Anda di halaman 1dari 13

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PENCEMARAN UDARA

AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI KAWASAN TERMINAL


LANDUNGSARI KOTA MALANG

MAKALAH PROJEK

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Ilmu Pengetahuan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes.

Oleh:
Kelompok 9/Biologi/Offering H/2014
Maulidan Asyrofil Anam
(140342604964)
Melati Putri Pertiwi
(140342604503)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor.
Perubahan lingkungan pada umumnya disebabkan oleh pencemaran udara yaitu
masuknya zat pencemar ke dalam udara (Soedomo, 2011).
Udara bumi yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1%
uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain. Mahluk hidup membutuhkan oksigen
yang terdapat di dalam udara untuk dapat melakukan respirasi. Nitrogen
dibutuhkan mahluk hidup untuk mensintesis protein dalam tubuh. Begitu pula
dengan gas-gas lainnya memiliki peran masing-masing dalam keberlangsungan
kehidupan mahluk hidup.
Seiring dengan berjalannya waktu, kualitas udara di alam semakin buruk.
Hal ini dikarenakan adanya pencemaran udara di alam. Pencemaran udara
dihasilkan dari asap-asap kendaraan bermotor, asap-asap pabrik, atau oleh
pembakaran plastik dan limbah-limbah rumah tangga. Udara yang tercemar
banyak mengandung racun di dalamnya. Misalnya pada asap kendaraan bermotor,
terkandung racun berupa gas CO di dalamnya.
Di Indonesia kendaraan bermotor meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahun, gas buang yang di timbulkan dari kendaraan bermotor tersebut
menimbulkan polusi udara sebesar 70 sampai 80 persen, sedangkan pencemaran
udara akibat industri hanya 20-30 persen saja. Banyak polusi udara terjadi di
mana-mana yang disebabkan oleh banyak hal antara lain : asap kendaraan, asap
pabrik, pembakaran sampah dan sebagainya. Asap kendaraan merupakan
penyebab terbesar terjadinya polusi udara karena perkembangan teknologi pada
berbagai bidang khususnya di bidang transportasi dewasa ini, mengakibatkan
jumlah kendaraan bermotor dengan berbagai jenis dan merk meningkat cukup
tinggi. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang ada disebabkan semakin
tingginya aktivitas masyarakat yang sangat membutuhkan sarana transportasi
untuk kelancaran aktivitas mereka (Budirahardjo, 1991).

Di kawasan Jalan Veteran di Kota Malang, terdapat asap-asap yang berasal


dari kendaraan bermotor yang setiap hari melintasi jalan tersebut. Asap-asap ini
tentu menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran udara di kawasan tersebut.
Mengingat begitu pentingnya udara dalam kehidupan, oleh karena itu perlu
diadakannya suatu pengelolaan pencemaran udara yang didasari dan didukung
dengan peraturan perundangan yang ada.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, penyusun
menentukan beberapa permasalahan dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai
berikut.
1. Bagaimana strategi dan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan
pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor di sekitar Jalan
Veteran Malang?
2. Apa akibat dari pencemaran udara asap kendaraan bermotor di sekitar
Jalan Veteran Malang terhadap kesehatan pengguna jalan dan
masyarakat sekitar?
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh strategi dan kebijakan yang tepat dalam
pengelolaan pencemaran udara asap kendaraan bermotor di sekitar
Jalan Veteran Malang.
2. Untuk mengetahui akibat dari pencemaran udara asap kendaraan
bermotor di sekitar Jalan Veteran Malang terhadap kesehatan pengguna
jalan dan masyarakat sekitar.

Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Dapat diperoleh strategi dan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan
pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor di sekitar Jalan
Veteran Malang.
2. Dapat diperoleh informasi tentang akibat dari pencemaran udara oleh
asap kendaraan bermotor di sekitar Jalan Veteran Malang terhadap
kesehatan pengguna jalan dan masyarakat sekitar.

BAB II
KAJIAN TEORI
Udara Terpolusi
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap
H2O dan karbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi
tergantung dari cuaca dan suhu (Fardiaz, 2006).
Konsentrasi CO2 di udara selalu rendah, yaiu sekitar 0,03%. Konsentrasi
CO2 mungkin naik, tetapi masih dalam kisaran beberapa per seratus persen,
misalnya di sekitar proses-proses yang menghasilkan CO 2 seperti pembusukan
sampah tanaman, pembakaran, atau di sekitar kumpulan massa manusia di dalam
ruangan terbatas yaitu karena pernafasan. Konsentrasi CO 2 yang relatif rendah
dijumpai di atas kebun atau ladang tanaman yang sedang tumbuh atau di udara
yang baru melalui lauta. Konsentrasi yang relatif rendah ini disebabkan oleh
absorbsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis dan karena kelaruta CO 2 di dalam
air. Tetapi pengaruh proses-proses tersebut terhadap konsentrasi total CO 2 di
udara sangat kecil karena rendahnya konsentrasi CO2.
Komposisi udara kering dimana semua uap air telah dihilangkan relatif
konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan di sekitar laut
dapat dilihat pada Tabel 1. Konsentrasi gas dinyatakan dalam persen atau per
sejuta (ppm=part per million), tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil
biasanya dinyatakan dalam ppm. Selain gas-gas lain yang mungkin terdapat di
Tabel 1. masih ada lagi gas-gas lain yang mungkin terdapat di udara tetapi
jumlahnya sangat kecil, yaitu kurang dari 1 ppm.
Tabel 2.1 Komposisi udara kering dan bersih
Komponen
Nitrogen

Formula
N2

Persen volume
78,08

ppm
780.800

Oksigen

O2

20,95

209.500

Argon

Ar

0,934

9.340

Karbon diokside

CO2

0,0314

314

Neon

Ne

0,00182

18

Helium

He

0,000524

Metana

CH4

0,0002

Kripton
Kr
0,000114
1
Sumber : Stoker dan Seager (1972) dalam Srikandi, 2006.
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Beberapa gas seperti sulfur diokside (SO2), hidrogen sulfide (H2S), dan karbon
monokside (CO) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari
proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman,
kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partike padatan atau cairan
berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau
gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutan alami tersebut, polusi udara
juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.
Polutan primer, yaitu polutan yang mencakup 90% dari jumlah polutan
udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut.
1

Karbon monokside (CO)

Nitrogen okside (NOx)

Hidrokarbon (HC)

Sulfur diokside (SOX)

Partikel
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, di mana hampir 60%

dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monokside dan sekitar 15% terdiri
dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lain misalnya pembakaran, proses
industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah karbon
monokside yang mencapai hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang
ada.
Toksisitas kelima kelompok polutan tersebut berbeda-beda, dan Tabel 2.
menyajikan toksisitas relatif masing-masing kelompok polutan tersebut. Ternyata
polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti
berturut-turut dengan NOX, SOX, hidrokarbon, dan yang paling rendah
toksisitasnya adalah karbon monokside.
Tabel 2.2 Toksisitas relatif polutan *
Level toleransi
Polutan
Toksisitas relatif
ppm
ug/m3
CO
32
40.000
1,00
HC
19.300
2,07

SOX
0,5
1.430
28,0
NOX
0,25
514
77,8
Partikel
375
106,7
Sumber : Babcock (1971) dalam Srikandi, 2006.
B. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat energi atau
komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara turun
sampai ke tingkat tertentu menyebabkan udara tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sumber pencemaran adalah setiap usaha atau kegiatan yang mengeluarkan bahan
pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi lapisan toposfer
yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnya.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat polusi udara tertinggi
ketiga di dunia. Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber
polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya
berkisar antara 10-15%. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan/ladang dan lain-lain. Hal ini diakibatkan
oleh laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian
besar kendaraan bermotor tersebut menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan
bakar dengan kualitas kurang baik. (Studi Bappenas dalam Irawan, 2009).
Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari
pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa
alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas,
dan awan panas.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Sedangkan
7

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang


Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Faktor utama

yang mempengaruhi pencemaran udara

adalah jumlah

pencemar yang diemisikan ke dalam udara. Tetapi pengalaman menunjukkan


bahwa walaupun sumber yang sama mengeluarkan pencemar dari hari ke hari,
kadang kala udara bersih dan kadang kala tercemar. Kadar cemaran juga
tergantung pada keadaan cuaca. Disamping itu, untuk jumlah emisi yang sama dan
keadaan meteorologi yang sama, kadar cemaran udara dipengaruhi oleh bentuk
dan susunan geometri sumbernya, termasuk ketinggian emisi di atas tanah dan
luas daerah tersebarnya sumber itu. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi
pencemaran udara adalah :
1

Jumlah total cemaran yang dikeluarkan atau diemisikan seperti jumlah


cemaran yang dihasilkan kegiatan industri, kendaraan bermotor, rumah
tangga dan pembakaran terbuka.

Keadaan meteorologi seperti kemantapan udara, arah dan kecepatan angin.

Bentuk susunan sumber seperti cerobong asap pabrik, asap kendaraan


bermotor, asap hasil pembakaran hutan dan lain-lain.
Kasus pencemaran udara yang terjadi akibat industri diakibatkan oleh

pembuangan gas pembakaran mesin diesel dan gas sisa produksi yang dibuang
melalui cerobong asap, namun dalam kasus ini cerobong asap yang dipergunakan
sebagai saluran pembuangan sekaligus penyaringan udara sisa sebelum dibuang
tidak memiliki spesifikasi yang baik dalam mengurangi polusi. Selain itu
ketinggian dan kemiringan cerobong asap juga harus ideal sehingga udara sisa
yang dibuang tidak mengenai lingkungan tempat tinggal warga.
Mengingat begitu pentingnya udara dalam kehidupan, oleh
karena itu perlu diadakannya suatu pengelolaan pencemaran
udara

yang

didasari

dan

di

perundangan yang ada.

dukung

dengan

peraturan

Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan


kegiatan sumber tidak bergerak, sumber bergerak spesifik yang dilakukan dengan
upaya pengendalian sumber emisi dan sumber gangguan yang bertujuan untuk
mencegah turunnya mutu udara ambien. Cara yang nyata untuk mengendalikan
pencemaran udara adalah dengan mencegah pencemar memasuki atmosfer, tidak
ada cara untuk melakukan hal ini dengan sempurna. Semua kegiatan manusia
menghasilkan limbah, sebagian dari limbah ini dengan sendirinya akan memasuki
udara. Pengadaan dan penggunaan energi, berbagai cara pengangkutan, dan
kegiatan yang umum dilakukan seperti pengecatan rumah dan cuci-kimia
semuanya menggunakan udara sebagai sarana untuk menyingkirkan bahan
kotoran. Karena meniadakan sama sekali semua kegiatan ini

kurang

memungkinkan untuk dilakukan, maka harus dicari cara penyingkirannya, yang


menghasilkan pencemar berkadar rendah dan aman bagi lingkungan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Riset
Menyebarkan kuisioner dan wawancara terhadap pengguna jalan dan
masyarakat sekitar Jalan Veteran Malang. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dan menggunakan metode langsung.
B. Waktu dan Lokasi
Penelitian dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 19 dan 22
Oktober 2014 dengan lokasi di Jalan Veteran Malang.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
Populasi yang digunakan adalah warga usia produktif sekitar kawasan
Jalan Veteran, perbandingan antara sampel warga laki-laki dengan sampel warga
perempuan adalah 1:1. Teknik sampling adalah Simple Random Sampling.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera dan
kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah sebagai berikut:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
No
.
1
2
3
4

Pertanyaan

Jawaban

Seberapa sering anda melewati


kawasan terminal Landungsari?
Jenis kendaraan apa yang sering anda
gunakan sehari-hari?
Jenis bahan bakar apa yang anda
gunakan?
Menurut Anda, bagaimana
intensitas/kepadatan kendaraan
bermotor di kawasan terminal
Landungsari?

10

6
7

Tahukah Anda mengenai hubungan


kepadatan kendaraan bermotor
dengan tingkat pencemaran udara di
kota Malang?
Solusi apa yang anda tawarkan untuk
membantu mengatasi masalah
pencemaran udara di kota Malang?
Pernahkah Anda melakukan tindakan
untuk membantu mengurangi
pencemaran udara di kota Malang?

E. Teknik Mengumpulkan Data


Penelitian dilakukan dengan metode sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan dengan survei lokasi di Kota Malang tepatnya di
Jalan Veteran Malang.
2. Menyebarkan kuesioner mengenai pencemaran udara oleh asap kendaraan
bermotor di sekitar Jalan Veteran Malang kepada pengguna jalan dan
masyarakat sekitar.
3. Studi lapangan melihat kondisi lingkungan di sekitar Jalan Veteran Malang
serta mewawancarai pengguna jalan dan masyarakat sekitar.
4. Studi literatur untuk referensi dalam melaksanakan penelitian. Kegiatan
dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi tentang teori
yang bisa diterapkan dalam pengelolaan pencemaran udara yang
dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.
5. Setelah didapat kesimpulan terhadap keadaan lingkungan di sekitar Jalan
Veteran Malang maka didapat beberapa strategi yang tepat terhadap
pengelolaan pencemaran udara.
F. Hasil dan Analisis Data
Tabel 1. Hasil Jawaban Responden Terhadap Angket/ Kuisioner yang
Diberikan
N
O
1
2

INDIKATOR
a.
Intensitas melewati b.
c.
Jalan Veteran
d.
Jenis
kendaraan a.

Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Mobil pribadi
11

RESPONDEN
L
P
8
3
6
8
11
13
0
1
4
1

TOTAL
11
14
24
1
5

b. Sepeda motor
c. Kendaraan
umum
d. Mobil pribadi
dan sepeda
motor
yang digunakan
e. Sepeda motor
dan vespa
f. Sepeda motor
dan Kendaraan
umum
g. Jalan kaki
a. Pertamax
b. Premium
c. Bio solar
Jenis bahan bakar d. Pertamax dan
Premium
yang digunakan
e. Premium dan
Campuran
premium+oli
f. Lain-lain, ....
Intensitas
a. Sering sekali
b. Sering
kepadatan
c. Jarang
kendaraan

19

15

34

0
1
19
2

1
2
20
2

1
3
39
4

0
10
14
1

1
14
9
2

1
24
23
3

bermotor di Jalan

d. Tidak pernah

a. Ya

21

23

44

b. Tidak

c. Ragu-ragu

Veteran
Pengetahuan
masyarakat
mengenai
hubungan
kepadatan
5

kendaraan
bermotor dengan
peningkatan
penyumbangan
polusi udara di

Kota Malang
Tabel 2. Solusi yang Diberikan Responden untuk Mengatasi Permasalahan
Polusi Udara di Jalan Veteran
SOLUSI RESPONDEN
12

LAKI-LAKI
1. Kenaikan tarif pajak untuk
kendaraan pribadi.
2. Memperbanyak angkutan umum.
3. Menggunakan sepeda pancal.
4. Penanaman pohon yang merata di
sekitar Jalan Veteran.
5. Pembuatan alat/ teknologi yang
dapat mengurangi emisi gas
buangan.
6. Pengalihan jalur atau jalan dan
pembuatan jalan lagi..
7. Pengurangan kendaraan pribadi,
khususnya mobil.
8. Pemberlakuan sistem 3 in 1 untuk
mobil pribadi.
9. Penambahan taman kota.
10. Pengurangan pasokan kendaraan
bermotor dari dealer.
11. Mengurangi pusat-pusat keramaian
seperti pusat perbelanjaan dan
tempat penginapan

PEREMPUAN
1. Kenaikan tarif pajak untuk
kendaraan pribadi.
2. Menaikkan harga motor dan BBM.
3. Pembuatan tempat parkir dan
penjemputan anak sekolah, agar
kendraan tidak memadati Jalan
Veteran yang menyebabkan macet
dan polusi udara.
4. Penanaman pohon di sekitar Jalan
Veteran.
5. Mengadakan car free day atau hari
bebas kendaraan bermotor.
6. Penggunaan masker.
7. Penerapan buka tutup jalan.
8. Pembatasan
kepemilikan
kendaraan pribadi.
9. Menciptakan
bahan
bakar
alternatif dari tumbuh-tumbuhan
dan yang tanpa menghasilkan
asap.
10. Pengaturan kendaraan/ transportasi
untuk warga seperti di luar negeri.
11. Pemberian alat transportasi yang
layak.
12. Pemberlakuan sistem 3 in 1 untuk
mobil pribadi.
13. Pembatasan pengendara di jamjam tertentu.
14. Penggunaan kendaraan umum.
15. Penggunn
bio-pertamax
bagi
pengendara berekonomi keatas.
16. Pengurangan
intensitas
penggunaan kendaran pribadi
ketika tujuan perjalanan dekat.
17. Pemindahan mall (MATOS).
18. Program sehari tanpa kendaraan.

13

Anda mungkin juga menyukai