DINAS PERKEBUNAN
BALAI PENGAWASAN DAN PENGUJIAN MUTU BENIH (BP2MB)
TANAMAN PERKEBUNAN
JALAN Ir. H. DJUANDA NO. 377 BANDUNG
RKS TEKNIS
PEKERJAAN
KONSULTAN PERENCANA
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN RENOVASI KANTOR KORWIL UPTD BP2MB DI KABUPATEN
CIANJUR
Lingkup Pekerjaan :
I PEKERJAAN SITE
1. PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Pekerjaan pembersihan lapangan adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pembersihan awal proyek yang akan
dilaksanakan dari puing-puing bekas bongkaran dan kotorankotoran lain seperti : akar-akar, rumput-rumput dan tanaman
yang tidak di perlukan lagi.
2. Untuk pembersihan tanaman yang besar, pemborong
diwajibkan meminta ijin dahulu kepada direksi.
3. Penebangan pohon yang besar harus sampai akar-akarnya
minimal 50cm di bawah peil tanah yang ada, sisa-sisa dan
bekas pembersihan harus di buang ke tempat yang telah di
tunjuk oleh direksi kecuali ada ketentuan lain.
4. Pembersihan dari puing-puing bekas bongkaran. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak boleh di pergunakan kembali untuk
pelaksanaan pembangunan ini kecuali ada ketentuan lain.
5. Kontraktor
harus
memperhitungakan
pemakaian
alat
pengamanan sesuai petunjuk direksi.
6. Semua pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-hati
tanpa merusak bagian yang masih di pertahankan (tanggung
jawab kontraktor).
7. Pembongkaran akibat pekerjaan lain:
a. Harus dilakukan sesuai dokumen tender (Gambar, RKS,
jenis pekerjaan dan Berita acara Penjelasan Pekerjaan).
b. Kontraktor harus sudah memperhitungkan pekerjaan
bongkaran yang harus dilaksanakan akibat suatu
pekerjaan lain dan menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Pembongkaran bagian yang sifatnya struktur harus
dilakukan hati-hati dan dengan persetujuan direksi tanpa
merusak struktur bangunan.
d. Kontraktor
harus
melakukan
peninjuan
laporan
(aanwijzing) dengan benar sehingga mengerti betul
bagian mana yang harus di bongkar.
d. Kontraktor
harus
melakukan
peninjuan
laporan
(aanwijzing) dengan benar sehingga mengerti betul
bagian mana yang harus di bongkar.
5. PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang di perlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini terutama dalam pekerjaan utama
cut & fill.
b. Dalam pekerjaan cut & fill diharuskan menggunakan alat berat.
c. Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan
kembali, pengurugan di bawah tanah, galian listrik, serta
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan itu di sesuaikan
dengan gambar arsitektur dan ME.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melakukan pelaksanaan, kontraktor harus meneliti
gambar-gambar, RKS dan kondisi lapangan.
b. Kontraktor harus lebih dahulu membuat shop drawing lengkap
dengan petunjuk dari pengawas meliputi denah lokasi, ukuran
dan kualitas.
c. Penggalian:
i. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi
permukaan dan kedalaman yang diperlukan untuk
pondasi, alas, dinding dan lain-lain yang dipersyaratkan
atau diperlihatkan pada gambar.
ii. Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batuan
dan bahan lain yang dijumpai dengan pengerjaannya.
iii. Bilamana dinyatakan lain oleh pengawas lapangan, maka
penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang
cukup
untuk
memasang
maupun
memindahkan
rangka/bekisting yang diperlukan, serta pembersihannya.
iv. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan
pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar maka
penggalian harus di perdalam, diperbesar atau di ubah
sampai di setujui oleh pengawas.
v. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk
dasar pondasi sehingga di capai kedalaman yang melebihi
apa yang tertera didalam gambar atau yang dapat di
setujui oleh pengawas, maka kelebihan galian harus diisi
dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya
tambahan kepada pemilik.
d. Kontraktor harus menghilangkan genangan-genangan pada
lubang-lubang galian dengan pompa dan selalu menjaga tanah
dasar dalam keadaan kering.
e. Galian untuk penurunan permukaan tanah
i. Galian untuk menurunkan level permukaan tanah harus
dilakukan sesuai gambar kontrak. Kontraktor harus selalu
menjaga agar permukaan galian bebas dari air.
f. Galian Saluran
i. Galian untuk saluran meliputi galian saluran baru.
10.
11.
PEKERJAAN ATAP
a. Bahan penutup atap untuk gedung menggunakan genteng
Palentongan
b. Semua penggunaan bahan penutup atap harus berasal dari produsen
dengan mutu terbaik dan disetujui direksi lapangan, pelaksanaan
harus mengikuti persyaratan yang di tentukan produsen.
c. Bagian Nok atap harus dilengkapi dengan bahan atau profil pembantu
disamping profil noknya sendiri demikian pula antara penutup atap
dengan dinding, balok/plat beton. Sambungan dialasi penutup atap
sama sekali harus menghindari masuknya air hujan ke dalam atap.
12.
PEKERJAAN DINDING
Pasangan dinding bata merah harus lurus, tegak rata dalam lapisanlapisan sejajar dan waterpass tidak satuan bata yang dipakai
berukuran kurang dari 10 cm, kecuali di kehendaki ukuran yang lebih
banyak.
Sebelum dipasang, bata merah harus dicelup air hingga jenuh
terutama jika pengerjaannya dimusim kemarau, dengan maksud agar
pengeringan pasagan tidak terlalu cepat sehingga dapat terjadi ikatan
yang sempurna antara bata dengan adukan siar siar harus di kerok
sedalam 1 cm, sehingga terdapat alur yang rapih sebelum pekerjaan
plesteran di mulai.
Dalam satu hari pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi
ketinggian 1 m, pekerjaan baru boleh di teruskan setelah pasangan
sebelumnya mengeras, untuk setiap bidang dinding bata yang luasnya
lebih dari 12 m2 harus di beri rangka penguatdari beton tulangan
praktis dan tempat dimana angker angker kusen harus di cor 1 PC : 2
PS : 3 Kr sebagai ikatan.
Pasangan dinding bata merah yang menempel pada beton harus di
anker pada beton tersebut dan dalam proses pengeringannya,
pasangan harus selalu di basahi.
Semua keperluan pekerjaan listrik, pemipaan, dan lain lain yang
berikutnya dengan pekerjaan pasangan bata harus dipersiapkan
sesuai dengan gambar dan semua dinding bata harus di finishing
dengan plesteran, kecuali disebutkan lain dalam gambar.
a.
b.
c.
d.
e.
13.
PEKERJAAN LANTAI
a. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor wajib mempertimbangkan hal
hal yang berhubungan dengan pekerjaan ini, seperti : Instalasi pipa,
saluran air, saluran listrik, termasuk peil peil di bawah ini.
b. Pasangan ubin/keramik harus dilaksanakan dengan petunjuk gambar
dan di kerjakan oleh tenaga yang benar benar ahli.
c. Keramik di pasang di atas lapisan perekat 1 PC : 5 PS setebal 5 cm,
pemasangan harus lurus dan rapi, siar siar antara ubin maksimum 3
(tiga) mm dan setelah kering di cor atau di poles dengan air semen
sesuai warnanya sampai rata dan padat.
15.
c. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan beton harus sesuai dengan apa yang dari spesifikasi
ini dan peraturan peraturan berikut ini :
1.
NI-2-1971
2.
NI-3-1970
3.
NI-8-1972
4.
Pedoman Beton Indonesia 1988-SKBI-1.4.53.1988
d. Bahan- bahan
Seluruh bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaannya harus dari
sumber sumber yang diijinkan pengawas lapangan dan harus
memenuhi standar yang pantas, termasuk pengemasan untuk bahan
yang dikemas, harus utuh, baik dan tertutup rapat dengan bahan
kedap air sebelum digunakan dan pada saat didatangkan harus dari
sumber dan kualitas yang diijinkan.
1.
Agregat
Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar
dan secara umum sesuai dengan NI-2, Bab 3.3, 3.4, 3,5. Agregat
harus disimpan bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan-bahan
organis lainnya.Agregat harus disimpan terpisah sesuai dengan
fraksinya.Penggunaan bak bak bahan berlantai sangat diharuskan
untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu
pengambilan bahan.
