Anda di halaman 1dari 7

ASKEP MALARIA

http://yandrifauzan.blogspot.com/
MALARIA

Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan
gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran
limpa dan berbagai kumpulan gejala dan pengaruhnya pada beberapa organ
misalnya otak, hati dan ginjal.
Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa.
Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax
menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum
menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan
Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, dan
Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan
membandingkan bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang
terdapat di dalam darah perifer maupun bentuk pre-eritrositik dari skizon yang
terdapat di dalam sel parenkim hati.
Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda
dan gejala yang dapat ditemukan adalah :
Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap
48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria
kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya
tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik.
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit 1 jam),
puncak demam (2 6 jam), dan tingkat berkeringat (2 4 jam). Demam akan
mereda secara bertahan karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam
tubuh dan ada respon imun.
Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
yang bertambah.
Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah
anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
a.
b.

Penghancuran eritrosit yang berlebihan


Eritrosit normal tidak dapat hidup lama

c.
Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum
tulang belakang.
d.

Ikterus

Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.

Patofisiologi
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi
melalui dua cara yaitu : Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina
yang mengandung parasit malaria. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam
eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah,
suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi
(congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal
sebagai berikut :
1. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena : pecahnya eritrosit yang
mengandung parasit, fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak
mengandung parasit, akibatnya terjadi anemia dan anoksia jaringan dan
hemolisis intravaskuler
2. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag
Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan
berbagai mediator endotoksin.
3. Pelepasan TNF
Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini
bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia, ARDS.
4. Sekuetrasi eritrosit
Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini
mengandung antigen malaria yang kemudian akan bereaksi dengan antibody.
Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan
membentuk gumpalan sehingga terjadi bendungan.
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
Tetesan preparat darah tebal
Tetesan preparat darah tipis
b.

Tes Antigen : p-f test

c.

Tes Serologi

d.

Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)

Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme,
dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur.
Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.
Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh

Intervensi keperawatan

Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme,


dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur.
INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri
Pantau suhu pasien, perhatikan
pasien menggigil/ diaforesis.

Pantau suhu lingkungan , batasi /


tambahkan linen tempat tidur sesuai
indikasi.

Berikan kompres mandi hangat,


hindari penggunaan alkohol.

Suhu 38,9- 41,1 c menunjukkan


proses penyakit infeksius akut. Pola
demam dapat membantu dalam
diagnosis mis: kurva demam lanjut
berakhir lebih dari 24 jam
menunjukkan pneumonia, demam.
Menggil merupakan puncak suhu.

Suhu ruangan/ jumalh selimut harus


diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal.

Dapat membantu mengurangi


demam.

Kolaborasi
Berikan antipiretik misalnya : ASA
(Aspirin), asetaminofen (Tylenol).

Digunakan untuk mengurangi demam


dengan aksi sentral pada
hipotalamus, meskipun demam
mungkin dapat berguna dalam
membatasi pertumbuhan organisme
dan meningkatkan autodestruksi dari
sel- sel yang terinfeksi.

Berikan selimut pendingin

Digunakan untuk mengurangi demam


dengan umumnya lebig besar dari
39,5- 40 c pada waktu terjadi
kerusakan/ gangguan pada otak.

Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri
Catat status nutrisi pasien, catat
turgor kulit , berat badan dan derajat
kekurangan berata badan, integritas
kulit, adanya tonus usus, riwayat
mual/ muntah atau diare.
Pastikan pola diet biasa pasien, yang
disukai/ tidak disukai.

Berguna untuk mendefinisikan


derajat/ luasnya masalah dan pilihan
intervensi yang tepat.

Membantu dalam mengidentifikasi


kebutuhan/ kekuatan khusus.
Pertimbangkan keinginan individu
untuk memperbaiki makanan.

Awasi masukan/ pengeluaran dan


berat badan secara periodik.

Berguna dalam menukur keefektifan


nutrisi dan dukungan cairan.

Selidiki anoreksia, mual, muntah dan


catat kemungkinan hubungan dengan
obat. Awasi frekuensi, volume,
konsistensi feses.

