BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Umum
dan
sebagainya.
Bidang
kegiatan
pelayanan
tempat
tempat
dimana
pengankutan
terdapat
fasilitas
angkutan lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengigat
kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar dari pada sarana
angkutan lainnya. Sebaagai contoh pengankutan minyak yang mencapai
puluhan bahkan ratusan ribu ton, apabila harus diangkut dengan truk
tangki diperlukan ribun kendaraan. Dengan demikian untuk muatan dalam
jumlah besar, angkut dengan kapal akan memerlukan waktu lebih singkat,
tenaga kerja lebih sedikit dan biaya lebih murah. Selain itu untuk
angkutan barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya
sarana yangpaling sesuai.
Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan prasarana
yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupan tempat pemberhentian
(terminal) kapal setelah melakukan pelayaran dipelabuhan ini kapal
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 1
melakukan berbagai
kegiatan seperti
menaik-turunkan
penumpang,
bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan
reparasi
mengadakan
pembekalan
dan
sebagainya.
Untuk
fasilitas
seperti
pemecah
gelombang,
dermaga,
perlatan
Defenisi Pelabuhan
aduk
sehigga
sebagian
orang
mengartikannya
sama.
jetti
dan
sebagainya,
dan
hanya
merupakan
tempat
lama
selama
menungu
pengiriman
ke
daerah
tujuan
dan
pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya
atau seluruh pelayaran darat.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pemelancar hubungan
antar daerah, pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat
memajukan daerah belakangnya (daerah pengaruh). Dengan fungsinya
tersebut maka pembangunan pelabuhan tersebut harus dipertangung
jawabkan baik secara sosial maupun teknis.
1.3
Pelabuhan di Indonesia
Indonesia mempunyai negra kepulauan yang lebih dari 3700 pulau dan
wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui
kahtulistiwa.
Kegiatan
pelayaran
sangat
diperlukan
untuk
Macam Pelabuhan
Pelabuhan
dapat
dibedakan
menjadi
beberapa
macam
yang
umum
diselengarakan
pelabuhan
umum
untuk
dilakukan
kepentingan
oleh
umum.
pemerintah
dan
umum,
kecuali
dalam
keadan
tertentu
dengan
ijin
pantai
adalah
pelabuhan
yang
disediakan
untuk
perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak boleh disinggahin olh
kapal bendera asing. Kapal asing boleh masuk kepelabuhan ini dengan
minta izin terlebih dahulu.
1.4.4 Ditinjau dari segi Pengunaannya
1. Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalam air yang
besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan
tidak besar. Jenis kapal ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung
sampai kapal motor.
Jukung adalah perahu yang dibuat dari kayu dengan lebar sekitar satu
meter dan panjang 6-7 m. Perahu ini dapat mengunakan layar atau motor
tempel, dan bisa lnsung mendarat dipantai. Kapal yang lebih besar
terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2.0-2.5 m dan panjang 812 m digerakan oleh motor. kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4.0-5.5 m
dan panjang 16-19 m digerakan olh motor. Ada pula kapal lebih besar
dengan panjang mencapai 30-40 m .
Pelabuhan ikan dibuat disekitar daerah perkampungan nelayan.
Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan pasar lelang, pabrik atau gudang
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 6
es, persediaan bahan bakar dan juga tempat cukup luas untuk perawatan
alat-alat penangkap ikan.
2. Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakan agar jauh dari
keprluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga
atau panngkalan yang harus dapat menaahan muatan vertical yang
besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan
yang dibuat menjorok kelaut untuk mendapatkan kedalaman air yang
cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompapompa.
3. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada dipantai atau
estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang
sehingga memudahkan bongkar muat barang.
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapanperlengkapan berikut ini :
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh
panjang kapal atau setidak-tidaknya 80 % dari panjang total. Hal ini
disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian muka,
belakang dan ditengah kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup luas untuk keperluan
bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapakan diatas
dermaga dan kemudian diangkat dengan kran masuk kapal.
Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan kran
barang
diletakan
diatas
dermaga
yang
dan
kemudian
diangkut
dibelakang
halaman
kegudang.
c. Mempunyai
gudang
transiti/penyimpanan
dermaga.
4.
8 x 8 x 20 ft 3 berat maks
5.
8 x 8 x 25 ft 3 berat maks
8 x 8 x 40 ft 3 berat maks
20 ton
2. 8 x 8 x 7 ft3 berat maks 7 ton
25 ton
40 ton
4. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan
barang. Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga terdapat gudanggudang,
sedang
untuk
pelabuhan
penumpang
dibangun
stasiun
penumpang
dipisahkan.
dan
Penumpang
barang,
melalui
sebaiknya
lantas
atas
jalan
masuk/keluar
dengan
mengunakan
umumnya
pencampuran
pemakaian
ini
terbatas
untuk
letak
atau terletak diteluk, muara ungai dan estuari (bagian dari sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut). Didaerah ini pengaruh gelombang
sangat kecil.
Muara Sungai
Dermaga
2. Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari
pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup
dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan)
untuk keluar masuknya kapal. Didalam daerah tersebut dilengkapi dengan
alat penambat. Banguanan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok
kelaut sehingga gelombang yang menjalar kepantai terhalang oleh
bangunan tersebut.
Pemecah Gelombang
Dermaga
1.5.
Kapal
1.5.1.
Defenisi Kapal
Tonnase Loaded
yaitu berat kapan maksimum. Ukuran isi balok dalam keadaan kosong
disebut dengan DispacementTonnase light berat kapal tampa muatan.
Dalam hal ini berat kapan adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahn
bakar, anak buah kapal dan sebagainya.
Deadweight Tonnage, DWT (bobot mati) yaitu berat total muatan
dimana kapal dapat mengankut dalam keadaan pelayaran optimal (draft
maksimum). Jadi DWT adalah selisih antara Dispacement Tonnase Loaded
dan Dispacement Tonnase light.
Gross register tons, GRT (ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan
ruangan kapal (1 GRT = 2.83 m3 = 100 ft3).
Netto register tons, NRT (ukuran isi bersih) adalah ruangan yang
disediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT
dikurangi dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan
anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta.
Jadi NRT adalah ruangan-ruangan yang dapat didayagunakan, dapat diisi
dengan muatan yang membayar uang tambang.
Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan
muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang
direncanakan (designed load water line) dengan titik terendah kapal.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 11
berpengaruh
terhadap
perencanaan
pelabuhan.
Tipe
kapal
2. Kapal Barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengankut barang. Pada umumnya
kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal
penumpang. Bongkar muat barang dilakukan dengan dua cara yaitu
secara vertikal atau horizontal. Bongkar muat secara vertikal yang biasa
disebut lift on/lift off (Lo/Lo) dilakukan dengan keran kapal. Pada bongkar
muat secara horisontal yang juga disebut Roll on/Roll off (Ro/Ro) barangbarang diangkut dengan mengunakan truk.
Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberap macam sesuai
dengan barang yang diangkut.
a. Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)
untuk
pelabuhan
tergantung
pada
yang
pengankutan
diperlukan
untuk
barang-barang,
penempatan,
kedalaman
dan
penyimpanan
lebar
alur
dan
pelayaran
(trafik)
yang
diharapkan
mengunakan
pelabuhan
juga
menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam
pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan
ukuran kapal yang akan berlabuh.
BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
2.1.
Umum
Keputusan
penbangunan
pelabuhan
biasanya
didasarkan
pada
suatu
pelabuhan
diperlukan
untuk
(ekspor,
import).
