Anda di halaman 1dari 5

Nama : Halimah Nur Arifah

NIM

: 1202513

Kel

:2

Kelas : A

1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri anaerob dari pasien ?


Mengisolasi bakteri biasanya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
yang diderita atau sebab bakteri pada pasien, cara mengisolasinya
adalah sebagai berikut :
1) Penyedia perawatan kesehatan harus berhati-hati untuk
mengumpulkan
spesimen-bebas
kontaminasi.
Semua
prosedur harus dilakukan secara aseptik.
2) Perawat profesional kesehatan yang mengumpulkan spesimen
harus siap untuk mengambil dua sampel, satu untuk biakan
anaerob dan satu untuk biakan aerobik, karena belum
diketahui apakah patogen dapat tumbuh dengan atau tanpa
oksigen.
1) Selain itu, perawat kesehatan profesional harus mencatat
antibiotik yang diberikan ke pasien saat pengambilan sampel
dan kondisi medis lain yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri.
2) Dalam sampling darah vena untuk biakan darah anaerob,
langsung tekan harus diterapkan ke situs tusukan vena
selama beberapa menit atau sampai pendarahan berhenti.
3) Sebuah perban perekat dapat diterapkan, .
4) Jika terjadi bengkak atau memar es dapat diterapkan ke situs.
Untuk koleksi spesimen selain darah, pasien dan situs koleksi
harus dipantau untuk setiap komplikasi setelah prosedur.
5) Identifikasi anaerob sangat kompleks, dan laboratorium
mungkin menggunakan sistem identifikasi parsial yang
berbeda.
6) Teknis yang digunakan dalam pertumbuhan pada media
selektif, toleransi oksigen, dan karakteristik biokimia. Ini
termasuk fermentasi gula, kelarutan empedu, esculin, pati,
dan hidrolisis gelatin, kasein dan lysis gel, katalase, lipase,
lecithinase, dan produksi indol, reduksi nitrat, asam lemak
volatil yang ditentukan dengan kromatografi gas, dan
kerentanan terhadap antibiotik.
7) Selain itu juga digunakan profil kerentanan antibiotic yang
ditentukan oleh microtube metode dilusi . Banyak spesies

anaerob yang resisten terhadap penisilin, dan ada pula yang


tahan terhadap klindamisin dan antibiotik lain yang biasa.
1. Bagaimana merecovery lahan bekas tambang minyak bumi ? mikroba
apa saja yang terlibat ?
Untuk merecovery lahan bekas tambang minyak bumi dapat
menggukanan metode bioremediasi.
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzimenzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan
beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah
peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus,
biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun
terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya
menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan
mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini,
bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang
berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi),
yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum
hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti
pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru
menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang
sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh
pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat
didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang
baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan
bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular
sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim
yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang
bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang
bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi
tidak berbahaya.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

Biostimulasi

Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke


dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan
dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah
tersebut.

Bioaugmentasi

Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan


tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini
yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di
suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika
cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang
tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal.
Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang
terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke
lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.

Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.

Mikroorganisme
pada
bioremediasi
:
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium
dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme
rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah
bakteri pemakan minyak. Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri
tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain
yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah
diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil
dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai
komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun
belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular
yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan. Lebih
spesifiknya, bakteri jenis lainnya yaitu :
1) Bakteri nictobacter
Bakteri ini merupakan bakteri probioaktif yang mampu bekerja
menguraikan bahan organik protein,karbohidrat,dan lemak secara
biologis.bermanfaat
dalam
menguraikan
nh3 dan
no
pada
sampah,tinja,dan kotoran hewan ternak,dan dapat menekan populasi
bakteri patogen pada penampung tinja yang menyebabkan sumber air
tanah akan terkontaminasi jika air remebesan tinja bercampur dengan
sumber air tanah.
2) Bakteri pseudomonas

Bakteri pseudomonas sp. Merupakan bakteri hidrokarbonoklastik


yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan
penggunaan
bakteri
pseudomonas dalam
upaya
bioremediasi
lingkungan akibat pencemaran minyak bumi. Bahan utama minyak
bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Selain itu, minyak bumi
juga mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%,
dan oksigen 0-3,5%.
Salah satu faktor yang sering membatasi kemampuan bakteri
pseudomonas dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon adalah sifat
kelarutannya yang rendah, sehingga sulit mencapai sel bakteri. Oleh
karena itu, untungnya, bakteri pseudomonas dapat memproduksi
biosurfaktan. Kemampuan bakteri pseudomonas dalam memproduksi
biosurfaktan berkaitan dengan keberadaan enzim regulatori yang
berperan dalam sintesis biosurfaktan. Ada 2 macam biosurfaktan yang
dihasilkan bakteri pseudomonas :
a. Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti glikolipid,
soforolipid, trehalosalipid, asam lemak dan fosfolipid) yang terdiri
dari molekul hidrofobik dan hidrofilik. Kelompok ini bersifat aktif
permukaan, ditandai dengan adanya penurunan tegangan
permukaan medium cair.
b. Polimer dengan berat molekul besar, yang dikenal dengan
bioeulsifier polisakarida
amfifatik.
Dalam
medium
cair,
bioemulsifier ini
mempengaruhi
pembentukan
emulsi
serta
kestabilannya dan tidak selalu menunjukkan penurunan tegangan
permukaan medium.
3) Bakteri endogenous
Tidak hanya mengendalikan senyawa amoniak dan nitrit, teknik
bioremediasi dengan menggunakan bakteri endogenus juga bertujuan
untuk mengendalikan senyawa h2s yang banyak menumpuk di
sedimen tambak.dengan menggunakan bakteri fotosintetik dari jenis
rhodobakter untuk menghilangkan senyawa h2s. hasilnya h2s tidak
terdeteksi sama sekali di tambak,untuk mengatasinya dia
menggunakan bakteri dari jenis bacillus. karena bakteri bacillus yang
di gunakan merupakan bakteri endogenous, maka efektivitasnya lebih
baik jika dibandingkan dengan produk bioremediasi dengan
menggunakan bakteri dari luar indonesia,
4) Bakteri nitrifikasi

Nitirifikasi untuk menjaga keseimbangan senyawa nitrogen


anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) di sistem tambak. Pendekatan
bioremediasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan kelebihan residu
senyawa nitrogen yang berasal dari pakan, dilepaskan bempa
gas n2 1n20 ke atmosfir. Peran bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi
amonia menjadi nitrit atau nitrat, sedangkan bakteri denitrifikasi akan
mereduksi nitrat atau nitrit menjadi dinitrogen oksida (n20) atau gas
nitrogen (nz).
5) Bakteri pereduksi sulfat
Kemampuan bps dalam menurunkan kandungan sulfat sehingga
dapat meningkatkan ph tanah bekas tambang batubara ini sangat
bermanfaat pada kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara.
Peningkatan ph yang dicapai hampir mendekati netral (6,66) sehingga
sangat baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman revegetasi
maupun kehidupan biota lainnya.

Anda mungkin juga menyukai