BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata dengan jumlah hanya
3000 spesies. Seperti ikan dan reptil, amfibi adalah hewan berdarah dingin
sehingga dapat dikatakan bahwa amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya
sendiri. Untuk itu amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badannya.
Awalnya amfibi mengawali hidup diperairan dan melakukan pernapasan
menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya
berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan (Ville,1999).
Amphibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di daerah kutub. Mereka
menempati sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam dan
danau. Umumnya amfibhi memerlukan tempat yang lembab. Kebanyakan orang
sulit membedakan anggota dari kelas amphibi yaitu antara katak dan kodok. Maka
dari itulah kita perlu mengenal lebih jauh lagi mengenai anggota dari kelas
amphibia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. bagaimana ciri umum dari Kelas Amphibia?,
2. bagaimana klasifikasi Kelas Amphibia?,
3. bagaimana struktur morfologi dan anatomi Kelas Amphibia? dan
4. bagaimana ciri khusus dari Kelas Amphibia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
AMPHIBIA
Apsidospondyli
Labirinthodonta
Temnospondyli
Anthracosauria
Superordo
Ordo
Ordo
Familia
Subkelas
Ordo
Ordo
Ordo
Familia
Ordo
Familia
Sumber: Sukiya, 2001: 34.
Salientia
Proanura
Anura (katak dan kodok)
Ada 17 familia: Pipidae, Discoglossidae,
Rhinophrynidae, Pelobatidae, Leptodactylidae,
Bufonidae, Rhinodermatidae, Dendrobatidae,
Atelopidae, Hylidae, Centrolenidae,
Heleophrynidae, Pseudidae, Ranidae,
Rhacophoridae, Microhylidae, Phrynomeridae.
Lepospondyli
Aistopoda
Nectridia
Caudata atau Urodela
Ada 8 familia: Hynobiidae, Cryptobranchidae,
Ambystomidae, Salamandridae, Amphiunidae,
Plethodontidae, Proteidae, Sirenidae.
Gymnophiona atau Apoda
Caeciliidae
Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi dari 10
ruas pada Salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan
tulang tengkuk, jumlah vertebra kaudal bervariasi. Pada Salientia ada satu elemen
vertebra yang mengalami elongasi (memanjang) dinamakan urostile memanjang
dari sakrum ke ujung posterior pelvis.
penutup lubang celah insang) dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Kebutuhan
hidup di darat mengubah susunan ini.
Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapi
tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horisontal membagi otot dorsal dan ventral.
Bagian dari sistem otot epaksial dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot
ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh
amfibi (Sukiya, 2001: 36). Selanjutnya, otot hipaksial terlepas atau terbagi dalam
lapisan-lapisan kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal, oblique internal
dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai macam
gerakan pada amfibi yaitu berenang, berjalan, meloncact atau memanjat,
melibatkan perkembangan berbagai tipe otot. Beberapa diantaranya terletak dalam
tungkai itu sendiri dan berupa otot-otot intrinsik.
melakukan pernapasan kulit. Pernapasan kulit terjadi baik di darat maupun di air.
Urodela akuatik memperoleh kebutuhan oksigennya melalui pernapasan kulit,
katak pohon dan katak darat 1/3. Sebagian besar (hampir 90%) pengeluaran
CO2 pada amphibia dilakukan melalui kulit (Tenzer, et al., 2014). Amfibi darat
dalam menjaga kelembaban dibantu dengan adanya sejumlah kelenjar mukus yang
didistribusikan di permukaan tubuhnya. Tetapi pada salamander ketika dewasa
akan mendapatkan oksigen melalui kulit dan epitelium oral.
10
7. Sistem Saraf
Pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak tengah, dimana sel-sel
saraf terkonsentrasi di dalam tektum. Telensefalon secara alami merupakan bagian
penciuman, sehingga memperluas hemisfer cerebral. Lineal body ditemukan pada
semua amfibi, tapi pada Anura memiliki parietal body atau ujung organel pineal.
Cerebellum pada amfibi sangat kecil yang menyebabkan amfibi bergerak lamban,
kecuali pada Caecilia. Amfibi hanya memiliki 10 saraf kranial. Akar dorsal dan
ventral dari saraf spinal bergabung melalui foramen invertebrata.
11
12
13
2. Warna tubuh
Amfibi sangat beraneka ragam warnanya, ada yang hijau terang, kuning,
orange dan emas, sedangkan warna merah dan biru jarang ditemukan. Warna
tubuh amfibi bisa disebabkan oleh pigmen atau secara struktural, atau dihasilkan
keduanya. Pigmen terletak pada kromatofora di kulit. Sel-sel pigmen ini biasanya
dinamakan menurut jenis pigmen yang dikandung. Melanofora mengandung
pigmen cokelat dan hitam dan lipofora mengandung pigmen merah, kuning dan
orange. Amfibi juga memiliki sel-sel pigmen yang disebut guanofora, semacam
iridosit pada ikan, mengandung kristal guanin yang dapat memproduksi iridesen
atau efek putih terang. Umumnya lipofora terletak didekat permukaan kulit, lebih
ke arah dalam terdapat guanofora dan yang paling dalam terdapat melanofora
(Sukiya, 2001: 45).
Kromatofora bentuknya agak ameboid dengan prosesus protoplasmik
meluas ke luar dari tubuh selnya ke sel lain. Pigmen dalam kromatofora mampu
berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi untuk menebalkan warna atau
terpencar sehingga dapat pula menipiskan warna.
Pada beberapa amfibi apabila ditempatkan di lingkungan gelap maka
warna kulitnya tampak bercahaya. Hal ini disebabkan karena hasil simulasi
kelenjar pineal menghasilkan melatonin yang mampu mengurangi kuantitas
cahaya atau sinar gelombang panjang. Kontak hormon kromatrofik hipofisislah
yang
menyebabkan
perluasan
melanofora
sehingga
berkontraksi
dan
14
15
16
Hand Out
16