Anda di halaman 1dari 8

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

Perbandingan Radiografi Periapikal dan Gambar Digitalnya


untuk Mendeteksi Karies Gigi

Disusun oleh:
Seftria Devita Sary
Venny Dwijayanti

(04111004052)
(04111004054)

Ummul Fitri

(04111004055)

Widya Anggraini

(04111004056)

Reisha Mersita

(04111004057)

Febrisally Purba

(04111004058)

Fadlun

(04111004059)

Karimah

(04111004060)

Amalia Virgita

(04111004061)

Atika Samy Kencana

(04111004062)

Khairunnisa

(04111004063)

Eka Wahyuni

(04111004065)

Putri Ajri Mawadara

(04111004066)

Essya Nova Relensia

(04111004067)

Atieka Ully Sandra

(04111004068)

Maria Sandika Putri

(04111004069)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan radiografi intraoral secara konvensional paling baik dalam mendeteksi lesi
karies di bagian proksimal yang tidak mudah terdeteksi oleh pemeriksaan klinis yang dilakukan
secara cermat dan teliti.
Dengan

biaya

yang

rendah,

komputer

kinerja

tinggi,

memungkinkan

untuk

mengeksplorasi penggunaan teknik pemprosesan gambar digital pada foto X-ray gigi secara
rutin. Teknik gambar digital dapat digunakan pada analisis otomatis gambar radiografis dan
pengolahan gambar untuk evaluasi implan gigi, komputer membantu interpretasi gambar pada
diagnosis lesi periapikal, karies, dan perubahan tulang alveolar.
Dove dan Mc David sudah mempelajari apakah pengolahan foto dengan komputer dapat
meningkatkan ketepatan diagnosis untuk karies proksimal. Wenzel, dkk juga melaporkan bahwa
RVG ini menampilkan diagnosis karies yang lebih akurat.
Secara umum, pengolahan foto dapat meningkatkan kecerahan, kontras, dan detail
gambar. Fakta ini dapat menjadi kelebihan foto digital daripada foto film. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menunjukkan sistem hybrid yang ekonomis yang menggunakan komputer pribadi
dan membandingkan radiografi periapikal dan gambar digitalnya yang ditampilkan untuk deteksi
karies gigi proksimal.
II. MATERIAL DAN METODE

168 radiograf periapikal intraoral yang mempunyai karies C1 (tahap pertama) dan C2
(tahap kedua) pada permukaan proksimal telah dipilih dari hasil radiografi pasien yang diambil
oleh Chonnam National University (Kwangju, Korea).
Unit X-Ray yang digunakan adalah GX-770(GENDEX Corp, Illnois, USA). Unit ini
diatur pada 70 kVp dan 7 mA. Juga digunakan film Kodak Ektaspeed (Grup E).
Semua radiograf dinilai oleh empat orang radiologis oral untuk menentukan status
radiografi karies gigi. Mereka diminta untuk memberi skor karies pada mahkota terkhusus tahap
pertama dan kedua. Dua kriteria dipakai pada karies C1 dan C2 : ada atau tidak ada.
Jika tiga atau empat pengamat menyetujui diagnosis karies tertentu pada gambar
radiografi (film), maka diagnosis benar. Namun, jika hanya dua, atau kurang yang menyetujui
maka kesepakatan dicapai dalam sesi pleno (13). Total lesi karies adalah 243 (pada radiograf). Di
antaranya, karies tahap kedua adalah 213 dan karies tahap pertama adalah 30. Penemuan dari
radiograf berfungsi sebagai kriteria validasi.
Gambar digital radiografi periapikal didapatkan dengan menggunakan prosesor komersial
film video FOTOVIX II-S (TAMRON, Japan) (Gambar 1). Sistem komputer adalah 486 DX PC
(Samsung, Korea) dengan Dooin PCVision dan frame grabber (Gambar 2). CRT (SyncMaster
5G: Samsung) dengan tampilan 17 inci memiliki resolusi 1280 x 1024 pixels.
Gambar digital diproses menjadi skala abu-abu oleh software PHOTOSLYTERS 1.1
(Aldus, USA). CRT menampilkan radiografi intraoral individu dalam satu bingkai (Gambar
3,4,5). Diagnosis CRT ditampilkan berdasarkan prosedur yang sama pada gambaran radiografi.
Gambar digital dibandingkan dengan gambaran radiografi intraoral konvensional dalam
pendeteksian permukaan karies proksimal. Keakuratan diagnosis gambar terlihat dari
sensitivitasnya.

Gambar 1: Prosesor Film-video FOTOVIX IIX-S,


yang menangkap gambar film sebagai sinyal analog

Gambar 2: Film menangkap gambar dengan film video-prosesor. Gambar berwarna.

