Anda di halaman 1dari 61

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori
1. Manajemen Strategi
Manajemen strategik merupakan suatu proses yang dinamik karena
berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi
selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di
masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah
karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya
internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain
strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang
mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah
organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin
tinggi.
Manajemen

strategik

berkaitan

dengan

upaya

memutuskan

persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut


dilaksanakan dalam praktek. Manajemen strategik dapat dipandang
sebagai hal yang mencakup tiga macam elemen utama. Terdapat adanya
analisis strategik dimana penyusun strategi (strategis) yang bersangkutan
berupaya untuk memahami posisi strategik organisasi yang bersangkutan.
Terdapat pula adanya pilihan strategik yang berhubungan dengan
perumusan aneka macam arah tindakan, evaluasi, dan pilihan antara
mereka. Akhirnya terdapat pula implementasi strategi yang berhubungan
dengan merencanakan bagaimana pilihan strategi dapat dilaksanakan.

10

Ketiga macam pendekatan dirangkumkan dalam gambar berikut:


Analisis Strategik

Pilihan Strategik

Implementasi Strategi

Gambar (01): Sebuah Model Dasar Dari Proses Manajemen Strategik

Don Harvey dalam bukunya yang berjudul: Business policy and


Strategic

Management,

menyatakan

pandangan-pandangan

berikut

tentang manajemen strategik.


Manajemen strategik berhubungan dengan proses memilih strategi
dan kebijakan dalam rangka upaya memaksimasi sasaran-sasaran
organisasi yang bersangkutan. Manajemen strategik meliputi semua
aktivitas yang menyebabkan timbulnya perumusan sasaran-sasaran
organisasi, strategi-strategi dan pengembangan rencana-rencana, tindakantindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut
untuk organisasi yang bersangkutan secara total.
Adapun fokus manajemen strategik adalah pada lingkungan eksternal
dan

pada

operasi-operasi

pada

masa

datang.

Manajemen

strategik

mendeterminasi arah jangka panjang organisasi yang bersangkutan dan


menghubungkan sumber-sumber daya organisasi yang ada dengan

peluang-peluang pada lingkungan yang lebih besar.1


Manajemen Strategis (Strategic Management) merupakan kumpulan
keputusan

dan

tindakan

yang

digunakan

dalam

penyusunan

dan

implementasi strategi yang akan menghasilkan kesesuaian superior yang

Nisjar, Karhi & Winardi. (1997;85). Manajemen Strategik.

11

kompetitif antara organisasi dan lingkungannya, untuk meraih tujuan


organisasi.
Menurut Fred R. David, manajemen strategik adalah seni dan ilmu
untuk formulasi-implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan yang
bersifat lintas fungsional, yang digunakan sebagai panduan tindakan bagi
fungsi SDM, pemasaran keuangan, produksi, dan lain-lain agar organisasi
dapat mencapai tujuannya. Keputusan-keputusan yang bersifat lintas
fungsional inilah yang dapat ditafsirkan sebagai strategi.

PERUMUSAN
STRATEGI &
PERENCANAAN
TINDAKAN

PERBAIKAN
RUMUSAN/
IMPLEMENTASI
STRATEGI

MANAJEMEN
STRATEGIK

IMPLEMENTASI
STRATEGI

EVALUASI DAN
PENGENDALIAN
STRATEGI

Gambar (02): Manajemen Strategik PDCA

Manajemen strategik juga dapat dipandang sebagai proses untuk


mengelola strategi agar rumusan strategi dapat dijalankan dengan baik
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Seperti kegiatan manajemen yang
lain, kegiatan mengelola strategi perlu kegiatan PDCA (Planning-DoingControlling-Actuating), sehingga keseluruhan kegiatan manajemen strategi
menjadi seperti yang ditunjukkan oleh gambar, manajemen srategik-

12

PDCA, yaitu terdiri dari kegiatan Perumusan Strategi, Pelaksanaan atau


Implementasi Strategi, Evaluasi dan Pengendalian Strategi serta Tindakan
Perbaikan

terhadap

Rumusan

dan

Implementasi

Strategi.

Dengan

manajemen strategi tersebut diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola


sehingga

strategi

dapat

diimplementasikan

untuk

mewarnai

dan

mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam organisasi.


Dengan demikian manajemen strategik dapat didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen strategik adalah proses mengelola strategi yang terdiri
dari

tahapan

perumusan-implementasi-evaluasi/pengendalian-perbaikan

strategi, dengan tujuan agar strategi dapat diimplementasikan sehingga


mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam
organisasi.
Dua orang dari pakar Manajemen Strategis, A. Bakr Ibrahim dan
Kamal Arghyed dalam Azhar Arsyad, (2003;26) mengemukakan definisi
berikut:
Strategic Management is the systematic and continuous process of
selecting, implementing, and evaluating strategic choices. These
decisions must be congruent with the organizations mission,
objective, and internal and external capabilities, for they will set the
tone for the entire organization.2
Kata kunci dalam ungkapan di atas tidak terlepas dari kata strategy
itu sendiri, misi, objektif, serta kapabilitas internal dan eksternal. Proses
manajemen strategis menuntut para manajer untuk memeriksa dan
mengontrol

situasi

lembaga

atau

perusahaannya

secara

periodik,

mengevaluasi misi dan tujuanya, menilai lingkungan eksternalnya ditinjau


dari sudut situasi ekonomi, perubahan struktur, kompetisi, inovasi teknologi

Arsyad, Azhar (2003;26). Manajemen Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan & Eksekutif, Manajemen
Strategik.

13

di samping menilai kemampuannya ke dalam, seperti sumber daya


manusianya, kualitas produksi atau luarannya, keterampilan dan teknikteknik pemasarannya serta performan keuangan.
Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck (1997),
Manajemen Strategis adalah:
Sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk
membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen
strategis adalah cara dengan jalan mana para pencari strategi
menentukan sasaran dan pengambilan keputusan.3
Sedangkan menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L.,
(2003), Manajemen Strategis adalah:
Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang.4
Menurut YIPD (2004), Manajemen Strategis adalah:
Suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan
dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal
atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua
bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan
pelaksanaan pengelolaan dari hasil perencanaan strategis tersebut.5

Anonim (2006), Manajemen Strategis adalah:


Proses proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi
apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai.6
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (1988), Manajemen
Strategis adalah:

Purwanto, Iwan. (2007;75). Manajemen Strategi.

