EFEDRIN
OLEH
LUH PUTU DEVI KARTIKA
P07134014006
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini berbagai penyakit timbul di masyarakat baik penyakit
degeneratif maupun penyakit menular, salah satu penyakit yang masih
menjadi masalah serius di masyarakat adalah asma. Prevalensi asma
menurut laporanWord HealthOrganization (WHO) tahun 2013, saat ini
sekitar 235 juta
yang
lalu,Hippocrates menggunakan
istilah
asma
untuk
pertama kali diisolasi pada tahun 1855, kemudian diteliti lebih lanjut oleh
Chem dan Schimdt pada tahun 1930 yang meneliti efek efedrin memiliki
persamaan dengan ephinephrine terhadap gangguan kardiovaskuler.
Dalam obat obatan tradisional Cina, ramuan Huang ma berisi
efedrin dan pseudoefedrin sebagai aktif utama konstituennya. Hal yang
sama berlaku untuk produk herbal lain yang mengandung ekstrak dari
spesies ephedra. Bahan baku untuk produksi efedrin dan obat tradisional
Cina diproduksi di Cina pada skala besar.
Pada tahun 2007, perusahaan yang memproduksi ekstrak untuk
ekspor 30.000 ton pertahun ephedra. 10 kali jumlah yang digunakan
dalam pengobatan tradisional Cina. Dalam pengobatan Cina tradisional,
efedrin telah digunakan dalam perawatan asma dan bronkitis selama
berabad-abad (Atik Widayati. 2010)
BAB II
PEMBAHASAN
I. STRUKTUR KIMIA EFEDRIN
Secara kimia, efedrin menunjukkan isomerisme optikal dan memiliki
dua pusat kiral, sehingga menghasilkan 4 stereoisomer yaitu Pasangan
enantiomer dengan stereokimia (1R, 2S dan 1S,2R).
siklis
sangat popular sebagai ecstasy, dan metamfetamin HCl atau shabushabu. Karena itu, efedrin bahkan bisa menjadi bahan baku pembuatan
ecstasy dengan mereaksikannya dengn suatu reduktor.
Aksi
utamanya
adalah
pada beta-adrenergik
dapat
digunakan
saluran
nafas)
untuk obat
karena
ia
bisa
L-norephedrine
D-
norpsuedoephedrine
L-ephedrine
D-psuedoephedrine
yeast. Optik aktif terjadi pada C1 yang merupakan konfigurasi natural dari
L-efedrin.
(Raihan,siti. 2012).
dengan
bahu
terangkat,
lemas,
kebingungan
dan
sehingga
otot
polos
akan
berkontraksi
dan
terjadi
sel
ini
akan
mengeluarkan
berbagai
macam
zat,
menyebabkan
tahanan
saluran
napas
menjadi
sangat
a.Antialergika
Adalah zat zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak
pecah dan melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk
mencegah serangan asma dan rhinitis alergis (hay fever). Termasuk
kelompok ini adalah kromoglikat.
Kromoglikat merupakan obat profilaksis dan tidak mempunyai
kegunaan pada serangan akut. Kromoglikat mempunyai aksi antiinflamasi
pada beberapa pasien (terutama anak-anak), tetapi tidak mungkin
memperkirakan pasien mana yang akan mendapatkan manfaatnya.
Kromoglikat harus diberikan secara teratur dan bisa membutuhkan waktu
beberapa minggu sebelum timbul efek yang menguntungkan. mekanisme
kerja kromoglikat tidak jelas. kromoglikat mungkin bekerja dengan
menurunkan sensitivitas saraf sensoris bronkus, menghilangkan refleks
lokal yang menstimulasi inflamasi .
b. Bronchodilator
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik
sehingga memberikan efek bronkodilatasi. Termasuk kedalamnya adalah :
Adrenergika
Khususnya -2 simpatomimetika (-2-mimetik), zat ini bekerja
selektif terhadap reseptor -2 (bronchospasmolyse) dan tidak bekerja
terhadap reseptor -1 (stimulasi jantung). Aktivitas adrenoseptor
merelaksasikan otot polos melalui peningkatan cAMP intraselular yang
mengaktivasi suatu protein kinase. Kelompok -2-mimetik seperti
Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol.
Sedangkan yang bekerja terhadap reseptor -2 dan -1 adalah Efedrin,
Isoprenalin, Adrenalin, dan lain-lain.
Antikolinergika (Oksifenonium, Tiazinamium dan Ipratropium)
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik
dan kolinergik. Bila reseptor -2 sistem adrenergik terhambat, maka
sistem kolinergik menjadi dominan, segingga terjadi penciutan bronchi.
Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos
ini
memblokir
reseptor
histamin
sehingga
mencegah
Kortikosteroida
(Hidrokortison,
Prednison,
Deksametason,
Betametason)
Daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekaan
reseptor -2, melawan efek mediator seperti gatal dan radang.
Penggunaan terutama pada serangan asma akibat infeksi virus atau
bakteri. Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari, berhubung efek
sampingnya, yaitu osteoporosis, borok lambung, hipertensi dan diabetes.
Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi.
e. Ekspektoransia (KI, NH4Cl, Bromheksin, Asetilsistein)
Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada
serangan akut, obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan
sukar dikeluarkan. Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa
lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas
lendir. Sedangkan Asetilsistein mekanismenya terhadap mukosa protein
dengan melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas lendir berkurang.
sangat
penting
terutama
pada
serangan
akut
yang
asma.
Umumnya
berisi
kombinasi
(Dewi,shinta
sari,dkk. 2009).
IV. MANFAAT PENGGUNAAN EFEDRIN DAN EFEK SAMPINGNYA
Pengobatan asma tradisional atau jaman dulu masih banyak
menggunakan efedrin dalam racikannya, namun obat ini mulai banyak
ditinggalkan karena efek sampingnya yang cukup besar. Sifatnya yang
tidak selektif di mana dapat mengaktifkan reseptor alfa adrenergik pada
pembuluh darah perifer dapat menyebabkan efek vasokonstriksi atau
penciutan pembuluh darah, yang bisa berakibat naiknya tekanan darah.
Namun di sisi lain, efeknya sebagai vasokonstriktor ini juga
digunakan sebagai mekanisme obat dekongestan (melegakan hidung
tersumbat).
Diketahui,
ketika
hidung
tersumbat,
terjadi
pelebaran
pembuluh darah pada pembuluh kapiler sekitar hidung. Karena itu, efedrin
yang bersifat menciutkan pembuluh darah bisa berefek melegakan hidung
tersumbat. Hal yang sama terjadi pada pseudo-efedrin. Namun karena
pertimbangan keamanan, efedrin sudah jarang dipakai dalam komponen
obat flu sebagai pelega hidung tersumbat. Sebaliknya, yang banyak
digunakan adalah pseudoefedrin. Mekanisme aksi pseudoefedrin mirip
efedrin, tapi aktivitasnya pada beta-adrenergik lebih lemah. Pseudoefedrin
menunjukkan selektivitas yang lebih besar untuk reseptor adrenergik
alfa yang terdapat pada mukosa hidung dan afinitas rendah pada reseptor
adrenergik yang ada di sistem saraf pusat ketimbang efedrin.
Efedrin
dapat
meningkatkan
pelepasan dopamin
dan
lebih murah dan dapat diperoleh dengan mudah di apotek. Seperti halnya
amfetamin, efedrin juga bisa digunakan sebagai doping bagi atlet atau
mereka yang memerlukan kerja fisik yang berat dan butuh kewaspadaan.
Jika
dipakai
terus
menerus,
efedrin
bisa
menyebabkan
efek
ketergantungan.
Efedrin juga sering digunakan sebagai obat pelangsing. Hal ini
karena
mendukung
meningkatkan
efedrin
sebagai
kecepatan
pelangsing
yang
terkait
adalah
bahwa
ia
bisa
(intramuskuler,
intravena,
subkutan)
disebabkan
oleh
adanya
antibody
terhadap
reseptor
BAB III
SIMPULAN
1921)
menggunakan
teknik
sintesis
stereoselektif
dapat
digunakan
sebagai
obat
asma,
obat
digunakan
sebagai obat
pelangsing.
Efek
samping
DAFTAR PUSTAKA
Ariefrvi.2011.Senyawa Aromatik.
(online).tersedia:http://ariefrvi.blogspot.co.id/2011/12/senyawaaromatik.html.[Diakses : 24 Oktober 2015. 17:55 Wita]
Atik
Widayati.2010.Efedrine.
(online).tersedia:http://www.scribd.com/doc/76045174/efedrine#scribd.
[Diakses : 26 Oktober 2015. 07:20 Wita]
Dewi,shinta sari,dkk.2009.Interaksi Obat Asma.
(online).tersedia:http://kelompokasma.blogspot.co.id/.[Diakses : 27
Oktober 2015. 09:24 Wita]
Dinda.2009.Kesehatan.
(online).tersedia:http://underrice.blogspot.co.id/2009/01/kesehatan.
html.[Diakses : 25 Oktober 2015. 17:11 Wita]
Ikawati,Zullies.2013.Efedrin.
(online).tersedia:https://zulliesikawati.wordpress.com/tag/efedrin/.
[Diakses : 25 Oktober 2015. 17:05 Wita]
Meyme, wind.2014.Latar Belakang Penyakit
Asma.
(online).tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17172/5/
Chapter%20I.pdf.[Diakses : 24 Oktober 2015. 18:07 Wita]
Raihan,siti.2012.Biosintesis Alkaloid Efedrin.
(online).tersedia:http://sitiraihan1993.blogspot.co.id/2012/10/biosint
esis-alkaloid-efedrin.html.[Diakses : 26 Oktober 2015. 07:24 Wita]
Tarigan, prananta gia.2012.Efedrin.
(online).tersedia:http://pranantagiat.blogspot.co.id/2012/11/midsemester-rra1c110026.html.[Diakses : 26 Oktober 2015. 07:11 Wita]