Pelabuhan
ini
banyak
mendukung
hubungan
dengan
daerah
pedalaman
merupakan
yang
diperlukan
didalam
pembuatan
perencanaan
akhir
Terbuat dari tumpukan batu alam, balok beton, gabungan antara batu
pecah dan blok beton, batu buatan dari beton dengan bentuk khusus
seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos dan sebagainya. Dibagian
atas pemecah gelombang tipe ini biasanya juga dilengkapi dengan
dinding beton yangberfungsi menahan air diatas limpasan bangunan.
perenncanaan
pemecah
gelombang
sisi
tegak
perlu
Keuntungan
Elevasi puncak
Kerugian
Dibutuhkan jumlah material
bangunan rendah
Gelombang refleksi kecil
besar
Pemecah
gelombang sisi
gelombang
miring
Kerusakan berangsur
lama
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksanaan
angsur
Pemecah
gelombang sisi
tegak
Perbaikan mudah
Murah
Pelaksanaan pekerjaan
cepat
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksanaan
kecil
Luas perairan pelabuhan
lebih besar
Sisi dalamnya dapat
Pelaksanaan pekerjaan
besar
Lebar dasar besar
Mahal
Elevasi puncak bangunan
tinggi
Tekanan gelombang besar
Diperlukan tempat
digunakan sebagai
dermaga atau
luas
tempattambatan
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 18
Pelaksanaan pekerjaan
Pemecah
cepat
Kemungkinan kerusakan
pada waktu pelaksaan
gelombang sisi
Mahal
kecil
campuran
Diperlukan tempat
pembuatan kaison yang
luas
Alur
alur
memberikan
masuk
ke
pelabuhan
keuntungan-keuntungan
yang lebar
baik
dan
langsung
dalam
akan
maupun
tidak
langsung seperti :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 20
1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut
akan lebih besar.
2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai daraft
besar.
3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
4. Mengurangi waktu transito barang-barang
Selain
keuntungan-keuntungan
tersebut,
dalam
menentukan
karakteristik alur ini perlu ditinjau pula biaya pergerakan yang lebih besar
apabila alur tersebut lebar dan dalam, disbanding dengan alur yang
sempit dan dangkal.
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di air
masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air
terendah dengan kapal bermuatan penuh.
Kedalaman air ditentukan oleh berbagai factor seperti yang ditunjukan
gambar 2.2.
Kedalaman air total adalah :
H = d+G+R+P+S+K
Dengan
:
d
: draft kapal
G
: ruang kebebasan bersih
R
: ketelitian pengukuran
S
: pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K
: toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi. Biasanya muka air
referensi ini ditentukan berdasarkan nilai rerata dari muka air surut
terendah pada saat pasang besar ( sparing tide ) dalam periode panjang,
yang disebut LLWS ( lower low water spring tide).
Eleva
k
si
d=
gerak
muka draf
a
Gruan
rua
Eleva
vertik
air
t
R
H si p
ng
kete
renc
P gal
kap
beb
end
litia
dasar
kebe
kapal
ana
S
al
a
as
apa
Eleva
ntoler
alur
basa
pada
K
bru
ansi
n
si l
pen
nomi
ngelom
to
pen
ant
peng
guk
nal
bersi
bang
geru
ara
eruka
uran
hdan
kan
dua
n alur
squat
pen
Gambar ger
2.2. Kedalaman alur pelayaran
uka
Beberapa definisi yang terdapat dalam gambar 2.2 adalah sebagai berikut
n
:
Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas mana tidak terdapat
rintangan yang menggangu pelayaran. kedalaman elevasi ini adalah
jumlah draft kapal dan ruang kebebasan bruto yang dihitung terhadap
muka air rencana.
Ruang kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan
elevasi dasar alur nominal, pada draft kapal maksimum yang diukur pada
air diam. Ruang ini terdiri dari ruang gerak vertical kapal Karena pengaruh
gelombang dan squat dan ruang bebas kebersihan bersih.
Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa antara
sisi terbawah kapal dan pada gelombang dan angin terbesar. Ruang
kebebasan bersih adalah 0.5 m untuk dasar laut berpasir dan 1.0 m untuk
dasar karang.
Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal
dengan memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut :
Toleransi pengerukan
Ketelitian Pengerukan
Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran atau pada
kedalaman yang direncanakan. Lebar alur tergantung pada beberapa
factor, yaitu :
1. lebar, kecepatan dan gerakan kapal
2. trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu jalur atau dua jalur
3. kedalaman alur
4. stabilitas tebing alur
5. angin, gelombang, arus dan melintang dalam alur
Tidak ada rumus yang memuat factor-faktor tersebut sevara explicit,
tetapi beberapa criteria telah ditetapkan berdasarkan pada lebar kapal
dan factor-faktor tersebut secara implicit. Pada alur untuk satu jalur (tidak
ada simpangan), lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika
pada kapal boleh bersimpangan, lebar jalur adalah 6-7 kali lebar kapal.
Cara lain untuk menentukan lebar alur diberikan oleh OCDI (1991).
Lebaralur untuk dua jalur diberikan oleh table 2.1. Untuk alur diluar
pemecah gelombang, lebar alur harus lebih besar daripada yang diberikan
dalam table tersebut, supaya kapal bias melakukan gerakan (maneuver)
dengan
aman
dibawah
pengaruh
gelombang,
arus,
topografi
dan
sebagainya.
Tabel 2.1. Lebar alur menurut OCDI
Panjang Alur
Kapal
Kapal
Selain dari alur di Kapal
Kapal
atas
Relatif Panjang
Kondis Pelayaran
sering bersimpangan
tidak sering bersimpangan
sering bersimpangan
tidak sering bersimpangan
Lebar
2 Loa
1.5 Loa
1.5 Loa
Loa
laut, kondisi pelayaran (angin, arus, gelombang), peralatan bantu ( lampulampu, radar)dan pertimbangan ekonomis.
Secara garis besar trase alur ditentukan oleh kondisi local dan tipe
kapal yang akan menggunakannya. Beberapa ketentuan berikut ini perlu
diperhatikan dalam merencanakan trase pelayaran :
1. Sedapat mungkin trase alur harus mengikuti garis lurus.
2. Satu garis lengkung akan lebih baik daripada sederetan belokan kecil
dengan interval pendek.
3. Garis
lurus
yang
menghubungkan
dua
kurva
lengkung
harus
diharuskan
sedekat
mlanjutkan
mungkin
ke
dengan
pelabuhan.
mulut
Titik
tersebut
pelabuhan
dengan
: sudut belokan
3. Kolam
pelabuhan,
Tanah Dasar
Tipe Tambatan
atau Kecepatan
angin
Pengangkeran
Penunggua
n di lepas
Tambatan bisa
pantai atau
berputar 3600
baik
Pengangkeran
Tambatan
jelek
Pengangkeran
Bongkar
muat
barang
dengan dua
jangkar
baik
Pengangkeran
Jari-jari ( m )
Loa + 6 H
Loa + 6 H + 30
Loa + 4.5 H
Loa + 4.5 H +
jelek
25
Kec. Angin 20
Penambata
m/d
Kec. Angin 20
n selama
ada badai
m/d
Keterangan : H adalah kedalaman air
Sedangkan
pad
ape;lampung
Loa + 3 H + 90
Loa + 4 H +1
45
penambat,
daerah
perairan
mempunyai jari-jari yang diberikan dalam table 2.3. Pada kolam yang
digunakan untuk penambatan didepan dermaga atau tiang penambata,
mempunyai daerah perairan yang cukup.
Tabel 2.3. Luas kolam untuk tambatan pelampung.
Tipe Penambatan
Tambatan pelampung tunggal
Luas
Lingkaran dengan luas-luas (Loa
+ 25)
Segiempat
dengan
panjang
kapal (Loa). Sedangkan dermaga untuk empat kapal atau lebih, lebar
kolam adalah 1.5 Loa.