Ibid. PB, Triton. Hal. 35.

Ibid. Hal. 35.

Ibid, Hal. 36.

14

Kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan


dan penerapan strategi yang di desain untuk mencapai sasaran
organisasi.7
Menurut Gunigle dan Moore (1994):
Manajemen Strategis berkaitan dengan keputusan kebijakan yang
akan mempengaruhi seluruh organisasi, mempengaruhi seluruh
sasaran sehingga menempatkan organisasi untuk mengatasi
lingkungannya secara efektif.8
Menurut Amstrong (2003):
Manajemen Strategis berarti manajer melihat kemuka pada sesuatu
yang akan dicapai di masa yang akan datang.9
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, dalam bukunya Manajemen
Strategik definisi manajemen strategik adalah:
Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut.10
Dari berbagai pengertian atau definisi yang ada dapat disimpulkan
bahwa Manajemen Strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating),

penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating)

keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan


sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Wahyudi,
1995;15).11
Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus
memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal. Pertama: Strategi
berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena manajemen puncak
7

Ibid, Hal. 36.

Ibid, Hal. 36.

Ibid, Hal. 37.

10

Siagian, Sondang P. (2005;15)

11

Ibid. Nisjar, Karhi. Hal. 85.

15

menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan


organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin
keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang
jelas menonjol dalam dalam faktor pertama ini ialah bahwa strategi
merupakan keputusan dasar yang dinyatakan sevara garis besar. Kedua:
Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak
mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus
menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang
dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan. Ketiga: Pengenalan yang
tentang lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama
situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus
dihadapi oleh organisasi apaila organisasi yang bersangkutan ingin tidak
hanya mampu melaksanakan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan
efektivitas dan produktivitas kerjanya. Keempat: Suatu strategi harus
merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh
organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai
peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfaatkan serta ancaman yang
diperkirakan akan dihadapi. Dengan analisis yang tepat berbagai alternatif
yang dapat ditempuh akan terlihat. Kelima: Mengidentifikasikan beberapa
pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia
dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Keenam: Menjatuhkan pilihan
pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka
panjang yang dianggap mempunyai nilai yang paling stratejik dan
diperhitungkan dapat dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan

16

kondisi internal organisasi. Ketujuh: suatu sasaran jangka panjang pada


umumnya mempunyai paling sedikit empat ciri yang paling menonjol, yaitu:
(a) sifatnya yang idealistik, (b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c)
hanya bisa dinyatakan secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciriciri seperti itu, suatu strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang
perlu dilakukan. Artinya, perlu ditetapkan sasaran antara dengan ciri-ciri: (a)
jangkauan waktu ke depan spesifik, (b) praktis dalam arti diperkirakan
mungkin dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret.
Kedelapan: Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang
dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang anggaran,
sarana, prasarana, dan waktu. Kesembilan: Mempersiapkan tenaga kerja yang
memenuhi berbagai persyaratan bukan hanya dalam arti kualifikasi teknis, akan
tetapi juga keperilakuan serta mempersiapkan sistem manajemen sumber daya
manusia yang berfokus pada pengakuan dan penghargaan harkat dan martabat
manusia dalam organisasi. Kesepuluh: teknologi yang akan dimanfaatkan yang
karena

peningkatan

kecanggihannya

memerlukan

seleksi

yang

tepat.

Kesebelas: Bentuk, tipe, dan struktur organisasi yang akan digunakan pun
harus turut diperhitungkan, misalnya apakah akan mengikuti pola tradisional
dalam arti menggunakan struktur yang hierarkiral dan piramidal, ataukah akan
menggunakan struktur yang lebih datar dan mungkin berbentuk matriks.
Keduabelas: Menciptakan suatu sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga
daya inovasi kreativitas dan diskresi para pelaksana kegiatan operasional tidak
dipadamkan.

Ketigabelas: Sistem penilaian tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan


pelaksanaan strategi yang dilakuan berdasarkan serangkaian kriteria yang

17

rasional dan objektif. Keempatbelas: Menciptakan suatu sistem umpan balik


sebagai instrumen yang ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk mengetahui apakah
sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau bahkan mungkin tidak
tercapai. Kesemuanya ini diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk
mengambil keputusan di masa depan.
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang
dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya ialah
rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh
serta ditetapkan sedemilkian rupa sehingga memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan
yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan. 12

1.1. Proses Manajemen Strategi


Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terikat atau terdiri
dari

rangkaian

tahap-tahap

tersebut

akan

coba

disederhanakan

berdasarkan gambar (03) berikut:

12

Ibid. Siagian, Sondang P. Hal. 16.

18

Menganalisis
Lingkungan
Eksternal

Mengevaluasi
yang ada saat
ini:
Misi

Mengidentifikasi
Faktor Strategis
Peluang
Ancaman

Menentukan dan
Menetapkan Arah
Organisasi

SWOT

Tujuan
Strategi

Menganalisis
Lingkungan
Internal

Menyusun/
Merumuskan
Strategi

Mengidentifikasi
Faktor Strategis
Kekuatan
Kelemahan

Mengimplementasi
Strategi

Umpan Balik
Evalusi dan
Pengendalian

Gambar (03): Proses Manajemen Strategi

1) Perumusan strategi
Tahapan manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi.
Perumusan strategi adalah proses memilih Pola Tindakan Utama (strategi)
untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan keputusan untuk
menetapkan strategi seolah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visimisi-tujuan jangka panjang-swot-strategi. Kenyataannya perumusan strategi
dapat dimulai dari mana saja, bisa dimulai dari SW, OT atau bahkan dari
strategi itu sendiri. Namun yang terpenting, seperti yang ditunjukkan pada
gambar (04), strategi dan kesesuaian; pilihan strategi akhirnya harus saling
sesuai dengan Peluang-Ancaman yang ada, Kekuatan-Kelemahan yang dimiliki
dan Tujuan (misi-visi-goal) yang ingin dicapai.

19

Tujuan
(Misi-VisiGoal)

Kesesuaian
(Strategi)
Kondisi
Internal
(SW)

Kondisi
Eksternal
(OT)

Gambar (04): Strategi dan Kesesuaian

Strategi akan dirumuskan melalui tahapan utama sebagai berikut: 1)


Analisis Arah, yaitu untuk menentukan visi-misi-tujuan jangka panjang yang
ingin dicapai organisasi. 2) Analisis Situasi, yaitu tahapan untuk membaca
situasi dan menentukan Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman yang akan
menjadi dasar perumusan straetegi. 3) Penetapan Strategi, yaitu tahapan untuk
identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan

organisasi.13
Untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh hasil sesuai
dalam rencana organisasi, perusahaan harus menganalisa lingkungan
eksternal, mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan tersebut,
menentukan mana di antara sumber daya internal dan kemampuan yang
dimiliki yang merupakan kompetensi intinya, dan memilih strategi yang cocok
untuk diterapkan (strategic formulation). Suatu strategi merupakan

13

Tripomo, Tedjo, (2005;28). Manajemen Strategi

20

sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil untuk


mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh keunggulan bersaing. 14

2) Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan adalah proses dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan
disini mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Secara garis besar analisis lingkungan disini akan mencakup


analisis

mengenai

lingkungan

eksternal

dan

lingkungan

internal.

Lingkungan eksternal akan mencakup lingkungan umum dan lingkungan


industri, sedangkan analisis internal akan mencakup analisis mengenai
aktivitas perusahaan atau bisa juga analisis mengenai sumber daya,
kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki. Hasil dari analisis lingkungan
ini setidaknya akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan
yang biasanya disederhanakan dengan metode SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dimilikinya. Analisis eksternal
akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT)
sedangkan

analisis

lingkungan

internal

akan

memberikan

tentang

keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.

c) Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi


Setelah

melakukan

analisis

lingkungan

eksternal

dan

internal

diharapkan kita sudah dapat memiliki gambaran mengenai posisi perusahaan


dalam persaingan, dimana diharapkan kita sudah mampu untuk
14

Haris, Amirullah, dan Budiyono (2004;118). Pengantar Manajemen.

21

mendefinisikan keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman yang


dihadapi

perusahaan

(SWOT

analysis).

Berdasarkan

informasi

ini

selanjutnya ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan hendak di


arahkan. Biasanya ada dua indikator utama yang digunakan untuk
menentukan arah organisasi. Pertama adalah misinya, misi ini berfungsi
sebagai reison detre, menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada.
Selain itu misi ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik
tentang pelanggan, pasar, filosofi, citra, yang diinginkan dari masyarakat
serta teknologi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Hal yang
tak kalah pentingnya dalam menentukan arah perusahaan ini adalah
menetapkan tujan yang diinginkan perusahaan, dimana tujuan ini biasanya
merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi. Sebelum sebuah
misi dan tujuan ditentukan, perusahaan sebaiknya memiliki visi atau kita
sebut sebagai strategic architecture. Strategic architecture, misi dan tujuan
ini agar mantap dan optimal harus didorong oleh suatu strategic intent.

4) Penetapan Visi dan Misi Objektif


Menetapkan visi dimaksudkan untuk memberikan arah tentang akan
menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan di masa yang
akan datang, atau secara secara ringkas suatu pandangan ke depan
tentang perusahaan atau organisasi.
Crown Dirgantoro (2001;24) mendefenisikan visi sebagai:
Visi adalah pandangan yang jauh tentang perusahaan atau
organisasi, tujuan-tujuan perusahan dan apa yang harus dilakukuan
untuk mencapai tujuan tersebut15

15

Dirgantoro,Crown, (2001;24). Manajemen Strategik Konsep, Kasus, dan Implementasi.

22

Misi akan secara spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi secara
spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yang dilayani,
dan hal-hal lain secara spesifik berhubungan langsung dengan bisnis.
Secara singkat visi memberi pejelasan tentang apa bisnis perusahaan.
Objektif lebih kepada penetapan target secara spesifik dan sedapat
mungkin terukur yang ingin dicapai perusahaan untuk jangka waktu tertentu
atau target yang ingin dicapai.

5) Formulasi Strategi
Formulasi
berhubungan

strategi

dengan

adalah

pencapaian

menentukan
tujuan.

aktivitas-aktivitas

aktivitas

tersebut

yang
dapat

dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: Analisis strategi, perencanaan


strategi, pemilihan strategi. Unuk dapat melakukan formulasi strategi dengan
baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana
formulasi strategi membutuhkan data dan informasi dari analisis

lingkungan.16
Setelah melakukan analisis lingkungan dan menentukan ke mana
organisasi akan diarahkan berdasarkan strategic architecture, misi dan tujuan
yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa
organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan tadi. Untuk
itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk mencapai
arah yang diinginkan tersebut. Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses
merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun
pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Fokus utama dari strategi

16

Ibid. Dirgantoro,Crown, (2001;82).

23

organisasi adalah bagaimana menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan
cepat bereaksi dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.

6) Perencanaan Tindakan
Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah
ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin
dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana
pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang
benar-benar sesuai dengan arahan (misi-visi-goal) dan strategi yang telah
ditetapkan organisasi.
Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the stepby step sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi
rencana kegiatan/program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang
direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana-rencana kegiatan.

1) Program
Program adalah pernyataan antivitas-aktivitas atau langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.
Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya
internal perusahaan, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2) Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,
setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

24

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.


Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru
dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan
performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi
keuangan perusahaan.

3) Prosedur
Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System (SOP).
Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau tehnik-tehnik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas
atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai
aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program
perusahaan.17

7) Implementasi Strategi
Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus
dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang
disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup
rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil
dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu
yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah
struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan
dibahas secara lebih mendalam.
Implementasi

strategi

adalah

proses

dimana

manajemen

mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui

17

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003;17). Manajemen Strategis.

