DisusunOleh:
Kelompok 3
KELAS B.2
Modustriarti Putri Mardanny
Muhammad Faisal
Muhammad Ramadhan
1620313334
1620313335
1620313336
A. PENDAHULUAN
Angina pektoris adalah
(kekurangan oksigen) otot jantung karena kelelahan fisik atu emosional dan dapat
juga di sebabkan oleh penciutan arteri jantung,infark, kejang-kejang atau adanya
takikardia tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta.Gejala angina berupa
serangan nyeri hebat di bawah tulang dada (regio jantung) yang sering kali
menjalar ke kedua pundak, adakalanya ke leher dan rahang atau ke lengan yang di
rasakan sangat berat. Terutama timbul bila berjalan atau mengeluarkan tenaga lain
segera sesudah makan. Lamanya serangan umunya antara 5 dan 30 menit.
Di Amerika Serikat, kurang lebih 50% dari Penderita Jantung Koroner
(PJK) mempunyai manifestasi angina pektoris. Jumlah angina pektoris sulit
diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pektoris pertahun pada penderita di
atas 3 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk.
Penyebabnya yang terpenting adalah penciutan satu atau lebih arteri
koroner, hingga penyaluran darah ke otot jantung berkurang. Hal ini masih
mencukupi dalam keadaan istirahat, tetapi tidak lagi bila jantung di bebeni lebih
berat dan timbullah kekurangan darah akut.
Menurut teori, kletidakseimbangan antara pengiriman dan kebutuhan
oksigen miokardium dapat di koreksi dengan meningkatkan pengiriman (dengan
meningkatkan aliran darah koroner) atau menurunkan kebutuhan oksigen (dengan
menurunkan kerja jantung). Kedua tindakan tersebut di gunakan dalam praktek
klinis. Peningkatan pengiriman melalui aliran koroner sulit di lakukan dengan
cara farmakologis bila aliran di batasi oleh plak ateromatus tetap. Dalam keadaan
demikian, tindakan invasif (angioplasti) mungkin di perlukan jika penurunan
kebutuhan oksigen tidak dapat mengendalikan gejala. Pada angina varian,
sebaliknya spasme pembuluh darah koroner dapat di perbaiki dengan nitrat atu
penyekat kanal kalsium. Perlu di tekankan bahwa tidak semua vasodilator efektif
untuk angina dan sebaliknya beberapa obat yang bermanfaat pada angina
(misalnya propanolol) bukanlah suatu vasodilator. Hal ini memerlukan perhatian
khusus seorang apoteker untuk memilih terapi yang tepat sehingga dapat dicapai
suatu outcome terapi yang diinginkan dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien.
B. ETIOLOGI
Angina pektoris stabil terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran
darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi
bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik,
emosi, tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang
(misalnya pada spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
Faktor-faktor resiko:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kelebihan aktifitas
Kelelahan
Rokok
Stress
Obesitas
Terlalu kenyang
Hawa udara yang terlalu panas dan lembab
Tidak berolahraga
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara
pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal
yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami penyempitan akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat
Oksida) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan
tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul
spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke
miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang
begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta
dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH
miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung
berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
D. MANIFESTASI KLINIK
Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya. Nyeri
berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke
lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher
kiri,bahkan dapat sampai ke kelingking kiri. Perasaan ini dapat pula menyebar ke
pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan.
Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan
beristirahat. Serangan berlangsung hanya beberapa menit (15 menit) tetapi bisa
sampai lebih dari 20 menit. Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan
misalnya lama serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan
menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu
diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak
stabil). Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya
timbul saat penderita sedang istirahat.
Nyeri yang berasal dari jantung memiliki karakteristik tersendiri seperti
dibawah ini:
a.
b.
c.
E.
pada Angina juga bisa dirasakan sama pada orang dengan gastritis (letaknya di
regio epigastrium pada abdomen). Meskipun pada gastritis bukan lagi di regio
thorax melainkan di regio abdomen, namun kebanyakan pasien sulit membedakan
lokasi nyerinya, sehingga sering terjadi missed diagnostik.
Untuk kualitas nyeri dada pada Angina Pektoris adalah nyeri tumpul atau
nyeri seperti tertindih beban berat, dimana kualitas nyeri ini dapat dibedakan
dengan nyeri akibat trauma thorax, carsinoma, penyakit paru, maupun penyakit
jantung lain. Untuk nyeri dada yang dirasakan nyeri yang tajam biasanya
dirasakan pada kasus pleuritis pada pasien tersangka TB. Untuk pasien asma
bronkhial biasanya dirasakan nyeri dada seperti terikat dan sesak nafas.
