Pankhurst CL, Coulter WA. Basic guide to infection, prevention, and control in
dentistry. UK: Wiley-BlackWell, 2009; 69-72.
Penanganan Limbah
Pengolahan Limbah Medis Rumah SakitLimbah Rumah Sakit tentu
berbeda dengan limbah rumah tangga, dan harus dikelola berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kemenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Pengelolaan
Rumah Sakit atau sampah medis yang paling aman bertujuan untuk mengurangi
atau mencegah tertularnya penyakit. Hal ini dimulai dengan menempatkan
sampah medis pada tempat tersendiri dan ditutup rapat.
Adapun secara lebih rinci pengelolaan limbah rumah sakit perlu
memperhatikan beberapa hal sesuai jenis limbah yang ada, yaitu:
Limbah Rumah Sakit padat yang terdiri dari limbah padat medis dan non
medis. Adapun Limbah padat medis terdiri dari beberapa macam yang
diantaranya:
yang harus disimpan pada tempat sampah dengan plastik berwarna ungu.
Limbah medis padat tajam seperti jarum suntik, pecahan gelas, pipet dan
berbagai macam peralatan medis disimpan dalam safety box atau container.
Limbah radioaktif yang merupakan sisa dari penggunaan bahan medis atau
dari laboratorium yang terdapat zat radioaktif disimpan pada pada tempat
sampah dengan plastik berwarna merah.
Limbah padat non medis terdiri dari sisa-sisa aktifitas di dapur, kegiatan
perkantoran atau aktifitas lain dari pasien atau pengunjung rumah sakit disimpan
pada tempat sampah dengan plastik berwarna hitam yang harus dikosongkan dan
dibersihkan dalam waktu kurang dari 1 X 24 jam.
Limbah Rumah Sakit berbentuk cair, pengelolaannya dilakukan oleh rumah
sakit melalui IPAL (instalansi Pengolahan Air Limbah). Adapun saluran yang
digunakan untuk limbah cair harus tertutup, kedap air dan limbah cair tersebut
harus bisa mengalir dengan lancar dan terpisah dari saluran air hujan. Limbah
medis cair bisa berasal dari buangan kamar mandi termasuk tinja yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme berbahaya dari pasien rumah sakit.
Namun khusus untuk limbah cair dari aktifitas lab dan radiologi tidak dimasukkan
IPAL namun dikelola pihak ke tiga yang bekerja sama dengan rumah sakit.
Limbah Rumah Sakit berbentuk gas, bisa berasal dari pembakaran di rumah
sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan
obat sitotoksik. Untuk mengurangi resiko berbahaya dari limbah gas bisa
dilakukan dengan melakukan penghijauan dengan menanam banyak pohon
disekitar lingkungan rumah sakit sehingga memproduksi gas oksigen dan dapat
menyerap debu.
Prinsip Dasar Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit atau limbah medis harus berdasarkan
beberapa prinsip dasar yang diantaranya adalah:
Limbah Rumah Sakit dikemas dengan baik dan dipisahkan sesuai jenisnya.
Kemasan Limbah Rumah Sakit harus dapat terjaga dengan baik, tertutup
dan terhindar dari hal-hal yang bisa merusak kontainer atau merobek