25

pengembangan program, anggaran dan prosedur 18. Tindakan pengelolaan


bermacam-macam
mengarahkan

dan

sumber

daya

mengendalikan

organisasi

dan

pemanfaatan

manajemen

yang

sumber-sumber

daya

perusahaan (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang


dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas
dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil

direalisasikan.19

8) Evaluasi dan Pengendalian Strategi


Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktifitasaktifitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level
menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan
memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan
elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat
menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi
sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk

dimulai kembali.20
Pengendalian strategik merupakan pengendalian yang mengikuti
strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi masalah atau
perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya, dan melakukan
penyesuaian yang diperlukan.21 Tahap pengendalian strategi ini merupakan
suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada
18

Ibid. Hal. 17.

19

Ibid. Haris, Amirullah, dan Budiyono. Hal.119.

20

Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. Hal. 19

21

Ibid. Haris, Amirullah, dan Budiyono. Hal. 122

26

pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud


untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan coba dievaluasi apakah
implementasi strategi benar-benar sesuai dengan formulasi strategi atau tidak.
Atau apakah asumsi-asumsi yang kita gunakan dalam analisis lingkungan
masih valid atau tidak dan sebaliknya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini
akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk proses manajemen
strategi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian perusahaan diharapkan
akan tetap memiliki daya saing yang berkelanjutan

dalam persaingan.22 Karena strategi diimplementasikan dalam suatu


lingkungan yang terus berubah, implementasi yang sukses menuntut
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. 23

1.2. Pemeriksaan strategis


Pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang
melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian
komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan strategis
meliputi

aspek-aspek

utama

proses

manajemen

strategis

dan

menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan. Kerangka


kerja tersebut terdiri dari delapan langkah yang saling berhubungan;

1. Evaluasi hasil kinerja perusahaan saat ini dalam hal (1) tingkat
pengembalian investasi, profitabilitas, dan sebagainya, dan (b) misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan saat ini;
22

23

Hari Purnomo, Setiawan & Zulkiefli Manysah. (2007;14). Manajemen Strategi.


Ibid. Tripomo, Tedjo, Hal. 27.

27

2. Pemeriksaan dan evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan,


yaitu dewan komisaris dan manajemen puncak;

3. Pengamatan lingkungan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis


yang merupakan kesempatan dan ancaman;

4. Pengamatan lingkungan internal perusahaan untuk menentukan faktorfaktor strategis yaitu kekuatan dan kelemahan;

5. Menganalisis faktor-faktor strategis (SWOT) untuk (a) menunjukkan


dengan tepat masalah yang ada, dan (b) meninjau dan merevisi misi
dan tujuan jika diperlukan;

6. Membuat, menyeleksi, dan menyeleksi strategi alternatif terbaik


berdasarkan analisis yang dilakukan pada langkah 5;

7. Mengimplementasi strategi yang dipilih dengan dengan membuat


program, anggaran, dan prosedur;

8. Mengevaluasi strategi yang diimplementasi dengan menggunakan


sistem umpan balik, dan mengendalikan berbagai aktivitas untuk
memastikan penyimpangan minimal dari yang mereka rencanakan.

Gambar (05) menggambarkan proses pengambilan keputusan strategis,


yang pada dasarnya mencerminkan pendekatan rasional untuk pengambilan
keputusan strategis. Pemeriksaan strategis membuat pelaksanaan proses
pengambilan keputusan strategis. Pemeriksaan tidak hanya menjelaskan
bagaimana tujuan, strategi dan kebijakan dirumuskan sebagai keputusan
strategis, tetapi juga bagaimana hal itu diimplementasi, dievaluasi, dan
dikendalikan dengan program, anggaran, dan prosedur. Oleh karena itu,
pemeriksaan strategis memampukan manajer memahami cara

28

yang lebih baik dimana berbagai wilayah fungsional saling berhubungan


dan interdependen, dan cara dimana mereka memberikan kontribusi untuk
mencapai misi perusahaan. Dengan demikian, pemeriksaan strategis
sangat berguna bagi dewan komisaris dan manajemen puncak, yang
pekerjaanya adalah mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Lampiran yang ada menunjukkan pemeriksaan strategis yang dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk menganalisis kasus-kasus kebijakan yang

kompleks dan untuk membuat keputusan strategis.24

24

Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003;53)

29

Gambar (05): Proses Pengambilan Keputusan Strategis


3(a)

3(b)

Mengamati
lingkungan
eksternal
- sosial
- kerja

1(a)
Mengevaluasi
hasil kerja
saat ini

1(b)
Menguji dan
mengevaluasi
- Misi
- Tujuan
- Strategi
- Kebijakan

Menyeleksi
faktor-faktor
strategi
- peluang
- Ancaman

2
Meninjau
manajemen
strategis
- Dewan
komisaris
- Manajemen
puncak

5(a)
Menganalisis
faktor strategi
(SWOT)
berdasarkan
kondisi
sekarang

4(a)

5(b)
Meninjau dan
merevisi jika
perlu
- misi
- tujuan

6(b)
Menyeleksi dan
merekomendasi
alternatif yang
terbaik

Menyeleksi
faktor-faktor
strategi
- program
- anggaran
- prosedur

Evaluasi dan
pengendalian

4(b)
Menyeleks
i
faktorfaktor
strategi

Mengamati lingkungan internal

123-

6(a)
Menghasilkan
dan
mengevaluasi
hasil-hasil
strategi

struktur

elemaha
n

3-

1-

k
ekuatan

budaya
sumber daya

2-

Strategi:

Su
mb
Perumusan
er:
T.L.

Wh . Hunger, Strategic Secision-making Process. Hak cipta 1994 oleh Wheelen


eel and hunger Associates. Dalam Wahyudi, Agustinus Sri, 1996. Manajemen
en Strategik, Pengantar Proses Berfikir Strategik. Binarupa Aksara, Jakarta.
da
n
D.J
30

1.3. Sistem Perencanaan Strategis


Menurut Bryson-Roering, perencanaan strategis merupakan suatu
sistem

dimana

mengendalikan

manajer
keputusan

membuat,
penting

mengimplementasikan,

lintas

fungsi

dan

level

dan
dalam

perusahaan. Sistem perencanaan strategis harus menjawab empat


pertanyaan mendasar yaitu kemana kita pergi (misi), bagaimana kita
memperolehnya (strategi), apakah cetak biru tindakan kita (anggaran), dan
bagaimana kita mengetahui jalur yang kita lalui (pengendalian).
Pada

level

organisasi,

sistem

perencanaan

menyarankan

pertimbangan manajemen tradisional berhubungan dengan maksud (tujuan


dan sasaran), kebijakan dan perencanaan program, alokasi sumber daya,
dan evaluasi hasil. Mekanisme perencanaan formal mengantarkan suatu
elemen dari rasionalitas komprehensif yang secara inheren atraktif pada
pejabat

pemerintah

negara

bagian.