2.
Semen
a. Hanya satu merek dari tipe semen yang harus dipakai untuk
pekerjaan beton.
b. Semen harus diangkat kelapangan, tertutup dalam kantong
dan terjahit lengkap dalam jumlah yang secukupnya untuk
dapat dipergunakan pada pelaksanaan waktu itu dan dijaga
agar semen tidak menjadi lembab.
c. Sebelum di pakai, semen harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan hanya dipergunakan pada saat
diperlukan untuk pelaksanaan.
d. Pada saat pemakaian semen yang di bungkus, penimbunan
semen yang baru didatangkan tidak boleh dilakukan diatas
timbunan semen yang sudah ada dan pada umumnya
pemakaian
semen
harus
dilakukan
menurut
urutan
pengirimannya.
e. Penimbunan semen tidak boleh melebihi ketahanan semen
beserta kemasannya.
f. Apabila semen telah di simpan lama dan mutunya diragukan,
maka sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu, bahwa
semen tersebut masih memenuhi syarat untuk di pergunakan.
g. Semen curah tidak diijinkan untuk dipakai pada Pelaksanaan
pekerjaan ini.
3.
Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam- garaman, bahanbahan organis atau bahan bahan yang merusak beton atau
pun baja tulangan.
b. Air harus bersih, jernih dan tawar, apabila diperlukan harus
diadakan test dari laboratorium.
c. Hal lain mengenai air di sesuaikan dengan NI-2, Bab 3,6.
4.
Penulangan
a. Baja penulangan yang dipakai adalah besi kualitas U-32 (>
diameter 12 mm) khusus untuk < diameter 12 mm dapat
dipakai kualitas tulangan U-24.
b. Sesuai dengan NI-2, Bab 3.7, dimana bahan harus mempunyai
jaminan tertulis mengenai kualitasnya.
c. Guna meyakinkan mutu tulangan baja, kontraktor harus
melakukan test yang dilakukan oleh suatu badan resmi untuk
pekerjaan tersebut.
d. Batang- batang tulangan harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah.
e. Batang- batang tulangan dari berbagai bagai jenis ukuran
harus dipisahkan, sehingga tidak mungkin saling tertukar.
f. Penimbunan batang- batang tulangan di udara terbuka untuk
jangka waktu yang lama harus dicegah.
5.
Kawat pengikat
a. Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti
yang
dipersyaratkan dalam NI-2, Bab 3.7.
e. Pelaksanaan
Proporsi
a) Campuran dari beton yang dispesifikasikan beton struktural,
harus sedemikian sehingga mencapai kekuatan tekan
karakteristik bends uji kubus pada 28 hari sebesar 300
kg/cm2 . Beton dispesifiksikan sebagai beton non-struktural
harus diklasifikasikan sebagai Bo dalam NI-2, bab 4.2
mempunyai campuran seperti tersebut dalam NI-2 Bab 4.3.1
b) Dimana sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan
trial test yang dapatmembuktikan bahwa mutu beton yang
disyaratkan dapat tercapai dari hasil test.
c) Kontraktor diharuskan membuat Design Mix pada laboratorium
yang telah ditentukanoleh Pengawas.
a. Pengujian Beton
1) Campuran percobaan dan testing untuk memenuhi mutu-mutu
beton yang diminta harus menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Syarat- syarat NI-2, bab 4.2 harus dipenuhi, kecuali disyaratkan
dengan cars lain.
3) Khusus untuk pondasi yang di cor dengan beton site mix setiap
3-5 m3 beton harus dibuat 1 benda uji.
4) Apabila sudah terkumpul 20 benda uji, harus diperiksakan ke
laboratorium beton adapun pemeriksaan kuat tekan beton tersebut,
pada umur 2 hari, 14 hari dan 28 hari.
5) Apabila hasil pemeriksaan masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan "Core Drilling"! ditest
menggunakan hammer test pada beton yang sudah terpasang, hal
ini dilakukan untuk meyakinkan penilaian kualitas beton yang ada.
6) Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini menjadi tanggung jawab
kontraktor pelaksana.
b. Ketentuan Jumlah Air
yang disetujui
berlangsung.
pengawas
dan
diperiksa
sebelum
pengecoran
c.
d.
setelah pengecoran.
c) Perbaikan permukaan beton pada daerah yang tidak sempurna,
misalnya beton keropos, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan pengawas.
18.3 PONDASI
a. Kualitas dan Pelaksanaan
1) Pondasi adalah terdiri dari pondasi dalam tipe pondasi menerus dan
19.
UMUM
TEKNIS
PEKERJAAN
MEKANIKAL
DAN
20.1 UMUM.
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian
yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku
Syarat-syarat Administratif.Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif
saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal /
Elektrikal.
14.
Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980
(Departemen PU)
15.
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada
Bangunan Gedung tahun 1985 (Departemen PU)
16.
N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap
17.
Peraturan Telekomunikasi 1989
18.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal /
Elektrikal ini selain dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas,
juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.
iPekerjaan dianggap selesai apabila :
1) Telah mendapat surat pemyataan bahwa instalasi baik dari Direksi /
Pengawas.
2) Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
3) Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Direksi / Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik,
sesuai dengan spesifikasi teknis
j. Kontraktor.
1) Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan
untuk pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan
plumbing dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung-jawab di
bidangnya masing - masing.
3) Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal /
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
akhli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
4) Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang
pihak
lain
dapat
mempengaruhi
kelancaran
Drawing,sebelum melaksanakan
membuat gambar kerja / shop drawing
kerja tersebut haruslah gambar yang
semua disiplin pekerjaan pada proyek
kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.
2) Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.Seluruh
contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
3) Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planing yang
terrinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi /
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.Skedul dan net-work planing haws diserahkan dalam
waktu 15 hari kalender sesudah menerima SPK
4) Kontraktor harus mengadakan :
a) Laporan kegiatan pekerjaan harian
b) Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
n. Pembersihan Lapangan.
1)
Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus
membersihkan lapangan yang
digunakan. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
2) Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan
selama masa pemeliharaan.
dengan Portable Fire Extinguisher class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain
untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya
Kontraktor.
o. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pelatihan/ training.
1) Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan:
a) gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b) katalog spare-parts.
c) buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d) buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak
3)
4)
5)
6)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
I
- -
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur ash pipa, kabel, pipa
konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data
teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosurbrosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan
warna yang jelas.
2) Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka nilai
evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor
tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
3) Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
4) Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
g. Semua
tetapi
malah
mempertegas
spesifikasinya.
Kontraktor
harus
memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Elektrikal segala
biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan ijin untuk
disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pengujian harus
disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.
material,
peralatan
dan
pemeliharaan,
testing,
pengawasan untuk konstruksi, pemasangan sistim listrik yang lengkap
sesuai dengan gambar perencanaan dan Rencana Kerja &Syarat berikut ini.
penyambungan.
2) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama
persyaratan SII dan SPAN. Semua kabel/kawat hams dalam keadaan baru
dan hams jelas mengenai ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas harus
terbuat secara dipilin (stranded).
c. Splice/ Pencabangan.
1) Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan
baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau
kontak- kontak penghubung yang dapat dicapai (accessible).
2) Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara elektrik dengan cara-cara "solderless connector'.
Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada sambung,
tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak dapat dilepas
oleh karena adanya getaran.
atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang
dipakai tidak terlalu sesak
b) Frame/rangka panel harus digrounding/ ditanahkan. Pada kabinet
1) Cara
i)
b. Fitting semua fitting harus dari bahan GIP medium class dia meter harus
23. PENUTUP
Semua peraturan dan persyaratan mengenai pekerjaan kontruksi,
Mekanikal/Elektrikai dan mengenai bahan-bahan yang berlaku namun belum
tercantum, tetap mewajibkan kontraktor untuk mematuhinya apabila terdapat
perbedaan penafsiran pengertian mengenai pasal pada spesitikasi teknik ini
akan dilakukan penetapan dilapangan oleh direksi lapangan.
Demikian Spesifikasi Teknik ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi pelaksanaan
Pekerjaan.