Untuk membedakan Angina Pektoris stabil dan tak stabil dilihat dari awitan
nyeri dadanya, sedangkan untuk untuk penyebab nyeri dipertimbangkan apakah
berasal dari jantung (akibat iskemi miokard) atau akibat kondisi di luar jantung
(emoboli paru, refluks esofageal, di seksi Arta, pleuritis, atau penyakit pernafasan
lain).
Selain tentang keluhan utama, perlu digali lebih lanjut mengenai riwayat
nyeri dada sebelumnya, riwayat penyakit lain (diabetes, hipertensi, dislipidemia,
merokok), riwayat keluarga (riwayat gagal jantung iskemi atau IHD / iskemia
heart failure, kematian mendadak), dan juga riwayat obat-obatan pasien.
Pemeriksaan fisik yang lazim dilakukan adalah pemeriksaan tanda vital
yang meliputi pemeriksaan tensi, nadi, suhu dan pernafasan, dan pemeriksaan
fisik jantung yang meliputi inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.
F. PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan
penunjang
yang
dapat
dilakukan
antara
lain
EKG,
menunjukkan proses infak yang meningkat dalam beberapa jam dan kembali
normal dalam 48 jam.
Pemeriksaan
ekokardiografi
digunakan
untuk
menganalisis
fungsi
a. Algoritma Terapi
b. Regiman dosis
1. Golongan nitrat
Onset
Sediaan
Durasi
Dosis awal
1-2
1-3
40
20-60
40-60
5-30
30
3-5 menit
30-60 menit
3-6 jam
2-8 jam
>8 jam
4-6 jam
4-8 jam
5 mcg/menit
0,3 mg
2,5-9 mg t.i.d
-1
1 patch
5-10 mg t.i.d
10-20 mg t.i.d
2-5
20-40
30-60
1-2 jam
4-6 jam
6-8 jam
2,5-5 mg t.i.d
5-20 mg t.i.d
20 mg qd b.ib
(menit)
Nitrogliserin
IV
Sublingual/lingual
PO
Salep
Patch
Eritriol tetranitrat
Pentaeritriol tetranitrat
Isosorbit dinitrat
Sublingual/kunyah
PO
Isosorbit mononitrat
2. Pemblok -adrenergik
Dosis yang
direkomendasikan
Metoprolol
Propanolol
Atenolol
kali/menit
25 50 mg oral 2x/hari
20 80 mg oral perhari dalam dosis terbagi
25 100 mg oral sehari
3. Antagonis Ca
Nama obat
Diltiaem
Dosis
Lepas cepat : 30 120 mg 3x/hri
Lepas lambat : 100 360 mg 1x/hari
Lepas cepat : 40 -160 mg 3x/hari
Lepas lambat : 120 480 mg 2x/hari
H. KASUS KLINIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: Tn. RR
Ruang
Umur
: 68 tahun
: 8 Mei 2013
Lama kerja
Singkat
Lama
Singkat
Lama
Diagnosa
: PJK FC II-III
Keluhan Utama :
- nyeri ulu hati 3 hari,
- tidak tembus punggung,
- keringat dingin,
- kaki bengkak karena banyak minum
- tidak minum obat jantung selama beberapa hari
Keluhan tambahan : Riwayat penyakit terdahulu :
- jantung
- diabetes
- cerebro vascular accident (post stroke)
Riwayat pengobatan
Pasien sulit diajak berkomunikasi karena kesulitan dalam berbicara (pelo
setelah serangan stroke) sehingga tidak bisa menggali informasi lebih jauh
mengenai penggunaan obat selama ini. Selain itu pasien tidak di tunggui oleh
keluarganya.
Tanda Vital
EKG
Rongent
= ST depresi
= Cardiomegali (+), efusi pleura (-)
2. TERAPI PASIEN
: Tn. RR
Tempt/tgl lahir: -
Alamat
:-
Ras
:-
Pekerjaan
:-
Sosial
:-
Merokok
Minum Alkohol
Tanggal
5/5
6/5
7/5
8/5
Subyektif
Obyektif
TD 170/120 mmHg
Suhu Tubuh 36,20
Denyut nadi 82/menit
Respiration Rate 30/menit
MCV : 89/6
MCH : 26,1
MCHC :29,1
RDW-CV : 18,6
TD 168/100mmHg
Suhu Tubuh 360
Denyut nadi 72/menit
Respiration Rate 30/menit
Albumin 3,7
Kolesterol 164
Trigliserida 72
Glukosa 72
LDL 131
Glukosa 2 jam PP 173
Na 141,2
K 3,20
Cl 105,8
TD 130/90 mmHg
Suhu Tubuh 36,40C
Denyut nadi 82/menit
Respiration Rate 20/menit
TD 140/90 mmHg
Suhu Tubuh 36,50C
Denyut nadi 82/menit
Respiration Rate 22/menit
NAMA PENYAKIT
Jantung
Diabetes
Carebro vasculer
accident (post stroke)
TANGGAL/TAHUN
-
NAMA OBAT
-
Nama obat
Indikasi
Cedocard
Vasodilator
coroner
Lasix
Diuretic
Dosis
(5/5) 0,5
mg/jam
(6-8/5) 3x5mg
Rute
pemberian
PO
Inj
PO
Interaksi
Penginduksi
CYP3A4 dapat
menurunkan
kadar/efek
isosorbid dinitrat.
Penghambat
CYP3A4: Dapat
meningkatkan
kadar/efek
isosorbid dinitrat
Hipokalemia
yang diinduksi
oleh furosemid
akan
menyebabkan
toksisitas pada
digoksin dan
dapat
meningkatkan
risiko aritmia
dengan obat-obat
yang dapat
ESO
Sakit kepala
berdenyut,
pusing, muka
merah, hipotensi
postural, takikardi
Hiponatremia,
hipokalemia dan
hipomagnesemia,
hipotensi.
Outcome terapi
meningkatkan
interval QT.
Spironolactone
Diuretic
Clopidogrel
Antiplatelet
(5-8/5) 1-0-0
25 mg
(5/5) 4 tab
(6-8/5) 1x1 tab
PO
PO
Penggunaan
bersamaan
spironolakton
dengan diuretik
hemat kalium
lainnya, suplemen
kalium, antagonis
reseptor
angiotensin,
kotrimoksazol
(dosis besar) dan
inhibitor ACE
dapat
meningkatkan
risiko
hiperkalemia,
terutama pada
pasien gangguan
ginjal.
Meningkatkan
efek/toksisitas :
antikoagulan,
antiplatelet,
drotrecogin alfa,
NSAID, salisilat,
Gangguan saluran
cerna, impotensi,
sakit kepala,
ruam kulit..
Dispepsia, nyeri
perut, diare,
perdarahan.
thrombolitik dan
treprostinil
(meningkatkan
risiko pendarahan
jika digunakan
bersamaan).
Aspilet
Antiplatelet
(5/5) 2 tab
PO
Meningkatkan
efek/toksisitas :
antikoagulan,
antiplatelet,
drotrecogin alfa,
NSAID, salisilat,
thrombolitik dan
treprostinil
(meningkatkan
risiko pendarahan
jika digunakan
bersamaan).
Mual,
gangguan
gastrointstinal,
muntah,
rhinitis
vasomotor,
urtikaria
Ranitidine
Omeprazole
H-2
antagonist
(anti ulcer)
(5-6/5) 2x1
amp
PPI (anti
ulcer)
(5-6/5) 1x1
amp
Inj
Inj
Meningkatkan
efek/toksisitas
siklosporin
(meningkatkan
serum kreatinin),
gentamisin
(blokade
neuromuskuler),
glipizid,
glibenklamid,
midazolam
(meningkatkan
konsentrasi),
metoprolol,
pentoksifilin,
fenitoin, kuinidin,
triazolam.
Omeprazol
memperpanjang
eliminasi
Diazepam,
Warfarin
dan
Fenitoin atau obat
lain
yang
mengalami
metabolisme oleh
cytochrome
P450-mediated
Agitasi, gangguan
penglihatan,
alopesia, nefritis
interstisial.
Paraesthesia,
vertigo, alopesia,
ginekomastia,
impotensi,
stomatitis,
oxidation di hati.
Simvastatin
Captopril
Antihiperlipid
Antihipertensi
(5-8/5) 1x1 10
mg
(5-8/5) 3x25
mg
PO
PO
Efek
antikoagulan
warfarin dapat
ditingkatkan oleh
simvastatin
Pemberian obat
diuretik hemat
kalium
(spironolaktontriamteren,
anulona) dan
preparat kalium
harus dilakukan
dengan hati-hati
karena adanya
bahaya
hiperkalemia.
Ruam kulit,
anemia, pusing,
depresi, hepatitis,
neuropati perifer
LDL mendekati
normal
(131/mg/dL)
Hipotensi,
pusing, sakit
kepala, letih,
astenia, mual,
diare, batuk
kering yang
persisten.
TD turun jadi
stage 1 (140/90)
Assesment:
Subjektif
Obyektif
Problem Medik
Hiperlipidemia
Terapi
DRP
Plan
Simvastatin
Diteruskan
Catopril
Diteruskan
Lasix
Cedocard
Spironolactone
Clopidogrel
Dihentikan (lasix
menyebabkan hipokalemia)
Diteruskan
Aspilet
Diteruskan
Ranitidine
Omeprazole
Berinteraksi dengan
antiplatelet (clapidogrel)
Diteruskan
Dihentikan (menurunkan
efektivitas clopidogrel)
I. DRP POTENSIAL
hipokalemia.
Obat lainnya yang mengalami DRP adalah antara Clopidogrel (antiplatelet)
dengan Omeprazole (PPI). Dalam hal ini DRP-nya adalah berupa interaksi
obat antara golongan antiplatelet dan PPI, dimana golongan PPI dapat
menurunkan efektivitas clopidogrel sebagai antiplatelet.Pemilihan terapi
pengobatan tersebut dapat didiskusikan pula bersama dokter dengan
memberikan saran bahwa penggunaan PPIsebaiknya dihentikan.
J. CARE PLAN
Pasien memiliki kadar Kalium 3,20 mEq/L(normal 3,6-4,8) (hipokalemia)
dan juga memiliki keluhan dengan kaki bengkak karena banyak minum.
Sehingga terapi obat yang tepat digunakan adalah dengan pemberian
Spironolactoneuntuk meningkatkan kadar kalium dalam plasma dengan efek
utama sebagai diuretik, sedangkan Lasix yang merupakan diuretik kuat
sebaiknya
penggunaan
dihentikan
karena
dapat
menyebabkan
dapat diteruskan.
Kecepatan napas pasien yaitu(5/5) 30/menit, (6/5) 24/menit, (7/5) 20/menit,
(8/5) 22/menit (normal 11-18 x/menit), kemudian dari hasil pemeriksaan
penunjang EKG: ST depresiRongent: Cardiomegali (+). Maka penggunaan
Cedocardditeruskan.
Aspilet menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang
menimbulkan rasa nyeri dan demam (prostaglandin). Aspilet dapat
mengurangi rasa sakit dan sebagai koagulan yang dapat mencegah serangan
jantung dan dapat diberikan bersama dengan Clopidogreldan dapat
K. MONITORING
Perhitungan subjektif respon obat termasuk kejadian nyeri ulu hati.
Perhitungan klinis secara objektif tentang respon mencakup denyut jantung
istirahat selama istirahat atau dengan pemantauan EKG yang terus berjalan.
Pemantauan untuk efek samping obat.
Pemantauan tambahan terhadap terhadap profil lipid glukosa plasma
puasa uji fungi tiroid hemaglobin/hematokrit dan elektrolit.
DAFTAR PERTANYAAN :
1.
2.
3.
4.
tersebut
5. Terangkan patofisiologi PJK dengan riwayat penyakit terdahulu jantung dan post
stroke!
JAWAB :
1. Analisis Kasus SOAP
Subjek :
Nama Pasien
: Tn. RR
: 68 tahun
Glukosa 72
LDL 131
Glukosa 2 jam PP 173
Na 141,2
K 3,20
Cl 105,8
TD 130/90 mmHg
Suhu Tubuh 36,40C
Denyut nadi 82/menit
Respiration Rate 20/menit
TD 140/90 mmHg
Suhu Tubuh 36,50C
Denyut nadi 82/menit
Respiration Rate 22/menit
Assesment :
-
Plan :
penggunaan
dihentikan
karena
dapat
menyebabkan
dapat diteruskan.
Kecepatan napas pasien yaitu(5/5) 30/menit, (6/5) 24/menit, (7/5) 20/menit,
(8/5) 22/menit (normal 11-18 x/menit), kemudian dari hasil pemeriksaan
penunjang EKG: ST depresiRongent: Cardiomegali (+). Maka penggunaan
Cedocard diteruskan.
3. Klasifikasi PJK :
Aspilet
Catopril
: diminum 3 kali sehari 1 tablet 25 mg . ini sebagai obat anti
hipertensi diminum tiap 8 jam
Cedocard
Spironolactone
Clapidogrel
Ranitidine
5. Patofisiologi PJK :
SKA (Sindrom Koroner Akut) merupakan salah satu bentuk manifestasi
klinis dari PJK akibat utama dari proses aterotrombosis selain stroke iskemik serta
peripheral arterial disease (PAD). Aterotrombosis merupakan suatu penyakit
kronik dengan proses yang sangat komplek dan multifaktor serta saling terkait.
Aterotrombosis terdiri dari aterosklerosis dan trombosis. Aterosklerosis
merupakan proses pembentukan plak (plak aterosklerotik) akibat akumulasi
beberapa bahan seperti
extracellular lipid dan plak fibrous yang mengandung sel otot polos dan kolagen.
Perkembangan
terkini
menjelaskan
aterosklerosis
adalah
suatu
proses
DAFTAR PUSTAKA