Meskipun

beberapa

pengamat

memandang pendekatan perencanaan sesuai dengan sektor publik dan


memperhatikan metode perencanaan formal sebagai kekuatan, kendala
yang dipaksakan pada jurisdiksi.
Bryson (1999) mengusulkan suatu proses perencanaan stratejik
untuk organisasi nirlaba dan pemerintahan, yang mencakup langkahlangkah sebagai berikut:

31

(Gambar 06)

Bryson, J. M. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations. Jossey-Bass


Publishers, San Francisco. 1999.

Menurut John M. Bryson (1999;21) langkah-langkah yang dimaksud


adalah:

1. Identifikasi mandat organisasi


2. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi
3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal
4. Penilaian terhadap lingkungan internal
5. Identifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi

32

6. Merumuskan strategi untuk mengelola isu strategis


7. Penetapan visi organisasi yang efektif dan efesien. 25

2. Tinjauan tentang Strategi


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "Seni
berperang" atau kepemimpinan dalam ketentaraan. Suatu strategi
mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.
Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan yang
berarti.
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan

oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing.


Bryson (1988;163) menjelaskan tentang strategi sebagai berikut:
"Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan,
program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya yang
menunjukkan jatidiri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya,
dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi
merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antara
organisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya
dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar
tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang
fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka
strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila
pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk
mencapai visi tersebut)." 26
Menurut Barry dalam Tedjo Tripomo (2005;17) menyatakan bahwa:
Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak
menjadi apa suatu organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana
cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).27

25

26
27

Bryson, Johndan
M. Mempertahankan
Perencanaan Strategis
untuk
Organisasi
dan
Nirlaba: Jossey-Bass,
Sebuah Panduan
untuk
Memperkuat
Prestasi
Organisasi,
rev. Publik
ed. (San
Francisco:
1999),
2144.
Bryson, J.M. 1988;163. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations. Jossey-Bass, San
Fransisco, CA.
Ibid. Hal. 17.

33

Sedangkan menurut Bateman dalam Tedjo Tripomo (179):


Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.28
Menurut Amstrong dalam Chandler (2003;37):
Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran
perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi
sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini.29

Sedangkan menurut Jhonson dan Scholes (1993):


Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal
untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber
dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus,
dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi
harapan stakeholder.30
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995)
dalam Husein Umar (2003;31) strategi didefinisikan sebagai:
Suatu proses penentuan rencana pada pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.31
Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang
lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995)

dalam Husein Umar (2003;31), mereka mendefinisikan strategi yang


terjemahannya seperti berikut ini:
"Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi".32
28

Ibid, Hal. 17.

29

Ibid. PB, Triton. Hal. 14.

30

Ibid, Hal. 15.

31

Umar, Husein (2003;31). Strategic Manajemen In Action.

32

Ibid. Hal. 31.

34

Pandji Anoraga (2000;338) dalam bukunya Manajemen Bisnis


memaparkan definisi strategi masing-masing menurut:

1. Kamus Saku Oxford: Strategi merupakan seni perang,


khususnya perencanaan garakan pasukan, kapal dan
sebagainya menuju posisi yang kayak; rencana tindakan atau
kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.
2. Alfred Chandler (1962): Strategi adalah penetapan sasaran dan
tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan
serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran dan tujuan itu.
3. Buzzel & Gale (1987): Strategi adalah kebijakan dan keputusan
kunci yang digunakan oleh manajemen, yang memiliki dampak
besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini
biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan
tidak dapat diganti dengan mudah.
4. Kenneth Andrew (1971): strategi adalah pola sasaran, maksud
atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk
mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti
menetapkan bisnis yang dianut oleh perusahaan, dan jenis atau
akan menjadi jenis apa perusahaan itu.33
Griffin (2000) dalam Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah
(2004;132) mendefinisikan strategi sebagai:
"Rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi (Strategy
is a comprehensive plan for accomplishing an organization's)".34
Sedangkan Crown Dirgantoro (2001;5) menyatakan definisi strategi
sebagai berikut:
Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam
arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana
mengidentiikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk
membantu memenangkan persaingan dalam pasar35

33

Anoraga, Pandji, (2000;338). Manajemen Bisnis.

34

Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan, (2004;132). Pengantar Manajemen Edisi Pertama.

35

Ibid. Dirgantoro, Crown. Hal. 5.

35

Menurut Tedjo Tripomo (2005;17):


Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan
tujuan-tujuan (goals) kebijakan-kebijakan (policies), dan tindakantindakan/program (programs) organisasi36
Sedangkan menurut Karyoso (2005;70):
Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui
hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan.37
2.1. Pilihan Strategik
Tujuan pemilihan strategi adalah untuk menjamin ketepatan
pencapaian sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup
kesenjangan dalam mencapai sasaran. Berkenaan dengan pilihan strategik
maka akan dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats matrix),
melalui cara ini suatu organisasi dapat memandang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam
perumusan strategi.
Para pakar pada umumnya sependapat bahwa jenis pendekatan
sebagai instrumen untuk menilai berbagai faktor yang harus diperhitungkan
oleh organisasi dalam melakukan analisis yang bersifat strategik umumnya
melakukan analisis SWOT. Lundberg, (1997) menjelaskan bahwa proyekproyek organisasi harus dilaksanakan setelah ditentukan tujuan dan sasaransasaran strategis. Suatu strategi adalah suatu rencana yang direkayasa untuk
menyelesaikan suatu misi. Misi itu harus direncakan dalam parameterparameter strength (S, kekuatan) dan weakness (W, kelemahan)
36

37

Ibid. Tripomo, Tedjo. Hal. 17.


Karyoso. (2005;70). Manajemen Perencanaan dan Penganggaran.

36

dari organisasi, opportunities (O, kesempatan) dan threats (T, ancaman)


dalam lingkungan.38
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (stengths), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
SWOT/TOWS matriks merupakan machine tool yang membantu para
manajer mengembangkan empat tipe strategi, matriks ini dinilai mampu
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi oleh organisasi harus disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat
kemungkinan alternatif strategik, seperti pada diagram sebagai berikut:
Peluang
1. Aggresive Strategy

3. Turn Around Strategy

Kekuatan

Kelemahan

2. Diversification Strategy

4. Defensive strategy

Ancaman

Gambar (07): Diagram Analisis SWOT

39

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi


tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada.
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
38

39

Lundberg (1997) dalam: I Wayan Geriya, Diplomasi Keunggulan Budaya.


Ibid. Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan. Hal:137.

37

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk


memanfaatkan peluang jangka panjang.
Kuadran 3 : Organisasi menghadapi peluang yang sangat besar, akan
tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala
/kelemahan internal.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal.

SWOT matriks menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat


dilakukan oleh organisasi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Dalam
analisa SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif
yang dikenal dengan Strategi Strength-Opportunities (SO), Strategi

Weaknesses-Opportunities (WO), Strategi Strength-Threats (ST), Strategi


Weaknesses-Threats (WT).

1) Pada kuadran I strategi SO; adalah strategi yang digunakan organisasi


dengan

memanfaatkan

dimiliki/Strengths

(S)

atau

mengoptimalkan

untuk

kekuatan

memanfaatkan

yang

berbagai

peluang/Opportunity (O).

2) Pada kuadran III strategi WO; adalah strategi yang digunakan organisasi
dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan/Weaknesses (W)
yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).

3) Pada kuadran II strategi ST; adalah strategi yang digunakan organisasi


dengan meanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S)

38

untuk mengurangi berbagai ancaman/Threats (T) yang mungkin


melingkupi organisasi.

4) Pada kuadran IV strategi WT; adalah strategi yang digunakan untuk


mengurangi kelemahan/Weaknesses (W) dalam rangka meminimalisir
ancaman/Threats (T).

Untuk mempermudah teknik analisis lingkungan eksternal dalam


SWOT digunakan external factor evaluation (EFE), sedangkan analisis
llingkungan internal akan memberikan gambaran tentang keunggulan dan
kelemahan SW dari organisasi. Untuk mempermudah teknik analisis
lingkungan internal dalam SWOT digunakan internal factor evaluation (IFE),
oleh sebab itu, sebelum melakukan analisis SWOT seharusnya dilakukan
EFE dan IFE atau yang lebih dikenal dengan EFE matriks dan IFE matriks.
Adapun matriks alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada tabel
(01) sebagai berikut:
Matriks SWOT Empat Kemungkinan Alternatif Strategi
INTERNAL
EKSTERNAL
Peluang
(Opportunities)
Tentukan 5 - 10 faktor
peluang
Ancaman (Threats)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman

Kekuatan (Stengths)
Tentukan beberapa faktor
yang merupakan kekuatan
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman

Kelem ahan (Weaknesses)


Tentukan beberapa faktor yang
menjadi kelemahan
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti, 2006

2.2. Model-model Perumusan Strategi


Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Henry
Mintzberg dari University Mc Gill, dalam artikel Tiga Model Pembuatan

39

Strategi telah meneliti proses pembuatan strategi dalam ekonomi,


kebijakan publik dan manajemen. Dia mengemukakan bahwa misi, tujuan,
dan

strategi

perusahaan

sangat

berpengaruh

terhadap

persepsi

manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara


yang digunakan CEO dan stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg
menyimpulkan bahwa terdapat tiga model pembuatan strategi, yaitu:

1. Model Entrepreneur/Cara Wirausaha (Entrepreneurial Mode)


Satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya
pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua. Strategi dikendalikan
oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh,
dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah
pertumbuhan perusahaan. Dalam model ini pimpinan (CEO) sangat aktif
mencari peluang-peluang baru sehingga pimpinan, yang mempunyai
kekuatan dalam bisnis, berani mengambil resiko tinggi dalam saat-saat
krisis daripada hanya mengandalkan pada alternatif yang aman. Model ini
biasanya digunakan oleh perusahaan yang masih muda atau kecil dengan
tujuan utama adalah pertumbuhan. (Dikendalikan satu orang, produk yang
dihasilkan terbatas, evaluasi strategik bersifat informal, intuitif dan terbatas).

2. Model Penyesuaian/Cara Adaptif (Adaptive Mode)


Strategi ini kadang-kadang disebut mengatasi, dan cara ini
bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah
yang ada daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan baru. Banyak
persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya
terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam
langkah-langkah inkremental ke depan. Model ini dicirikan oleh pembuatan

40

strategi sebagai reaksi dari timbulnya suatu masalah, sehingga pembuat


strategi harus fleksibel dan mudah beradaptasi pada lingkungan yang
dinamis dan komplek. (Identifikasi dan evaluasi strategi terkait dengan
strategi yang sedang diterapkan).
c. Model Perencanaan/Cara Perencanaan (Planning mode)
Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan
strategi. Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan
baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif
terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematis
digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan berbagai
proses pengambilan keputusan perusahaan. Model ini menitikberatkan pada
analisa sistematis yang dilakukan berdasarkan analisa biaya dan keuntungan.
Perencanaan strategi jangka panjang dibuat pada saat lingkungan berada
dalam keadaan yang stabil. Tujuan dari perusahaan yang menganut model ini
adalah

efisiensi

dan

pertumbuhan

(Sistem

perencanaan

formal

yang

menyeluruh (komprehensif) pada seluruh lapisan

perusahaan).40

Dalam cara wirausaha, manajemen puncak percaya bahwa


lingkungan merupakan kekuatan yang dapat digunakan dan dikendalikan.
Dalam cara adaptif, manajemen menganggap bahwa lingkungan telalu
kompleks untuk dimengerti sepenuhnya. Dalam cara perencanaan,
manajemen berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistemaik terhadap
lingkungan dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk
mempengaruhi lingkungan bagi keuntungan perusahaan. Penggunaan cara
40

Ibid. Henry Mintzberg dalam Wahyudi, Agustinus Sri. Hal. 100.

41

perencanaan khusus mencerminkan persepsi manajemen puncak terhadap


lingkungan perusahaan. Penggolongan manajemen puncak perusahaan
menurut tiga cara perencanaan tersebut, memberikan pemahaman tentang
bagaimana dan mengapa keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusankeputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan, untuk mengetahui cara-cara yang paling cocok. 41

3. Tinjauan tentang Pariwisata/Teori Pariwisata


3.1. Definisi Pariwisata
Kosa kata pariwisata berasal dari kata "pari" yang berarti banyak,
berkali-kali, berputar-putar dan "Wisata" artinya bepergian atau perjalanan.
Jadi, pariwisata berarti suatu kegiatan perjalanan atau bepergian yang
dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dengan tujuan bermacammacam. Pada sisi lain Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Istilah pariwisata dicetuskan
oleh Presiden RI, Ir. Soekarno tangal 14 Juni 1958 dalam penutupan
Musyawarah Nasional Tourism II di Gedung Pemuda Surabaya. Presiden
menanyakan kata apa yang tepat untuk pengganti tourisme kepada Menteri
P & K Dr. Pryono. Menteri menjawab, untuk antardaerah/kota dipakai kata
darmawisata dan untuk antar benua dipakai kata Pariwisata.
Di dalam makna yang umum kepariwisataan (tourism) terambil dari
kata tour atau perjalanan. Menurut kamus Encarta, tour-ism 1. The visiting
of places away from home for pleasure. 2. The business of organizing travel
and services for people traveling for pleasure. Tourisme berarti: (1)
41

Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. Hal: 9.

42

kunjungan ke suatu atau beberapa tempat yang jauh dari rumah untuk
kesenangan: (2) urusan yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan
pelayanan bagi orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan. 42
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Dalam UndangUndang ini yang dimaksud dengan:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.


3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan


pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,


keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.

42

Shofwan Karim Elha. Pembangunan Kepariwisataan Sumatera Barat: Pengembangan Potensi Wisata
Budaya. shofwan.karim@gmail.com.

43

6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata


adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau


jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata.

8. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang


melakukan kegiatan usaha pariwisata.

9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling


terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi


utama

pariwisata

atau

memiliki

potensi

untuk

pengembangan

pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih


aspek,

seperti

pertumbuhan

ekonomi,

sosial

dan

budaya,

pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup,


serta pertahanan dan keamanan.43

Menurut Oka A. Yoeti (2000; 21) Pariwisata adalah:


Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan
untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut. 44

43

44

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN

Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta.

44

3.2. Jenis-jenis Wisata


Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu:

1. Wisata Alam, yang terdiri dari:


1. Wisata Pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,
menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan
prasarana akomodasi, makan dan minum.

2. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk


mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat
yang dianggap menarik.

3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak


dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran
hawa

udara

di

pegunungan,

keajaiban

hidup

binatang

(margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang


terdapat di tempat-tempat lain.

4. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri


yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang
dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen
atau biro perjalanan.

5. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan


perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang
pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan
kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati
segarnya tanaman di sekitarnya.

45

2. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari :


1. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini
termasuk golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah,
kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat
bersejarah lainnya seperti tempat bekas pertempuran (battle fields)
yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.

2. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang


berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan
atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada
temanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah
alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri,
ataupun dengan tema khusus lainnya.45

Sementara itu dilihat dari segi obyeknya, pariwisata itu dapat ditinjau
dari beberapa jenis:

1. Cultural tourism, wisata kebudayaan, seni, dan pertunjukan tradisional


serta penampilan dan atraksi budaya pada umumnya, kunjungan ke
lokasi peninggalan masa lalu, pusat kepurbakalaan dan seterusnya.

2. Recuperational

tourism,

jenis

kepariwisataan

penyegaran

dan

kesehatan, kepegunungan, ke daerah tertentu dan lain-lain.

3. Commercial tourism, yaitu kepariwisataan yang dikaitkan dengan


kepentingan usaha dagang, kontak produsen dan konsumen, kontak
dagang saling mengtuntungkan dan sebagainya.

45

Potensi Pariwisata Kawasan Tanjung Bunga Kota Makassar rikania09@hotmail.com,


www.rikania09.multiply.com

46

4. Sport tourism, wisata untuk menyaksikan event olahraga nasional dan


internasional seperti PON, Olympiade, formula, World Cup Champion
dan lain-lain.

5. Political tourism, perjalanan menyaksikan peristiwa-peristiwa tertentu di


berbagai negara seperti Pemilu, pelantikan Presiden dan Kepala
Negara, Raja, kegiatan kenegaraan, kunjungan Kepala Negara dan
Pemerintahan dan legislator atau senator suatu negara ke negara lain
dan seterusnya.

6. Advantural tourism, yaitu perjalanan petualangan, hiking, jelajah laut,


hutan, gunung, arung-jeram dan lain-lain.

7. Sosial tourism, kunjungan wisata sambil memberikan bantuan pangan,


pakaian dan obat-obatan ke suatu tempat atau masyarakat.

8. Religious tourism, yaitu perjalanan wisata bernuansa keagamaan,


termasuk umrah, haji dan seterusnya.46

3.3. Komponen-komponen Wisata


Menurut Inskeep dalam Suwantoro, Gamal (1997) dalam Rika, di
berbagai macam literatur dimuat berbagai macam komponen wisata.
Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan
komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling
berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata. Kegiatan-kegiatan wisata yang


dimaksud dapat berupa semua hal yang berhubungan dengan

46

Ibid. Elha, Shofwan Karim. Pembangunan Kepariwisataan Sumatera Barat: Pengembangan Potensi
Wisata Budaya.

47

lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik
wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.

2. Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai


jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para
wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata
yang mereka lakukan.

3. Fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud adalah semua fasilitas


yang dibutuhkan dalam perencanaan kawasan wisata. Fasilitas
tersebut termasuk tour and travel operations (disebut juga pelayanan
penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya : restoran dan berbagai jenis
tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan,
cinderamata,

toko-toko

khusus,

toko

kelontong,

bank,

tempat

penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor


informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas
pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (termasuk kantor polisi
dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan
keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).

4. Fasilitas dan pelayanan transportasi meliputi transportasi akses dari


dan

menuju

menghubungkan

kawasan
atraksi

wisata,
utama

transportasi

kawasan

wisata

internal
dan

yang

kawasan

pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang


berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.

48

5. Infrastruktur lain, Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air


bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti
telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).

6. Elemen kelembagaan, yang dimaksud adalah kelembagaan yang


diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk
perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan;
menyusun strategi marketing dan program promosi; menstrukturisasi
organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan dan perundangan
yang berhubungan dengan wisata; menentukan kebijakan penanaman
modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program ekonomi,
lingkungan, dan sosial kebudayaan.47

B. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
Sehubungan dengan relevansi pertumbuhan dan kemajuan yang
dicapai di sektor pariwisata secara nasional, maka seyogyanya pulalah jika
mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang
dilaksanakan di Kabupaten Gowa memerlukan perluasan perumusan
program,

khususnya

dalam

segi

kebijaksanaan

dan

strategi

pengembangannya yang berkorelasi terhadap usaha pemanfaatan segenap


komponen sumber daya yang tersedia di daerah.
Arah kebijaksanaan dan strategi pengembangan pariwisata dalam
pola dasar pembangunan Kabupaten Gowa inilah yang kemudian menjadi

47

Ibid. Potensi Pariwisata Kawasan Tanjung Bunga Kota Makassar rikania09@hotmail.com,


www.rikania09.multiply.com

49

kaidah dasar pada tingkat local government untuk kemudian menjadi acuan
dalam

pelaksanaan

program

pembangunan

daerah

di

bidang

kepariwisataan. Arah kebijaksanaan pengembangan pariwisata Kabupaten


Gowa dilaksanakan melalui pendekatan strategis, antara lain:

1- Membuka dan mengembangkan potensi objek wisata yang ada di


daerah sehingga memilki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik
mancanegara maupun domestik untuk mengunjunginya.

2- Mengelola setiap obyek wisata dengan manajemen profesional, yang


berorientasi pada pengembangan dan pelestarian objek-objek dan
perolehan keuntungan secara maksimal.

3- Mengarahkan dan membimbing anggota masyarakat agar mampu


memperoleh manfaat dari kegiatan kepariwisataan, baik manfaat dari segi
ekonomi maupun manfaat dari sudut sosial dan budaya masyarakat

4- Melakukan promosi wisata, baik melalui media cetak, media elektronik


maupun berbagai kegiatan pameran wisata.

5- Membina hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan


dunia usaha, terutama yang bergerak di bidang pariwisata.

6- Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang dunia pariwisata


secara profesional dan dapat mengambil manfaat besar dari kegiatan
kepariwisataan.

Dalam rangka memanfaatkan peluang pariwisata yang secara


prospektif dapat menguntungkan, maka diperlukan juga iklim usaha yang
kondusif agar dapat menjamin berlangsungnya kegiatan pariwisata, serta
membuka peluang investasi guna meningkatkan aktivitas pariwisata, yang

50

selanjutnya melalui pengelolaan berbagai potensi secara optimal diharapkan


akan dapat menarik dunia usaha untuk melakukan kegiatan penanaman modal
di Kabupaten Gowa dapat dipastikan bahwa aktivitas ekonomi akan meningkat
dan pada gilirannya akan memberi dampak secara langsung terutama dalam
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan menunjang
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Model pelaksanaan pengembangan wisata daerah yang diusulkan untuk
diterapkan dalam pengembangan potensi wisata daerah di Kabupaten Gowa
mengacu pada kondisi aktual saat ini berupa potensi dan masalah wisata.
Untuk mengembangankan wisata terdapat berbagai stakeholders yang terlibat
(pemerintah, lembaga non pemerintah), SDM, program-program, dana dan
fasilitas. Berdasarkan keterlibatan stakeholders dan berdasarkan kondisi saat
ini dan analisis SWOT didapatkan program-program yang diharapkan dapat
memberikan arahan yang jelas di dalam upaya pengembangan potensi
kepariwisataan di Kabupaten Gowa kedepannya. Sasaran tersebut di atas
dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan yang benar dan
terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang berkaitan dengan
pengembangan kegiatan pariwisata sehingga diperlukan peran serta dan
dukungan dari masyarakat dan pemerintah seluruh sektor yang berperan dalam
pengembangan

kepariwisataan

"Stakeholder

Pariwisata".

Keberhasilan

pengembangan pariwisata sangat tergantung dan tidak bisa terlepas dari peran
para stakeholders tersebut.
Untuk dapat melihat gambaran mengenai substansi di atas, maka
pembatasan dalam penelitian ini akan dibatasi pada beberapa aspek, yaitu
mengidentifikasi potensi dan permasalahan wisata daerah Kabupaten Gowa

51

dengan melaksanakan survei dan observasi kepariwisataan sebagai


tahapan awal untuk memberikan gambaran terhadap permasalahan yang
dihadapi, sehingga didapatkan model perencanaan serta penentuan arah
kebijakan dan sasaran strategis pengembangan yang jelas tentang potensi
pengembangan dan pengelolaan pariwisata daerah yang terpadu di
Kabupaten Gowa.

52

Bagan Kerangka Konseptual

Dinas Kebudayaan
dan
Pariwisata

Potensi
pariwisata

Proses
penyusunan
strategi

Model strategi yang


sesuai dengan visi
dan misi organisasi

Faktor yang menghambat:


- Aspek Regulasi
- Aspek Sarana Prasarana
- Aspek Kelembagaan
- Aspek SDM
- Aspek Pemasaran dan Promosi
- Aspek Pengelolaan ODTW
- Aspek Peran Serta Masyarakat

Gambar (08): Bagan Kerangka Konseptual

53

Anda mungkin juga menyukai