Anda di halaman 1dari 2

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN

OLEH
KARMILA SARI
Sinta berdiri di depan pintu kamar Mika
dengan perasaan bimbang antara ingin membuka
pintu kamar atau tidak. Sinta khawatir karena
kakak semata wayangnya sudah tiga hari tidak
keluar dari dalam kamar, kecuali untuk keperluan
lain selain mandi. Sinta dan sang bundapun
terpaksa mengantar dan membujuk Mika untuk
makan. Ini disebabkan kalau bukan putus cinta.
Sinta dengan hati-hati membuka pintu kamar
itu. Suasana kamar yang bernuansa biru itu sangat
berantakan kasur dan seprai pun tak beraturan,
hingga lantai kamar sudah tertutupi dengan tisu
yang ia pakai untuk menghapus air matanya.
Ada apa kamu kesini? Bentak Mika dengan
bantal yang menutupi wajahnya. Suaranya yang
hampir hilang itu nyaris tak terdengar oleh Sinta.
Aku cuma mau kasih tisu, kak. Karena
persediaan tisu kakak sudah hampir habiskan ?
Sinta meletakkan tisu di samping kakaknya lalu
beranjak keluar.
Mika berusaha bangkit dari tempat tidur
sepeninggalan Sinta adiknya dari kamar. Mika
baru menyadari bahwa wajahnya begitu kusam
dan kusut, sama seperti kulit wajahnya. Mika
mengalihkan perhatiannya pada sebuah foto yang
terbingkai rapi di atas meja belajarnya. Di foto itu
terekam salah satu kejadian yang ia lewati
bersama Oki. Pada waktu itu mereka merayakan
enam bulan hari jadian mereka di Dufan.
**
Tiga hari yang lalu, Mika memutuskan
hubungan mereka, saat Mika melihat Oki sedang
bersama dengan seorang perempuan yang diakui
cowok itu sebatas teman dekatnya. Melihat
kejadian itu Mika menarik tangan Oki dan
bertengkar di lapangan parkir mall tersebut.
Kalau sebatas teman baik nggak mesti
gandengan tangan kan? tanya Mika dengan nada
bicara yang mulai tinggi.
Siapa yang gandengan tangan sih, Mika?
Oki membela diri.
Ingat ya ki, selama sembilan bulan aku
pacaran sama kamu, bukan kali ini aja aku liat
kamu gandengan tangan kayak gini!
Kenapa sih kamu terlalu cemburuan? Selama
ini kamu jalan sama cowok lain aku selalu
izinikan, kenapa aku enggak? ungkap Oki.
Mika terdiam, sebelum akhirnya ia
mengatakan aku ingin kita putus.

Dalam hati Mika terselip keinginan agar


Oki menolak permintaan yang baru saja
terucap oleh dirinya. Biasanya tiap kali
bertengkar, kata itu cukup andal membuat
Oki merasa bersalah. Namun kini sepertinya
tidak ada gunanya.
Rasanya begitu sakit mengingat
kejadian itu. Mika menatap dirinya di
cermin lalu menghapus air mata yang
hendak turun membasahi pipinya.
**
Setelah tiga hari bolos kuliah, bunda
memaksa Mika untuk masuk kuliah.
Biasanya tiap hendak berangkat ke kampus,
Oki sudah siap menunggu Mika d depan
rumahnya. Tapi hari ini terasa lain, mulai
kini Mika harus terbiasa pergi ke kampus
sendiri.
Saat menunggu angkutan umum di
halte, Mika baru menyadari bahwa sangat
segar rasanya menghirup udara pagi dan
melihat banyak orang yang sibuk bersiapsiap melakukan aktivitas mereka.
Mika, seseorang menyapa Mika yang
sedang duduk menunggu angkutan umum di
halte. Mika sangat terkejut ketika melihat
orang yang baru saja menyapanya adalah
Oki, mantan pacarnya.
Eh, kamu kenapa naik bus juga?
tanya Mika dengan salah tingkah.
Motor aku rusak, kemarin pulang
kuliah aku menabrak trotoar jalan.
Setelah berbicara cukup lama, bus yang
di tunggu oleh Mika akhirnya datang. Mika
tak ingin berlama-lama bersama dengan Oki,
ia takut mengingat kembali kejadian tiga
hari yang lalu. Mika pamit kepada Oki,dan
berlalu bersama bus yang ia naiki.
***
MIKAAAAA!!! Rara dan Vina,
sahabat dekat Mika dari SMA langsung
berlari medekati Mika begitu melihat ia
masuk ke dalam kelas.
Kemana aja sih Mik? Tiga hari nggak
masuk kuliah, nggak ada kabar lagi!! tanya
Rara sambil membetulkan jilbabnya.
Mika memperhatikan sahabatnya yang
feminim itu, jilbab model baru ya? tambah
cantik aja, Ra, pujiku.
Ketiga sahabat itu tidak bisa mengobrol
lebih lama, karena setelah beberapa menit
Mika masuk, dosen masuk. Mereka bertiga
1

pun segera duduk dengan manis mendengarkan


penjelasan dari dosen pagi itu.
Rara dan Vina belum tahu kalau Mika dan
Oki sudah tidak berhubungan lagi. Mika belum
sempat bercerita kepada kedua sahabatnya itu.
Begitu mata kuliah pagi itu berakhir, Mika
menceritakan semua kejadian yang membuatnya
tidak masuk kuliah. Dan sesuai tebakan Mika,
kedua sahabatnya cukup terkejut mendengar kabar
itu.
Siang itu Mika berpisah dengan kedua
sahabatnya itu, karena ia masih punya kuliah
umum di gedung dekat fakultas Oki. Saat
melewati fakultas Oki, ia melihat beberapa teman
Oki yang ia kenal sedang bersenda gurau. Mika
tak melihat keberadaan Oki di sana. Mika sempat
merasa khawatir, karena sebelum Mika
meninggalkan Oki di halte tadi, ia sempat melihat
tangan Oki yang diperban.
Mika
berusaha
menghilangkan
rasa
khawatirnya, karena saat ini ia tak memiliki
hubungan apa-apa dengan cowok itu. Mika lalu
melanjutkan kembali perjalanannya menuju kelas,
karena jam tangannya sudah menunjukan pukul
13.15.
**
Seminggu setelah kejadian di halte tersebut,
Mika melihat perubahan sikap Oki terhadap
dirinya. Karena akhir-akhir ini Oki sering
mengirim SMS untuk sekedar mengucapkan
selamat pagi, selamat siang, selamat malam,
selamat tidur, atau menanyakan kabar Mika.
Ya, mungkin benar yang dikatakan Vina.
Sudah
seharusnya
Mika
memutuskan
hubungannya dengan Oki. Tetapi, jika Oki benarbenar berubah, Mika tidak akan melewatkan
kesempatan ini begitu saja.
Malam minggu kali ini, Mika berharap Oki
akan mengajak berkencan. Namun sampai pukul
17.00, belum ada kabar dari Oki. Cowok itu juga
tidak mengirim SMS atau menelepon seharian
penuh, membuat hati Mika begitu kecewa.
Akhirnya, Mika memutuskan untuk membuka
akun facebooknya. Mika sengaja melihat profil
facebook Oki, betapa terkejutnya ia melihat wall
mantan pacarnya penuh dengan pesan mesra dari
seorang cewek. Mika lalu menelpon Rara dan
Vina.
Minggu pagi, Rara dan Vina sudah berada di
kamar Mika. Mereka mendengarkan dengan
seksama curahan hati Mika yang merasa dirinya
dibohongi.

Udah saatnya lo lupain dia Mika, ujar


Vina sambil mengelus rambut Mika.
Ketiga sahabat itu diam dan saling
berpelukan, sampai tiba-tiba seseorang
mengetuk pintu kamar Mika.
Kak, Sinta muncul di depan pintu
kamar Mika dengan membawa buku
pelajaran matematika,boleh aku masuk?
Mau ngapain? tanya Mika dengan
nada sinis, membuat Sinta ragu-ragu untuk
masuk
ke
dalam
kamar
kakak
perempuannya itu.
Aku cuma mau minta tolong ajarin
pelajaran matematika aja kok kak. Hari
senin aku ada ulangan, dan dari kemarinkemarin ulangan aku nggak pernah bagus,
makanya buat ulangan kali ini aku harus
dapat nilai yang bagus. Tapi kayaknya kakak
masih sedih, jadi biar aku belajar sendiri
aja, kata Sinta sambil bersiap-siap untuk
menutup pintu kamar.
Sinta, panggil Mika, Sini kakak
ajarin biar dapat nilai seratus, ujarnya
sambul tersenyum.
Sinta
membalas
senyum
kakak
tersayangnya itu, kemudian naik ke atas
tempat tidur dan segera membuka buku
pelajarannya. Ia tau bahwa Mika kakak yang
pintar, apalagi untuk pelajaran anak kelas 5
SD seperti ini. Bukan Cuma kakaknya yang
membantu Sinta, tetapi Rara dan Vina juga
ikut mengajari Sinta sambil sesekali
mengajaknya bercanda.
Setelah selesai membantu adiknya,
Mika memutuskan untuk menghabiskan
waktu minggu ini dengan teman-temannya.
Dengan bantuan Rara dan Vina yang
memang pintar berdandan, penampilan Mika
jauh lebih berbeda. Mereka pergi ke suatu
mall, jalan-jalan, nonton di bioskop, dan
juga mencoba restoran baru mall tersebut.
Putus cinta tak mengakhiri segalanya.
Masih ada keluarga dan kedua sahabatnya
yang bisa membuat ia tersenyum kembali,
dan melanjutkan cita-cita yang ingin ia
capai. Saat itulah Mika menyadari arti
sebuah persahabatan yang sesungguhnya.
***

Anda mungkin juga menyukai