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal
minimum adalah luasan lingkaran dengan jari-jari 1.5 kali panjang kapal
total (Lc1) dari kapal yang menggunakannnya. Apabila perputaran kpal
dilakukan dengan bantuan jangkar atau kapal tunda lus kolam putar
minimum dalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang
total kapal (Loa).
kedalaman
bobot (dwt)
( m)
kapal minyak ( lanjutan )
20000
11,0
30000
12,0
40000
13,0
50000
14,0
60000
15,0
70000
16,0
80000
17,0
kapal Barang curah (DWT)
10000
9,0
15000
10,0
20000
11,0
30000
12,0
40000
12,5
50000
13,0
70000
15,0
90000
16,0
10000
18,0
15000
20,0
Kapal Ferry (GT)
1000
4,5
2000
5,5
3000
6,0
4000
6,5
6000
7,5
700
1000
2000
3000
4,0
4,5
5,5
6,5
5000
10000
15000
7,5
9,0
10,0
8000
8,0
10000
8,0
13000
8,0
kapal peti kemas (DWT)
20000
12,0
30000
13,0
40000
14,0
50000
15,0
Kapal kecil, kapal kurang dari 500 GRT yang selalu menggunakan
lantai
dermaga
Jenis muatan
: unitized cargo
DWT
panjan
Lebar
kedalama
kedalama
kapal
angkutan
Muatan
umum
g (L)
Length
(B)
Widht
n
depth
(m)
(m)
(m)
142,0
18,1
10,6
8,2
170,0
21
12,7
9,8
140,0
17,2
9,8
7,9
178,0
22,4
12.,3
9,6
1000
0
2000
0
1000
0
2000
0
(cargo boat)
Muatan Cair
(tangker)
n
draf (m)
Full load
draf
Keterangan :
Untuk memperoleh panjang, lebar, kedalaman, draft ( full load draft )
dapat dilihat pada tabel standar ship size ( from the port and harbour
engineering manual) untuk bis size ship.
Jumlah Kapal Keluar dan Masuk Pelabuhan
Jenis
DWT Kapal
angkutan
(ton/tahun)
Wakt
Muatan
10000
masuk
2,5 x 10
umum
Muatan cair
20000
10000 -
1,8 x 106
putar
3
3
20000
Keterangan :
Waktu putar bongkar muat dengan kran 2,5-3,0 m3nit
10000+ 20000
2
= 15000 DWT
Jumlah kapal per tahun =
2,5 x 106
= 15000
= 166,67 ~ 167 kapal
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 31
167
x3
365
= 1,37 ~ 2 kapal/hari
2. Muatan Cair
DWT kapal rata-rata
10000+ 20000
2
= 15000 DWT
Jumlah kapal per tahun =
1,8 x 10 6
= 15000
= 124 kapal
124
x3
365
= 1,02 ~ 2 kapal/hari
DWT Kapal
10000
20000
10000
20000
Jumlah ()
2.3.1.
Panjang
Kapal
(m)
142,0
170,0
140,0
178,0
jumlah
kapal
"n"
1
1
1
1
4 buah
kapal
panjang 'n'
buah kapal
142,0
170,0
140,0
178,0
630,0
merupakan
bangunan
pelabuhan
yang
digunakan
untuk
Dengan :
Lp
: panjang dermaga
Loa
: panjang kapal
a1
a2
Sehingga :
Lp = (1 x 142) + (1 x 170) + (1 x 140) + (1x 178) + (4-1) . 20 + (2 x 30)
= 142 + 170 + 140 + 178 + 60 + 60
= 750 meter
pelabuhan
merupakan
daerah
perairan
dimana
kapal
badai.
Kolam
di
depan
dermaga
harus
tenang
untuk
memungkinkan penambatan selama 95% - 97.5 % dari hari atau lebih dari
satu tahun.
= + 0.000
= H.H.W + 1,5
= 1,46 + 1,5
= 2,96 m
Taraf Kedalaman Kolam = L.W.S + draft + toleransi pengerukan +
clearance
= 1,36 + 9,8 + 2,4 + 1
= 14,5 meter
Jenis Muatan
Umum
Cair
DWT Kapal
20000
20000
Panjang
Lebar Kapal
L = 4,8 B
170,0
178,0
( width )
21,0
22,4
100,80
107,52
Jadi lebar alur pelayaran adalah 107,52 meter. Untuk lebar kapal
diambil dari lebar kapal yang terbesar baik untuk muatan umum maupun
muatan cair.
2.3.4. Menentukan Diameter Lokasi Putar Kapal
adalah
maksimum
15
hari
untuk
barang-barang
yang
akan
A 2=
6849,315
1,3 x 3
= 1756,235 t/m2
Jumlah gudang =
1756,235
1200
= 1,46 ~ 2 buah
Jumlah sebagai pengeluaran
27397,260
A 2=
1,3 x 3
= 7024, 938 m2
Jumlah gudang =
7024, 938
1200
= 5,85 ~ 6 buah
A=
D2
4
A=
( 25 )2
4
= 490,87 m2
= 5,19 ~ 6 buah
490,87
= 5,19 ~ 6 buah
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN GELOMBANG
3.1. Pendahuluan
Perencanaan pelabuhan harus memperhatikan berbagai factor
yang akan berpengaruh pada bangunan bangunan pelabuhan
dan kapal-kapal yang berlabuh. Ada tiga factor yang harus
diperhitungka yaitu angin, pasang surut dan gelombang.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 40
disebut
angin.
Gerakan
udara
ini
disebabkan
oleh
penyerapan
panas
oleh
tanah
dan
air,
atau
bumi
bagian
utara
dan
selatan
karena
adanya
gelombang
mempunyai
tinggi
dan
periode
berbeda).
aliran
memberikan
tak
mantap.
potensial
Penyelesaian
kecepatan
persamaan
periodic
untuk
tersebut
aliran
tak
yang
digunakan
untuk
menurunkan
cair
adalah
homogeny
dan
tifak
termampatkan,
laut)
(x,t)
: amplitudo gelombang
: tinggi gelombang = 2a
periode
gelombang,
yaitu
interval
waktu
yang
u= =0
x
dan
v=
v = =0 di y = -d
y
kondisi batas pada permukaan diperoleh dari persamaan
Bernoulli untuk aliran tak mantap.
1 2 2
p
+ ( u + v ) + g . y + =0
t 2
v = =0 di y=d
y
=
1
= y=0
g t
dapat
diturunkan.
Penyelesaian
persamaan
diferensial
cosh k h
dengan :
k
d
y
x
t
: potensial kecepatan
: percepatan gravitasi
: frekkuensi gelombang
: angka gelombang
: kedalaman laut
: jarak vertical suatu titik yang ditinjau terhadap muka air diam
: jarak horizontal
: waktu
Komponen vertical kecepatan partikel pada permukaan air v
adalah v =
v=
1
1 2
=
=(
)
t t g t
g t2
karena v =
1 2
=
y g t2
Apabila nilai
cosh . k ( d + y )
a . g sinh k (d + y )
1 a . g
k
sin(kx t )=
( 2 )
sin ( kxt )
cosh kd
g
cosh . kd
cosh .k ( d+ y )
a . g sinh k (d + y )
k
sin(kx t )=a .
sin ( kxt )
cosh kd
cosh . kd
L=
g .T 2
2 xd
tanh
(1.8)
2
L
Di dalam mempelajari gaya gelombang, perlu diketahui
u=
dan v=
x
y
Dengan memasukkan nilai
akan didapat :
ag cosh .k ( d + y )
sin ( kxt )
cosh . kd
u= =
x x
agk cosh . k ( d + y )
sin ( kx t )
cosh . kd
ag 2 / L cosh . k ( d + y )
ag cosh . k ( d+ y )
sin ( kxt )=
sin ( kxt )
2 /T
cosh . kd
C
cosh . kd
Mengingat :
sin h kd
kd=
2 x cosh kd
C= tanh
2x
maka :
u=
h k (d + y )
ag
cos(kxt)
sinh kd cosh kd
2 cosh kd
u=(
H cosh k (d + y )
)
cos ( kx t ) (1.9)
T
sinh kd
dengan cara yang sama seperti diatas komponen vertikal partikel adalah :
v=
gak sinh k (d + y )
=
sin ( kxt ) (2.10)
y
cosh kd
v =(
H sinh k (d+ y)
)
sin ( kxt )
T
sinh kd
Persamaan tersebut menunjukkan kecepatan orbit partikel zat cair
=(kx)
tertentu fungsi
nilai
y,
yang
menyebabkan
komponen
kecepatan
[ ]
H 2 cosh k (d + y )
sin ( kxt )
T T
sinh kd
[ ]
a x =(
2 2 H cosh k ( d + y)
)
sin ( kxt )
2
sinh kd
T
dan
v=
t
t
H . 1 cosh k ( d + y )
sin (kxt )(2.13)
2
sinh kd
( )
H cosh k ( d + y )
sin (kxt )
2
sinh kd
H sinh k ( d + y )
sin(kxt )(2.14)
2 sinh kd
mengalami
perubahan
bentuk.
Orbit
perpindahan
partikel
d/L 1/20
d/L
Apabila
Kedalamn relative d/L adalah lebih besar dari 0,5, nilai tanh ( 2 d /L ) =
1.0 didapat persamaan :
Dan
g .T 2
L0 =
2.
Indeks 0 menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk
kondisi di laut dalam. Apabila percepatan gravitasi adalah 9.81 m/d2
maka persamaan diatas menjadi :
L0=1.56 T 2
Apabila kedalaman relatife adalah kurang dari 1/20, nilai tanth
( 2d / L ) = 2d / L
C= g . d T = C.T
Untuk kondisi gelombang di laut transisi, yaitu jika 1/20 < d/L <
, cepat rambat dan panjang gelombang dihitung dengan menggunakan
gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan :
C L
2 xd
= =tanh
(2.16)
C 0 L0
L
/ L, yang
1.8
sepanjang
garis
puncak
gelombang
yang
bergerak
dalam
konvergensi
(penguncupan
atau
divergensi
C2 =
gL
(2.19)
2
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Co tidak tergantung
C= g d( 2.20)
Energi total gelombang tiap satuan lebar gelombang adalah :
g H 2 L
E=
(2.21)
8
Sedangkan tenaga gelombang :
nE
P=
(2.22)
T
Dipandang dari garis orthogonal yang dari laut dalam menuju pantai
dan dianggap tidak ada energi gelombang yang keluar dari lintasan
tersebut. Tenaga yang terkandung di antara dua garis orthogonal dapat
dianggap konstan. Apabila jarak antara garis orthogonal adalah b,
maka tenaga gelombang di laut dalam dan di suatu titik di laut yang
lebih dangkal adalah :
n E b
P= 0 0 0
T0
P=
nEb
T
H 12 b 0 n0 L0
=
H 20 b 1 n1 L1
H1
n L b
= 0 0 0
H0
n1 L1 b 1
(2.23)
H H
=
K
H0 H0 f
Suku pertama dari persamaan 2.23 adalah pengaruh
pendangkalan sedang suku kedua adalah pengaruh garis orthogonal
konvergen atau diverergen yang disebabkan oleh refraksi gelombang,
kedua suku tersebut di kenal sebagai koefisien pendangkalan Ks dan
koefisien refraksi Kr, sehingga persamaan 2.23 menjadi :
H 1=K s K r H 0 (2.24)
Koefisien pendangkalan Ks merupakan fungsi panjang
gelombang dan kedalaman air. Koefisien tersebut untuk berbagai nilai
d/Lo.
Persamaan 2.24 dapat digunakan untuk menghitung tinggi
gelombang di laut transisi dan dangkal, berdasarkan tinggi gelombang
di laut dalam dan jika jarak antara dua orthogonal (b dan bo) diketahui
dari studi refraksi.
Ks = H/H oy sehingga persamaan 2.24 dapat ditulis menjadi :
H H
=
K
H 0 H '0 f
H '0
=K f
H0
'
H 0=K f . H 0
(2.25)
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi
gelombang
pada
perubahan
tersebut.
Karena
adanya
perubahan
Kedalaman maka cepat rambat dan panjang gelombang berkurang dari
C1 dan L1 menjadi C2 dan L2 sesuai dengan hokum Snell, berlaku :
C2
sin 1 (2.26)
C1
( )
sin 2=
sin =
rerata
efektif
= 48000 meter
60x60 detik
= 13.33 m/det
Lama tiupan rata-rata
= 4,8 jam
Utara
Cos
X 1 (Km)
X 1 .cos
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
42
36
30
24
18
12
6
0
6
12
18
24
30
36
42
Total
0,743
0,809
0,866
0,914
0,951
0,978
0,995
1
0,995
0,978
0,951
0,914
0,866
0,809
0,743
13,512
1128,4
2075,5
2377,7
382,9
382,9
362,7
362,7
322,4
322,4
342,6
382,9
382,9
403
403
403
838,401
1679,080
2059,088
349,971
364,138
354,721
360,887
322,400
320,788
335,063
364,138
349,971
348,998
326,027
299,429
8673,100
8673,100
13,512
X i cos
cos
= 641,881 km
Kecepatan angin
= 52 km/jam
52000 m
=14,44 m/det
60 x 60 detik
Utara
Cos
X 1 (Km)
X 1 .cos
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
41
34
27
20
13
6
0
6
13
20
27
34
41
Total
0,755
0,829
0,891
0,940
0,974
0,995
1
0,995
0,974
0,940
0,891
0,829
0,755
13,512
403
503,8
785,9
806
765,7
1108,3
2256,8
60,5
40,3
40,3
30,2
40,3
0
304,265
417,650
700,237
757,640
745,792
1102,759
2256,800
60,198
39,252
37,882
26,908
33,409
0
6482,792
6482,792
11,768
X i cos
cos
= 50,883 km
48
=25,37 knot
1.892
641,881
1,61
Keterangan :
1 knot
1 mil laut
: 1,892 km/jam
: 1,61 km
= 38 hours
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 58
Ho
= 12,95 ft
= 12,95 x 0,305
= 3,95 m
Ts
= 7,99 sec
= 1,56. T2
= 1,56 . (7,99)2
= 99,59 m
Lo
=12,46 m/det
T
d
7
=
=0,070
Lo 99,59
Untuk nilai d/Lo di atas, dengan table A-1 didapat :
d
7
=0,11394 maka L=
=61,436 m
L
0,11394
L 61,436
C= =
=7,689 m/det
T
7,99
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 7 m
Koefisien Shouling (Ks) atau koefisien Pendangkalan.
Ks=
Ks=
1
x
2 .d
tanh
L
1
x
0,6144
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
1,432
1+
1,974
K s =0,603
Koefisien Refraksi, o = 45.
C1
sin o
Co
( )
sin 1 =
sin 45
( 7,689
12,46 )
= 0,436
1
= 25,85
Kr=
cos 45
cos 25,85
Kr = 0,886
Tinggi gelombang pada kedalaman 7 , adalah :
H1
= Ks . Kf . Ho
= 0,603 . 0,886. 3,95
= 2,110 m
Lo
=12,46 m/det
T
d
5
=
=0,050
Lo 99,59
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
d
5
=0,09416 maka L=
=53,101 m
L
0,09416
L 53,101
C1 = =
=6,645 m/det
T
7,99
Ks=
1
x
2 .d
tanh
L
1
x
0,531
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
1,183
1+
1,479
K s =1,023
Koefisien Refraksi, o = 45.
C1
sin o
Co
( )
sin 1 =
sin 45
( 6,645
12,46 )
= 0,377
1
= 22,148
Kr=
cos 45
cos 25,85
Kr = 0,874
Tinggi gelombang pada kedalaman 5 m , adalah :
H1
= Ks . Kf . Ho
= 1,203 . 0,874. 3,95
= 3,532 m
.. gelombang pecah.
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 61
Arah Timur
Kecepatan angin
= 52 km/jam
52
=27,48 knot
1.892
= 1.892 km/jam
= 32 hours
Ho = 13.9 ft
= 13.9 x 0.305
= 4.240 m
Ts = 8.25 sec
Panjang gelombang laut dalam (Lo)
Lo
= 1.56 . T2
= 1.56 . (8.25)2
= 106.178 m
Co =
Lo
T = 12.870 m/det
d
Lo =
7
106.178 = 0.066
C1 =
L
T =
63.555
8.25 = 7.704 m/det
Ks =
Ks =
1
x
2 .d
tanh
L
1
x
0.599
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
1.384
1+
1.870
Ks = 0.980
Koefisien Refraksi o = 450
C1
Sin 1 = C 0 sin o
=
7.704
0
12.870 sin 45
= 0.423
1
Kr
= 25.0240
=
cos 450
0
cos 25.024 = 0.883
H
2
>
D
3
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 63
H
D
3.669
2
=
0.524
<
7
3 ............. gelombang belum pecah.
Lo
T = 12.870 m/det
d
Lo =
7
106.178 = 0.0470
C1 =
L
T =
54.957
8.25 = 6.661 m/det
Ks =
Ks =
1
x
2 .d
tanh
L
1
x
0.517
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
1.143
1+
1.409
Ks = 1.033
Koefisien Refraksi, o = 450
Sin 1 =
C1
C 0 sin o
6.661
0
12.870 sin 45
= 0.366
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 64
1 = 21.4690
Kr
cos 450
0
cos 21.469 = 0.872
H
2
D > 3
3.819
2
=
0.764
>
5
3 ............. gelombang pecah.
= 48 km/jam
48
= 1.892
= 25.37 knot
Lama tiupan rata-rata = 4.8 jam
Keterangan :
1 knot = 1.892 km/jam
Dari grafik diperoleh : Ho
= 5.8 ft
= 5.8 x 0.305
= 1.769 m
Ts
= 5.2 sec
= 1.56 . T2
= 1.56 . (5.2)2
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 65
= 42.182 m
a. Analisa gelombang pada kedalaman 7m
Lo
T = 8.112 m/det
Co =
d
Lo =
7
42.182 = 0.166
C1 =
L
T =
7
0.19644 = 35.598 m
35.598
= 6.846 m/det
5.2
Ks =
Ks =
1
x
2 .d
tanh
L
1
x
0.844
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
2.471
1+
5.875
Ks = 0.913
Koefisien Refraksi, o = 450
Sin 1 =
C1
C 0 sin o
6.846
0
8.112 sin 45
= 0.597
1 = 36.6550
Kr
cos 450
0
cos36.655 = 0.939
H
2
D > 3
1.517
2
=
0.217<
7
3 ............. gelombang belum pecah.
Co =
d
Lo =
5
42.182 = 0.119
1
x
2 .d
tan
L
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
Ks=
1
x
0,757
1
=0,921
4 .d
1+
L
( )
. sin 45
( 6,113
8,112 )
0,533
1=32,208
Kr=
cos 45
=0,914
cos 32,208
H 2
>
D 3
Ks=
Ks=
1
x
2 .d
tan
L
1
x
0,574
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
=0,994
1,307
1+
1,712
( )
. sin 45
( 4,623
8,112 )
0,403
1=23,766
Kr=
cos 45
=0,879
cos 23,766
H 2
>
D 3
d
=0,09162
L
maka
L=
2
=21,829 m
0,09162
L 21,829
C1 = =
=4,198 m/det
T
5,2
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 2 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.
Ks=
Ks=
1
x
2 .d
tan
L
1
x
0,520
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
=1,031
1,151
1+
1,423
( )
sin 1 =
. sin 45
( 4,198
8,112 )
0,366
1=21,439
Kr=
cos 45
=0,872
cos 21,469
H 2
>
D 3
H 1,590
2
=
=0,795<
D
2
3
..gelombang pecah
Arah Timur
Kecepatan angin = 52 km/jam
52
= 1.892
= 27,48 knot
Lama tiupan rata-rata = 5,2 jam
Keterangan :
1 knot
: 1,892 km/jam
H0
= 6,5 ft
= 6,5 x 0,305
= 1,983 m
Ts
= 5,6 sec
= 1,56 . T2
= 1,56 . (5,6)2
= 48,922 m
Ks=
Ks=
1
x
2 .d
tan
L
1
x
0,807
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
=0,915
2,240
1+
4,643
( )
sin 1 =
. sin 45
( 7,014
8,736 )
0,568
1=34,61
Kr=
cos 45
=0,927
cos 34,61
H 2
>
D 3
Lo
=8,1736 m/det
T
d
5
=
=0,1022
Lo 48,922
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 72
d
=0,14341
L
L=
maka
5
=34,865 m
0,14341
L 38,685
C1 = =
=6,226 m/det
T
5,6
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 5 m.
Koefisien Shoulin ( Ks ) atau koefisien pendangkalan.
Ks=
Ks=
1
x
2 .d
tan
L
1
x
0,717
1
4 .d
L
1+
4 .d
sinh
L
1
=0,931
1,802
1+
2,948
( )
. sin 45
( 6,226
8,736 )
0,504
1=30,265
Kr=
cos 45
=0,905
cos 30,265
H 2
>
D 3
Lo
=8,736 m/det
T
d
2,5
=
=0,0511
Lo 48,922
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan table A-1 didapat :
d
2,5
=0,09613 maka L=
=26,006 m
L
0,09613
L 26,006
C1 = =
=4,664 m/det
T
5,6
Tinggi gelombang rencana pada kedalaman 2,5 m
3.4
yang
B HL
D=
b
0,0269 1+
B
( )
D=
107,52 0,20
750
1,517
( 107,52
750 )
0,3790,132
D=[
= [ 6,658 ] =1.956,057 meter
0,0371 ]
0,0269 1+
7 m (arah
timur)
Kemiringan dasar laut (S)
: 1 : 50
Tinggi gelombang di lokasi rencana pemecah gelombang (H1)
: 3,669
Periode gelombang (T)
: 8,25 detik
Koefisien refraksi (Kr)
: 0,883
Dari data pasang
H.W.L = H.H.W
M.W.L= H.W.S
L.W.L = M.S.L
surut didapatkan :
= 1,46
= 1,36
= 0,00
Lo
d
=0,12229
L
1,463
H1
= Ks . Kr . H1 maka
H 0=
dan
L=
8,36
=68,362
0,12229
dan Ks =
H1
3,669
=
=2,840 m
K s K r 1,463 0,883
Maka,
Hb
=1,22
H '0
= 1,22 x 2,508
Hb
Hb
g. T
= 3,060 m
3,060
=
2
9,81 x 8,25
=0,0046
db
=1,16
Hb
=1,16 x 3,060
db
=3,550 m
Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 3,550 m. Karena
d b <d LWL < dHWL
pecah.
2. Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang
Elevasi puncak pemecah gelombang dihitunh berdasarkan tinggi run up.
Kemiringan sisi pemecah gelombang ditetapkan 1:2.
Tinggi gelombang di laut dalam:
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 76
Lo
1,56.T 2
1,56.(8,25)2
106,178 m
Bilangan Irribaren:
Ir
tg
0,5
( H / L0 )
1 /2
( 3,669 /106,178 )0,5
=2,690
Dengan menggunakan grafik dihitung nilai run up.
Untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry stone)
R
H
=1,20 R
= 1,20 x 3,669
= 4,403 m
= 6,363 m
Tinggi pemecah gelombang :
Hpemecah gelombang
W=
. H
3
KD ( Sr -1 ) cot
S=
r
a
Dengan :
W : berat butir batu pelindung
r : berat jenis batu
a : berat jenis air laut
H : tinggi gelombang rencana
2,65 . 3,669
3
2,65
4.
1 .2
1,03
130,885
31,126
=4,205 ton
1/ 3
[ ]
W
= n. k
r
= 3 x 1,15.
4,205
2,65
1 /3
= 4,018 m
Dengan:
B
n
: lebar puncak
: jumlah butir batu
( n minimum =3 )
= n. k
1/ 3
[ ]
W
r
= 2 x 1,15.
4,205
2,65
1 /3
= 2,679 m
Dengan :
T
: tebal lapis pelindung
N : jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
k : koefisien yang diberikan (tabel 3.1)
W : berat butir batu pelindung
r : berat jenis batu pelindung
Tabel 3.1. Koefisien lapis
Batu pelindung
Batu alam
(halus)
Batu alam
(kasar)
Batu alam
(kasar)
Kubus
Tetrabod
Quadripod
Hexapod
Tribard
Dolos
Tribar
Batu alam
Penempatan
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Random
(acak )
Seragam
Random
(acak )
Koefisien lapis
(k)
1.02
1.15
1.10
1.10
1.04
0.95
1.15
1.02
1.00
1.13
Porositas
P (%)
38
37
40
47
50
49
47
54
63
47
37
2 /3
P
= A n k 1100
][ ]
37
100
= 10 x 2 x 1,15 1-
r
W
][
2,65
4,205
2 /3
23 x 0,63 x 0,734
10,636 11
Dengan:
A
n
P
N
: luas permukaan
: jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
: koefisien yang diberikan dalam tabel 3.1
: porositas dari lapisan pelindung (%) yang diberikan dalam tebel 3.1
: jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A
r : berat jenis batu pelindung
Lempung halus
=20
C=0,90 t/m
=1,90 t/m
Lempung normal
=22
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 80
C=0,65 t/m
=1,65 t/m
=arc tan1 /2
26 33' 54,18
Rumus Hudson:
Sr
r
air laut
2,65
1,03
=2,573
r . HL
3
3
KD ( Sr -1 ) cot
26 33' 54,18 }}
3
4 (2,573-1 ) cot
3
2,65 x 3,669
=
130,885
31,137
= 4,204 m
Lapis I
V= a3
Lapis II
W
4,204
2,65
W II =
V
1,587
a1
= 3 1,587
=1,167~116,643 cm
0,4204
1
w1
10
Lapis III
0,4204
2,65
W III =
V
0,159
a2
0,04204
1
w1
100
0,04204
2,65
0,0159
a3
= 3 0,159
=0,54~54 cm
= 3 0,0159
=0,25~25 cm
Lempung halus
=20
C=0,90 t/m
=1,90 t/m
Lempung normal
=22
C=0,65 t/m
=1,65 t/m
( 4,018+61,518
)( 14 )
2
458,752 m
1
= A
3
n1
Lapis II
A1
Lapis III
1
= A
3
A1
1
= A
3
1
= X 458,752
3
1
= X 458,752
3
1
= X 458,752
3
= 152,917 m 2
= 152,917 m 2
= 152,917 m 2
152,917
1,1673
n1
=96,215~97 buah
152,917
0,54 3
n1
=971,124~972 buah
152,917
0,253
=9786,688 buah
=97 x 4,204
=407,788 t/ m
q2 = n2. W2
=972 x 0,4204
=408,629 t/ m
q 3 = n 3 . W3
=9786,688 x 0,04204
=411,432 t / m
q total
=1227,849 t/m
qT. L
L+ ( 2 . z . tan )
P 1
20
2 .50. tan
61,518+
( 1227,849 ) (61,518)
=
=771,432 t/m
P2
22
2. 80. tan
61,518+
( 1227,849 ) (61,518)
=
=598,712 t/m 2
LL=60%
e o=2,5
LL=50%
e o=2,2
Cc
Cv
berikut:
0,848 . H2
CV =
t 90
Didapat:
CV1=1,168 x 10-04 cm2 /det
CV2=2,990 x 10-04 cm 2 /det
Dimana:
H : tinggi
t 90 : waktu untuk mencapai konsolidasi 90%
t 90 : 30,25 menit = 30,25 x 60 detik
CC . H
P + P
log 0
1+ eo
Po
o .z
=(1,90-1,03) 50
=43,5 t/m 2
P02
o .z
=(1,65-1,03) 80
=49,6 t/m 2
SC1
0,45 . 50
43,5 +771,432
log
1+2,5
43,5
22,5
814,932
log
3 ,5
43,5
=8,182 m
SC2
0,405 . 80
49,6 +985,712
log
1+2,2
49,6
32,4
648,312
log
3 ,2
49,6
Dimana:
SC : penurunan pertama konsolidasi (primary consolidation settlement)
CC : indeks pemampatan
H : tebal lapisan tanah lempung
eo : angka pori
Po : tekanan awal
P : penambahan tekanan
Menghitung lamanya penurunan:
t 90
t 90
0,848. H 2
CV
5000
2
0,848
1,815 x 1011
detik
Faktor Waktu
Tebal lapisan tanah lempung (H)
Koefisien konsolidasi (Cv)
BAB IV
DERMAGA
4.1. Perencanaan Dermaga
Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya
kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
Muatan yang bekerja pada dermaga:
Muatan horisontal
Muatan akibat angin
1
V2
16
1 52000
16 3600
) =13,04 kg/ m
Muatan arus:
P=
a
V2
2.g
V arus
: 4,4 cm/det
52000
x 0,044
3600
=0,636 m/det
=HHW + LLW
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 87
=1,46 + 1,46
=2,92 m
V arus
2,92
x 0,2 = 0,324 m/det
1,8
V arus total
=0,636 + 0,324
=0,96 m/det
Parus =
a
2. g
Parus =
1030
2
2 x 9.81 x (0.96)
. V2
= 178 m
Lebar (B)
= 22.4 m
Kedalaman
= 12.3 m
Draft
= 9.5 m
Di atas air
Ftotal
= Fangin + Farus
= 25916.8 + 81810.58
= 107727.38 kg
= 178 m
Lebar (B)
= 22.4 m
Kedalaman
= 12.3 m
Draft
= 9.5 m
air
= 1030 kg/m3
E=
w.v
2. g
w
2
2. g (v . sin ) dan E2 =
E1 =
w
2. g
. v2 k
= L . B . d . air . 0.8
= 178 x 22.4 x 9.5 x 1030 x 0.8
= 31211801.6 kg
= 31211.80165 ton
E1
10
0.15 . sin
2
= 1.079 tm
(31211.80165)
(31211.80165)(0.15)
2 x 9.81
E2
x (0.5) = 17.897 tm
Perencanaan Fender
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 89
Fender kayu
Fender karet
Fender gravitasi
112
18 x 8.949
= 55.683 tm
2. Perencanaan Fender Kayu
= 178 m
Lpp
= 22.4 m
= 9.5 m
W .V
2. g
C m . Ce
dengan :
E
= komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/d)
= percepatan gravitasi
Cm
= koefisien massa
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 91
Cc
= koefisien eksentrisitas
Menghitung Cm
Nilai Cm dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Cb =
W
L pp . B . d . o
20000
168.30 x 22.4 x 9.5 x 1.025
= 0.54
2. C b
Cm = 1 +
=1+
d
B
2. 0,54
9.5
22.4
= 2.23
dengan :
Cb
Lpp
Menghitung Ce
Dengan menggunakan grafik untuk nilai Cb = 0.54 didapat :
r
Loa = 0.214
Untuk kapal yang bersandar di dermaga :
l
= . Loa
= . 178
= 44.5 m
sehingga didapat :
r
= 0.214 x 178
= 38.092 m
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 92
Ce =
1
1+(44.5 /38.092)2 = 0.423
dengan :
l
sampai titik
sandar kapal
r
: jari jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
Kecepatan merapat kapal dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu
sebesar 0.15 m/det. Kecepatan merapat dalam arah tegak lurus kapal :
V
= v sin 10
= 0.15 sin 10
= 0.026 m/d
20000 x 0.026
2 x 9.81
Diagram Momen
Gambar diagram gaya geser dan momen pada kemungkinan I
Untuk mencari besarnya d2 digunakan rumus :
i=n
d2 =
48F /2
EI
i=1
Digunakan balok fender kayu ukuran 30/35 dari kayu kelas kuat I,
dengan modulus elastis kayu Ekayu = 125 x 103 kg/cm2
30
F/2
35
Momen Inersia : I =
1
3
12 x 35 x 30
= 78750
Dengan parameter di atas dan untuk l = 7 m dan b1 = b2 = 1.75 m, dapat
dihitung defleksi d2 :
d2 =
F /2
3
2
3
48 x 125 x 103 x 78750 ( 700 6 x 700 x 175 + 4 x 175 ) . 2
= 4.9907 x 10-4 F
Pemampatan balok :
tebal balok
=2x
20
d1 = 2 x
30
20 = 3 cm
Defleksi total :
d = d1 + d2
= 3 + 4.9907 x 10-4 F
Dari persamaan di atas (Fd = E) untuk nilai d di atas maka :
F (3 + 4.9907 x 10-4 F) = 65.001
4.9907 x 10-4 F2 + 3 F 65.001 = 0
Didapat
Sehingga
: F = 8796.01 kg
: d2 = 4.390
: tn= 2 x 40 = 80 kg/cm2
: lt
: = 2 x 20 = 400 kg/cm2
30
a. Pemeriksaan tn
tn
F /2
1
. bh =
2
8796.01/2
1
. 30.35
2
35
8796.01
x 175
2
= 769650.88 kgcm
I
W=
1
.b =
2
78750
1
.30
2
= 5250 cm2
lt =
=
M
W
769650.88
5250
F /2
b . h x 1.5
8796.01/2
x 1.5
30 x 35
Kemungkinan II
Ditinjau bila kapal membentur sebuah tiang fender. Gambar di bawah
ini menunjukkan gaya yang bekerja pada balok fender beserta diagram
gaya geser dan momen yang terjadi.
F a 2 b2
3 EI . l f =
F x 1752 x 5252
-4
3 x 125 x 103 x 78750 x 700 = 4.083 x 10 F
=3
= d1 + d2
= 3 + 4.083 x 10-4 F
= 65.001
Didapat F
sehingga d2 = 3.87 cm
a. Pemeriksaan tk
F
1
. bh =
2
tk =
9467.60
1
.30 .35
2
M
W
1242622.5
5250
F
b .h x 1.5
9467.60
30 x 35 x 1.5
1. Poligon Gaya
k+kteganganpadatali.
Didapat :
F = k sin 30
F = k sin 30
k = k = F = 107,73 ton
2. Dimensi Bollard
Kontrolbeton K 225 :
= 125
kg/cm
Momen di A.
M A = 0,4 . K
= 0,4 . 107,73
= 43,092 tm
= 4309200 kg.cm
Luas mukabeton 90cm x 90cm.
W=
1
6 b . h
1
6
(90) . (90)
= 121500 cm
M
W
4309200
121500
= 35,467 kg/cm
= 125 kg/cm
3. DimensiBaut
Gaya tarikbaut :
Fbaut
Fbaut
MA
l
xl =
MA
4309200
75
= 57456 kg
Jumlahbautsebanyak 3 buahbaut :
Fbaut
57456
3
= 19152 kg
U 24 A
Mutubaut
= 2000 kg/cm
Luas perlubaut : A =
19152
2000
= 9,576 cm
Menghitung diameter baut :
a
= . . d
( 9,576 ) x 4
= 3,491 cm ~ 4 cm
K = 107,73
Tebalbajadiambil 3,5 cm.
Luas geserbajacincin :
Ag
=DxL
= (40 x 3,5)
= 140 cm
Tegangangeser :
107730
140
= 769,5 kg/cm
Geserbaja :
a
= . a
= . (1000)
= 1000 kg/cm
BAB V
PERENCANAAN PONDASI
5.1.
Umum
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 105
Kondisi
tanah
sangat
menentukan
dalam
pemilihan
tipe
Perencaraan Pondasi
= 20
C = 0,90 t/m
= 1,90 t/m
= 22
C = 0,65 t/m
= 1,65 t/m
Secara statis daya pikul tiang pancang
Qu
3
Qf
2,5
dimana :
Q
Qu
Qf
dengan tanah
Kapasitas daya dukung menurut Terzaghi adalah :
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 106
Qu
qult
Qu
= Ap x
qult
Vb
= 3,5 t/m x 3 x 3
= 31,5 ton
= 8,496 + 31,5
= 39,996 ton
= 22
Nq
= 10
=8
2
3
K = (1 sin ) .
OCR
Dimana :
OCR : 1
fs1
= c1 + (1 w) . L .K tan
K1
= (1 sin 200 ) .
= 0,658
2
3
. (200) = 13,33
tan = 0,237
Maka :
fs1 = (0,4 x 0,90 ) + [(1,90 1,03) x (25) x (0,658) x (0,237)]
= (0,36) + (3,392)
= 3,752 t/m2
fs2 = c2 + (2 w) . L . K tan
K1
= (1 sin 220 ) .
= 0,625
2
3
. (220) = 14,667
tan = 0,262
Maka :
fs2 = (0,4 x 0,65 ) + [(1,65 1,03) x (L) x (0,625) x (0,262)]
= 0,26 + 0,102 L
Jadi :
Qf=[ . D . (25 + L)] x (fs1 +fs2)
= [ . 0,4 . (25 + L)] x (3,752 + 0,26 + 0,102 L)
= [31,416 + 1,257 L] x (3,752 + 0,26 + 0,102 L)
= 126,041 + 3,204 L + 4,716 L + 0,327 L + 0,128 L2
= 0,128 L2 + 8,247 L + 126,041
Maka qult dapat dihitung :
Q=
Qu
3 +
Qf
2,5
Q=
29,743+ 0,779 L
3
Lapis I
= 100
C = 0,90 t/m2
= 1,90 t/m2
100
Fm =
107,73
cos 80
Fm
Satu panjang kapal memakai 6 buah tiang pancang 6
Qu
= Ap x qult
Qu
= (1 sin 200 ) .
= 0,658
2
3
. (200) = 13,33
tan = 0,237
Maka :
fs1 = (0,4 x 0,90 ) + [(1,90 1,03) x (23) x (0,658) x (0,237)]
= (0,36) + (3,120)
= 3,480 t/m2
fs2 = c2 + (2 w) . L . K tan
K1
= (1 sin 220 ) .
= 0,625
2
3
. (220) = 14,667
tan = 0,262
Maka :
fs2 = (0,4 x 0,65 ) + [(1,65 1,03) x (L) x (0,625) x (0,262)]
= 0,26 + 0,102 L
Jadi :
Qf=[ . D . (25 + L)] x (fs1 +fs2)
= [ . 0,4 . (23 + L)] x (3,480 + 0,26 + 0,102 L)
= [28,903 + 1,257 L] x (3,480 + 0,26 + 0,102 L)
= 108,097 + 2,948 L + 4,374 L + 0,327 L + 0,128 L2
= 0,128 L2 + 7,649 L + 108,097
Qf= 0,128 L2 + 7,649 L + 108,097
Maka Q dapat dihitung :
Q=
Qu
3 +
Qf
2,5
Q=
26,020+ 0,742 L
3
BAB VI
MERCU SUAR
6.1. Umum
Alat pemandu pelaya sangat diperlukan untuk keselamatan, efisiensi
dan kenyamanan pelayaran kapal.Alat ini dapat dipasang di sungai,
saluran
dan
disepanjang
pantai,
sehingga
pelayaran
kapal
tidak
kecil
ditempatkan
satu
buah
rambu.Biasanya
rambu
yang
suar
ini
pada
pemecah
gelombang,
pantai
dan
sebagaimya
Rambu suar ini merupakan konstruksi tetap yang ditempatkan di
ujung pemecah gelombang pada mulut pelabuhan dan di tempat-tempat
Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan 114
kecil
dengan
bobot
500
ton
dapat
digunakan
untuk
atau
gas
acetylene.Pelampung
dicat
menurut
lokasi
dan
berbentuk
tiang
adalah
pelampung
yang
tidak
berecahaya dan berbentuk tiang panjang dan tipis terbuat dari kayu atau
logam, panjangnya berkisar antara 6 m dan 15 m, dicat serta tampak
permukaan air dasn diikat dengan rantai yang dihubungkan dengan beban
yang diletakan didasar laut. Biasaya pelampung ini digunakan pada kanal
dengan arus yang cepat atau pasang surut yang besar.Juga sebagai tanda
yang bersifat sementara.
b. Pelampung berbetuk kaleng ( Can Buoy)
Can buoy adalah pelampung yang tidak bercahaya, bagian atas rata
dan diletakan di sebelah kiri pelabuhan atau di sebelah kiri alur bilamana
kapal masuk dari arah laut. Can buoy dibuat dari logam, dicat hitam dan
diberi nomor dengan nomor ganjil.
c. Nun Buoy
Nun buoy adalah pelampung yang tidak bercahaya, bagian yang
diatas air berbentuk kerucut, dan diletakan disebelah kanan kapal atau di
sebelah kanan alur apabila kapal masuk dari arah laut.Nun buoy dibuat
dari logam, dicat merah dan diberi nomor dengan nomor genap.
d. Pelampung berbentuk bola ( Spherical Buoy)
Spherical
diletakan
pada
buoy
mepunyai
tempat
bentuk
khusus
di
seperti
kanal
bola
pada
dan biasanya
tempat
yang
dangkal.Pelampung jenis ini kadang-kadang diberi lampu dan kadangkadang tidak.Dibuat dari logam dan dicat menurut posisinya dan
digunakan kapal.
e. Pelampung bercahaya ( Lighted Buoy)
Lighted buoy adalah pelampung yang bercahaya dan mempunyai
kerangka ( menara baja) yang tinggi atau konstruksi menara yang terletak
pada konstruksi dasar yang terapung yang dilengkapi dengan pelampung
yang stabil dan mampu menahan angin.
Dasar yang terapung tersebut juga direncanakan untuk menampung
cadangan bahan bakar yang biasanya adalah gas acetylene atau
baterai.Cahaya lampu diletakan pada bagian atas konstruksi.Pelampung
ini digunakan pada kedua sisi alur atau tempat yang khusus, sesuai
dengan kebutuhan pelayaran.Pelampung ini dicat dan diberi nomor
menurut posisinya sepanjang kanal atau tempat lainnya.
f. Pelampung dengan tanda suara ( Sound Warning Buoy)
Sound warning buoy adalah pelampung yang dilengkapi dengan
cahaya ataupun tidak, mempunyai kerangka logam yang tinggi dan
terletak pada dasar yang terapung dilengkapi dengan pelampung yang
stabil dan mampu menahan angin. Pelampung ini serupa dengan
pelampung bercahaya.
Konstruksi dasar juga direncanakan sebagai tempat bahan bakar,
apabila pelampung yang dilengkapi dengan cahaya.Lampu tersebut
berada pada puncak kostruksi sedang bersumber suara diletakkan
dibawahnya.Tanda suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet,
yang dioperasikan sesuai dengan gerakan pelampung atau secara
otomatis.
Pelampung ini digunakan pada tempat khusus atau tersembunyi
untuk member peringatan pada kapal yang kena kabut pada siang atau
baja,
dan
harus
cukup
kuat
bisa
menahan
serangan
gelombang, menara harus cukup tinggi sehingga lampu suar dapat dilihat
oleh kapal yang sedang mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan
memperhatikan bentuk bumi yang bulat.
Tinggi mercu suar agar dapat dilihat dari kapal yang berada pada
suatu jarak tertentu mercu suar dapat dihitung dengan rumus berikut :
D=3,86 ( H + H 1 )
dengan :
D
: jarak horizontal antara kapal dan mercu suar
H
: tinggi mercu suar (m)
H1
: tinggi mata yang memandang di atas permukaan laut (m)
Cahaya lampu suar bisa putih atau berwarna dan kelap kelip, dan
sumber tenaganya bisa berasal dari arus listrik, baterai atau gas
acetylene. Berkelap kelipnya cahaya dihasilkan oleh motor listrik yang
memutar lampu. Ada juga mercu suar yang dilengkapi dengan sinyal yang
memeberikan berbagai macam suara.Sinyal ini digunakan apabila cuaca
berkabut, kadang-kadang mercu suar juga dilengkapi dengan stasiun
radio yang dapat mengirimkan sinyal ke segala arah untuk menuntun
kapal.
HE + HL
HE + HL
8
= 7 ( BL+ AE )
H
A
LE
B
Universitas Sangga Buana
Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan
USB YPKP
Jurusan Teknik Sipil
8
= 7 ( BL+ AE )
Dimana :
BL
: tinggi tower (feet)
AE
: tinggi penglihatan (feet)
LE
: diambil 1 mil laut
0
1000
DW T
8
= 7 ( BL+ AE )
12
8
= 7 ( BL+ 11,473 )
BL
7
= 8 . ( 12 ) BL
BL
= 7,113 ft
BL
= 50,595 ft
BL
= 15,427 m ~ 16 meter
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil perencanaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Panjang dermaga
: 750
meter
: 2,96
meter
: 14,5
meter
4. Lebar alur pelayaran untuk lebar alur satu jalur / lebar mulut bangunan
pemecah gelombang ( breakwater )
: 107,52
meter
5. Diameter lokasi putar kapal
: 267
meter
6. Jumlah gudang barang
:8
buah
7. Jumlah gudang untuk muatan cair
:8
buah
8. Fetch efektif untuk arah utara
: 641,881
km
: 550,883
km
10.
1965,057
11.
meter
: 14
meter
12.
: 4,205
ton
13.
: 4,018
meter
14.
: 2,679
meter
15.
16.
: 16
meter
Setelah melihat hasil dari perencanaan, maka didapat beberapa sara yaitu
:
1. Pelabuhan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Untuk pendukung haruslah lengkap, agar perencanaan breakwater
stabil.
3. Dalam penyusunan tugas pelabuhan ini banyak kekurangannya, maka
dengan ini kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES., DEA. Cetakan Pertama, 1996,
PELABUHAN, Beta Offset.
2. Tugas Besar Rekayasa Pelabuhan, Penyusun Budhi Setiawan ( 4198003
). Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi YPKP, 2003.
LAMPIRAN