Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air
Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu UndangUndang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai
lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa
indonesia. Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang
Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar
yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa
kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Penamaan Bahasa Indonesia di awali sejak di canangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan Imperialisme bahasa apabila
nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu
yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa
indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik
melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun
di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu.
Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau
Bahasa aing ini memiliki fungsinya sendiri yaitu sebagai alat perhubungan
antarbangsa, alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa
modern, dan alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk
pembangunan.
Melihat dari sisi fungsi ketiga bahasa yang berkembang di Indonesia, dapat kita
ketahui bahwa semua bahasa tersebut penting dan bermanfaat bagi bangsa kita.
Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai ketika kita berusaha
menguasai bahasa Asing yang saat ini sedang sangat diminati kita menjadi lupa
akan bahasa Daerah atau bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian
besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa
daerah atau bahasa ibu.
Dipandang Luas Penyebarannya
Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta lebih yang tersebar dalam daerah yang luas
yaitu Sabang sampai Merauke.
Dipandang dari Dipakainya Sebagai Sarana llmu Budaya dan Sastra
Dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu,
budaya dan sastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidak bahasa. Mencoba memandang
bahasa daerah seperti bahasa Kerinci, kita dapat menelusuri berapa jauh bahasa itu dapat dipakaj
sebagai sarana sastra, budaya, dan ilmu.
JENIS RAGAM BAHASA
a.
Ragam lisan dan ragam tulis
b.
Ragam baku dan ragam tidak baku
a
Ragam baku tulis dan ragam baku lisan
d.
Ragam sosial dan ragam fungsional
e.
Ragam Indonesia yang baik dan benar
Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil masyarakatnya.
Ragam fungsional kadang-kadang disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi lembaga lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
- ragam keilmuan/teknologi
- ragam kedokteran
- ragam keagamaan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pengertian benar pada suatu kata atau kaiimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah
bahasa. Sebuah kaiimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu
rnematuhi kaidah yang berlaku.
- kuda makan rumput (SPOK)
- rumput makan kuda
Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses
pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku,
Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu
tidak mengikuti kaidah penyerapan. Misalnya: persuratkabaran,
pertanggungjawaban.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan
dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat
pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat
secara umum : Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. Pergi!
Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. The Samsons
sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki
unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang
mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : Subjek / Subyek (S) Predikat
(P) Objek / Obyek (O) Keterangan (K)
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan
inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival,
nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata
maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi
sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat
verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut
kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal,
disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori
numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat
berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam
pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat
inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain
bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung
Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi
sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti
ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang
berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika
kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus
pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah
ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif.
Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut
berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat
diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat
selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S
atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
Macam-macam paragraf :
1. Berdasarkan letak kalimat
Paragraf Deduktif : paragraf
awal paragraf
Paragraf Induktif : paragraf
akhir kalimat paragraf
Paragraf Campuran : paragraf
awal dan akhir paragraf
utama :
yang kalimat utamanya terletak di
yang kalimat utamanya terletak di
yang kalimat utamanya terletak di
2. Berdasarkan tujuan :
Paragraf Narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca
seolah-olah mengalami kejadian tersebut.
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang bertujuan menggambarkan
sebuah objek nyata agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek
Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam
bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau
tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah
kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup.
Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf
yang dapat diungkapkan.
Jenis-jenis Paragraf
Paragraf Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa,
sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai
dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam
paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki
kalimat utama.
Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu.
Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah.
Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk
menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara
bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil
rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat
pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu
melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai
yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan
pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang
mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat,
mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan.
Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti
menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang
jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang
kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin
membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku
dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya.
Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan temanteman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk
menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga
melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola,
bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai.
Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah
nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan
yang datang.
Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada
pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan
pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau
melaksanakan suatu tindakan.
2. Gaya penulisannya bersifat imformatif.
3. Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat
indra.
4. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana.
Paragraf Argumentasi
Paragraf Agumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat
penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis
harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus menuju
yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri
definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang
malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang
khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di
atas.
Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik disertai dengan
batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui
dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula
menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus
tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah difahami?
Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:
Ciri-ciri Paragraf Induktif
Menemukan
Kalimat
Utama,
Gagasan
Utama,
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwaperistiwa khusus
Kalimat
Penjelas
CONTOH :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
DEDUKTIF
deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat
umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus
atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di
depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar dadakan.
Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau
belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku
kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di
buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada
depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
f.
manfaat, artinya karya ilmiah harus mempunyai manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
secara teoritis dan pihak-pihak yang memerlukan, bahkan bermanfaat secara universal, dan
bermanfaat praktis,
c.
Pustaka
Sumber pustaka maksudnya adalah sumber yang diperoleh dari buku dan media cetak
lainnya. Untuk mendapatkan bahan penuluisan karya ilmiah dari sumber ini harus melalui proses
membaca kritis.
Kebijakan-kebijakan
Kebijakan-kebijakan tertentu dapat manjadi bahan penuliusan karya ilmiah. Yang
dimaksudkan dangan kebijakan adalah ketentua-ketentuan tentang suatu hal yang diberikan atau
diberlakukan oleh pihak tertentu. Kebijakan-kebijakan tersebut menimbulkan dampak tertentu
pada pihak lain. Pihak lain ada yang setuju, ada yang menolak, ada pula yang tidak mendapatkan
pengaruh apa pun. Hal tersebut dapat dipakai sebagai bahan untuk menyusun karya ilmiah.
f.
Laporan penelitian
Sumber dari laporan penelitian adalah sumber yang merupakan laporan dari suatu
penelitian yang pernah dilakukan oleh orang lain. Penelitian itu telah dibukukan menjadi sebuah
karya ilmiah. Dengan membaca laporan penelitian tersebut diharapkan kita akan memperoleh
masalah lain yang dapat kita jadikan sebagai karya ilmiah.
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka setiap variabel
B. .Hipotesis (jika ada)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Uji Prsayarat Analisis
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
Sistematika Laporan Penelitian Versi Pendek:
(Makalah , Artikel Jurnal Ilmiah)
1). Pendahuluan
2) Kajian teori
3). Metode
4). Temuan dan Pembahasan
5). Kesimpulan dan Rekomendasi
6). Daftar Pustaka
7) Lampiran
- Daftar Riwayat Hidup
G. Teknik Penulisan Komponen-komponen Karya Ilmiah
Tujuan
Bagian ini mengungkapkan tujuan yangingin dicapai melalui karya tulis tersebut
Manfaat
Bagian ini penulis menjelaskan manfaat penelitian. Manfaat tersebut diarahkan kepada pihakpihak tertentu. Perumusan manfaat adalah untuk siapa dan apa manfaatnya untuk pihak
tersebut.
Pembatasan Masalah
Bagian ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas. Masalah yang terlalu luas harus
dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus.Pembatasan juga dapat berisi
penjelasan tentang peristilahan yang digunakan dalam karya tulis.
Metode Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan berbagai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk
penyusunan karya tulis tersebut.Pengumpulan data dapat dilakukan melalui pengamatan, angket,
wawancara, dan membaca buku.
Definisi operasional
Pada bagian ini penulis dapat menjelaskan definisi dari fariabel yang dipakai dalam tulisan.
Definisi operasional bersifat teknis, artinya istilah tersebut yang dipakai dalam makalah tersebut.
Bab II Pembahasan,
Mengemukakan pembahasan masalah bersumber pada data yang diperoleh dibandingkan dengan
teori yang terdapat pada berbagai sumber.
Bab III Penutup,
memuat simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka adalah daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan bacaan lainnya yang
dikutip atau digunakan sebagai sumber informasi dalam penulisan makalah.
Hal-hal yang diinformasikan dari sebuah buku dalam penulisan daftar pustaka, meliputi: (a)
nama pengarang, (b) tahun penerbitan, (c) judul dan subjudul (jika ada), (d) tempat penerbitan,
(e) nama penerbit.
Cara menulis daftar pustaka
1. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus didahulukan.
Misalnya,
Amin Santoso ditulis Santoso, Amin. Di belakang nama diberitande titik(.). Nama gelar tidak
perlu dicantumkan.
2. Tahun terbit buku diakhiri tanda titik (.)
3. Judul buku dan subjudul (kalau ada) ditulis miring atau diberi garis bawah
per kata
dan diakhiri tanda titik (.)
4. Kota penerbit diakhiri tanda titik (.)
5. Nama penerbit buku diakhiri tanda titik (.)
Contoh
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Badudu, J.S.1981. Membina Bahasa Indonesia Baru. Seri 1, 2, 3. Bandung: Pustaka Prima.
. . 1981. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Cetakan ke-9. Bandung: Pustaka Prima.
Moeliono, Anton M., dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Wijaya, Marlina dan Euis Honiatri. 1997. Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SLTP. Bandung:
Pustaka Setia.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada
dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau
wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita
ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata kata mana yang harus dipakai
untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan
digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata,
komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui
pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro
1998:290).
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan
kata, diantaranya :
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan
agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar
terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung
jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu,
latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Beberapa fungsi diksi secara umum adalah sebagai berikut:
1. melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
2. membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
menyenangkan pendengar atau pembaca,
3. menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
4. menciptakan suasana yang tepat,
5. mencegah perbedaan penafsiran,
6. mencegah salah pemahaman, dan
7. mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
resmi) sehingga
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas
beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh
semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini
dinamakan kata-kata populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang
khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi
istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari
percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua
franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila
dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur
jargon dalam sebuah tulisan umum.
4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orangorang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan
dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata
percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan
terpelajar
5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang
dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang
disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada
semua lapisan masyarakat.
6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya
berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada
makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna
kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir
bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya
idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan
langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena
angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima
sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.