Gambar 3: Gambar digital berwarna menunggu untuk konversi skala abu-abu

Gambar 4: Gambar dikonversikan menjadi skala abu-abu (gray level 256). Terlihat ada karies C2
pada permukaan proksimal sebelah distal pada gigi molar pertama bawah.

Gambar 5: Terlihat karies C1 pada permukaan proksimal gigi

III. HASIL
Pengamat melihat 712 permukaan gigi mulai dari 168 radiograf dan mencatat temuan
karies proksimal pada gambar film dan gambar digital. Terdapat 243 lesi karies (C1=30,
C2=213).
Tabel 1. Hasil penilaian karies proksimal pada monitor
Keseluruhan
C2
C1

TP
213
213
26

FP
4
0
4

Tabel 2. Tingkat True Positive (TP) dan False Positive (FP)


Keseluruhan
C2
C1

TP
0,98
1,00
0,87

FP
0,01
0,00
0,01

Keseluruhan sensitivitas gambar digital karies adalah 0,98. Sensitivitas gambar digital
karies tahap kedua adalah 1,00 dan karies tahap pertama adalah 0,87.

IV. PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan keakuratan diagnosis gambar digital
radiografi intraoral. Hasilnya menunjukkan bahwa gambar digital mempunyai akurasi diagnosis
yang sama dalam pendeteksian karies proksimal tingkat kedua dengan gambar pada film
konvensional. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa gambar digital dapat digunakan untuk
pendiagnosaan karies proksimal yang benar-benar besar.
Sebuah faktor yang mungkin menjadi bias (kecenderungan) adalah kebiasaan dalam
pemaparan gambar. Pengamat terbiasa untuk mempresentasikan informasi dalam sebuah standar
sehingga akan membuat sebuah cara (pola). Ini berarti bahwa tampilan visual normal di sekitar
anatomi normal yang digunakan pengamat dalam pendiagnosaan karies tidak biasa dan dapat
bertentangan dalam pendeteksian. Pelatihan lebih banyak dari pengamat mungkin diperlukan
untuk menentukan deteksi karies pada monitor, karena mereka terbiasa membaca film
berdasarkan teknik baca atau film-based reading skills.
Tampaknya tepat untuk menyebutkan kendala yang dikenakan oleh rentang dinamis
video yang relatif sempit dan ketersediaan 256 level abu-abu yang harus tersebar pada rentang
yang lebar dari kerapatan (densitas) optik yang dijumpai dalam radiografi dental. Karena
informasi yang relevan dengan diagnosis karies dibatasi pada bagian yang relatif radiopak dari
radiograf dental, logis bahwa pengambilan gambar video konvensional dengan 8 bit digitizer
board jauh dari optimal untuk kegiatan pendeteksian karies bahkan ketika ditingkatkan dengan
operasi pengolahan gambar umum. Hildebot dkk memperkenalkan empat program tujuan umum
pengolahan gambar untuk komputer Apple Macintosh II. Kita dapat dengan mudah memproses
gambar digital menggunakan softwares ini. Softwares ini juga menghadirkan gambar digital
seperti 8 bit grey levels.
Dubrez dkk melakukan studi dengan analisis digital beresolusi tinggi (4k x 4k pixel dan
12 bit acquisition) untuk pengukuran kepadatan tulang. Tetapi resolusi dari gambar digital masih
lebih rendah dari film konvensional. Dan jika resolusi meningkat, kebutuhan memori dan waktu
komputasi juga meningkat.

Berbagai aspek dari sistem visual manusia yang mempengaruhi cara level abu-abu sering
dipersepsikan adalah seringnya diambil manfaat dalam melakukan perbaikan ini. Dengan
mengurangi sejumlah tetap dari setiap level skala abu-abu, gambar akan menjadi gelap. Ini
meningkatkan kekontrasan gambar. Orang-orang dapat lebih mudah mendeteksi perubahan
intensitas pada gambar yang lebih gelap dibandingkan gambar yang terang. Peningkatan tepi
(edge) juga dapat meningkatkan deteksi visual.
Kesimpulan
Kesimpulannya, telah dibuktikan oleh penelitian ini bahwa tingkat deteksi adanya karies
yang terjadi di permukaan proksimal yang nyata besar (C2) pada gambar digital adalah baik,
sedangkan tingkat deteksi karies tahap pertama (C1) sedikit dibawah gambar berbasis film.
Telah ditunjukkan melalui penelitian ini dan penelitian-penelitian lainnya, bahwa deteksi
karies permukaan proksimal oleh metode klinis saat ini belum memuaskan. Setiap usaha perlu
dilakukan untuk menemukan cara baru untuk meningkatkan proses digitalisasi.

Anda mungkin juga menyukai