LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM PENTANAHAN
Disusun Oleh :
NOFRIZAL
NIM
: 1120201172
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan himpunan mineral, bahan organic, endapan-endapan
beserta campuran partikel dengan beragam ukuran. Ukuran partikel tanah dapat
bervariasi , dari ukuran lebih besar dari 100 mm sampai ukuran lebih kecil dari
0,001 mm. segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah
yang kering mungkin hanya terdapat dua bagian saja, yaitu butiran tanah dan poripori udara. Tanah dalam keadaan jenuh terdiri dari butiran tanah dan air pori.
Tanah dalam keadaan tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu butiran padat, poripori udara, dan air pori. Bagian bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk
diagram fase seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1
atau
pentanahan
peralatan.
Pentanahan
peralatan
adalah
penghubungan bagian bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak
dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara bagian bagian
peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian bagian ini dengan tanah sampai
pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi baik kondisi normal
maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan ini berguna untuk memperoleh
potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk
memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke
tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah
dengan tahanan yang tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar
dan berbahaya.
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan
atau dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan
dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam
yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi)
tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang
menyentuhnya.
b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal
ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu
membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan
lancer.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang
ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus
ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah
dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini
diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang
menyangkut gangguan hubung tanah.
BAB II
TAHANAN JENIS TANAH
tanah atau kelembaban tanah, maka konduktivitas daripada tanah akan semakin
besar sehingga tahanan tanah semakin kecil.
2.1.4. Pengaruh Temperatur Tanah
Temperatur tanah sekitar elektroda pembumian juga berpengaruh pada
besarnya tahanan jenis tanah. Hal ini terlihat sekali pengaruhnya pada temperatur
di bawah titik beku air (0C), dibawah harga ini penurunan temperatur yang
sedikit saja akan menyebabkan kanaikan harga tahanan jenis tanah dengan cepat.
Gejala di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ; pada temperatur di bawah titik
beku air (0C) , air di dalam tanah akan membeku, molekul-molekul air dalam
tanah sulit untuk bergerak, sehingga daya hantar listrik tanah menjadi rendah
sekali.
Bila temperatur anah naik, air akan berubah menjadi fase cair, molekulmolekul dan ion-ion bebas bergerak sehingga daya hantar listrik tanah menjadi
besar atau tahanan jenis tanah turun. Pengaruh temperatur terhadap tahanan jenis
tanah dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
t =0 +(1+ t)
dimana :
t
r 2 , dan
2
rapat arus radial pada jarak r adalah J = I/2 r .
Bila adalah tahanan jenis tanah, maka kuat medan dalam tanah pada arah
radial dengan jarak r adalah E(r) = J.
Jadi,
E ( r )=
I
2 r2
Potensial pada jarak r dari elektroda adalah integral dari gaya listrik dari
jarak r ke titik tak berhingga :
V = E ( r ) dr =
r
I
2 r
2 r
I 1 1
2 a 2a
V 4=
I 1 1
2 2a a
dan
I
2 a
I 1 1
1 1
+
2 a 2 a 2a a
Dan
V 34=
V 34
=
I
2 a
Jadi :
=2 a R 34
Bila a dalam meter dan R dalam Ohm maka tahanan jenis dalam Ohm
meter. Dengan alat ukur yang dibuat untuk ini yang terdiri dari geberator yang
diputar dengan tujuan dan Ohm meter, dapat dibaca langsung tahanan anatara
elektroda arus dan elektroda tegangan.
Bila tahanan diantara tiap tiap batang pengetanahan diukur dengan arus
konstan, tiap pengukuran dapat ditulis sebagai berikut :
R12=
V 12
=R11 + R222 R 12
I
R13=
V 13
=R 11 + R332 R13
I
R23=
V 23
=R 22+ R332 R23
I
V 12 +V 13V 23
=2 R112 R12 2 R13 +2 R 23
I
Tetapi,
V 13=V 12 +V 23
Jadi :
R=
V 12
=R11R 12R 13+ R 23
I
Akhirnya :
R11 =R + R12+ R 13R23
Tahanan batang pengetanahan dari elektroda I diberikan jika kita dapat
membuat :
R12+ R 13R23=0
Keadaan ini dapat diperoleh dengan mengatur posisi elektroda 2.
BAB III
ELEKTRODA PENTANAHAN
3.1.JENIS-JENIS ELEKTRODA PEMBUMIAN
Jenis elektroda pembumian berkaitan dengan tahanan jenis elektroda
tersebut. Misalkan elektroda berbahan dasar aluminium dibandingkan dengan
elektroda berbahan dasar tembaga yang memiliki luas penampang dan panjang
yang sama. Nilai tahanan elektroda aluminium akan lebih besar dibandingkan
dengan elektroda berbahan dasar tembaga. Karena tahanan jenis aluminium lebih
besar dibanding tahanan jenis tembaga. Dimana aluminium memiliki tahanan
jenis 0.0283 x 10 -6 m dan tembaga 0.0177 x x 10 -6 m. Tetapi karena nilainya
yang sangat kecil maka pengaruh dari tahanan jenis diabaikan.
