Anda di halaman 1dari 3

Hand Hygiene

Tangan harus dibersihkan langsung sebelum dan setiap dilakukan


perawatan gigi atau setelah kontak dengan saliva, darah, atau cairan tubuh lain.
Lepaskan cincin dan jam tangan, penelitian mikrobiologis telah
menunjukkan pada kulit yang berada dibawah cincin, mudah bagi bakteri untuk
berkolonisasi, misal, Staphylococcus aureus dan spesies gram-negatif. Cincin dan
jam tangan dapat mencegah pembersihan yang efektif dari kulit dikarenakan
pengguna tidak ingin merusak atau kehilangan benda berharga tersebut.
Teknik mencuci tangan Ayylife:

Prosedur pembersihan selama 20-30 detik


Basahi tangan dibawah air mengalir sebelum menggunakan sabun atau
cairan antiseptik untuk mencuci tangan ke tanggupan tangan. Gunakan

sabun/cairan antiseptik secukupnya untuk menutupi tangan seluruhnya.


Gosok tangan dengan tenaga agar sabun di seluruh permukaan tangan dan

pergelangan tangan berbusa.


Bersihkan telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan ibu jari, ujung

jari dan ibu jari, khususnya di daerah kuku.


Bilas tangan dibawah air yang mengalir.
Keringkan tangan dengan kerta serbet sekali pakai dan mudah menyerap.
Gunakan serbet sekali pakai untuk mematikan keran air.

Pankhurst CL, Coulter WA. Basic guide to infection, prevention, and control in
dentistry. UK: Wiley-BlackWell, 2009; 69-72.
Penanganan Limbah
Pengolahan Limbah Medis Rumah SakitLimbah Rumah Sakit tentu
berbeda dengan limbah rumah tangga, dan harus dikelola berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kemenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Pengelolaan
Rumah Sakit atau sampah medis yang paling aman bertujuan untuk mengurangi
atau mencegah tertularnya penyakit. Hal ini dimulai dengan menempatkan
sampah medis pada tempat tersendiri dan ditutup rapat.
Adapun secara lebih rinci pengelolaan limbah rumah sakit perlu
memperhatikan beberapa hal sesuai jenis limbah yang ada, yaitu:

Limbah Rumah Sakit padat yang terdiri dari limbah padat medis dan non
medis. Adapun Limbah padat medis terdiri dari beberapa macam yang
diantaranya:

Limbah infeksius dan limbah patologi, disimpan pada tempat sampah

dengan plastik berwarna kuning.


Limbah farmasi (obat kadaluarsa), disimpan pada tempat sampah dengan

plastik berwarna coklat.


Limbah sitotoksis adalah limbah yang berasal dari sisa obat kemoterapi

yang harus disimpan pada tempat sampah dengan plastik berwarna ungu.
Limbah medis padat tajam seperti jarum suntik, pecahan gelas, pipet dan

berbagai macam peralatan medis disimpan dalam safety box atau container.
Limbah radioaktif yang merupakan sisa dari penggunaan bahan medis atau
dari laboratorium yang terdapat zat radioaktif disimpan pada pada tempat
sampah dengan plastik berwarna merah.
Limbah padat non medis terdiri dari sisa-sisa aktifitas di dapur, kegiatan

perkantoran atau aktifitas lain dari pasien atau pengunjung rumah sakit disimpan
pada tempat sampah dengan plastik berwarna hitam yang harus dikosongkan dan
dibersihkan dalam waktu kurang dari 1 X 24 jam.
Limbah Rumah Sakit berbentuk cair, pengelolaannya dilakukan oleh rumah
sakit melalui IPAL (instalansi Pengolahan Air Limbah). Adapun saluran yang
digunakan untuk limbah cair harus tertutup, kedap air dan limbah cair tersebut
harus bisa mengalir dengan lancar dan terpisah dari saluran air hujan. Limbah
medis cair bisa berasal dari buangan kamar mandi termasuk tinja yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme berbahaya dari pasien rumah sakit.
Namun khusus untuk limbah cair dari aktifitas lab dan radiologi tidak dimasukkan
IPAL namun dikelola pihak ke tiga yang bekerja sama dengan rumah sakit.
Limbah Rumah Sakit berbentuk gas, bisa berasal dari pembakaran di rumah
sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan
obat sitotoksik. Untuk mengurangi resiko berbahaya dari limbah gas bisa
dilakukan dengan melakukan penghijauan dengan menanam banyak pohon
disekitar lingkungan rumah sakit sehingga memproduksi gas oksigen dan dapat
menyerap debu.
Prinsip Dasar Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit atau limbah medis harus berdasarkan
beberapa prinsip dasar yang diantaranya adalah:

Limbah Rumah Sakit dikemas dengan baik dan dipisahkan sesuai jenisnya.
Kemasan Limbah Rumah Sakit harus dapat terjaga dengan baik, tertutup
dan terhindar dari hal-hal yang bisa merusak kontainer atau merobek

kemasan Limbah Rumah Sakit.


Menghindari kontak fisik secara langsung dengan limbah, dan saat
membuangnya sebaiknya mengunakan beberapa perlengkapan seperti
topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki/
sepatu boot dan yang paling utama adalah menggunakan sarung tangan
khusus.
Pengangkutan limbah medis dari ruangan ke tempat penampungan

sementara harus dengan mengunakan troli tertutup, untuk selanjutnya dikemas


dengan wadah yang kuat. Pengangkutan Limbah Medis Rumah Sakit keluar
rumah sakit harus dilakukan dengan mengunakan kendaraan khusus dan
pemusnahannya dilakukan dengan pemanasan mengunakan otoklaf atau
pembakaran mengunakan insinerator. Sedangkan untuk pemusnahan limbah padat
non medis harus dilakukan sesuai persyaratan kesehatan yang diberlakukan.
Sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi adanya
limbah rumah sakit yang dapat mencemari lingkungan rumah sakit harus
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan
(reduce), mengunakan kembali limbah rumah sakit (reuse) dan daur ulang limbah
rumah sakit (recycle).
Kemenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai