Anda di halaman 1dari 2

6. A.

CARA PENGAJUAN BANDING


- tertulis dlm bhs. Indo
- dlm jangka wkt 3 bln sjk kputusan atas kberatan dtrima
- alasan yg jelas
- dlampiri salinan surat keputusan atas keberatan
- thdp 1 kputusan diajukan 1 surat banding
Apabila permohonan banding ditolak, WP hrs mlunasi pajak terutang ditambah
sanksi 100%
B. kondisi mengajukan banding
- Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas
keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan
banding ke Badan Peradilan Pajak.
- Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus atau
kuasa hukumnya.
- Apabila selama proses Banding, pemohon Banding meninggal dunia, Banding
dapat dilanjutkan oleh warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau
Pengampunya dalam hal pemohon Banding Pailit.
- Apabila selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan / pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud
dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.

7.

8. Penyebab keluarnya STP (surat tagihan pajak)


- pajak penghasilan dlm tahun berjalan tidak ato kurang bayar
- hasil penelitian thdp SPT mnunjukan bahwa pajak kurang bayar akibat salah
tulis/hitung
- wajib pajak kena sanksi administrasi denda/bunga
- pengusaha kena pajak berdasarkan UU PPN tidak melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP (pengusaha kena pajak)
- bukan PKP membuat faktur pajak, PKP tidak membuat faktur pajak, ato faktur
diisi tidak lengkap

Sanksi pengeluaran STP


-

Sanksi administrasi karena terlambat menyampaikan SPT


Sanksi administrasi brupa denda 2%/bln dr dasar pengenaan pajak untuk
faktur pajak oleh PKP
Sanksi administrasi brupa bunga dalam hal WP membetulkan sendiri
SPTnya, dan hasil pembetulan tersebut menyatakan kurang bayar
Sanksi administrasi berupa bunga apabila WP terlambat/ tidak membayar
pajak yang sudah jatuh tempo pembayarannya

9.
10. a . wajib pajak = Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan
kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
b. Lex Specialis Derogat Lex Generalis = yang artinya peraturan khusus lebih
diutamakan dari pada peraturan umum atau jika sesuatu ketentuan belum atau
tidak diatur dalam peraturan khusus maka akan berlaku ketentuan yang diatur
dalam peraturan umum. Dalam hal ini peraturan khusus adalah hukum pajak.
Sedangkan peraturan umum adalah hukum publik atau hokum lain yang sudah
ada sebelumnya.
c. Pekerjaan bebas = pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang
mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang
tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
d. Penyitaan = tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung
Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan
perundang-undangan.
Pencegahan = larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak
tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyanderaan = pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak
dengan menempatkannya di tempat tertentu.
e. rehabilitas nama baik = pemulihan kepada kedudukan atau keadaan yang
dahulu atau semula. Rehabilitasi lebih kepada hal yang tidak berhubungan
dengan materi melainkan hanya menyangkut nama baik saja karena Rehabilitasi
adalah pemulihan hak seseorang hak atau kemampuan seseorang dalam posisi
semula.

Anda mungkin juga menyukai