

27 | P a g e

lakon terjadi di pagi, siang, sore, ataupun malam hari dan juga berarti zaman
terjadinya lakon itu12. Latar waktu yang ada pada naskah Pakaian dan
Kepalsuan tersebut adalah pada malam hari kira kira pukul 22.00.
c. Latar Suasana
Latar suasana merupakan sebuah bentuk gambaran suasana yang terdapat
dalam peristiwa-peristiwa pada naskah. Penggambaran suasana diwujudkan
melalui alur atau plot dan juga dari bangunan konflik yang mempunyai dramatik.
Adapun susana dalam naskah Pakaian dan Kepalsuan tersebut didominasi
suasana tegang yang dihadirkan oleh tokoh hamid.
5.

Tekstur Lakon
Tekstur Lakon adalah bagian-bagian yang terdapat dalam lakon yang

menjadi landasan dalam penyusunan desain penciptaan. Penjabaran dari analisa


struktur lakon merupakan elemen yang bertujuan untuk mencapai pemahaman
maka tekstur lakon merupakan bagian dari proyeksi lakon yang sudah dapat
dirasakan dan di raba. Adapun yang menjadi bagian dari tekstur lakon adalah:
dialog, suasana dan spektakel. Penjabaran tekstur lakon Pakaian dan Kepalsuan
selengkapnya sebagai berikut :
a. Dialog
Percakapan yang terjadi antara tokoh satu dengan tokoh yang lain dalam
sebuah lakon. Dialog selain berfungsi memberikan informasi tentang karakter
tokoh, juga merupakan elemen penting untuk menciptakan alur cerita serta untuk
menegaskan tema, latar cerita juga menentukan tempo atau irama permainan.
Dalam lakon Pakaian dan kepalsuan yang dikarang oleh Averchenko dan disadur

12

Ibid, 23.

28 | P a g e

oleh Achdiat K. Mihardja tersebut menampilkan dialog keseharian tanpa simbolik


yaitu seputar politik, dan kebohongan kebohongan.
b. Suasana
Lakon pakaian dan kepalsuan ini di dominasi dengan suasana tegang yang
di ciptakan oleh tokoh hamid dan rusman dan menyebabkan beberapa perdebatan
serius mengenai kepalsuan kepalsuan identitas mereka yang di buat buat
sehingga menyulut kemarahan dari seorang hamid yang tidak suka dengan
kepalsuan tersebut.
c. Spektakel
Spektakel (mise on scene) merupakan perwujudan dari unsur-unsur
pementasan yang bersifat audio visual. Spektakel meliputi unsur lakuan, tata
artistik, tata cahaya, tata suara atau musik dan segenap pedukung pementasan
yang lain. Merujuk gaya dan aliran realisme yang pencipta pilih dalam
penyutradaran lakon pakaian dan kepalsuan ini maka spektakel yang dihadirkan
adalah spektakel realis yaitu segala unsur-unsur pemanggungan merupakan
tampilan agar menyerupai kenyataan, selain juga berpedoman pada waktu
kejadian yang dipilih yakni sesudah zaman orde baru dipagi hari.
6. Analisis Gaya Lakon
Lakon pakaian dan kepalsuan yang merupakan lakon bergaya ekspresi,
yaitu lakon lakon penyampaian yang berasal dari kebiasaan atau spontanitas yang
segaja diciptakan untuk mengungkapkan atau menyatakan diri terhadap
lingkungan sekitarnya.
Lakon pakaian dan kepalsuan adalah lakon yang sebenarnya cukup jelas
mengindikasikan suatu gaya dalam lakon. Jika dilihat dari sisi tematis, dialog-

29 | P a g e

dialog yang terdapat dalam lakon, merupakan dialog-dialog keseharian dengan


motif dialog (spine) yang sangat terlacak secara jelas, maka lakon surat pada
gubernurini merupakan lakon realisme. Begitu juga penanjakan alurnya yang
dinamik dengan progresi alur yang terkesan sangat jelas. Serta perubahan emosi
yang ditimbulkan oleh tokoh yang memiliki "tensi" meningkat sehingga
kausalitasnya yang dapat terbaca secara gamblang menempatkan lakon ini sebagai
lakon bergaya realism sugestif.
7. Analisis bentuk Lakon
Teater

yang

berkembang

semenjak

dari

zaman

yunani,

telah

menggolongkan bentuk teater dalam dua jenis, yaitu: lakon tragedi dan lakon
komedi13. Jakob Sumardjo menggambarkan lakon tragedi sebagai lakon yang
dipenuhi dengan pembunuhan, dendam dan penyesalan yang sering terjadi pada
tokoh utamanya. Berbeda dengan lakon komedi yang selalu menggambarkan
kegembiraan atau yang membuat penonton tertawa dan gembira14. Perkembangan
selanjutnya muncul drama tragikomedi, yakni lakon yang menggambarkan tokoh
utamanya dalam konflik atau peristiwa yang lucu atau konyol. Lakon drama
tragikomedi, tokoh utamanya seringkali mengalami peristiwa menyedihkan,
menegangkan atau menimbulkan rasa iba, prihatin dan simpati15.
Merujuk batasan Willy F. Sambung tentang lakon tragikomedi di atas
maka digolongakan bahwa lakon pakaian dan kepalsuan adalah lakon
tragikomedi. Indikasi-indikasi yang dapat dijabarkan untuk menjawab kesimpulan
di atas antara lain, dapat di lihat dari dialog-dialog yang digunakan, yaitu
13

Jakob Sumardjo, Op Cit., hal. 8.


ibid
15
Willy F Sambung, Pengetahuan Tentang Bentuk-bentuk Lakon, Bandung: CV. Rosdakarya1984,
hal. 11.
14

30 | P a g e

mencoba menyederhanakan persoalan yang seharusnya belum menjadi kewajiban


mereka, atau bahkan sebaliknya, dimana keseluruhan tokoh

memperumit

persoalan-persoalan diantara mereka. Namun tokoh tokoh tersebut tetap saja


terjebak didalam persoalan-persoalan tersebut. Dialog yang diucapakan sering
terkesan konyol karena penyampaiannya dengan nada yang tinggi dan juga polos.

31 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai