Anda di halaman 1dari 123

Universitas Sangga Buana

Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan


USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Umum

Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim, peranan pelayanan


adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintah,
pertahanan/keamanan

dan

sebagainya.

Bidang

kegiatan

pelayanan

sangat luas yang meliputi angkutan penumpang dan barang, penjagaan


pantai, dan hodrografi dan masih banyak jenis pelayanan lainnya.
Bidang kegiatan pelayaran dapat dibagi menjadi 2 yaitu niaga dan
bukan niaga. Pelayanan niaga adalah usaha pengankut barang, terutama
barang dagangan, melalui laut antar tempat atau pelabuhan. Pelayaran
bukan niaga meliputi pelayaran kapal patroli, survey kelautan dan
sebagainya.
Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai perang sangat penting
dalam sistem angkutan laut. Hampir semua barang iimpor, ekspor dan
muatan dalam jumlah sangat besar diangkut dengan kapal laut, walaupun
diantara

tempat

tempat

dimana

pengankutan

terdapat

fasilitas

angkutan lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengigat
kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar dari pada sarana
angkutan lainnya. Sebaagai contoh pengankutan minyak yang mencapai
puluhan bahkan ratusan ribu ton, apabila harus diangkut dengan truk
tangki diperlukan ribun kendaraan. Dengan demikian untuk muatan dalam
jumlah besar, angkut dengan kapal akan memerlukan waktu lebih singkat,
tenaga kerja lebih sedikit dan biaya lebih murah. Selain itu untuk
angkutan barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya
sarana yangpaling sesuai.
Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan prasarana
yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupan tempat pemberhentian
(terminal) kapal setelah melakukan pelayaran dipelabuhan ini kapal
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 1

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

melakukan berbagai

kegiatan seperti

menaik-turunkan

penumpang,

bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan
reparasi

mengadakan

pembekalan

dan

sebagainya.

Untuk

bisamelaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus dilengkapi


dengan

fasilitas

seperti

pemecah

gelombang,

dermaga,

perlatan

tambatan peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang halaman


untuk menimbun barang, perkantoran baik untuk pengelola pelabuhan
maupun untuk maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang,
perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyedia air bersih dan
sebagainya.
1.2

Defenisi Pelabuhan

Dalam bahasa indonesia dikanal dua istilah yang berhubungan dengan


arti pelabuhan yaitu bandar dan pelabuhan. Kedua istilah tersebut sering
tercampur

aduk

sehigga

sebagian

orang

mengartikannya

sama.

Sebenarnya arti kedua istilah tersebut berlainan.


Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya
merukan daerah perairan dengan bangunan-bangunan yang diperlukan
untuk pembentuknya, perlindungan dan perawatan, seperti pemecah
gelombang,

jetti

dan

sebagainya,

dan

hanya

merupakan

tempat

persigahannya kapal untuk berindung, mengisi bahan bakar, reparasi dan


sebagainya. Suatu estuari atau muara sungai dendan kedalaman air yang
memadai dan cukup terlindung untuk kapal-kapal memenuhi kondisi suatu
bandar.
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut (transito) dan
tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya,dan
gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang
lebih

lama

selama

menungu

pengiriman

ke

daerah

tujuan

dan

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 2

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya
atau seluruh pelayaran darat.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pemelancar hubungan
antar daerah, pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat
memajukan daerah belakangnya (daerah pengaruh). Dengan fungsinya
tersebut maka pembangunan pelabuhan tersebut harus dipertangung
jawabkan baik secara sosial maupun teknis.

1.3

Pelabuhan di Indonesia

Indonesia mempunyai negra kepulauan yang lebih dari 3700 pulau dan
wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui
kahtulistiwa.

Kegiatan

pelayaran

sangat

diperlukan

untuk

menghubungkan antar pulau, penjagaan wilayah laut, penelitian kelutan


dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayaran terpenting adalah
pelayaran niaga, yang dapat dibedakanmenjadi pelayaran lokal, pelayaran
pantai dan pelayaran samudra. Pada pelayaran lokal, pelayaran hanya
bergerak dalam batas daerah tertentu didalam suatu propinsi diindonesia,
atau dalam dua propinsi yang berbatasan, kapal-kapal yang digunakan
adalah kapal kecil dan biasanya kurang dari 200 DWT. Pelayaran pantai,
yang disebut juga pelayaran antar pulau atau pelayaran nusantara,
mempunyai wilayah operasi diseluruh perairan indonesia. Pelayaran
samudra adalah pelayaran yang beroprasi dalam perairan internasional,
dengan membawa barang-barang ekspor dan impor dari satu negara
kenegara lain. Selain ketiga jenis pelayaran tersebut, terdapat pelayaran
rakyat ssebagai usaha rakyat yang bersifat tradisional yang merupakan
bagian dari usaha angkutan di perairan. Pelayaran ini mengunakan kapal
kecil atau perahu layar. Wilayah operasinya adalah diseluruh indonesia.
Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional
pelabuhan pantai. Pelabuhan laut bebas dimasuki oleh kapal-kapal asing.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 3

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Pelabuhan ini banyak dikunjungi oleh kapal-kapal samudra dengan ukuran


yang besar. Pelabuhan laut juga sering disebut dengan pelabuhan
samudra. Pelabuhan pantai hanya digunakan untuk perdagangan dalam
negeri sehinga tidak boleh disingahin oleh kapal-kapal asing, kecuali
dengan izin.
Sesuai dengan kondisi jenis/ukuran kapal yang singgah dipelabuhan
dan tingkat perkembangan daerah yang tidak sama, maka pemerintah
telah melakukan kebujaksanaan dalam pengembangan jaringan sistim
pelayanan angkutan laut dan kepelabuhan yang didasarkan pada 4th gate
way por system. Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas, dikenal
adanya pengolongan pelabuhan sebagai berikut :
1. Gate Way Port
2. Regional Collector Port
3. Trunk Port
4. Feeder Port
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil dan perintis yang jumlahnya
lebih dari 250 buah diseluruh indonesia. Pelabuhan ini melayani pelayaran
didaerah daerah terpencil. Pelabuhan perintis ini dimaksudkan untuk
membuka kegiatan ekonomi didaerah terpencil. Pelabuhan perintis ini
dimaksudkan untuk membuka kegiatan konomi didaerah terpencil.
1.4

Macam Pelabuhan

Pelabuhan

dapat

dibedakan

menjadi

beberapa

macam

yang

tergantung pada sudut tinjaunya, yaitu dari segi penyelengaraannya,


pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional,
segi kegunaan dan letak geografisnya.
1.4.1 Ditinjau dari segi Penyelengaraannya

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 4

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Menurut segi penyelengaraannya, pelabuhan dapat dibedakan


menjadi pelabuhan umum dan pelabuhan khusus.
1. Pelabuhan Umum
Pelabuhan
Penyelengaraan

umum

diselengarakan

pelabuhan

umum

untuk

dilakukan

kepentingan
oleh

umum.

pemerintah

dan

pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara


yang didirikan untuk maksud tersebut.
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khususus diselengarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan

umum,

kecuali

dalam

keadan

tertentu

dengan

ijin

pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik


pemerintah maupun swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman
hasil produksi perusahaan tersebut.

1.4.2 Ditinjau dari segi Pengusahaannya


1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberi fasilitas-fasilitas
yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan
kegitan bongkar muat barang, menaik turunkan penumpang serta
kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti
biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa
pelayaran air bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bonkar muat dan
sebaginya.
2. Pelabuhan tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu,
tampa fasilitas bongkar muat, bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 5

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

umumnya pelabuhan keci yang disubsidi oleh pemerintah dan dikelola


oleh unit pelaksanaan teknis directorat perhubungan laut.
1.4.3 Ditinjau dari Fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan
Internasional
1. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapalkapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan
besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudra.
2. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan

pantai

adalah

pelabuhan

yang

disediakan

untuk

perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak boleh disinggahin olh
kapal bendera asing. Kapal asing boleh masuk kepelabuhan ini dengan
minta izin terlebih dahulu.
1.4.4 Ditinjau dari segi Pengunaannya
1. Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalam air yang
besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan
tidak besar. Jenis kapal ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung
sampai kapal motor.
Jukung adalah perahu yang dibuat dari kayu dengan lebar sekitar satu
meter dan panjang 6-7 m. Perahu ini dapat mengunakan layar atau motor
tempel, dan bisa lnsung mendarat dipantai. Kapal yang lebih besar
terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2.0-2.5 m dan panjang 812 m digerakan oleh motor. kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4.0-5.5 m
dan panjang 16-19 m digerakan olh motor. Ada pula kapal lebih besar
dengan panjang mencapai 30-40 m .
Pelabuhan ikan dibuat disekitar daerah perkampungan nelayan.
Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan pasar lelang, pabrik atau gudang
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 6

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

es, persediaan bahan bakar dan juga tempat cukup luas untuk perawatan
alat-alat penangkap ikan.
2. Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakan agar jauh dari
keprluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga
atau panngkalan yang harus dapat menaahan muatan vertical yang
besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan
yang dibuat menjorok kelaut untuk mendapatkan kedalaman air yang
cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompapompa.
3. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada dipantai atau
estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang
sehingga memudahkan bongkar muat barang.
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapanperlengkapan berikut ini :
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh
panjang kapal atau setidak-tidaknya 80 % dari panjang total. Hal ini
disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian muka,
belakang dan ditengah kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup luas untuk keperluan
bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapakan diatas
dermaga dan kemudian diangkat dengan kran masuk kapal.
Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan kran
barang

diletakan

diatas

dermaga

yang

dan

kemudian

diangkut

dibelakang

halaman

kegudang.
c. Mempunyai

gudang

transiti/penyimpanan

dermaga.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 7

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang


kegudang serta mempunyai fasilitas untuk refarasi.
Sebelum brang dimuat kedalam kapal atau setelah diturunkan dari
kapal maka barang muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga.
Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis muatan yang bisa
berupa :
a. Barang-barang potongan (general cargo) yaitu barang-barng yang
dikirim dalam bentuk satuan sperti mobil, truk, mesin dan barangbarang yang dibungkus dalam peti, karung, drum dan sebagainya.
b. Muatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tampa pembungkus
seperti batu bara, biji-bijian, minyak dan sebagainya.
c. Peti kamas (container) yaitu suatu peti kemas yang ukurannya telah
distandarisasi sebagai pembungkus barang-barang yang akan
dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka penempatan
akan lebih dapat diatur dan pengankutannyapun dapat dilakukan
dengan alat tersendiri yang lebih efisien. Ukuran peti kemas
dibedakan dalam 6 macam yaitu :
1. 8 x 8 x 5 ft3berat maks 5 ton

4.

8 x 8 x 20 ft 3 berat maks

5.

8 x 8 x 25 ft 3 berat maks

3. 8 x 8 x 10 ft3 berat maks 10 ton 6.

8 x 8 x 40 ft 3 berat maks

20 ton
2. 8 x 8 x 7 ft3 berat maks 7 ton
25 ton

40 ton

4. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan
barang. Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga terdapat gudanggudang,

sedang

untuk

pelabuhan

penumpang

dibangun

stasiun

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 8

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan


kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi, duane,
keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran dan sebagainya.
Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak,
sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk
keluarnya

penumpang

dipisahkan.

dan

Penumpang

barang,

melalui

sebaiknya

lantas

atas

jalan

masuk/keluar

dengan

mengunakan

jembatan lansung ke kapal, sedang barang barang melalui dermaga.


5. Pelabuhan Campuran
Pada

umumnya

pencampuran

pemakaian

ini

terbatas

untuk

penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan


biasanya tetap terpisah. Tetapi pada pelabuhan kecil atau masih dalam
taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga
mengunakan dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang
dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakan pipa-pipa
untuk mengalirkan minyak.
6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar

letak

bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir


sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya
agak lain. Pada pelabuhan barang letak/ bangunan harus efisien mungkin
sedangkan pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus
dipisah-pisah yang letaknya agar berjauhan.
1.4.5 Ditinjau Menurut Letak Geografis
menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi
pelabuhan alam, pelabuhan buatan dan pelabuhan muatan semi alam.
1. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari
badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 9

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

atau terletak diteluk, muara ungai dan estuari (bagian dari sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut). Didaerah ini pengaruh gelombang
sangat kecil.

Muara Sungai

Dermaga

Gambar Pelabuhan Alam di Muara Sungai

2. Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari
pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup
dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan)
untuk keluar masuknya kapal. Didalam daerah tersebut dilengkapi dengan
alat penambat. Banguanan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok
kelaut sehingga gelombang yang menjalar kepantai terhalang oleh
bangunan tersebut.
Pemecah Gelombang

Dermaga

Gambar Pelabuhan Buatan


3. Pelabuhan Semi Alam

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 10

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe diatas, misalnya


suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan perlindungan
buatan hanya pada alur masuk.

1.5.

Kapal

1.5.1.

Defenisi Kapal

Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan mengunakan


pelabuhan berhubungan lansung pada perencanaan pelabuhan dan
fasilitas-fasilitas yang harus tersedia dipelabuhan.
Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang
dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak
kapal bermuatan penuh disebut dengan Dispacement

Tonnase Loaded

yaitu berat kapan maksimum. Ukuran isi balok dalam keadaan kosong
disebut dengan DispacementTonnase light berat kapal tampa muatan.
Dalam hal ini berat kapan adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahn
bakar, anak buah kapal dan sebagainya.
Deadweight Tonnage, DWT (bobot mati) yaitu berat total muatan
dimana kapal dapat mengankut dalam keadaan pelayaran optimal (draft
maksimum). Jadi DWT adalah selisih antara Dispacement Tonnase Loaded
dan Dispacement Tonnase light.
Gross register tons, GRT (ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan
ruangan kapal (1 GRT = 2.83 m3 = 100 ft3).
Netto register tons, NRT (ukuran isi bersih) adalah ruangan yang
disediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT
dikurangi dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan
anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta.
Jadi NRT adalah ruangan-ruangan yang dapat didayagunakan, dapat diisi
dengan muatan yang membayar uang tambang.
Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan
muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang
direncanakan (designed load water line) dengan titik terendah kapal.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 11

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Panjang total (length overall,Loa) adalah panjang kapal dihitung dari


ujung depan (haluan) sampai pada ujung belakang (buritan).
Panjang garis air (Length between Perpendiculars, L pp) adalah panjang
antara kedua ujung designed load water line.
Lebar kapal (Beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal
1.5.2 Jenis Kapal
Selain dimensi kapal, karakteristik kapal seperti tipe dan fungsinya
juga

berpengaruh

terhadap

perencanaan

pelabuhan.

Tipe

kapal

berpengaruh pada pelabuhan yang akan direncanakan. Sesuai dengan


fungsinya, kapal dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
1. Kapal Penumpang
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup
sebagian penduduknya relatif masih rendah, kapal penumpang masih
mempunyai perang yang sangat besar. Jarak antara pulau yang relatif
dekat masih bisa dilayani oleh kapal-kapal penumpang. Pada umumnya
kapan penumpang mempunyai ukuran relatif kecil.

2. Kapal Barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengankut barang. Pada umumnya
kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal
penumpang. Bongkar muat barang dilakukan dengan dua cara yaitu
secara vertikal atau horizontal. Bongkar muat secara vertikal yang biasa
disebut lift on/lift off (Lo/Lo) dilakukan dengan keran kapal. Pada bongkar
muat secara horisontal yang juga disebut Roll on/Roll off (Ro/Ro) barangbarang diangkut dengan mengunakan truk.
Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberap macam sesuai
dengan barang yang diangkut.
a. Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 12

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Kapal ini digunkan untuk mengankut muatan umum (general cargo).


Muatan tersebut bisa berdiri dari bermacam-macam barang yang
dibugkus dalam peti, karung dan ssebagainya.
Kapal Jenis ini Antara Lain:
1. Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang
telah distandarisasi. Brang masing-masing peti kemas antara 5
ton sampai 40 ton. Kapal peti kamas yang paling besar
mempunyai panjang 300 m untuk 3600 peti kemas berukuran 20
ft (6m).
2. Kapal dengan bongkar muat secara horisontal (roll on/roll off)
untuk transpor truk, mobil dsb.
b. Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship)
Kapal ini digunakan untuk mengankut muatan curah yang dikapalkan
dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras,
gandum, batu bara, bijih besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang
terbesar mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, 48,5
m dan sarat 18,5 m.
c. Kapal Tanker
Kapal ini digunakan untuk mengankut minyak, yang umumnya
mempunyai ukuran sangat besar. Berat yang bisa diangkut bervariasi
antara beberapa ribu ton sampai ratusan ribu ton. Kapal terbesar bisa
mencapai 555.000 DWT ( kapal P.Guillaumat yang mempunyai panjang
414 m, lebar 63 m dan sarat 28.5 m).
Karena barang cair yang berada didalam ruangan kapal dapat
bergerak secara horisontal (memanjang dan melingtang), sehingga dapat
membahayakan stabilitas kapal maka ruangan kapal dibagi menjadi
beberapa kompartemen (bagian ruangan) yang berupa tangki-tangki.
Dengan pembagian ini maka tekanan zat cair dapat dipecah sehingga
tidak membahayakan stabilitas kapal. Tetapi dengan demikian diperlukan
lebih banyak pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan minyak masuk dan
keluar kapal.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 13

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

d. Kapal Khusus (Special Designed Ship)


Kapal ini dibuat khusus untuk mengangkut barang tertentu seperti
daging yang harus diangkut dalam keadaan beku, kapal pengankut gas
alam cair (Liquified Natural Gas, LNG) dan sebagainya.
1.5.3. Karakteristik Kapal
Daerah yang diperlukan

untuk

pelabuhan

tergantung

pada

karakteristik kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan dimasa


mendatang harus meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar,
penambatan, dermaga, tempat pembuatan dan pengerukan, daerah
daratan

yang

pengankutan

diperlukan

untuk

barang-barang,

penempatan,

kedalaman

dan

penyimpanan

lebar

alur

dan

pelayaran

tergantung pada kapal terbesar yang mengunakan pelabuhan. Kuantitas


angkutan

(trafik)

yang

diharapkan

mengunakan

pelabuhan

juga

menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam
pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan
ukuran kapal yang akan berlabuh.

BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
2.1.

Umum
Keputusan

penbangunan

pelabuhan

biasanya

didasarkan

pada

pertimbangan-pertimbangan ekonomi, politik dan teknis. Ketika dasar


pertimbangan tersebut saling berkaitan, tetapi biasanya yang paling
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 14

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

menentukan adalah pertimbangan ekonomi. Pembuatan pelabuhan secara


ekonomis dan layak, yang berarti penghasilan yang diperoleh pelabuhan
harus bisa menutup biaya investasi maupun biaya operasi dalam
pemeliharaan untuk jangka waktu tertentu, serta untuk mendapatkan
keuntungan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam pembangunan suatu
pelabuhan adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi,
volume perdagangan melalui laut dan adanya hubungan dengan daerah
pedalaman baik melalui darat maupun laut.
Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi beberapa hal
berikut:
a. Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan
politik
b. Pembangunan

suatu

pelabuhan

diperlukan

untuk

melayani/meningkatkan kegiatan ekonomi didaerah belakangnya


dan untuk menunjang kelancaran perdagangan antar pulau maupun
negara

(ekspor,

import).

Pelabuhan

ini

banyak

mendukung

perkembangan kota didekatnya dan daerah belakang.


c. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahan/pabrik,
sering diperlukan pelabuhan khusus. Pelabuhan ini akan melayani
pemasaran/pengiriman hasil produksi ataupun untuk mendatangkan
bhan baku pabrik tersebut.
Sebelum memulai pembangunan pelabuhan umum harus dilakukan
survey dan study untuk mengetahui perdagangan ini penting untuk
menentukan layak tidaknya pelabuhan tersebut dibangun, disamping juga
untuk menentukan ukuran pelabuhan.
Ketersedian

hubungan

dengan

daerah

pedalaman

merupakan

pendukung utama didalam menentukan lokasi pelabuhan.


Setelah beberapa study diatas dilakukan, selamjutnya ditetapkan
lokasi secara umum pelabuhan, fungsi utama pelabuhan dan jenis serta
volume barng yang dilayani.

Langkah beriutnya membuat studi


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 15

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

pendahuluan dan layout pelabuhan dalam persiapan untuk membuat


penyelidikan lapangan yang lebih lengkap guna mengumpulkan semua
informasi

yang

diperlukan

didalam

pembuatan

perencanaan

akhir

pelabuhan. Beberapa penyelidikan yang perlu dilakukan survey hidrografi


dan topografi, penyelidikan tanah direncana lokasi pemecah gelombang,
dermaga dan bangunan-bangunan pelabuhan lainnya, angin, arus, pasang
surut dan gelombang.
2.2.

Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan


Untuk bisa memberikan pelayanan yang baik dan cepat, maka

pelabuhan harus bisa memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:


1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan drat
seperti jalan raya dan kereta api, sehingga barang-barang dapat
diangkut dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2. Pelabuhan berada disuatu lokasi yang mempunyai daerah belakang
(daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh
selama menungu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat
barang dan mengisi bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang ( kran, dsb)
dan gudang-gudang penyimpanan barang.
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan
mempunyai bangunan-bangunan berikut ini:
1. Pemecah gelombang yang digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari ganguan gelombang.

Pemecah gelombang sisi miring

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 16

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Terbuat dari tumpukan batu alam, balok beton, gabungan antara batu
pecah dan blok beton, batu buatan dari beton dengan bentuk khusus
seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos dan sebagainya. Dibagian
atas pemecah gelombang tipe ini biasanya juga dilengkapi dengan
dinding beton yangberfungsi menahan air diatas limpasan bangunan.

Pemecah gelombang sisi tegak


Terbuat dari dinding balok beton massa yang disusun secara vertikal,
kaison beton, sel turap baja yang didalamnya diisi batu, dinding turap
baja atau beton dan sebagainya. Pemecah gelombang sisi tegak
dibuat apabila tanah dasar

mempunyai daya dukung besar dan

tanah terhadap erosi.


Didalam

perenncanaan

pemecah

gelombang

sisi

tegak

perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini:


Tinggi gelombang maksimum rencana ditentukan dengan baik,
karena tak seperti pemecah gelombang sisi miring, stabilitas
terhadap pengulingan merupakan faktor penting
Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan terjadinya klaposit
( superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul akan
menyebabkan terjadinya gelombang stationer)
Fondasi bangunan harus dibuat sedekian rupa sehingga tak terjadi
erosi pada kaki bangunan yang dapat membahayakan stabilitas
bangunan.

Pemecah gelombang campuran


Pemecah gelombang campuran terdiri dari pemecah gelombang tegak
yang dibuat di atas pemecah gelombang tumbukan batu. Bangunan ini
dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu
menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Pada waktu air surut
bamgunan berfungsi sebagai pemecah bangunan sisi miring, sedangkan
pada waktu air pasang berfungsi sebagi pemecah gelombang sisi tegak.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 17

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Secara umum, pemecah gelombang campuran harus mampu menahan


serangan gelombang pecah.
Tipe
campuran memerlukan pertimbangan lebih lanjut mengenai
perbandingan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya. Pada dasarnya
ada 3 macam yaitu :
Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedang
bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas.
Tumpukan batu setinggi air rendah sedang bangunan sisi harus
menahan air tertinggi (pasang).
Tumpukan batu hanya merukan tambahan pondasi dari bangunan
sisi tegak.
Keuntungan dan kerugian tipe pemecah gelombang adalah sebagai
berikut :
Tipe

Keuntungan
Elevasi puncak

Kerugian
Dibutuhkan jumlah material

bangunan rendah
Gelombang refleksi kecil

besar

Pemecah

atau meredam energi

gelombang sisi

gelombang

miring

Kerusakan berangsur

lama
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksanaan

angsur

Pemecah
gelombang sisi
tegak

Perbaikan mudah
Murah
Pelaksanaan pekerjaan
cepat
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksanaan
kecil
Luas perairan pelabuhan
lebih besar
Sisi dalamnya dapat

Pelaksanaan pekerjaan

besar
Lebar dasar besar
Mahal
Elevasi puncak bangunan
tinggi
Tekanan gelombang besar
Diperlukan tempat

digunakan sebagai

pembuatan kaison yang

dermaga atau

luas

tempattambatan
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 18

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil
Biaya perawatan kecil

Kalau rusak sulit diperbaiki


Diperlukan peralatan berat
Erosi kaki pondasi

Pelaksanaan pekerjaan

Pemecah

cepat
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksaan

gelombang sisi

Mahal

Diperlukan peralatan berat

kecil

campuran

Luas perairan pelabuhan


besar

Diperlukan tempat
pembuatan kaison yang
luas

2. Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan


keluar/ masuk kepelabuhan
Alur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup untuk
bisa dilalui kapal-kapal yang mengunakan pelabuhan. Alur pelayaran ini
ditandai dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan lampulampu.
Daerah pendekatan, alur masuk dan saluran dapat dibedakan menurut
tinggi tebing, yaitu :
a. Didaerah pendekatan h=0
b. Dialur masuk 0<h<H dan perbandingan h/H < 0,4
c. Disaluran h>H
Dengan h adalah kedalaman pengerukan dan H adalah kedalaman alur.
Disini perlu diperhatikan perbandingan antara h dan H yaitu h/H. Kondisi
pelayaran di alur pelayaran tidak banyak berbeda dengan dilaut (dasar
rata) apabila h/H < 0,4. Apabila h/H > 0.4, maka pelayaran adalah serupa
dengan disaluran dengan kedua tebing dikedua sisinya.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 19

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil
h
Daerah Pendekatan
Alur Masuk

Alur

Gamabar 2.1. Tampang Alur Pelayanan


Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur tersebut
merupakan tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan oleh
pasang surut. Sebuah kapal yang mengalami/menerima arus dari depan
akan dapat mengatur dari gerakannya (manuver), tetapi apabila arus
berasal dari belakang kapal akan mengalami gerakan yang tidak baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk
kepelabuhan adalah sebagai berikut :
Keadaan trafik kapal
Keadaan geografi dan metorologi didaerah alur
Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
Fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada pelayaran
Karakteristik maksimum kapal-kapal yang mengunakan pelabuhan
Kondisi pasang surut arus gelombang.
Suatu

alur

memberikan

masuk

ke

pelabuhan

keuntungan-keuntungan

yang lebar
baik

dan

langsung

dalam

akan

maupun

tidak

langsung seperti :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 20

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut
akan lebih besar.
2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai daraft
besar.
3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
4. Mengurangi waktu transito barang-barang
Selain

keuntungan-keuntungan

tersebut,

dalam

menentukan

karakteristik alur ini perlu ditinjau pula biaya pergerakan yang lebih besar
apabila alur tersebut lebar dan dalam, disbanding dengan alur yang
sempit dan dangkal.
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di air
masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air
terendah dengan kapal bermuatan penuh.
Kedalaman air ditentukan oleh berbagai factor seperti yang ditunjukan
gambar 2.2.
Kedalaman air total adalah :
H = d+G+R+P+S+K
Dengan
:
d
: draft kapal
G
: ruang kebebasan bersih
R
: ketelitian pengukuran
S
: pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K
: toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi. Biasanya muka air
referensi ini ditentukan berdasarkan nilai rerata dari muka air surut
terendah pada saat pasang besar ( sparing tide ) dalam periode panjang,
yang disebut LLWS ( lower low water spring tide).

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 21

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Eleva
k
si
d=
gerak
muka draf
a
Gruan
rua
Eleva
vertik
air
t
R
H si p
ng
kete
renc
P gal
kap
beb
end
litia
dasar
kebe
kapal
ana
S
al
a
as
apa
Eleva
ntoler
alur
basa
pada
K
bru
ansi
n
si l
pen
nomi
ngelom
to
pen
ant
peng
guk
nal
bersi
bang
geru
ara
eruka
uran
hdan
kan
dua
n alur
squat
pen
Gambar ger
2.2. Kedalaman alur pelayaran
uka
Beberapa definisi yang terdapat dalam gambar 2.2 adalah sebagai berikut
n
:

Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas mana tidak terdapat
rintangan yang menggangu pelayaran. kedalaman elevasi ini adalah
jumlah draft kapal dan ruang kebebasan bruto yang dihitung terhadap
muka air rencana.
Ruang kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan
elevasi dasar alur nominal, pada draft kapal maksimum yang diukur pada
air diam. Ruang ini terdiri dari ruang gerak vertical kapal Karena pengaruh
gelombang dan squat dan ruang bebas kebersihan bersih.
Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa antara
sisi terbawah kapal dan pada gelombang dan angin terbesar. Ruang
kebebasan bersih adalah 0.5 m untuk dasar laut berpasir dan 1.0 m untuk
dasar karang.
Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal
dengan memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut :

Jumlah endapan yang terjadi antara dua periode pengerukan

Toleransi pengerukan

Ketelitian Pengerukan

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 22

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran atau pada
kedalaman yang direncanakan. Lebar alur tergantung pada beberapa
factor, yaitu :
1. lebar, kecepatan dan gerakan kapal
2. trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu jalur atau dua jalur
3. kedalaman alur
4. stabilitas tebing alur
5. angin, gelombang, arus dan melintang dalam alur
Tidak ada rumus yang memuat factor-faktor tersebut sevara explicit,
tetapi beberapa criteria telah ditetapkan berdasarkan pada lebar kapal
dan factor-faktor tersebut secara implicit. Pada alur untuk satu jalur (tidak
ada simpangan), lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika
pada kapal boleh bersimpangan, lebar jalur adalah 6-7 kali lebar kapal.
Cara lain untuk menentukan lebar alur diberikan oleh OCDI (1991).
Lebaralur untuk dua jalur diberikan oleh table 2.1. Untuk alur diluar
pemecah gelombang, lebar alur harus lebih besar daripada yang diberikan
dalam table tersebut, supaya kapal bias melakukan gerakan (maneuver)
dengan

aman

dibawah

pengaruh

gelombang,

arus,

topografi

dan

sebagainya.
Tabel 2.1. Lebar alur menurut OCDI
Panjang Alur
Kapal
Kapal
Selain dari alur di Kapal
Kapal
atas
Relatif Panjang

Kondis Pelayaran
sering bersimpangan
tidak sering bersimpangan
sering bersimpangan
tidak sering bersimpangan

Lebar
2 Loa
1.5 Loa
1.5 Loa
Loa

Untuk mengurangi kesulitan dalam pelayaran, sedapat mungkin trase


alur pelayaran merupakan garis lurus. Apabila hal ini tidak mungkin,
misalnya karena adanya dasar karang, maka sumbu alur dibuat dengan
beberapa bagian lurus yang dihubungkan dengan busur lingkaran. Faktorfaktor yang berpengaruh pada pemilihan trase adalah kondisi tanah dasar
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 23

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

laut, kondisi pelayaran (angin, arus, gelombang), peralatan bantu ( lampulampu, radar)dan pertimbangan ekonomis.
Secara garis besar trase alur ditentukan oleh kondisi local dan tipe
kapal yang akan menggunakannya. Beberapa ketentuan berikut ini perlu
diperhatikan dalam merencanakan trase pelayaran :
1. Sedapat mungkin trase alur harus mengikuti garis lurus.
2. Satu garis lengkung akan lebih baik daripada sederetan belokan kecil
dengan interval pendek.
3. Garis

lurus

yang

menghubungkan

dua

kurva

lengkung

harus

mempunyai panjang minimum 10 kali panjang kapal terbesar.


4. Sedapat mungkin alur tersebut harus mengikuti arah arus dominan,
untuk memperkecil alur melintang.
5. Jika mungkin, pada waktu kapal terbesar masuk pada air pasang, arus
berlawanan dengan arah kapal yang akan dating.
6. gerak kapal akan sulit apabila dipengaruhi oleh arus atau angin
melintang. Hal ini dapat terjadi ketika kapal bergerak dari daerah
terbuka ke perairan terlindung. untik itu maka lebar alur dan mulut
pelabuhan harus cukup besar.
7. Pada setiap alur terdapat apa yang disebut titik tidak boleh kembali
dimana kapal tidak oleh berhenti berputar, dan mulai dari titik tersebut
kapal-kapal
terletak

diharuskan

sedekat

mlanjutkan

mungkin

ke

dengan

pelabuhan.
mulut

Titik

tersebut

pelabuhan

dengan

merencanakan/membuat tempat keluar yang memungkinkan tempat


keluat kapal-kapal yang mengalami kecelakaan dapat meninggalkan
tempat tersebut, atau dengan membuat satu lebar tambahan.
Apabila terdapat belokan maka belokan tersebut harus berupa kurva
lengkung. Jari-jari busur pada belokan bergantung pada sudut belokan
terhadap sumbu alur. Apabila arus melintang tidak ada dan kecepatan

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 24

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

berkisar antara 7 dan 9 knot, jari-jari minimum untuk kapal membelok


tanpa bantuan kapal tunda adalah seperti berikut :
R 3 L untuk < 250
R 5 L untuk 250 < < 350
R 10 L untuk > 350
dengan :
R
: jari-jari belokan
L
: panjang kapal

: sudut belokan
3. Kolam

pelabuhan,

merupakan daerah perairan dimana kapal

berlabuh untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan untuk


memutar ( dikolam putar ), dsb
Kolam pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan
mempunyai kedalaman yang cukup, sehingga memungkinkan kapal
berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar muat barang. Selain
itu tanah dasar harus cukup baik untuk bisan menahan angkerr dari
pelampung penambat. OCDI memberikan beberapa besaran untuk
menentukan dimensi kolam pelabuhan.
Daerah kolam yang digunakan untuk menambatkan kapal, selain
penambat didepan dermaga dan tiang penambat, mempunyai luasan
air yang melebihi daerah lingkaran dengan jari-jari yang diberikan
dalam table 2.2.
Tabel 2.2. Luas kolam untuk tambatan
Penggunaa
n

Tanah Dasar
Tipe Tambatan

atau Kecepatan
angin
Pengangkeran

Penunggua
n di lepas

Tambatan bisa

pantai atau

berputar 3600

baik
Pengangkeran

Tambatan

jelek
Pengangkeran

Bongkar
muat
barang

dengan dua
jangkar

baik
Pengangkeran

Jari-jari ( m )

Loa + 6 H
Loa + 6 H + 30
Loa + 4.5 H
Loa + 4.5 H +

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 25

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

jelek

25

Kec. Angin 20

Penambata

m/d
Kec. Angin 20

n selama
ada badai

m/d
Keterangan : H adalah kedalaman air
Sedangkan

pad

ape;lampung

Loa + 3 H + 90
Loa + 4 H +1
45

penambat,

daerah

perairan

mempunyai jari-jari yang diberikan dalam table 2.3. Pada kolam yang
digunakan untuk penambatan didepan dermaga atau tiang penambata,
mempunyai daerah perairan yang cukup.
Tabel 2.3. Luas kolam untuk tambatan pelampung.
Tipe Penambatan
Tambatan pelampung tunggal

Luas
Lingkaran dengan luas-luas (Loa

Tambatan pelampung ganda

+ 25)
Segiempat

dengan

panjang

dan lebar (Loa + 50 m) dan L/2


Panjang kolam tidak panjang total kapal (Loa) ditambah ruang yang
diperlukan untuk penambatan yaitu sebesar kapal, sedang lebarnya tidak
kurang dari yng diperukan untuk penambatan dan keberangkatan kapal
yang aman. Lebar kolam diantra dua demaga yang berhadapan
ditenukan oleh ukuran kapal, jumlah tambatan dan penggunan kapal
tunda. Apabila dermaga digunakan untuk tambatan tiga kapal atau
kurang

lebar kolam diantara dermaga adalah sama dengan panjang

kapal (Loa). Sedangkan dermaga untuk empat kapal atau lebih, lebar
kolam adalah 1.5 Loa.
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal
minimum adalah luasan lingkaran dengan jari-jari 1.5 kali panjang kapal
total (Lc1) dari kapal yang menggunakannnya. Apabila perputaran kpal
dilakukan dengan bantuan jangkar atau kapal tunda lus kolam putar
minimum dalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang
total kapal (Loa).

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 26

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dengan memperhitungkan gerak osilasi karena pengaruh alam


seperti gelombang angin dan pasang surut, kedalaman kolam pelabuhan
adalah 1.1 kali draft kapal pada muatan penuh dibawah elevasi mua air
rencana.
Kolam pelabuhan harus cukup tenang dengan baik dlam kondisi
biasa maupun badai. Kolam di depan dermag harus tenng untuk
memungkinkan penambatan selama 95%-97.5% dari hari atau lebih
dalam satu tahun.
Tinggi gelombang kritis untuk bongkar muat barang di kolam di
depam fsilitas tambatan ditentukan berdasarkan jenis kapal, ukuran dan
kondisi bongkar muat yang dapat diberikan pada tabel 2.5.
Tabel 2.4. Kedalaman Kolam Pelabuhan
kedalaman
bobot (dwt)
( m)
kapal penumpang ( GT )
500
3,5
1000
4,0
2000
4,5
3000
5,0
5000
6,0
8000
6,5
10000
7,0
15000
7,5
20000
9,0
30000
10,0
Kapal Barang ( DWT )
700
4,5
1000
5,0
2000
5,5
3000
6,5
5000
7,5
8000
9,0
10000
10,0
15000
11,0
20000
11,5
30000
12,0
40000
13,0
50000
14,0
Kapal Minyak (DWT)

kedalaman
bobot (dwt)
( m)
kapal minyak ( lanjutan )
20000
11,0
30000
12,0
40000
13,0
50000
14,0
60000
15,0
70000
16,0
80000
17,0
kapal Barang curah (DWT)
10000
9,0
15000
10,0
20000
11,0
30000
12,0
40000
12,5
50000
13,0
70000
15,0
90000
16,0
10000
18,0
15000
20,0
Kapal Ferry (GT)
1000
4,5
2000
5,5
3000
6,0
4000
6,5
6000
7,5

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 27

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

700
1000
2000
3000

4,0
4,5
5,5
6,5

5000
10000
15000

7,5
9,0
10,0

8000
8,0
10000
8,0
13000
8,0
kapal peti kemas (DWT)
20000
12,0
30000
13,0
40000
14,0
50000
15,0

Tabel 2.5 Tinggi gelombang kritis di pelabuhan


Ukuran Kapal
Kapal Kecil
Kapal sedang dan besar
Kapal sangat besar
Catatan :

Tinggi gelombang kritis untuk


bongkar muat (H1/3)
0.3 m
0.5 m
0.7-1.5 m

Kapal kecil, kapal kurang dari 500 GRT yang selalu menggunakan

kolam untuk kapal kecil


Kapal sedang dan besar, kapal selain kapal kecil dan sangat besar
Kapal sangat besar, kapal lebih dari 500.000 GRT yang

menggunakan dolpin besar dan tambatan di laut.


4. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat
barang.
Dermaga dapat dibedakan mnjadi dua tipe yaitu whaft atau quai
dan jetty atau pier atau jembatan.
Quai atau whaft dlah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat
dibuat berimpit dengan garis pantai, whaft bisnya digunkan untuk
pelabuhan barang potongan atau peti kemas dimana dibutuhkan suatu
halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin kelancaran
angkutan barang dan fasilitas transportasi darat. Karakteristik kapal
yang akan berlabuh mempengaruhi panjang whaft dan kedalaman
yang diperlukan untuk merapatnya kapal. Menurut strukturnya whaft
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Dermaga Konstruksi terbuka dimana

lantai

dermaga

didukung oleh tiang-tiang pancang


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 28

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dermaga konstruksi tertutup atau solid, seperti dinding


massa, kaison, turap dan dinding penahan tanah

Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut


terhadap garis pantai. Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada
satu sisi atau kedua sisinya. Pier berbentuk jari lebi efisien karena dapat
digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang
dermaga yang sama. Perairan diantara dua pier yang berdampingan
disebut slip.
Pada pelabuhan barang, dibelakang dermaga harus terdapat
halaman yang cukup luas untuk menempatkan barang-barang selama
menggunakan pengapalan atau ke darat. Dermaga ini juga dilengkapi
dengan kran untuk mengangkut barang dari dan ke kapal.
Dermaga dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu. Pemilihan
tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebuuhan yang akan dilayani
( dermaga penumpang atau barang yang bisa berupa barang satuan,
curah atau cair ), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi
tofografi dan tanah dasar laut, dan yang paling penting adalah tinjauan
ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.
Pemilihan tipe dermaga pada tinjauan berikut ini :
Tinjauan topografi daerah pantai
Jenis kapal yang dilayani
Daya dukung tanah
5. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu
merapat di dermaga maupun menunggu di peraiaran sebelum bisa
merapat ke dermaga. Alat penambat bisa diletakkan di dermaga atau
di perairan yang berupa pelampung penambat. Pelampung penambat
ditempatkan di dalam dan di luar perairan pelabuhan. Bentuk lain dari
pelampung penambat adalah dolpin yang terbuat dari tiang-tiang
yang dipancang dan dilengkapi dengan alat penambat.
6. Gudang, gudang ( wrehouse ) digunakan untuk menyimpan barang
dalam waktu lama. Gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga. Hal ini
mengingat beberapa hal berikut ini :

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 29

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ruangan yang tersedia di dermaga biasanya terbatas dan hanya

digunakan untuk keperluan bongkar muat daridan/atau ke kapal.


Pengoperasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang
biasa. Gudang laut memerlukan gang yang lebih besar untuk
penanganan secara cepat barang-barang dengan menggunakan

peralatan pengangkut (fork lift,dsb)


Dari tinjaunan ekonomi pembuatan gudang di dermaga tidak
menguntungkan, mengingat konstruksi gedung lebih berat dari
gudang laut, sementara kondisi tanah didaerah tersebut kurang

baik sehingga diperlukan fondasi tiang pancang yang mahal.


7. Gedung terminal untuk keperluan admisitrasi.
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk membawa kapal keluar/masuk pelabuhan. Untuk
kapal-kapal besar, keluar/masuknya kapal dari/ke pelabuhan tidak
boleh menggunakan (mesin) nya sendiri, sebab perputaran balingbaling kapal dapat menimbulkan gelombang yang akan menggangu
kapal-kapal yang sedang melakukan bongkar muat barang. Untuk itu
kapal harus dihela oleh kapal tunda, yaitu kapal kecil bertenaga besar
yang khusus untuk menunda kapal.
10. Peralatan bongkar muat barang, seperti kran darat, kran apung,
kendaraan untuk mengangkat/memindahkan barang seperti fork lift.
11. Fasilitas-fasilitas lain, untuk keperluan penumpang, anak buah
kapal dan muatan kapal seperti dokter pelabuhan, karantina, bea
cukai, imigrasi, keaman,dsb.
2.3. Perencanaan Pelabuhan untuk 10 tahun
Lokasi pelabuahan yang akan dibaut terletak di daerah Pacitan Jawa
Timur.
Fungsi pelabuhan

: sebagai pelabuhan industri

Jenis muatan

: unitized cargo

Muatan umum 2.5 juta ton/tahun


Muatan cair 1.86 juta ton/tahun
Spesifikasi kapal :
Jenis

DWT

panjan

Lebar

kedalama

kedalama

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 30

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

kapal

angkutan
Muatan
umum

g (L)
Length

(B)
Widht

n
depth

(m)

(m)

(m)

142,0

18,1

10,6

8,2

170,0

21

12,7

9,8

140,0

17,2

9,8

7,9

178,0

22,4

12.,3

9,6

1000
0
2000
0
1000
0
2000
0

(cargo boat)
Muatan Cair
(tangker)

n
draf (m)
Full load
draf

Keterangan :
Untuk memperoleh panjang, lebar, kedalaman, draft ( full load draft )
dapat dilihat pada tabel standar ship size ( from the port and harbour
engineering manual) untuk bis size ship.
Jumlah Kapal Keluar dan Masuk Pelabuhan
Jenis

DWT Kapal

angkutan

(ton/tahun)

Wakt

Jumlah barang yang

Muatan

10000

masuk
2,5 x 10

umum
Muatan cair

20000
10000 -

1,8 x 106

putar
3
3

20000
Keterangan :
Waktu putar bongkar muat dengan kran 2,5-3,0 m3nit

DWT kapal rata-rata

10000+ 20000
2

= 15000 DWT
Jumlah kapal per tahun =

jumla h barang yang masuk


DWT kapal ratarata

2,5 x 106
= 15000
= 166,67 ~ 167 kapal
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 31

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Jumlah kapal per hari

jumla h kapal per tah un


x waktu putar
jumla h h ari dalam satu tah un

167
x3
365
= 1,37 ~ 2 kapal/hari

2. Muatan Cair
DWT kapal rata-rata

10000+ 20000
2

= 15000 DWT
Jumlah kapal per tahun =

jumla h barang yang masuk


DWT kapal ratarata

1,8 x 10 6
= 15000
= 124 kapal

Jumlah kapal per hari

jumla h kapal per tah un


x waktu putar
jumla h h ari dalam satu tah un

124
x3
365
= 1,02 ~ 2 kapal/hari

3. Perincian jumlah kapal


jenis
ngkutan
muatan
umum
muatan cair

DWT Kapal
10000
20000
10000
20000
Jumlah ()

2.3.1.

Panjang
Kapal
(m)
142,0
170,0
140,0
178,0

jumlah
kapal
"n"
1
1
1
1
4 buah
kapal

panjang 'n'
buah kapal
142,0
170,0
140,0
178,0
630,0

Menentukan Panjang Dermaga


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 32

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Menentukan panjang dermaga sangat dibutuhkan sekali karena


dermaga

merupakan

bangunan

pelabuhan

yang

digunakan

untuk

merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat


barang. Rumus yang digunakan untuk menghitung panjang dermaga
adalah :
Lp

= n. Loa + (n-1) . a1 + 2a2

Dengan :
Lp

: panjang dermaga

Loa

: panjang kapal

: jumlah kapal yang ditambat

a1

: jarak dari kapal-kapal (15-25)

a2

: jarak dari kapal ke tepi dermaga di ambil 30.

Sehingga :
Lp = (1 x 142) + (1 x 170) + (1 x 140) + (1x 178) + (4-1) . 20 + (2 x 30)
= 142 + 170 + 140 + 178 + 60 + 60
= 750 meter

2.3.2. Menentukan Kedalaman Kolam Pelabuhan


Kolam

pelabuhan

merupakan

daerah

perairan

dimana

kapal

berlabuh untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerak untuk


memutar ( di kolam putar ) dan sebagainya. Dengan memperhitungkan
gerak osilasi kapal karena pengaruh alam seperti gelombang, angin dan
pasang surut, kedalaman kolam pelabuhan adalah 1.1 kali draft kapal
pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.
Kolam pelabuhan harus cukup tenang baik dalam kondisi biasa
maupun

badai.

Kolam

di

depan

dermaga

harus

tenang

untuk

memungkinkan penambatan selama 95% - 97.5 % dari hari atau lebih dari
satu tahun.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 33

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Di laut yang dangkal diperlukan pengerukan untuk mendapatkan


kedalaman yang diperlukan.
M.S.L

= + 0.000

Taraf Ketinggian Dermaga

= H.H.W + 1,5

= 1,46 + 1,5
= 2,96 m
Taraf Kedalaman Kolam = L.W.S + draft + toleransi pengerukan +
clearance
= 1,36 + 9,8 + 2,4 + 1
= 14,5 meter

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 34

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Bentuk dan Ukuran Dermaga


Karakteristik Kapal
DWT
10000
20000

Ukuran Rencana untuk 10 Tahun


Ukuran Kapal
Muatan Umum
Muatan Cair
1 x 142,0 x 18,1 x 10,6
1 x 140,0 x 17,2 x 9,8
1 x 170,0 x 21,0 x 12,7 1 x 178,0 x 22,4 x 12,3

2.3.3. Menentukan Ukuran Alur Pelayaran

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 35

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Untuk lebar alur satu jalur

Jenis Muatan
Umum
Cair

DWT Kapal
20000
20000

Panjang

Lebar Kapal

L = 4,8 B

170,0
178,0

( width )
21,0
22,4

100,80
107,52

Jadi lebar alur pelayaran adalah 107,52 meter. Untuk lebar kapal
diambil dari lebar kapal yang terbesar baik untuk muatan umum maupun
muatan cair.
2.3.4. Menentukan Diameter Lokasi Putar Kapal

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 36

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

D = 1,5 panjang kapal terbesar


Kapal tanker yang membawa muatan cair dengan panjang 178,0 m dan
DWT kapal sebesar 20000, jadi :
D = 1,5 x 178,0
= 267 meter
Sedangkan lebar mulut bangunan pemeca gelombang (breakwater).
B = 107,52 meter
2.3.5. Perencanaan Gedung
Gudang laut disebut juga gudang pabean adalah gudang yang
berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya dipisahkan dari laut oleh
dermaga pelabuhan. Gedung laut hanya menyimpan barang- barang
untuk sementara waktu sambil menunggu pengangkutan lebih lanjut ke
tempat tujuan terakhir. Masa penyimpanan barang-barang dalam gudang
laut

adalah

maksimum

15

hari

untuk

barang-barang

yang

akan

dimasukkan ke peredaran bebas setempat (dengan angkutan darat) dan


maksimum 30 hari untuk barang-barang yang akan diteruskan ke
pelabuhan lain (dengan kapal lain).
Apabila sampai batas waktu tersebut barang belum biasa dikirim ke
tempat tujuan akhir maka barang harus dipindahkan ke gudang lini ke II
(warehouse), gudang yang digunakan untuk dipungut biaya untuk biasa
pemakaian antara 3 sampai 5 hari. Tetapi apabila lebih dari waktu itu akan
dikenakan biaya.
1. Muatan umum 2,5 x 106 ton/tahun
Barang yang disimpan 20 % selama 5 hari.
2,5 x 106
20 x 5 x
365

= 6849, 315 ton


Barang yang tersisa 80%
=
2,5 x 106
80 x 5 x
365
= 27397, 260 ton

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 37

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Perencanaan Luas Gudang


Luas gudang adalah :
A = 20 x 60
= 1200 m2
Dengan tinggi tumpukan 3 meter dan berat volume barang
sebesar 1,3 t/m3
Jumlah sebagai transit

A 2=

6849,315
1,3 x 3

= 1756,235 t/m2
Jumlah gudang =
1756,235

1200

= 1,46 ~ 2 buah
Jumlah sebagai pengeluaran
27397,260
A 2=
1,3 x 3
= 7024, 938 m2
Jumlah gudang =
7024, 938

1200
= 5,85 ~ 6 buah

2. Muatan cair 1,8 x 106 ton/tahun


Barang yang disimpan 20 % selama 5 hari
1,86 x 106
20 x 5 x
365
= 5095,890 ton

Barang yang tersisa 80 %


1,86 x 10 6
80 x 5 x
365
= 20383,562 ton
Perencanaan Luas gudang (tanker)
D = 25 m
H = 10 m
Luas gudang (tanker) adalah :

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 38

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

A=

D2
4

A=

( 25 )2
4
= 490,87 m2

Berat volume barang sebesar 0,8 t/m3

Jumlah sebagai transit


5095,890
A 1=
0,8 x 10
= 636,99 t/m3
2547,95
Jumlah gudang=
490,87

= 5,19 ~ 6 buah

Jumlah sebagai pengeluaran


20383,562
A 2=
0,8 x 10
= 2547,95 m2
Jumlah gudang =
2547,95

490,87
= 5,19 ~ 6 buah

Denah Areal Dermaga


Lebar Mulut bangunan pemecah gelombang ( Break Water
)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 39

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

BAB III
ANALISA PERHITUNGAN GELOMBANG
3.1. Pendahuluan
Perencanaan pelabuhan harus memperhatikan berbagai factor
yang akan berpengaruh pada bangunan bangunan pelabuhan
dan kapal-kapal yang berlabuh. Ada tiga factor yang harus
diperhitungka yaitu angin, pasang surut dan gelombang.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 40

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan


bumi

disebut

angin.

Gerakan

udara

ini

disebabkan

oleh

perubahan temperatur atmosfer. Pada waktu udara dipanasi,


rapat massanya berkurang, yang berakibat naiknya udara
tersebut yang kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di
sekitarnya. Perubahan temperatur di atmosfer disebabkan oleh
perbedaan

penyerapan

panas

oleh

tanah

dan

air,

atau

perbedaan panas di gunung dan lembah, atau perubahan yang


disebabkan oleh siang dan malam, atau perbedaan suhu pada
belahan

bumi

bagian

utara

dan

selatan

karena

adanya

perbedaan musim dingin dan panas.


Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi
waktu hanya karena adanya gaya tarik dari benda-benda di
langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di
bumi.
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting di dalam
perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi ( pasang )
dan terendah ( surut ) sangat penting untuk merencanakan
bangunan-bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi puncak
bangunan pemecah gelombang, dermaga, dsb. Ditentukan oleh
elevasi muka air pasang sementara kedalaman alr pelayaran
pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat
dibedakan dalam empat tipe yaitu :
1. Pasang surut harian anda ( semi diurnal tide )
2. Pasang surut harian tunggal ( diurnal tide )
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda ( mixed tide
prevailing semidiurnal )
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal ( mixed
tide prevailing diurnal )
Gelombang

di laut dapat dibedakan menjadi beberapa

macam yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang


tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan
angin dipermukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 41

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

gaya tarik beda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap


bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi
atau gempa di laut.
Diantara beberapa bentuk gelombang terssebut yang paling
penting dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin
( untuk selanjutnya disebut gelombang ) dan pasang surut.
Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai,
menimbulkan arus dan transport sedimen dalam arah tegak lurus
dan sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja
pada bangunan pantai.
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat
kompleks dan sulit digambarka secara matematis karena ketidaklinieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random (suatu
deret

gelombang

mempunyai

tinggi

dan

periode

berbeda).

Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang


yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam.
Teori gelombang amplitude kecil diturunkan berdasarkan
persamaan Laplace untuk aliran tak rotasi ( irrational flow ) dengan
kondisi batas di permukaan air dan dasar laut. Kondisi batas di
permukaan air didapat dengan melinierkan persamaan Bernoulli
untuk

aliran

memberikan

tak

mantap.

potensial

Penyelesaian

kecepatan

persamaan

periodic

untuk

tersebut

aliran

tak

rotasional. Potensial kecepatan ini kemudian digunakan untuk


menurunkan persamaan dari berbagai karakteristik gelombang
seperti fluktuasi muka air, kecepatan dan percepatan partikel,
tekanan, kecepatan rambat gelombang dan sebagainya.
Anggapan-anggapan

yang

digunakan

untuk

menurunkan

persamaan gelombang adalah sebagai berikut :


1. Zat

cair

adalah

homogeny

dan

tifak

termampatkan,

sehingga rapat massa adalah konstan.


2. Tegangan permukaan diabaikan
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 42

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

3. Gaya coriolis (akibat perputaran bumi) diabaikan


4. Tekanan pada permukaan air adalah seragam dan konstan
5. Dasar laut adalah horizontal, tetap dan impermeable
sehingga kecepatan vertical di dasar adalah nol
6. Amlitudo gelombang kecil terhadap panjang gelombang
dan kedalaman air
7. Gerak gelombang berbentuk silinder yang tegak lurus arah
penjalaran gelombang sehingga gelombang adalah dua
dimensi.
Gambar 3.1 menunjukan suatu gelomban yang berada
pada system koordinat x,y. Gelombang menjalar pada arah
sumbu x.
Beberapa notasi yang digunakan adalah :
d

: jarak antara muka airrerata dan dasar laut (kedalaman

laut)
(x,t)

: fluktuasi muka air terhadap muka air diam

: amplitudo gelombang

: tinggi gelombang = 2a

: panjang gelombang, yaitu jarak antara dua puncak

gelombang yang berurutan


T

periode

gelombang,

yaitu

interval

waktu

yang

diperlukan oleh partikel air untuk kembali pada kedudukan


yang sama dengan kedudukan sebelumnya.
C

: kecepatan rambat gelombang (L/T)

: angka gelombang (2/L)

: frekuensi gelombang (2 /T)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 43

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Teori gelombang amplitude kecil dapat diturunkan dari


persamaan kontinyuitas untuk aliran tak terotasi (Persamaan
Laplace) yaitu :
2 2
+
=0
x2 y 2
Dengan :

u= =0
x

dan

v=

kondisi batas dasar di dasar laut dari persamaan tersebut


adalah kecepatan vertikal nol.

v = =0 di y = -d
y
kondisi batas pada permukaan diperoleh dari persamaan
Bernoulli untuk aliran tak mantap.
1 2 2
p
+ ( u + v ) + g . y + =0
t 2

Dengan g adalah percepatan gravitasi, p adalah tekanan dan


adalah rapat massa zat cair.
Apabila persamaan tersebut dilinierkan, yaitu dengan
mengabaikan u2 dan v2 , dan pada permukaan y = , serta
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 44

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

mengambil tekanan di permukaan adalah nol ( tekanan


atmosfer), maka persamaan Bernoulli menjadi :
1
=
=0
g t
jadi persamaan yang diselesaikan adalah sebagai berikut :
1. Persamaan Laplace
2 2
+
=0
x2 y 2
2. Kondisi batas persamaan tersebut adalah :

v = =0 di y=d
y
=

1
= y=0
g t

Persamaan tersebut diselesaikan untuk mendapatkan nilai


berdasarkan nilai

tersebut, sifat-sifat gelombang seperti fluktuasi

muka air, kecepatan rambat gelombangb, kecepatan partikel, dan


sebagainya

dapat

diturunkan.

Penyelesaian

persamaan

diferensial

tersebut memberikan hasil sebagai berikut :


a . g cosh k ( d + y )
=
+ sin ( kx+ t )

cosh k h
dengan :

k
d
y
x
t

: potensial kecepatan
: percepatan gravitasi
: frekkuensi gelombang
: angka gelombang
: kedalaman laut
: jarak vertical suatu titik yang ditinjau terhadap muka air diam
: jarak horizontal
: waktu
Komponen vertical kecepatan partikel pada permukaan air v

, dimana diberikan oleh persamaan 1.1 sehingga:

adalah v =
v=

1
1 2
=
=(
)
t t g t
g t2

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 45

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

/y , persamaan tersebut dapat ditulis:

karena v =
1 2
=
y g t2
Apabila nilai

dari persamaan 1.2. disubtitusikan ke dalam persamaan

1.3, maka akhirnya didapat:


a . g cosh . k (d + y )
1 2 a . g cosh . k ( d + y )
sin( kxt ) =
(
sin ( kxt ) )
y
cosh . kd
g t2
cosh . kd

cosh . k ( d + y )
a . g sinh k (d + y )
1 a . g
k
sin(kx t )=
( 2 )
sin ( kxt )

cosh kd
g
cosh . kd
cosh .k ( d+ y )
a . g sinh k (d + y )
k
sin(kx t )=a .
sin ( kxt )

cosh kd
cosh . kd

Untuk gelombang amplitudo kecil, nilai y di permukaan adalah


sama dengan di muka air diam, sehingga y = 0, dan persamaan diatas
menjadi :
2=g . k tanh ( kd ) (1.4)
Oleh karena = k.C, maka persamaan 1.4 menjadi :
g
2
C = tanh ( kd ) (1.5)
k
Jika nilai k = 2./L disubtitusikan ke dalam persamaan 1.5, didapat :
g. L
2
C =
tanh ( kd ) (1.6)
2.
Persamaan 1.6 menunjukan tiga penjalaran gelombang sebagai fungsi
kedalaman air ( d ) dan panjang gelombang ( L ).
Jika nilai k = / C= ( 2./T )/c disubtitusikan ke dalam
persamaan 1.5 akan didapat nilai C sebagai fungsi T dan d.
g.l
2 xd
C=
tanh
(1.7)
2
L
Dengan memasukkan nilai k = 2 / L

dan C = L/T kedalam persamaan

1.6 akan diperoleh panjang gelombang sebagai fungsi kedalaman :


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 46

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

L=

g .T 2
2 xd
tanh
(1.8)
2
L
Di dalam mempelajari gaya gelombang, perlu diketahui

kecepatan dan percepatan partikel untuk berbagai kedalaman dan waktu (


y dan t ). Komponen horizontal dan vertical kecepatan partikel air (
dan v

dapat ditentukan berdasarkan persamaan ( 1.0 ) yaitu :

u=
dan v=
x
y
Dengan memasukkan nilai

kedalam persaman diatas

akan didapat :

ag cosh .k ( d + y )
sin ( kxt )

cosh . kd

u= =
x x
agk cosh . k ( d + y )
sin ( kx t )

cosh . kd

ag 2 / L cosh . k ( d + y )
ag cosh . k ( d+ y )
sin ( kxt )=
sin ( kxt )
2 /T
cosh . kd
C
cosh . kd

Mengingat :
sin h kd
kd=
2 x cosh kd
C= tanh
2x
maka :
u=

h k (d + y )
ag
cos(kxt)
sinh kd cosh kd
2 cosh kd

u=(

H cosh k (d + y )
)
cos ( kx t ) (1.9)
T
sinh kd

dengan cara yang sama seperti diatas komponen vertikal partikel adalah :

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 47

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

v=

gak sinh k (d + y )
=
sin ( kxt ) (2.10)
y

cosh kd

v =(

H sinh k (d+ y)
)
sin ( kxt )
T
sinh kd
Persamaan tersebut menunjukkan kecepatan orbit partikel zat cair

di dalam gelombang pada ked alaman y. pada kedalaman y, kecepatan


adalah harmonic terhadap x dan t. Untuk nilai

=(kx)

tertentu fungsi

hiperbolik ( cosh dan sinh ) berkurang. Secara eksponensial dengan


bertambahnya

nilai

y,

yang

menyebabkan

komponen

kecepatan

berkurang dengan bertambahnya jarak ke bawah di hitung dari muka air.


Gambar 3.2 menunjukkan pengurangan komponen kecepatan untuk nilai
tertentu yang memberikan komponen terbesar. Pada kedalaman y >L/2, kecepatan partikel adalah nol.

Gambar 3.2 Distribusi kecepatan partikel pada kedalaman


Percepatan partikel zat cair dapat diperoleh dari persamaan 1.9
dan 2.10 dengan mendiferensialkan persamaan tersebut terhadap t.
u H cosh k (d + y )
ax= =
cos ( kxt ) (2.11)
t t T
sinh kd

[ ]

H 2 cosh k (d + y )
sin ( kxt )
T T
sinh kd

[ ]

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 48

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

a x =(

2 2 H cosh k ( d + y)
)
sin ( kxt )
2
sinh kd
T

Dengan cara yang sama untuk percepatan dalam arah vertical :


2
v
2 H cosh k (d + y ) (
a y = =(
)
sin kxt ) (2.12)
2
t
sinh kd
T
Parameter penting lainnya dari gelombang amplitude kecil
adalah perpindahan partikel air di dalam gelombang. Dalam gambar 3.1.
ditunjukkan pada lintasan gerak partikel air yang berputar mengelilingi
kedudukan reratanya. Ordinat horizontal dan vertical dari perpindahan
partikel
ini :
u=

dan

)dapat dihitung berdasarkan hubungan berikut

v=
t
t

Integrasi dari hubungan tersebut akan memberikan :


= u . dt
Dengan memasukkan kecepatan komponen kecepatan horizontal

akan diperoleh bentuk .


H cosh k (d+ y)
=
cos ( kxt)
T
sinh kd

H . 1 cosh k ( d + y )
sin (kxt )(2.13)
2

sinh kd

( )

H cosh k ( d + y )
sin (kxt )
2
sinh kd

Dengan cara yang sama di dapat komponen vertical perpindahan partikel


air.
= v dt

H sinh k ( d + y )
sin(kxt )(2.14)
2 sinh kd

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 49

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Selama penjalaran gelombang dari laut dalam ke laut dangkal, orbit


partikel

mengalami

perubahan

bentuk.

Orbit

perpindahan

partikel

berbentuk lingkaran pada seluruh kedalaman di laut dalam. Di laut transisi


dan dangkal lintasan partikel berbentuk ellips. Semakain besar kedalaman
bentuk ellips semakin pipih, dan di dasar gerak partikel adalah horizontal.
Berdasarkan kedalaman relative, yaitu perbandingan antara
kedalamn air (d) dan panjang gelombang ( L ), ( d/L ), gelombang dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Gelombang di laut dangkal jika

d/L 1/20

2. Gelombang di laut transisi jika

1/20 < d/L <

3. Gelombang di laut dalam jika

d/L

Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus-rumus


gelombang,

Apabila

Kedalamn relative d/L adalah lebih besar dari 0,5, nilai tanh ( 2 d /L ) =
1.0 didapat persamaan :
Dan
g .T 2
L0 =
2.
Indeks 0 menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk
kondisi di laut dalam. Apabila percepatan gravitasi adalah 9.81 m/d2
maka persamaan diatas menjadi :
L0=1.56 T 2
Apabila kedalaman relatife adalah kurang dari 1/20, nilai tanth
( 2d / L ) = 2d / L
C= g . d T = C.T

sehingga persamaan 1.7 dan 1.8 menjadi :


(2.15)

Persamaan 1.9 menunjukkan bahwa di laut dangkal, cepat rambat


dan panjang gelombang hanya tergantung pada kedalaman air.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 50

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Untuk kondisi gelombang di laut transisi, yaitu jika 1/20 < d/L <
, cepat rambat dan panjang gelombang dihitung dengan menggunakan
gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan :
C L
2 xd
= =tanh
(2.16)
C 0 L0
L

Apabila menunjukkan penurunan kurva tanh 2 d

/ L, yang

berarti terjadi pengurangan cepat rambat dan panjang gelombang selama


penjalarannya dari laut dalam menuju pantai.

Apabila kedua ruas dari

persamaan 2.0 dikalikan dengan d /L maka akan didapat :


d d
2 xd
= =tanh
(2.17)
L0 L
L

Persamaan 2.1 dapat digunakan untuk menghitung panjang


gelombang di setiap kedalaman, apabila panjang gelombang di laut dalam
diketahui.
Persamaan

1.8

menunjukkan bahwa kecepatan rambat

gelombang tergantung pada kedalaman air dimana gelombang menjalur.


Apabila cepat rambat gelombang berkurang dengan kedalaman, panjang
gelombang juga berkurang secara linier. Variasi cepat rambat gelombang
terjadi

sepanjang

garis

puncak

gelombang

yang

bergerak

dalam

membentuk suatu sudut terhadap garis kedalaman laut, karena bagian


dari gelombang di laut dalam bergerak lebih cepat daripada bagian di laut
yang lebih dangkal. Variasi tersebut menyebabkan puncak gelombang
membentuk dan berusaha untuk sejajar garis kontur dasar laut.
Refraksi dan pendangkalan gelombang ( wave shoaling ) akan
dapat menentukan tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan
karakteristik gelombang dating. Refraksi mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap tinggi dan arah gelombang serta distribusi energi
gelombang disepanjang pantai.
Perubahan arah gelombang karena refraksi tersebut
mengahsilkan

konvergensi

(penguncupan

atau

divergensi

( penyebaran ) energy gelombang dan mempengaruhi energi gelombang


yang terjadi di suatu tempat di daerah pantai.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 51

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Anggapan-anggapan yang digunakan dalam studi refraksi adalah


sebagai berikut :
1. Energi gelombang antara dua orthogonal adalah konstan
2. Arah penjalaran gelombang tegak lurus pada puncak gelombang,
yaitu dalam arah orthogonal gelombang.
3. Cepat rambat gelombang yang mempunyai periode tertentu di
suatu tempat hanya tergantung pada kedalaman di tempat
tersebut.
4. Perubahan topografi dasar adalah berangsur-angsur.
5. Gelombang mempunyai puncak yang panjang, periode konstan,
amplitudo kecil dan monokhromatik
6. Pengaruh arus, angin dan refleksi dari pantai dan perubahan
topografi dasar laut diabaikan.
Persamaan cepat rambat gelombang adalah :
gL
2 xd
C2 =
tanh
(2.18)
2
L

Di laut dalam, persamaan ( 2.18 ) menjadi :


gL
2 xd
C2 =
tanh
(2.18)
2
L

C2 =

gL
(2.19)
2
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Co tidak tergantung

dari pada kedalaman, jadi di laut dalam gelombang tidak mengalami


refraksi, di laut transisi dan laut dangkal. pengaruh refraksi semakin
besar.
Di laut transisi, kecepatan rambat di hitung dengan
persamaan 2.19, sedangkan di laut dangkal persamaan tersebut
menjadi :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 52

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

C= g d( 2.20)
Energi total gelombang tiap satuan lebar gelombang adalah :
g H 2 L
E=
(2.21)
8
Sedangkan tenaga gelombang :
nE
P=
(2.22)
T
Dipandang dari garis orthogonal yang dari laut dalam menuju pantai
dan dianggap tidak ada energi gelombang yang keluar dari lintasan
tersebut. Tenaga yang terkandung di antara dua garis orthogonal dapat
dianggap konstan. Apabila jarak antara garis orthogonal adalah b,
maka tenaga gelombang di laut dalam dan di suatu titik di laut yang
lebih dangkal adalah :
n E b
P= 0 0 0
T0
P=

nEb
T

Gambar 3.3. Refraksi Gelombang pada kontur lurus


dan sejajar
Tenaga gelombang yang tersimpan di antara dua garis orthogonal
gelombang sepanjang lintasannya adalah konstan.
b0 n0 E 0
b1 n 1 E1
=
= konstan
T0
T1
Apabila energi gelombang seperti yang diberikan oleh
persamaan 2.21 disubtitusikan ke dalam persamaan di atas maka :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 53

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

H 12 b 0 n0 L0
=
H 20 b 1 n1 L1

H1
n L b
= 0 0 0
H0
n1 L1 b 1

(2.23)

H H
=
K
H0 H0 f
Suku pertama dari persamaan 2.23 adalah pengaruh
pendangkalan sedang suku kedua adalah pengaruh garis orthogonal
konvergen atau diverergen yang disebabkan oleh refraksi gelombang,
kedua suku tersebut di kenal sebagai koefisien pendangkalan Ks dan
koefisien refraksi Kr, sehingga persamaan 2.23 menjadi :
H 1=K s K r H 0 (2.24)
Koefisien pendangkalan Ks merupakan fungsi panjang
gelombang dan kedalaman air. Koefisien tersebut untuk berbagai nilai
d/Lo.
Persamaan 2.24 dapat digunakan untuk menghitung tinggi
gelombang di laut transisi dan dangkal, berdasarkan tinggi gelombang
di laut dalam dan jika jarak antara dua orthogonal (b dan bo) diketahui
dari studi refraksi.
Ks = H/H oy sehingga persamaan 2.24 dapat ditulis menjadi :
H H
=
K
H 0 H '0 f
H '0
=K f
H0
'

H 0=K f . H 0

(2.25)
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi

cahaya yang terjadi karena cahaya melintasi dua media perantara


berbeda. Dengan kesamaan tersebut maka pemakaian hokum smell
pada optic dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi
gelombang yang disebabkan karena perubahan kedalaman.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 54

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dalam gambar 3.4, suatu deretan gelombang menjalar dari


laut dengan kedalaman d1 menuju kedalaman d2, dengan perubahan
kedalaman mendadak ( seperti anak tangga ) dan dianggap tidak ada
refleksi

gelombang

pada

perubahan

tersebut.

Karena

adanya

perubahan
Kedalaman maka cepat rambat dan panjang gelombang berkurang dari
C1 dan L1 menjadi C2 dan L2 sesuai dengan hokum Snell, berlaku :

C2
sin 1 (2.26)
C1

( )

sin 2=

Gambar 3.4. Hukum Snell Untuk Refraksi Gelombang


Dengan :
1 : sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar di
mana gelombang melintas
2
: sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang
melintasi kontur dasar berikutnya
C1
: kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama
C2
: kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur kedua
Apabila ditinjau gelombang di laut dalam dan di suatu titik yang
ditinjau, maka :
C
C0

sin =

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 55

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dengan adalah sudut antara garis puncak gelombang dan garis


kontur dasar laut di titik yang ditinjau, dan o adalah sudut antara
garis puncak gelombang di laut dalam dan garis pantai.
Seperti terlihat pada gambar 3.3. jarak anatara orthogonal di laut
dalam dan di suatu titik adalah bo dan b. apabila kontur dasar laut
adalah lurus dan sejajar maka jarak x di titik 0 dan di titik berikutnya
adalah sama sehingga :
b
b
X= 0 = 1
cos 0 cos 1

Sehingga koefisien refraksi adalah :


b
cos 0
Kr= o =
(2.28)
b1
cos 1

Analisis refraksi dapat dilakukan secara analitis apabila garis kontur


lurus dan saling sejajar dengan menggunakan hokum smell secara
langsung.
3.2. Menentukan Jarak Fetch Efektif
Di dslam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch
dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah
pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan
dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga dalam
berbagai sudut

terhadap arah angin. Fetch

rerata

efektif

diberikan oleh persamaan berikut ini :


X i cos
Feff =
cos
Dengan :
Feff
: fetch rerata efektif
Xi
: panjang segmen fetch diukur dari titik observasi
gelombang ke ujung akhir fetch

: deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan


menggunakan pertambahan 60
sudut sebesar 42 pada kedua sisi dari arah angin
Angin Dari Arah Utara
Data-data angin :
Kecepatan angin
= 48 km/jam
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 56

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

= 48000 meter
60x60 detik
= 13.33 m/det
Lama tiupan rata-rata

= 4,8 jam

Dari peta yang terlampir dibuat table perhitngan


Skala 1 : 20.150.000
NO.

Utara

Cos

X 1 (Km)

X 1 .cos

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

42
36
30
24
18
12
6
0
6
12
18
24
30
36
42
Total

0,743
0,809
0,866
0,914
0,951
0,978
0,995
1
0,995
0,978
0,951
0,914
0,866
0,809
0,743
13,512

1128,4
2075,5
2377,7
382,9
382,9
362,7
362,7
322,4
322,4
342,6
382,9
382,9
403
403
403

838,401
1679,080
2059,088
349,971
364,138
354,721
360,887
322,400
320,788
335,063
364,138
349,971
348,998
326,027
299,429
8673,100

Jadi Fetch Efektif adalah=Feff =

8673,100
13,512

X i cos
cos

= 641,881 km

Angin Dari Arah Timur


Data-data angin :

Kecepatan angin

= 52 km/jam

52000 m
=14,44 m/det
60 x 60 detik

Lama tiupan rata-rata = 5,2 jam


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 57

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dari peta yang terlampir dibuat table perhitngan


Skala 1 : 20.150.000
NO.

Utara

Cos

X 1 (Km)

X 1 .cos

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

41
34
27
20
13
6
0
6
13
20
27
34
41
Total

0,755
0,829
0,891
0,940
0,974
0,995
1
0,995
0,974
0,940
0,891
0,829
0,755
13,512

403
503,8
785,9
806
765,7
1108,3
2256,8
60,5
40,3
40,3
30,2
40,3
0

304,265
417,650
700,237
757,640
745,792
1102,759
2256,800
60,198
39,252
37,882
26,908
33,409
0
6482,792

Jadi Fetch Efektif adalah=Feff =

6482,792
11,768

X i cos
cos

= 50,883 km

3.3. Perhitungan Analisa Gelombang


A. Analisa Gelombang sebelum koresi
Arah Utara
Kecepatan angin
= 48 km/jam

48
=25,37 knot
1.892

Lama tiupan rata-rata = 4,8 jam


Jarak Fetch Efektif =641,881 km

641,881
1,61

= 398,68 mil laut

Keterangan :
1 knot
1 mil laut

: 1,892 km/jam
: 1,61 km

Dari grafik diperoleh : ts

= 38 hours
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 58

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ho

= 12,95 ft
= 12,95 x 0,305
= 3,95 m

Ts

= 7,99 sec

Panjang gelombang laut dalam (L0)


L0

= 1,56. T2
= 1,56 . (7,99)2
= 99,59 m

a. Analisa gelombang pada kedalaman 7 m


C o=

Lo
=12,46 m/det
T

d
7
=
=0,070
Lo 99,59
Untuk nilai d/Lo di atas, dengan table A-1 didapat :
d
7
=0,11394 maka L=
=61,436 m
L
0,11394
L 61,436
C= =
=7,689 m/det
T
7,99
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 7 m
Koefisien Shouling (Ks) atau koefisien Pendangkalan.
Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tanh
L

1
x
0,6144

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
1,432
1+
1,974

K s =0,603
Koefisien Refraksi, o = 45.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 59

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

C1
sin o
Co

( )

sin 1 =

sin 45
( 7,689
12,46 )

= 0,436
1

= 25,85

Kr=

cos 45
cos 25,85

Kr = 0,886
Tinggi gelombang pada kedalaman 7 , adalah :
H1

= Ks . Kf . Ho
= 0,603 . 0,886. 3,95
= 2,110 m

Kontrol gelombang pecah,


H 2
>
D 3
H 2,110
2
=
=0,301<
D
7
3

.. gelombang belum pecah.

b. Panjang gelombang pada kedalaman 5 m dan Lo = 99,59 m


C o=

Lo
=12,46 m/det
T

d
5
=
=0,050
Lo 99,59
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
d
5
=0,09416 maka L=
=53,101 m
L
0,09416
L 53,101
C1 = =
=6,645 m/det
T
7,99

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 60

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 5 m


Koefisien Shouling (Ks) atau koefisien Pendangkalan.
Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tanh
L

1
x
0,531

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
1,183
1+
1,479

K s =1,023
Koefisien Refraksi, o = 45.
C1
sin o
Co

( )

sin 1 =

sin 45
( 6,645
12,46 )

= 0,377
1

= 22,148

Kr=

cos 45
cos 25,85

Kr = 0,874
Tinggi gelombang pada kedalaman 5 m , adalah :
H1

= Ks . Kf . Ho
= 1,203 . 0,874. 3,95
= 3,532 m

Kontrol gelombang pecah,


H 2
>
D 3
H 3,532
2
=
=0,706<
D
5
3

.. gelombang pecah.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 61

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Arah Timur

Kecepatan angin

= 52 km/jam

52
=27,48 knot
1.892

Lama tiupan rata-rata = 5,2 jam


Jarak Fetch Efektif =550,883 km
550.883
1.61

= 342.16 mil laut


Keterangan :
1 knot

= 1.892 km/jam

1 mil laut = 1.61 km


Dari grafik diperoleh : ts

= 32 hours

Ho = 13.9 ft
= 13.9 x 0.305
= 4.240 m
Ts = 8.25 sec
Panjang gelombang laut dalam (Lo)
Lo

= 1.56 . T2
= 1.56 . (8.25)2
= 106.178 m

a. Analisa gelombang pada kedalaman 7m

Co =

Lo
T = 12.870 m/det

d
Lo =

7
106.178 = 0.066

Untuk nilai d/Lo di atas, dengan tabel A-1 didapat :


d
7
=
0.11014
maka
L
=
Lo
0.11014 = 63.555 m
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 62

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

C1 =

L
T =

63.555
8.25 = 7.704 m/det

Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 7 m.

Koefisien Shouling (Ks) atau Koefisien Pendangkalan

Ks =

Ks =

1
x
2 .d
tanh
L

1
x
0.599

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
1.384
1+
1.870

Ks = 0.980
Koefisien Refraksi o = 450
C1
Sin 1 = C 0 sin o
=

7.704
0
12.870 sin 45

= 0.423
1
Kr

= 25.0240
=

cos 450
0
cos 25.024 = 0.883

Tinggi gelombang pada kedalaman 7m, adalah :


H1 = Ks . Kr . Ho
= 0.980 . 0.883 . 4.240
= 3.669 m
Kontrol gelombang pecah,

H
2
>
D
3
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 63

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

H
D

3.669
2
=
0.524
<
7
3 ............. gelombang belum pecah.

b. Panjang gelombang pada kedalaman 5m dan Lo = 106.178 m


Co =

Lo
T = 12.870 m/det

d
Lo =

7
106.178 = 0.0470

Untuk nilai d/Lo di atas, dengan tabel A-1 didapat :


d
5
=
0.09098
maka
L
=
L
0.09098 = 54.957 m

C1 =

L
T =

54.957
8.25 = 6.661 m/det

Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 5m.


Koefisien Shouling (Ks) atau Koefisien Pendangkalan

Ks =

Ks =

1
x
2 .d
tanh
L

1
x
0.517

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
1.143
1+
1.409

Ks = 1.033
Koefisien Refraksi, o = 450
Sin 1 =

C1
C 0 sin o
6.661
0
12.870 sin 45

= 0.366
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 64

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

1 = 21.4690
Kr

cos 450
0
cos 21.469 = 0.872

Tinggi gelombang pada kedalaman 5m, adalah :


H1 = Ks . Kr . Ho
= 1.033 . 0.872 . 4.240
= 3.819 m
Kontrol gelombang pecah,
H
D

H
2
D > 3

3.819
2
=
0.764
>
5
3 ............. gelombang pecah.

B. Analisa Gelombang Sesudah Koreksi


Arah Utara
Kecepatan angin

= 48 km/jam

48
= 1.892
= 25.37 knot
Lama tiupan rata-rata = 4.8 jam
Keterangan :
1 knot = 1.892 km/jam
Dari grafik diperoleh : Ho

= 5.8 ft

= 5.8 x 0.305
= 1.769 m
Ts

= 5.2 sec

Panjang gelombang laut dalam (Lo)


Lo

= 1.56 . T2
= 1.56 . (5.2)2
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 65

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

= 42.182 m
a. Analisa gelombang pada kedalaman 7m
Lo
T = 8.112 m/det

Co =

d
Lo =

7
42.182 = 0.166

Untuk nilai d/Lo di atas, dengan tabel A-1 didapat :


d
L = 0.19664 maka L =

C1 =

L
T =

7
0.19644 = 35.598 m

35.598
= 6.846 m/det
5.2

Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 7m.


Koefisien Shouling (Ks) atau Koefisien Pendangkalan

Ks =

Ks =

1
x
2 .d
tanh
L

1
x
0.844

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
2.471
1+
5.875

Ks = 0.913
Koefisien Refraksi, o = 450
Sin 1 =

C1
C 0 sin o
6.846
0
8.112 sin 45

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 66

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

= 0.597
1 = 36.6550
Kr

cos 450
0
cos36.655 = 0.939

Tinggi gelombang pada kedalaman 7m, adalah :


H1 = Ks . Kr . Ho
= 0.913 . 0.939 . 1.769
= 1.517 m
Kontrol gelombang pecah,
H
D

H
2
D > 3

1.517
2
=
0.217<
7
3 ............. gelombang belum pecah.

b. Panjang gelombang pada kedalaman 5m dan Lo = 42.182


Lo
T = 8.112 m/det

Co =

d
Lo =

5
42.182 = 0.119

Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :


d
5
=0,15728 maka L=
=31,790 m
L
0,15728
L 31,790
C1 = =
=6,113 m/det
T
5,2
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 5 :
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.
Ks=

1
x
2 .d
tan
L

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 67

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ks=

1
x
0,757

1
=0,921
4 .d
1+
L

Koefisien Refraksi, o = 45o


C
sin 1 = 1 . sin 0
C0

( )

. sin 45
( 6,113
8,112 )

0,533
1=32,208

Kr=

cos 45
=0,914

cos 32,208

Tinggi gelombang pada kedalaman 5 m adalah :


H1
= Ks . Kr . Ho
= 0,921 . 0,914 . 1,769
= 1,489 m
Kontrol gelombang pecah,
H 1,489
2
=
=0,298<
D
5
3

H 2
>
D 3

..gelombang belum pecah

c. Panjang gelombang pada kedalaman 2,5 m.


L
C o= o =8,112 m/det
T
d
2,5
=
=0,0593
Lo 42,182
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
d
2,5
=0,104003 maka L=
=24,038 m
L
0,104003
L 24,038
C1 = =
=4,623 m/det
T
5,2
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 2,5 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 68

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tan
L

1
x
0,574

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
=0,994
1,307
1+
1,712

Koefisien Refraksi, o = 45o


C1
sin 1 =
. sin 0
C0

( )

. sin 45
( 4,623
8,112 )

0,403

1=23,766
Kr=

cos 45
=0,879

cos 23,766

Tinggi gelombang pada kedalaman 5 m adalah :


H1
= Ks . Kr . Ho
= 0,994 . 0,879 . 1,769
= 1,546 m
Kontrol gelombang pecah,
H 1,546
2
=
=0,618<
D
2,5
3

H 2
>
D 3

..gelombang belum pecah

d. Panjang gelombang pada kedalaman 2 m Lo = 42,182 m


L
C o= o =8,112 m/det
T
d
2
=
=0,0474
Lo 42,182
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 69

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

d
=0,09162
L

maka

L=

2
=21,829 m
0,09162

L 21,829
C1 = =
=4,198 m/det
T
5,2
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 2 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.

Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tan
L

1
x
0,520

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
=1,031
1,151
1+
1,423

Koefisien Refraksi, o = 45o


C1
. sin 0
C0

( )

sin 1 =

. sin 45
( 4,198
8,112 )

0,366
1=21,439
Kr=

cos 45
=0,872
cos 21,469

Tinggi gelombang pada kedalaman 2 m adalah :


H1
= Ks . Kr . Ho
= 1,0314 . 0,872 . 1,769
= 1,590 m
Kontrol gelombang pecah,

H 2
>
D 3

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 70

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

H 1,590
2
=
=0,795<
D
2
3

..gelombang pecah

Arah Timur
Kecepatan angin = 52 km/jam
52
= 1.892

= 27,48 knot
Lama tiupan rata-rata = 5,2 jam

Keterangan :
1 knot

: 1,892 km/jam

Dari grafik diperoleh :

H0

= 6,5 ft

= 6,5 x 0,305
= 1,983 m
Ts

= 5,6 sec

Panjang gelombang laut dalam (L0)


L0

= 1,56 . T2
= 1,56 . (5,6)2
= 48,922 m

a. Analisa gelombang pada kedalaman 7 m


L0
b. C0 = T =8,736 m/det
d
7
=
=0,1431
L0 48,922
Untuk nilai d/L0 diatas, dengan Tabel A-1 didapat :
d
7
=0,17822 maka L=
=39,277 m
L
0,17822
L 39,277
C1 = =
=7,014 m/det
T
5,6
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 7 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 71

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tan
L

1
x
0,807

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
=0,915
2,240
1+
4,643

Koefisien Refraksi, o = 45o


C1
. sin 0
C0

( )

sin 1 =

. sin 45
( 7,014
8,736 )

0,568
1=34,61
Kr=

cos 45
=0,927
cos 34,61

Tinggi gelombang pada kedalaman 7 m adalah :


H1
= Ks . Kr . Ho
= 0,915 . 0,927 . 1,983
= 1,682 m
Kontrol gelombang pecah,
H 1,682
2
=
=0,240<
D
7
3

H 2
>
D 3

..gelombang belum pecah

d. Panjang gelombang pada kedalaman 5 m dan L0 = 48,922 m


C o=

Lo
=8,1736 m/det
T

d
5
=
=0,1022
Lo 48,922
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 72

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

d
=0,14341
L

L=

maka

5
=34,865 m
0,14341

L 38,685
C1 = =
=6,226 m/det
T
5,6
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 5 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.

Ks=

Ks=

1
x
2 .d
tan
L

1
x
0,717

1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L

1
=0,931
1,802
1+
2,948

Koefisien Refraksi, o = 45o


C1
sin 1 =
. sin 0
C0

( )

. sin 45
( 6,226
8,736 )

0,504

1=30,265
Kr=

cos 45
=0,905

cos 30,265

Tinggi gelombang pada kedalaman 5 m adalah :


H1
= Ks . Kr . Ho
= 0,931 . 0,905 . 1,983
= 1,671 m
Kontrol gelombang pecah,
H 1,671
2
=
=0,334<
D
5
3

H 2
>
D 3

..gelombang belum pecah

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 73

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

c. Panjang gelombang pada kedalaman 2,5 m


C o=

Lo
=8,736 m/det
T

d
2,5
=
=0,0511
Lo 48,922
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
d
2,5
=0,09613 maka L=
=26,006 m
L
0,09613
L 26,006
C1 = =
=4,664 m/det
T
5,6
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 2,5 m

3.4

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang (breakwater)


Pemecah gelombang (breakwater) adalah bangunan

yang

digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan


gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah perairan dari laut bebas,
sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang
besar di laut.
3.4.1 Panjang Breakwater
Hp
= Tinggi rencana gelombang di pelabuhan = 0,20
HL
= Tinggi gelombangdi breakwater (pemecah gelombang)
= 1,517 m (hasil analisa gelombang pada kedalaman 7 m arah
utara)
b
= Lebar mulut breakwater = 107,52 m
B
= 750 meter
Dengan menggunakan rumus Stevenson didapat panjang breakwater :
4
b Hp

B HL
D=
b
0,0269 1+
B

( )

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 74

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

D=

107,52 0,20

750
1,517

( 107,52
750 )
0,3790,132
D=[
= [ 6,658 ] =1.956,057 meter
0,0371 ]
0,0269 1+

3.4.1 Tinggi Breakwater


Data data :
Kedalaman laut (d)

7 m (arah

timur)
Kemiringan dasar laut (S)
: 1 : 50
Tinggi gelombang di lokasi rencana pemecah gelombang (H1)
: 3,669
Periode gelombang (T)
: 8,25 detik
Koefisien refraksi (Kr)
: 0,883
Dari data pasang
H.W.L = H.H.W
M.W.L= H.W.S
L.W.L = M.S.L

surut didapatkan :
= 1,46
= 1,36
= 0,00

Kedalaman air di lokasi bangunan berdasarkan H.W.L dan L.W.L adalah :


dHWL = 1,46 (-7)
= 8,46 m
dLWL = 0,00 (-7)
= 7m
dMWL = 1,36 (-7)
= 8,36 m
1. Penentuan kondisi gelombang di rencana lokasi pemecah gelombang
Di selidiki kondisi gelombang pada kedalaman air di rencana lokasi
pemecah gelombang, yaitu apakah gelombang pecah atau tidak. Dihitung
tinggi dan kedalaman gelombang pecah untuk kemiringan 1 : 50.
= 1,56 . ( T )2
= 1,56 . ( 8,25 )2
= 106,178 m
d
8,36
=
=0,0790
L0 106,178

Lo

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 75

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Dari Tabel A-1 diperoleh :

d
=0,12229
L

1,463
H1

= Ks . Kr . H1 maka

H 0=

dan

L=

8,36
=68,362
0,12229

dan Ks =

H1
3,669
=
=2,840 m
K s K r 1,463 0,883

Tinggi gelombang ekivalen : H0


= Kr . H0
=
0,883 x 2,840
= 2,508 m
H '0
2,508
=
=0,004
2
2
g T 9,81 x 8,25
Dari Tabel diperoleh

Maka,

Hb
=1,22
H '0

= 1,22 x 2,508

Hb
Hb
g. T

= 3,060 m
3,060
=
2
9,81 x 8,25
=0,0046

Dari tabel diperoleh:


Maka

db
=1,16
Hb

=1,16 x 3,060

db
=3,550 m
Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 3,550 m. Karena
d b <d LWL < dHWL

, berarti di lokasi bangunan kedalaman 7 m gelombang

pecah.
2. Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang
Elevasi puncak pemecah gelombang dihitunh berdasarkan tinggi run up.
Kemiringan sisi pemecah gelombang ditetapkan 1:2.
Tinggi gelombang di laut dalam:
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 76

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Lo

1,56.T 2
1,56.(8,25)2

106,178 m
Bilangan Irribaren:
Ir

tg
0,5
( H / L0 )

1 /2
( 3,669 /106,178 )0,5

=2,690
Dengan menggunakan grafik dihitung nilai run up.
Untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry stone)
R
H

=1,20 R

= 1,20 x 3,669
= 4,403 m

Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi


kebebasan 0,5 m:
EI pemecah gelombang

= HWL+ R u + tinggi kebebasan


1,46+4,403+ 0,5

= 6,363 m
Tinggi pemecah gelombang :
Hpemecah gelombang

= EIpemecah gelombang + EIdasar laut


6,363(7)
= 13,363 m ~ 14 m

3. Berat butir lapis lindung


Berat batu lapis lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini.
Dengan lapis lindung dari batu ( K = 4 ).
3

W=

. H
3
KD ( Sr -1 ) cot

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 77

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

S=

r
a

Dengan :
W : berat butir batu pelindung
r : berat jenis batu
a : berat jenis air laut
H : tinggi gelombang rencana

: sudut kemiringan sisi pemecah gelombang


Kd : koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung
(batu alam atau buatan), kekasaran permukaan batu, ketajaman sisisisinya, ikatan antara butir dan keadaan pecahnya gelombang.
W

2,65 . 3,669
3
2,65
4.
1 .2
1,03

130,885
31,126

=4,205 ton

4. Lembar puncak pemecah gelombang


Lebar puncak pemecah gelombang untuk n=3 (minimum)
B

1/ 3

[ ]

W
= n. k
r

= 3 x 1,15.

4,205
2,65

1 /3

= 4,018 m
Dengan:
B
n

: lebar puncak
: jumlah butir batu

( n minimum =3 )

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 78

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

k : koefisien lapis (tabel 3.1)


W : berat butir batu pelindung
r : berat jenis batu pelindung

5. Tebal lapis lindung


T

= n. k

1/ 3

[ ]
W
r

= 2 x 1,15.

4,205
2,65

1 /3

= 2,679 m
Dengan :
T
: tebal lapis pelindung
N : jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
k : koefisien yang diberikan (tabel 3.1)
W : berat butir batu pelindung
r : berat jenis batu pelindung
Tabel 3.1. Koefisien lapis
Batu pelindung
Batu alam
(halus)
Batu alam
(kasar)
Batu alam
(kasar)
Kubus
Tetrabod
Quadripod
Hexapod
Tribard
Dolos
Tribar
Batu alam

Penempatan

2
2

3
2
2
2
2
2
2
2
1

Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Seragam
Random
(acak )

Koefisien lapis
(k)
1.02
1.15
1.10
1.10
1.04
0.95
1.15
1.02
1.00
1.13

Porositas
P (%)
38
37
40
47
50
49
47
54
63
47
37

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 79

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

6. Jumlah batu pelindung


2
Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas ( 10 m ) dihitung dengan

rumus sebagai berikut:


N

2 /3

P
= A n k 1100

][ ]

37
100

= 10 x 2 x 1,15 1-

r
W

][

2,65
4,205

2 /3

23 x 0,63 x 0,734
10,636 11

Dengan:
A
n

P
N

: luas permukaan
: jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
: koefisien yang diberikan dalam tabel 3.1

: porositas dari lapisan pelindung (%) yang diberikan dalam tebel 3.1
: jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A
r : berat jenis batu pelindung

3.4.3. Analisa penurunan yang terjadi

Lempung halus
=20
C=0,90 t/m
=1,90 t/m
Lempung normal
=22
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 80

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

C=0,65 t/m
=1,65 t/m

=arc tan1 /2
26 33' 54,18

=arc tan1 /1,5


33 41' 24,24

Rumus Hudson:
Sr

r
air laut

2,65
1,03

=2,573

r . HL

3
3

KD ( Sr -1 ) cot

26 33' 54,18 }}
3
4 (2,573-1 ) cot
3
2,65 x 3,669
=

130,885
31,137

= 4,204 m

Dimensi Ban Bentuk Kubus

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 81

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Lapis I
V= a3

Lapis II
W

4,204
2,65

W II =
V

1,587

a1

= 3 1,587
=1,167~116,643 cm

0,4204

1
w1
10

Lapis III

0,4204
2,65

W III =
V

0,159

a2

0,04204
1
w1
100

0,04204
2,65

0,0159

a3

= 3 0,159
=0,54~54 cm

= 3 0,0159
=0,25~25 cm

Lempung halus
=20
C=0,90 t/m
=1,90 t/m
Lempung normal
=22
C=0,65 t/m
=1,65 t/m

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 82

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Menghitung luas breakwater:


A

( 4,018+61,518
)( 14 )
2

458,752 m

Jumlah batuan untuk tiap lapisan per meter panjang.


Lapis I
A1

1
= A
3

n1

Lapis II
A1

Lapis III

1
= A
3

A1

1
= A
3

1
= X 458,752
3

1
= X 458,752
3

1
= X 458,752
3

= 152,917 m 2

= 152,917 m 2

= 152,917 m 2

152,917
1,1673

n1

=96,215~97 buah

152,917
0,54 3

n1

=971,124~972 buah

152,917
0,253

=9786,688 buah

Analisa Penurunan Breakwater:


Beban ekivalen per meter.
q1 = n1. W1

=97 x 4,204

=407,788 t/ m

q2 = n2. W2

=972 x 0,4204

=408,629 t/ m

q 3 = n 3 . W3

=9786,688 x 0,04204

=411,432 t / m

q total

=1227,849 t/m

Perhitungan P (tambahan muatan yang terjadi):


P

qT. L
L+ ( 2 . z . tan )

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 83

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

P 1

20
2 .50. tan

61,518+
( 1227,849 ) (61,518)
=

=771,432 t/m

P2

22
2. 80. tan

61,518+
( 1227,849 ) (61,518)
=

=598,712 t/m 2

Perhitungan settlemen yang terjadi:


Data tanah:
1. Lapis I (lempung halus)
=1,90 t/ m

LL=60%

e o=2,5

2. Lapisan II (lampung normal)


=1,65 t/ m 2

LL=50%

e o=2,2

Menentukan indeks pemampatan dengan menggunakan rumus


sebagai berikut:
Cc=0,009. (LL-10)
Dimana:
LL : batas cair (%)
Cc =0,009 . (LL - 10)
=0,009 . (60 - 10)
=0,45

Cc

=0,009 . (LL - 10)


=0,009 . (55 - 10)
=0,405

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 84

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Menghitung koefisien konsolidasi

Cv

dengan persamaan sebagai

berikut:
0,848 . H2
CV =
t 90

Didapat:
CV1=1,168 x 10-04 cm2 /det
CV2=2,990 x 10-04 cm 2 /det

Dimana:
H : tinggi
t 90 : waktu untuk mencapai konsolidasi 90%
t 90 : 30,25 menit = 30,25 x 60 detik

Menghitung besarnya penurunan (settlement).


SC=
P01

CC . H
P + P
log 0
1+ eo
Po
o .z
=(1,90-1,03) 50
=43,5 t/m 2

P02

o .z
=(1,65-1,03) 80
=49,6 t/m 2

SC1

0,45 . 50
43,5 +771,432
log
1+2,5
43,5

22,5
814,932
log
3 ,5
43,5

=6,429 log 18,734

=8,182 m

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 85

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

SC2

0,405 . 80
49,6 +985,712
log
1+2,2
49,6

32,4
648,312
log
3 ,2
49,6

=10,125 log 13,071


=11,303 m

Dimana:
SC : penurunan pertama konsolidasi (primary consolidation settlement)
CC : indeks pemampatan
H : tebal lapisan tanah lempung
eo : angka pori
Po : tekanan awal
P : penambahan tekanan
Menghitung lamanya penurunan:
t 90
t 90

0,848. H 2
CV

5000

2
0,848

1,815 x 1011

detik

Lamanya penurunan tergantung dari:

Faktor Waktu
Tebal lapisan tanah lempung (H)
Koefisien konsolidasi (Cv)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 86

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

BAB IV
DERMAGA
4.1. Perencanaan Dermaga
Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya
kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
Muatan yang bekerja pada dermaga:

Muatan horisontal
Muatan akibat angin

Kecepatan angin arah timur 52 km/jam


Tekanan angin
P=

1
V2
16

P min :40 kg/ m 2


P=

1 52000
16 3600

) =13,04 kg/ m

P=13,04 kg/ m < P min. =40 kg/ m

Muatan arus:
P=

a
V2
2.g

Kecepatan yang terjadi:

Akibat angin V=52 km/jam


V angin
Untuk
: 1 m/det menimbulkan
Jadi
V arus

V arus

: 4,4 cm/det

52000
x 0,044
3600

=0,636 m/det

Akibat pasang surut


Pasang surut

=HHW + LLW
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 87

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

=1,46 + 1,46
=2,92 m

V arus

2,92
x 0,2 = 0,324 m/det
1,8

V arus total

=0,636 + 0,324
=0,96 m/det

Parus =

a
2. g

Parus =

1030
2
2 x 9.81 x (0.96)

. V2

Data kapal terbesar 20000 DWT.


Panjang (L)

= 178 m

Lebar (B)

= 22.4 m

Kedalaman

= 12.3 m

Draft

= 9.5 m

Luas permukaan kapal :

Di atas air

= 178 . (12.3 9.5)


= 498.4 m2

Di bawah air = 178 . (0.95)


= 1691 m2

Gaya yang bekerja


Gaya angin

= Pangin x luas daerah di atas air x fak. bentuk kapal


= 40 x 495.4 x 1.3
= 25916.8 kg

Gaya akibat arus = Parus x luas di bawah air


= 48.38 x 1691
= 81810.58 kg
Total gaya yang bekerja
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 88

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Ftotal

= Fangin + Farus
= 25916.8 + 81810.58
= 107727.38 kg

Gaya akibat benturan kapal


Data kapal terbesar 20000 DWT
Panjang (L)

= 178 m

Lebar (B)

= 22.4 m

Kedalaman

= 12.3 m

Draft

= 9.5 m

= 15 cm/det ~ 0.15 m/det

air

= 1030 kg/m3

E=

w.v
2. g
w
2
2. g (v . sin ) dan E2 =

E1 =

w
2. g

. v2 k

k = 0.25 1.0 diambil k = 0.5


w

= L . B . d . air . 0.8
= 178 x 22.4 x 9.5 x 1030 x 0.8
= 31211801.6 kg
= 31211.80165 ton

E1

10
0.15 . sin

2
= 1.079 tm
(31211.80165)

(31211.80165)(0.15)
2 x 9.81

E2

x (0.5) = 17.897 tm

Energi yang diambil adalah E2 = 17.897 tm


4.2.

Perencanaan Fender
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 89

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan


dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapan dan
dermaga. Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe
dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diijinkan. Fender juga
melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan
dermaga yang disebabkan oleh gerak gelombang, arus, dan angin.
Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan letaknya harus
sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal
mempunyai ukuran yang berlainan maka fender harus dibuat agak tinggi
pada sisi dermaga.
Ada beberapa tipe fender, yaitu :

Fender kayu

Fender karet

Fender gravitasi

1. Perencanaan Fender Bridgstone Super-Arch, yang merupakan


salah satu fender tipe karet.Diambil Type Fv 006 5 2
A = 300 cm
B = 325 cm
C = 73 cm
Kemampuan gaya (reaksi ) = 112 ton
Kemampuan energi
= 18 ton
Sistem
E = (17.897)
= 8.949 tm
R
Rd = E x 8.949
=

112
18 x 8.949

= 55.683 tm
2. Perencanaan Fender Kayu

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 90

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Fender dengan berat (displacement) W =20.000 ton merapat di


dermaga yang dilindungi sistem fender kayu seperti dalam gambar.
Parameter kapal tersebut adalah :
Loa

= 178 m

Lpp

= 0.852 . Loa 1.0201


= 168.30 m

= 22.4 m

= 9.5 m

akan direncanakan ukuran sistem fender

Gambar detail fender kayu


Energi benturan dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut ini, dimana nilai Cs (koefisien kekerasan) = 1 dan Cc (koefisien
bentuk dari tambatan) = 1.
E=

W .V
2. g

C m . Ce

dengan :
E

= energi benturan (ton meter)

= komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/d)

= displacement (berat) kapal

= percepatan gravitasi

Cm

= koefisien massa
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 91

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Cc

= koefisien eksentrisitas
Menghitung Cm
Nilai Cm dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Cb =

W
L pp . B . d . o
20000
168.30 x 22.4 x 9.5 x 1.025

= 0.54

2. C b

Cm = 1 +

=1+

d
B

2. 0,54

9.5
22.4

= 2.23
dengan :
Cb

= koefisien blok kapal

= draft kapal (m)

= lebar kapal (m)

Lpp

= panjang garis air (m)

= berat jenis air laut (t/m3)

Menghitung Ce
Dengan menggunakan grafik untuk nilai Cb = 0.54 didapat :
r
Loa = 0.214
Untuk kapal yang bersandar di dermaga :
l

= . Loa
= . 178
= 44.5 m

sehingga didapat :
r

= 0.214 x 178
= 38.092 m
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 92

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Koefisien Ce dihitung dengan persamaan berikut ini :


1
1+(l/r)2 =

Ce =

1
1+(44.5 /38.092)2 = 0.423

dengan :
l

: jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal

sampai titik
sandar kapal
r

: jari jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air

Kecepatan merapat kapal dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu
sebesar 0.15 m/det. Kecepatan merapat dalam arah tegak lurus kapal :
V

= v sin 10
= 0.15 sin 10
= 0.026 m/d

Tabel kecepatan merapat kapal pada dermaga.


Kecepatan merapat
Pelabuhan (m/d)
Laut terbuka (m/d)
0.25
0.30
0.15
0.20
0.15
0.15
0.12
0.15

Ukuran kapal (DWT)


Sampai 500
500 10.000
10.000 30.000
Di atas 30.000
Energi benturan adalah :
E=

20000 x 0.026
2 x 9.81

x 2.23 x 0.423 = 0.65001tm ~ 65.001 kgcm

Energi yang membentur dermaga adalah E. Akibat benturan


sebesar E tersebut dermaga memberikan perlawanan sebesar F d.
Dengan menyamakan kedua nilai tersebut,
F d = E Fd = E
Fd = 65.001 kgcm
dengan F adalah gaya benturan yang menekan (menempatkan) balok
melintang dan tiang fender. Besarnya pemampatan dapat diperkirakan
sebesar d1 = tebal 1/20. Selain itu gaya tersebut juga menyebabkan
defleksi d2.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 93

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Seperti terlihat dalam gambar, ada dua kemungkinan terjadinya


benturan antara kapal dan fender. Kemungkinan pertama kapal
menyentuh daerah di antara dua tiang fender, sedangkan yang keduan
kapal membentur tiang fender. Untuk itu hitungan dilakukan untuk dua
kemungkinan tersebut.
Kemungkinan I
Pada waktu kapal merapat, kapal menyentuh daerah antara dua tiang
fender. Gambar di bawah ini menunjukkan gaya yang bekerja pada balok
fender beserta diagram gaya geser dan momen yang terjadi.

Diagram Momen
Gambar diagram gaya geser dan momen pada kemungkinan I
Untuk mencari besarnya d2 digunakan rumus :
i=n

d2 =

48F /2
EI
i=1

( l3f 6 . lf bi2 + 4 bi3)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 94

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Digunakan balok fender kayu ukuran 30/35 dari kayu kelas kuat I,
dengan modulus elastis kayu Ekayu = 125 x 103 kg/cm2
30
F/2

35

Momen Inersia : I =

1
3
12 x 35 x 30

= 78750
Dengan parameter di atas dan untuk l = 7 m dan b1 = b2 = 1.75 m, dapat
dihitung defleksi d2 :
d2 =

F /2
3
2
3
48 x 125 x 103 x 78750 ( 700 6 x 700 x 175 + 4 x 175 ) . 2

= 4.9907 x 10-4 F
Pemampatan balok :
tebal balok
=2x
20

d1 = 2 x

30
20 = 3 cm

Defleksi total :
d = d1 + d2
= 3 + 4.9907 x 10-4 F
Dari persamaan di atas (Fd = E) untuk nilai d di atas maka :
F (3 + 4.9907 x 10-4 F) = 65.001
4.9907 x 10-4 F2 + 3 F 65.001 = 0
Didapat
Sehingga

: F = 8796.01 kg
: d2 = 4.390

Tinjauan tegangan yang terjadi


Akibat benturan yang terjadi hanya dalam waktu singkat maka kayu
yang digunakan dapat dilipatkan dua kalinya.
Tegangan tekan ijin

: tn= 2 x 40 = 80 kg/cm2

Tegangan lentur ijin

: lt

= 2 x 150 = 300 kg/cm2


Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 95

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Tegangan geser ijin

: = 2 x 20 = 400 kg/cm2
30

a. Pemeriksaan tn

tn

F /2
1
. bh =
2

8796.01/2
1
. 30.35
2

35

= 8.38 kg/cm2 < 80 kg/cm2


b. Pemeriksaan lt
M = F/2 x 175
=

8796.01
x 175
2

= 769650.88 kgcm
I
W=

1
.b =
2

78750
1
.30
2

= 5250 cm2
lt =
=

M
W
769650.88
5250

= 146.60 kg/cm2< 300 kg/cm2


c. Pemeriksaan
=
=

F /2
b . h x 1.5
8796.01/2
x 1.5
30 x 35

= 6.28 kg/cm2< 40 kg/cm2


Jadi pada kondisi kemungkinan I balok kayu yang digunakan aman
terhadap benturan kapal.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 96

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Kemungkinan II
Ditinjau bila kapal membentur sebuah tiang fender. Gambar di bawah
ini menunjukkan gaya yang bekerja pada balok fender beserta diagram
gaya geser dan momen yang terjadi.

Pada kondisi tersebut besarnya d2 digunakan rumus :


d2 =

F a 2 b2
3 EI . l f =

F x 1752 x 5252
-4
3 x 125 x 103 x 78750 x 700 = 4.083 x 10 F

Pemampatan dan defleksi balok dihitung seperti dalam kemungkinan I,


d1
d

=3
= d1 + d2
= 3 + 4.083 x 10-4 F

Dari persamaan berikut untuk nilai d di atas:


Fd

= 65.001

F ( 3 + 4.083 x 10-4 F ) = 65.001


4.083 x 10-4 F + 3 F 65.001 = 0

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 97

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Didapat F

3 3 2+4.083 x 104 x 65.001


2 x 4.083
= 9467.60 kg

sehingga d2 = 3.87 cm

a. Pemeriksaan tk
F
1
. bh =
2

tk =

9467.60
1
.30 .35
2

= 18.03 kg/cm2< 80 kg/cm2


b. Pemeriksaan lt
Av = x F
= x 9467.60
= 2366.9 kg
Mmax
= 2366.9 x x 700
= 1242622.5 kg.cm
lt

M
W

1242622.5
5250

= 236.69 kg/cm2< 300 kg/cm2


c. Pemeriksaan
=
=

F
b .h x 1.5
9467.60
30 x 35 x 1.5

= 13.53 kg/cm2< 40 kg/cm2


Jadi balok ukuran 30 / 35 dapat digunakan.
4.3.

Perencanaan Tambatan (Bollard)


Data Ftotal = 107.73 ton

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 98

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

1. Poligon Gaya

k+kteganganpadatali.
Didapat :
F = k sin 30
F = k sin 30
k = k = F = 107,73 ton
2. Dimensi Bollard

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 99

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Kontrolbeton K 225 :

= 125

kg/cm

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 100

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Momen di A.
M A = 0,4 . K
= 0,4 . 107,73
= 43,092 tm
= 4309200 kg.cm
Luas mukabeton 90cm x 90cm.

W=

1
6 b . h
1
6

(90) . (90)

= 121500 cm
M
W

4309200
121500

= 35,467 kg/cm

= 35,467 kg/cm < b

= 125 kg/cm

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 101

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

3. DimensiBaut

Gaya tarikbaut :
Fbaut
Fbaut

MA
l

xl =

MA

4309200
75
= 57456 kg

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 102

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Jumlahbautsebanyak 3 buahbaut :
Fbaut

57456
3

= 19152 kg
U 24 A

Mutubaut

= 2000 kg/cm

Luas perlubaut : A =

19152
2000

= 9,576 cm
Menghitung diameter baut :
a

= . . d

( 9,576 ) x 4

= 3,491 cm ~ 4 cm

4. Kontrol Diameter Leher Bollard

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 103

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

K = 107,73
Tebalbajadiambil 3,5 cm.
Luas geserbajacincin :
Ag

=DxL
= (40 x 3,5)
= 140 cm

Tegangangeser :

107730
140

= 769,5 kg/cm

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 104

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Geserbaja :
a

= . a
= . (1000)
= 1000 kg/cm

yang terjadi = 769,6 kg/cm < = 1000 kg/cm.

BAB V
PERENCANAAN PONDASI
5.1.

Umum
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 105

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Kondisi

tanah

sangat

menentukan

dalam

pemilihan

tipe

dermaga.Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung


yang lebih besar dari pada tanah di dasar laut. Dasar laut umumnya
terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah,
pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan.
Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan mahal
karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di dekat wharf
diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah
karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.
5.2.

Perencaraan Pondasi

Dari penelitian tanah didapat :

Kedalaman 0 sampai dengan 50 (lempung halus)

= 20
C = 0,90 t/m
= 1,90 t/m

Kedalaman 50 sampai dengan 80 (lempung normal)

= 22
C = 0,65 t/m
= 1,65 t/m
Secara statis daya pikul tiang pancang

tunggal dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :


Q=

Qu
3

Qf
2,5

dimana :
Q

: kapasitas daya dukung tiang pancang maksimum

Qu

: kapasitas daya dukung

Qf

: kapasitas daya dukung dari gaya geser antara tiang pancang

dengan tanah
Kapasitas daya dukung menurut Terzaghi adalah :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 106

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Qu
qult
Qu

= Ap x

qult

= 1,3 . C . Nc + q .Nq . + .B .N . 0,3


= Ap . (1,3 . C .Nc + q .Nq . + .B .N . 0,3)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 107

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Perhitungan pembebanan pada satu tiang pancang :


Bebanhidup = 3,5 t/m
Volume beton (
Vb

Vb

= (3 x 3 x 0,3) + (0,35 x 0,4 x 3) . 2


= 3,54 m

Beban mati (Bm)


Bm

= 2,4 t/m x 3,54 m


= 8,496 ton

Beban hidup (Bh)


Bh

= 3,5 t/m x 3 x 3
= 31,5 ton

Beban yang diterima satu tiang pancang :


Qtotal

= 8,496 + 31,5
= 39,996 ton

Perhitungan daya dukung :


Dari table diperoleh nilaiNc, Nq, danN untuk lapisan II (lempung normal
dengan = 22) :
Nc

= 22

Nq

= 10

=8

Nilai di atas diambil dari table faktor-faktor daya dukung menurut


Terzaghi.
qult = 1,3 . Nc C + q . Nq + .B . 0,3
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 108

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

= (1,3)(22) (0,65) + [(1,90 1,03)(25) + (1,65 1,03)( L)] . (10) +


(1,65 1,03)(8)(0,4)(0,3)
= 18,59 + [(21,75 + 0,62.L)(10)] + (0,595)
= 236,685 = 6,2 . L
qu = (1/4 . . 0,42 ) x ( 236,685 + 6,2 L)
= 29,743 + 0,779 L
Perhitungan daya dukung tiang akibat geseran.
Qf =As . fsi
Fsi = ci + ( i w) . L .K . tan

2
3

K = (1 sin ) .

OCR

Dimana :
OCR : 1
fs1

= c1 + (1 w) . L .K tan

K1

= (1 sin 200 ) .

= 0,658

2
3

. (200) = 13,33

tan = 0,237
Maka :
fs1 = (0,4 x 0,90 ) + [(1,90 1,03) x (25) x (0,658) x (0,237)]
= (0,36) + (3,392)
= 3,752 t/m2
fs2 = c2 + (2 w) . L . K tan
K1

= (1 sin 220 ) .

= 0,625

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 109

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

2
3

. (220) = 14,667

tan = 0,262
Maka :
fs2 = (0,4 x 0,65 ) + [(1,65 1,03) x (L) x (0,625) x (0,262)]
= 0,26 + 0,102 L
Jadi :
Qf=[ . D . (25 + L)] x (fs1 +fs2)
= [ . 0,4 . (25 + L)] x (3,752 + 0,26 + 0,102 L)
= [31,416 + 1,257 L] x (3,752 + 0,26 + 0,102 L)
= 126,041 + 3,204 L + 4,716 L + 0,327 L + 0,128 L2
= 0,128 L2 + 8,247 L + 126,041
Maka qult dapat dihitung :
Q=

Qu
3 +

Qf
2,5

Q=

29,743+ 0,779 L
3

0,128 L 2+8,247 L+126,041


2,5

= 9,914 + 0,260 L + 0,051 L2 + 3,299 L + 50,41


= 0,051 L2 + 3,559 L + 60,33
39,996 = 0,051 L2 + 3,559 L + 60,33
0,051 L2 + 3,559 L + 20,334 = 0
Dengan menggunakan rumus ABC diperoleh :
L1 = +6,278
L2 = -63,506
Total tiang pancang tegak yang berada di bawah permukaan tanah :
Ltotal= 50 + 6,278
= 56,278 m ~ 57 m.
Akibat Geser Selubung

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 110

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Lapis I
= 100
C = 0,90 t/m2
= 1,90 t/m2

100

Gaya yang bekerja pada dermaga :


F tambatan = 107,73 ton
F
cos 80

Fm =

107,73
cos 80

Fm
Satu panjang kapal memakai 6 buah tiang pancang 6

Kedalaman 0 sampai dengan 50 (lempung halus) adalah lapisan I.


= 100
C = 0,90 t/m2
= 1,90 t/m2

Kedalaman 50 sampai dengan 80 (lempung normal) adalah lapisan II.


= 220
C = 0,65 t/m2
= 1,65 t/m2

Qu

= Ap x qult

Dari tabel diperoleh nilai Nc, Nq danN:


Nc = 19
Nq = 9,52
N= 6,9
Nilai diatas diambil dari tabel faktor-faktor daya dukung menurut Terzaghi.
qult= 1,3. Nc . c + q . Nq + .N .B . 0,3
= (1,3)(19)(0,65) + [(1,90 1,03)(23) + (1,65 1,03)(L)] . (9,52) +
(1,65 1,03)(6,9)(0,4)(0,3)
= 16,055 + [(20,01 + 0,62 . L )(9,52)] + (0,513)
= 207,063 + 5,902 . L
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 111

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Qu

= (1/4 . . 0,42 ) x (207,063 + 5,902 L )


= 26,020 + 0,742 L

Perhitungan daya dukung tiang akibat geseran.


fs1 = c1 + (1 w) . L . K tan
K1

= (1 sin 200 ) .

= 0,658

2
3

. (200) = 13,33

tan = 0,237
Maka :
fs1 = (0,4 x 0,90 ) + [(1,90 1,03) x (23) x (0,658) x (0,237)]
= (0,36) + (3,120)
= 3,480 t/m2
fs2 = c2 + (2 w) . L . K tan
K1

= (1 sin 220 ) .

= 0,625

2
3

. (220) = 14,667

tan = 0,262
Maka :
fs2 = (0,4 x 0,65 ) + [(1,65 1,03) x (L) x (0,625) x (0,262)]
= 0,26 + 0,102 L
Jadi :
Qf=[ . D . (25 + L)] x (fs1 +fs2)
= [ . 0,4 . (23 + L)] x (3,480 + 0,26 + 0,102 L)
= [28,903 + 1,257 L] x (3,480 + 0,26 + 0,102 L)
= 108,097 + 2,948 L + 4,374 L + 0,327 L + 0,128 L2
= 0,128 L2 + 7,649 L + 108,097
Qf= 0,128 L2 + 7,649 L + 108,097
Maka Q dapat dihitung :

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 112

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Q=

Qu
3 +

Qf
2,5

Q=

26,020+ 0,742 L
3

0,128 L 2+7,649 L+108,097


2,5

= 8,673 + 0,247 L + 0,051 L2 + 3,060 L + 43,239


= 0,051 L2 + 3,307 L + 51,912
39,996 = 0,051 L2 + 3,307L + 51,912
0,051 L2 + 3,307 L + 11,916 = 0
Dengan menggunakan rumus ABC diperoleh :
L1 = +3,829
L2 = -61,014
Total tiang pancang miring yang berada di bawah permukaan tanah :
Ltotal= 50 + 3,829
= 53,829 m ~ 54 m.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 113

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

BAB VI
MERCU SUAR
6.1. Umum
Alat pemandu pelaya sangat diperlukan untuk keselamatan, efisiensi
dan kenyamanan pelayaran kapal.Alat ini dapat dipasang di sungai,
saluran

dan

disepanjang

pantai,

sehingga

pelayaran

kapal

tidak

menyimpang dari jalurnya. Selain sebagai pemandu pelayaran, alat ini


juga berfungsi sebagai peringatan pada kapal akan adanya bahaya,
seperti karang, tempat-tempat dangkal dan juga sebagai pemandu agar
kapal dapat berlayar dengan aman disepanjang pantai, sungai, saluran
serta memandu kapal masuk ke pelabuhan. Alat pemandu pelayaran ini
bisa berupa konstruksi tetap atau konstruksi terapung yang dilengkapi
dengan menara api, bel, bunyi peringatan lain dan radar. Alat pemandu
pelayaran tersebut telah distandarisasi.
Alat pemandu pelayaran dengan konstruksi tetap dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
1. Rambu pelayaran pada pier, wharf, dolphin dan sebagainya
Untuk mengetahui batas-batas dari pier, wharf, dolphin penambat
dan bangunan-bangunan lainnya, maka rambu sua ditempatkan pada
unjung-unjung bangunan fasilitas tersebut.Untuk dolpin atau bangunan
yang

kecil

ditempatkan

satu

buah

rambu.Biasanya

rambu

yang

mengeluarkan cahaya (lampu) tersebut bewarna putih yang dipasang


pada bangunan.Cahaya tersebut biasanya menggunakan sumber cahaya
listrik.
2. Rambu

suar

ini

pada

pemecah

gelombang,

pantai

dan

sebagaimya
Rambu suar ini merupakan konstruksi tetap yang ditempatkan di
ujung pemecah gelombang pada mulut pelabuhan dan di tempat-tempat
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 114

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

yang berbahaya bagi kapal.Bangunan ini dibuat dari konstruksi rangka


baja berbentuk menara dengan sumber cahaya berada di puncak
bangunan.Sumber cahaya berupa tenaga listrik dari pantai, baterai atau
gas acetylene.Apabila diperlukan pada puncak menara dipasang radar
reflector.
3. Mercu suar
Mercu suar adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu
suar ditempatkan pada puncaknya.
Alat pemandu pelayaran konstruksi terapung berupa pelampung
(buoy) yang diletakan di suatu tempat tertentu. Pelampung ini diberi alat
pemberi tanda peringatan yang bisa berupa lampu, pemantul gelombang
radar (radar reflector), bel atau bunyi peringatan lainnya, yang tergantung
pada penggunaannya. Sumber cahaya berasal dari baterai listrik atau
gas.Gas ini dimasukan dalam ruangan gas yang ada dalam pelampung
dan cukup untuk menyalakan lampu siang dan malam sampai beberapa
tahun.
Pada tipe ini alat pemandu pelayaran dapat berupa :
1. Kapal rambu suar
Di suatu lokasi di mana sulit untuk membangun mercu suar, maka
kapal

kecil

dengan

bobot

500

ton

dapat

digunakan

untuk

menggantikannya. Kapal ini bisa diawaki atau tidak yang dilengkapi


dengan lampu otomatis dan sinyal kabut.Lampu biasanya ditempatkan
pada ketinggian 9 12 m diatas muka air.Peralatan cahaya terdiri dari
empat pasang cermin pemantul yang ditempat disekeliling lampu dan
dapat berputar pada kecepatan tertentu untuk memancarkan jumlah
tertentu kilatan cahaya. Lambung kapal rambu suar biasanya dicat merah
dan nama stasiun dicat putih pada kedua sisinya. Sumber tenaga kapal ini
berasal dari mesin uap atau diesel.Untuk pengoperasian lampu biasanya
digunkan generator.Kapal ini bertambat pada satu jangkar.
2. Pelampung, dengan bentuk yang telah distandarisasi
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 115

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Pelampung (buoy) juga digunakan sebagai alat bantu pelayaran


yang diangker pada suatu tempat yang dianggap tepat. Pelampung ini
bisa diberi lampu atau tidak, atau bisa juga diberi radar pemantul, bel
atau bunyi peringatan, yang disesuaikan dengan penggunaannya.Lampu
mercu suar diletakan dibagian atas pelampung dan diberi lampu berwarna
yang disesuaikan dengan penggunaaanya.Sumber cahaya diperoleh dari
baterai

atau

gas

acetylene.Pelampung

dicat

menurut

lokasi

dan

kegunaannya. Jenis pelampung rambu suar yang ada antara lain :


a. Pelampung berbentuk tiang ( Spar Buoy)
Pelampung

berbentuk

tiang

adalah

pelampung

yang

tidak

berecahaya dan berbentuk tiang panjang dan tipis terbuat dari kayu atau
logam, panjangnya berkisar antara 6 m dan 15 m, dicat serta tampak
permukaan air dasn diikat dengan rantai yang dihubungkan dengan beban
yang diletakan didasar laut. Biasaya pelampung ini digunakan pada kanal
dengan arus yang cepat atau pasang surut yang besar.Juga sebagai tanda
yang bersifat sementara.
b. Pelampung berbetuk kaleng ( Can Buoy)
Can buoy adalah pelampung yang tidak bercahaya, bagian atas rata
dan diletakan di sebelah kiri pelabuhan atau di sebelah kiri alur bilamana
kapal masuk dari arah laut. Can buoy dibuat dari logam, dicat hitam dan
diberi nomor dengan nomor ganjil.
c. Nun Buoy
Nun buoy adalah pelampung yang tidak bercahaya, bagian yang
diatas air berbentuk kerucut, dan diletakan disebelah kanan kapal atau di
sebelah kanan alur apabila kapal masuk dari arah laut.Nun buoy dibuat
dari logam, dicat merah dan diberi nomor dengan nomor genap.
d. Pelampung berbentuk bola ( Spherical Buoy)

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 116

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Spherical
diletakan

pada

buoy

mepunyai

tempat

bentuk

khusus

di

seperti
kanal

bola
pada

dan biasanya
tempat

yang

dangkal.Pelampung jenis ini kadang-kadang diberi lampu dan kadangkadang tidak.Dibuat dari logam dan dicat menurut posisinya dan
digunakan kapal.
e. Pelampung bercahaya ( Lighted Buoy)
Lighted buoy adalah pelampung yang bercahaya dan mempunyai
kerangka ( menara baja) yang tinggi atau konstruksi menara yang terletak
pada konstruksi dasar yang terapung yang dilengkapi dengan pelampung
yang stabil dan mampu menahan angin.
Dasar yang terapung tersebut juga direncanakan untuk menampung
cadangan bahan bakar yang biasanya adalah gas acetylene atau
baterai.Cahaya lampu diletakan pada bagian atas konstruksi.Pelampung
ini digunakan pada kedua sisi alur atau tempat yang khusus, sesuai
dengan kebutuhan pelayaran.Pelampung ini dicat dan diberi nomor
menurut posisinya sepanjang kanal atau tempat lainnya.
f. Pelampung dengan tanda suara ( Sound Warning Buoy)
Sound warning buoy adalah pelampung yang dilengkapi dengan
cahaya ataupun tidak, mempunyai kerangka logam yang tinggi dan
terletak pada dasar yang terapung dilengkapi dengan pelampung yang
stabil dan mampu menahan angin. Pelampung ini serupa dengan
pelampung bercahaya.
Konstruksi dasar juga direncanakan sebagai tempat bahan bakar,
apabila pelampung yang dilengkapi dengan cahaya.Lampu tersebut
berada pada puncak kostruksi sedang bersumber suara diletakkan
dibawahnya.Tanda suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet,
yang dioperasikan sesuai dengan gerakan pelampung atau secara
otomatis.
Pelampung ini digunakan pada tempat khusus atau tersembunyi
untuk member peringatan pada kapal yang kena kabut pada siang atau

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 117

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

malam hari.Pelampung dicat dan diberi nomor menurut lokasinya.Apabila


perlu bisa dilengkapi dengan radar reflektor.
6.2. Perencanaan Mercu suar
Mercu suar adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar
ditempatkan di puncaknya. Bangunan ini biasanya didirikan disuatu titik di
pantai guna memandu kapal yang akan menuju pelabuhan. Mercu suar
juga dapat ditempatkan di karang, gosong atau ditempat yang berbahaya
untuk pelayaran.Mercu suar bisa dibuat dari pasangan batu dan
konstruksi

baja,

dan

harus

cukup

kuat

bisa

menahan

serangan

gelombang, menara harus cukup tinggi sehingga lampu suar dapat dilihat
oleh kapal yang sedang mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan
memperhatikan bentuk bumi yang bulat.
Tinggi mercu suar agar dapat dilihat dari kapal yang berada pada
suatu jarak tertentu mercu suar dapat dihitung dengan rumus berikut :
D=3,86 ( H + H 1 )
dengan :
D
: jarak horizontal antara kapal dan mercu suar
H
: tinggi mercu suar (m)
H1
: tinggi mata yang memandang di atas permukaan laut (m)
Cahaya lampu suar bisa putih atau berwarna dan kelap kelip, dan
sumber tenaganya bisa berasal dari arus listrik, baterai atau gas
acetylene. Berkelap kelipnya cahaya dihasilkan oleh motor listrik yang
memutar lampu. Ada juga mercu suar yang dilengkapi dengan sinyal yang
memeberikan berbagai macam suara.Sinyal ini digunakan apabila cuaca
berkabut, kadang-kadang mercu suar juga dilengkapi dengan stasiun
radio yang dapat mengirimkan sinyal ke segala arah untuk menuntun
kapal.
HE + HL

= Jarak total penglihatan 20 mil laut

HE + HL

8
= 7 ( BL+ AE )

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 118

H
A

LE

B
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

8
= 7 ( BL+ AE )

Dimana :
BL
: tinggi tower (feet)
AE
: tinggi penglihatan (feet)
LE
: diambil 1 mil laut

0
1000
DW T

Perencaaan berdasarkan data kapal terkecil 10000 DWT


Length (L) : 140,0
m
Width (B) : 17,2 m
Depht
: 9,8 m
Draft (D)
: 7,9 m
N
AE

: tinggi pandang orang (1,60 m)


: tinggi penglihatan
= Depht Draft + N
= 9,8 7,9 + 1,6
= 3,5 m ~ 11,473 ft

Jadi tinggi mercu suar adalah :


LE

8
= 7 ( BL+ AE )

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 119

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

12

8
= 7 ( BL+ 11,473 )

BL

7
= 8 . ( 12 ) BL

BL

= 7,113 ft

BL

= 50,595 ft

BL

= 15,427 m ~ 16 meter

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil perencanaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Panjang dermaga

: 750

meter

2. Taraf ketinggian dermaga

: 2,96

meter

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 120

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

3. Taraf kedalaman kolam

: 14,5

meter
4. Lebar alur pelayaran untuk lebar alur satu jalur / lebar mulut bangunan
pemecah gelombang ( breakwater )

: 107,52

meter
5. Diameter lokasi putar kapal

: 267

meter
6. Jumlah gudang barang

:8

buah
7. Jumlah gudang untuk muatan cair

:8

buah
8. Fetch efektif untuk arah utara

: 641,881

km

9. Fetch efektif untuk arah timur

: 550,883

km

10.

Panjang breakwater (pemecah gelombang)

1965,057
11.

meter

Tinggi pemecah gelombang

: 14

meter
12.

Berat butir lapis lindung

: 4,205

ton
13.

Lebar puncak pemecah gelombang

: 4,018

meter
14.

Tebal lapis lindung

: 2,679

meter
15.

Untuk perencanaan fender diambil fender type Fv 006 5 2

16.

Tinggi tower mercu suar

: 16

meter

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 121

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

Setelah melihat hasil dari perencanaan, maka didapat beberapa sara yaitu
:
1. Pelabuhan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Untuk pendukung haruslah lengkap, agar perencanaan breakwater
stabil.
3. Dalam penyusunan tugas pelabuhan ini banyak kekurangannya, maka
dengan ini kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES., DEA. Cetakan Pertama, 1996,
PELABUHAN, Beta Offset.
2. Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan, Penyusun Budhi Setiawan ( 4198003
). Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi YPKP, 2003.

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 122

Universitas Sangga Buana


Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil

LAMPIRAN

Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 123

Anda mungkin juga menyukai