Dapat mempengaruhi pilihan diet dan


mengidentifikasi area pemecahan
masalah untuk meningkatkan
pemasukan / penggunaan nutrien.

Dorong makan dengan sering dengan


porsi sedikit.

Membantu menghemat energi


khususnya bila kebutuhan metabolik
meningkat saat demam.

Berika perawatan mulut sesudah


maupun sebelum tindakan.

Dorong orang terdekat untuk

Menurunkan rasa tak enak karena


sisa muntah atau obat untuk
pengobatan respirasi yang
merangsang pusat muntah.

Membuat lingkungan sosial lebih

memberikan makanan.

Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan
komposisi diet.

Konsul dengan terapi pernafasan


untuk jadwal pengobatan 1- 2 jam
sebelum/ sesudah makan.

Awasi pemeriksaan laboratorium


contohnya: BUN, protein, serum, dan
albumin.

normal selama makan dan membantu


memenuhi kebutuhan personal dan
kultural.

Memberikan bantuan dalam


perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan metabolik
pasien.
Dapat membantu menurunkan
insiden mual/ muntah sehubungan
dengan obat atau efek pengobatan
pernafasan pada perut yang penuh.

Nilai rendah menunjukkan malnutrisi


dan menunjukkann kebutuhan
intervensi/ perubahan program
terapi.

Berikan terapi yang tepat.


Demam meningkatkan kebutuhan
metabolik dan juga komsumsi kalori.

Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:
Pertahankan tirah baring pada pasien
selama fase akut.

Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan relaksasi.

Berikan tindakan nonfarmakologi


untuk menghilangkan sakit kepala,
misal; kompres dingin, pijat,
relaksasi.

Menurunkan tekanan vaskular


serebral dan memperlambat respon
simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.

Minimalkan aktivitas yang dapat


meningkatkan sakit kepala.

Bantu pasien dalam ambulasi sesuai


kebutuhan.

Aktivitas yang meningkat


menyebabkan sakit kepala karena
adanya peningkatan tekanan
vaskular serebral.

Berikan cairan, makanan lunak,


perawatan mulut yang teratur jika
terjadi perdarahan hidung.

Pasien biasanya mengalami pusing


juga kadang mengalami hipotensi
postural.

Kolaborasi:

Meningkatkan kenyamanan umum.


Kompres hidung dapat mengganggu
menelan atau membutuhkan napas
mulut.

Berikan analgesic sesuai indikasi

Berikan antiansietas: lorazepam,


diazepam.
Menurunkan nyeri dan menurunkan
rangsang simpatis.

Mengurangi tegangan &


ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress.

Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh


INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri
Tingkatkan tirah baring atau duduk.
Berikan lingkungan tenang.

Ubah posisi dengan sering. Berikan


perawatan kulit yang baik

Lakukan tugas dengan cepat dan


sesuai toleransi.

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,


bantu melakukan latihan rentang
gerak sendi pasif atau aktif.

Meningkatkanistirahat dan
ketenangan.

Meningkatkan fungsi pernafasan &


meminimalkan tekanan pada area
tertentu.

Memungkinkan periode tambahan


istirahat tanpa gangguan

Tirah baring lama dapat menurunkan


kemampuan.

Gunakan teknik manajemen stress,


contoh relaksasi, bimbingan imjinasi.
Berikan aktivitas hiburan.

Awasi terulangnya anoreksia dan


nyeri tekan pembesaran hati.

Meningkatkan relaksasi, memusatkan


kembali perhatian dan dapat
meningkatkan koping.

Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi: sedatif,
agen antiansietas.

Menunjukkan kurangnya
resolusi/eksaserbasi, memerlukan
istirahat lanjut.

Membantu dalam manajemen


kebutuhan tidur

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. E. Mariylynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC


Mansjoer. A. (2000). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media aesculapius.
FK UI. (1996). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Spiritia.
(2000), Malaria. (http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/malaria.html,
diperoleh pada tanggal 24 September 2008.

Anda mungkin juga menyukai