3.1.1. Konduktor Pentanahan
Konduktor yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain:
Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga
dimana :
A : penampang konduktor (circular mills)
I : arus gangguan (Ampere)
t : lama gangguan (detik)
Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0 C )
Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C )
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang
minimum dari konduktor tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan.
3.1.2.
setelah diketahui tata letak peralatan yang akan diketanahkan serta sistem
pentanahan yang akan digunakan. Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan
panjang konduktor pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh, bukan
tegangan langkah dan tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan
langkah yang timbul di dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya
lebih kecil daripada tegangan sentuh tersebut.Pentanahan peralatan gardu induk
mula mula dilakukan dengan menanamkan batang konduktor tegak lurus
permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya dengan sistem penanaman
elektroda secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) dan gabungan sistem
grid dengan rod.
3.1.3. Penentuan Jumlah Batang Pentanahan
dimana :
Nmin
Ig
i
3.1.4. Kedalaman
Semakin dalam elektroda tertanam dan semakin besar luas penampang
elektroda yang bersentuhan dengan tanah sehingga nilai tahanan pembumian akan
semakin kecil karena semakin besar permukaan yang bersentuhan dengan tanah.
3.1.5. Bentuk elektroda
Beberapa bentuk elektoda pembumian adalah sebagai berikut
1. Elektroda pita
Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau penampang
bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Ukuran
minimum elektroda pita adalah 2mm2 dan tebalnya 2 mm atau penghantar pilin
35 mm2. Berbagai bentuk elektroda pita dapat dilihat pada berikut :
3. Elektroda batang
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama
kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini
banyak digunakan pada gardu induk. Secara teknis, elektroda jenis ini mudah
pemasangannya dan tidak memerlukan lahan yang luas. Elektroda batang
biasanya ditanam dengan kedalaman yang cukup dalam.
BAB IV
TAHANAN PENTANAHAN
seharusnya. Idealnya suatu pentanahan besar tahanannya nol ohm. Tidak ada satu
standar mengenai ambang batas nilai tahanan pentanahan yang harus diikuti oleh
semua badan.
Ada
sedangka lapisan
2 1
2+ 1
BAB V
HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan pengukuran tahanan tanah terhadap titik netral pada
bangunan di Universitas Lancang Kuning tepat nya di kampus teknik pada tanggal
18 mei 2014 di dapatkan data sebagai berikut :
2 Elektroda 1 bangunan / titik netral
Pada Elektroda yang panjang 1 meter dan berjarak 3 meter antara Elektroda
batang kondisi tanah kering di dapat kan hasil pengukuran nya sbb :
Grounding
bangunan
Grounding titik
netral
Elektroda panjang 1
meter
40 ohm
40 ohm
Elektroda panjang 20
cm
140 ohm
140 ohm
Pada Elektroda yang panjang 1 meter dan berjarak 3 meter antara Elektroda
batang tapi tanah telah di basahi di dapat kan hasil pengukuran nya sbb :
Grounding
bangunan
Grounding titik
netral
Elektroda panjang 1
meter
40 ohm
35 ohm
Elektroda panjang 20
cm
110 ohm
110 ohm
Untuk hasil percobaan 3 Elektoda yang berjarak 5 meter antara Elektroda batang
kondisi tanah kering di dapat kan hasil sbb :
Grounding titik
netral
Elektroda panjang 1
meter
110 ohm
Elektroda panjang 20
cm
170 ohm
Untuk hasil percobaan 3 Elektoda yang berjarak 10 meter antara Elektroda batang
kondisi tanah kering di dapat kan hasil sbb :
Grounding titik
netral
Elektroda panjang 1
meter
110 ohm
Elektroda panjang 20
cm
190 ohm
Untuk hasil percobaan 3 Elektoda yang berjarak 10 meter antara Elektroda batang
kondisi tanah basah di dapat kan hasil sbb :
Grounding titik
netral
Elektroda panjang 1
meter
140 ohm
Elektroda panjang 20
cm
105 ohm
sebagai berikut :
1. Tahanan elektroda pentanahan untuk
elektroda tunggal maupun ganda akan
bernilai semakin kecil bila elektroda
tersebut ditanam semakin dalam dari
permukaan tanah.
2. Untuk dua batang elektroda, bila jarak
antara kedua elektroda menjadi lebih besar
dari panjang elektroda, maka nilai tahanan
total pentanahan akan semakin kecil.
3. Nilai tahanan pentanahan yang bernilai
paling kecil untuk elektroda yang tertanam
di tanah yaitu pada kondisi
jenis tanah kering dibandingkan pada
kondisi tanah basah lebih
kecil dibandingkan dengan tanah kering.
4. Hasil pentanahan di pengaruhi oleh panjang Elektroda,banyak nya
elektroda yang di pasang,kondisi tanah,dll.
TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/nilai-resistansi-grounding-yangbaik
http://id.scribd.com/doc/50072070/jbptunikompp-gdl-bambangram-15294-3babiihttp://kimjoe.wordpress.com/tag/pengertian-sistem-pentanahan-grounding-sistem
http://kk.mercubuana.ac.id/files/14069-12-386294314256.doc
http://lhanajie.blogspot.com/2011/12/ketika-bersama-dirinya.html
http://www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1678
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener15a.html
http://www.scribd.com/doc/30406266/127/elektroda-pentanahan-dan-tahananpentanahan