EUTHANASIA
Disusun Oleh :
Fathur Rozak (14201.06.14011)
Lailatul Syadiah (14201.06.14025)
Syaiful Islam (14201.06.14039)
MAKALAH
EUTHANASIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar
Ilmu Dasar Keperawatan I (IKD I)
Mengetahui,
Dosen Mata Ajar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada bapak proklamator sedunia
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia yaitu: Nabi
Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban kami sebagai
mahasiswa di STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG kami susun dalam
bentuk kajian ilmiah dengan judul EUTHANASIA dan dengan selesainya penyusunan
makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. KH.Moh.Hasan Mutawakkil Alallah, SH,M.M. sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong.
2. NS. Iin Aini Isnawaty ,Skep, M.Kes. Sebagai ketua STIKES HAFSHAWATY Zainul
Hasan Genggong.
3. NS.Achmad Kusayri,S.Kep.M,kep sebagai ketua prodi s1 keperawatan.
4. Anita Fatarona, S.Kep.Ns sebagai dosen mata ajar Ilmu Keperawatan Dasar I.
5. Santi Damayanti, A.md sebagai ketua perpustakaan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
6. Teman teman kelompok sebagai anggota penyusunan makalah ini.
Atas tersusunnya makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna oleh karena itu kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran
berupa masukan dari pahak dosen dan para audience untuk perbaikan dan penyempurnaan
pada makalah ini.
Probolinggo, september 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Persetujuan..........................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang...............................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................2
Tujuan............................................................................................2
Manfaat..........................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Definisi Euthanasia.........................................................................4
Kategori Euthanasia ..4
Jenis Euthanasia
Metode Euthanasia..
Alasan Euthanasia
Dampak Euthanasia.
Aspek Euthanasia
Contoh Kasus Euthanasia
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................9
3.2 Saran ..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui tentang Euthanasia.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi Euthanasia.
2. Menjelaskan kategori Euthanasia.
3. Menjelaskan jenis-jenis Euthanasia.
4. Menjelaskan metode Euthanasia.
5. Menjelaskan alasan Euthanasia.
6. Menjelaskan dampak Euthanasia.
2
Bagi Mahasiswa
a. Bisa memahami tentang Euthanasia.
b. Menambah wawasan dan informasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang artinya indah, bagus, terhormat, dan
thanatos yang
berarti
kematian.
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI),
euthanasia adalah tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk (orang ataupun
hewan piaraan) yang mengalami sakit berat atau luka parah dengan kematian yang tenang dan
mudah atas dasar perikemanusiaan sehingga dapat disimpulkan bahwa euthanasia adalah praktek
pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap dapat meminimalkan
rasa sakit, bahkan tanpa rasa sakit sekalipun.
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti baik, dan thanatos,
yang berarti kematian (Utomo, 2003:177). Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu arrahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan
atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga berarti
mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang
kematiannya (Hasan, 1995:145).
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan
euthanasia pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan
memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan
penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut
perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang
biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan hanya akan
memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang sudah parah
(Utomo, 2003:176).
2.2 Kategori Euthasania
Euthanasia ditinjau dari Pemberian Izin
1. Eutanasia di luar kemauan pasien
Suatu tindakan eutanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap
hidup. Tindakan eutanasia semacam
bunuh diri atas pertolongan dokter. Di Amerika Serikat, kasus ini pernah dilakukan
oleh dr. Jack Kevorkian.
2.5 . Alasan Euthanisia
1. Adanya hak moral bagi setiap orang untuk mati terhormat, maka seseorang
mempunyai hak memilih cara kematiannya
2. Tindakan belas kasihan pada seseorang yang sakit, meringankan penderitaan sesama
adalah tindakan kebajikan
3. Tindakan belas kasihan pada keluarga pasien
4. Mengurangi beban ekonomi
2.6 Dampak Euthanisia
1. Sudut pandang Pasien
mudah putus asa karena tidak ingin dan tidak memiliki semangat untuk berjuang
melawan penyakitnya.
2. Sudut pandang Keluarga Pasien
aspek kemanusiaan dan ekonomi
2.7 Aspek Euthanisia
1. Aspek Hukum
Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari dokter sebagai
pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu
pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang. Sehingga
dalam aspek hukum, dokter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam tindakan
euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut. Tidak perduli
apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, untuk
mengurangi penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau rasa sakit yang sangat hebat
yang belum diketahui pengobatannya.
2. Aspek Hak Asasi
Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan sebagainya. Tapi tidak
tercantum dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati. Mati sepertinya justru
dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini terbukti dari aspek hukum
euthanasia yang cenderung menyalahkan tenaga medis dalam euthanasia. Sebetulnya
dengan dianutnya hak untuk hidup layak dan sebagainya, secara tidak langsung
seharusnya terbersit adanya hak untuk mati, apabila dipakai untuk menghindarkan diri
dari segala ketidak nyamanan atau lebih tegas lagi dari segala penderitaan yang hebat.
3. Aspek Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan kedokteran dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan upaya
tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien.
Apabila secara ilmu kedokteran hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan
kesembuhan ataupun pengurangan penderitaan. Segala upaya yang dilakukan akan sia
sia, bahkan sebaliknya dapat dituduhkan suatu kebohongan, karena di samping tidak
membawa kepada kesembuhan, keluarga yang lain akan terseret dalam pengurasan dana.
4. Aspek Agama
Kelahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan sehingga tidak ada seorangpun di
dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya
sendiri. Pernyataan ini menurut ahli ahli agama secara tegas melarang tindakan
euthanasia, apapun alasannya. Dokter bisa dikategorikan melakukan dosa besar dan
melawan kehendak Tuhan yaitu memperpendek umur. Orang yang menghendaki
euthanasia, walaupun dengan penuh penderitaan bahkan kadang kadang dalam keadaan
sekarat dapat dikategorikan putus asa, dan putus asa tidak berkenan dihadapan Tuhan.
2.8 Contoh Kasus Euthanasia
Kasus Hasan Kusuma Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22 Oktober 2004 telah
diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena tidak tega menyaksikan
istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan
disamping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu
alasan pula. Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia yang diluar
keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
dan setelah menjalani perawatan intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah
mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Euthanasia adalah suatu tindakan yang di lakukan oleh seorang tenaga medis untuk
mengakhiri hidup seseorang yang di rawatnya untuk memperingan beban hidupnya yang
mendapatkan persetujuan dari keluarga. Dengan alasan adanya hak moral bagi setiap
orang untuk mati terhormat, maka seseorang mempunyai hak memilih cara kematiannya,
tindakan belas kasihan pada seseorang yang sakit, meringankan penderitaan sesama
adalah tindakan kebajikan, tindakan belas kasihan pada keluarga pasien, mengurangi
beban ekonomi
3.2 Saran
Sebaiknya dalam penyusunan makalah penulis harus lebih mempunyai referensi
yang lebih banyak, baik dari buku maupun jurnal agar pengetahuan dan informasi yang
diperoleh lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA