Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang bejudul: Limit dan Fungsi Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah
ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Tim menulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
deangan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran, usul, guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

LIMIT dan FUNGSI KONTINU

Definisi Limit
y f (x )

Fungsi

dikatakan mempunyai limit L untuk x mendekati a, ditulis

lim f ( x ) L
x a

, jika untuk setiap bilangan

bilangan

0 (yang bagaimanapun kecilnya) dapat ditunjuk

0 (biasanya bergantung pada

f ( x) L
) sedemikian hingga

untuk

0 xa
.

Contoh:

lim 3 x 5 1
x2

Gunakan Definisi 2.1 di atas untuk membuktikan bahwa

Penyelesaian:
Akan ditunjukkan bahwa jika diberikan sebarang bilangan positif
ditemukan suatu bilangan positif

3x 5 1

, maka dapat

sedemikian hingga

0 x2
untuk

0 x2

3x 6
untuk

3x2

0 x2
untuk

x2

Dari (1) didapat

0 x2
untuk

(1)

lim 3 x 5 1
x2

. Ini membuktikan bahwa

.
2

Dalil-dalil Limit:
lim f ( x ) L

lim g ( x ) M

x a

Jika

x a

dan

, maka:

lim f ( x ) g ( x ) L M
x a

1.
lim f ( x ). g ( x ) L.M
xa

2.
lim

x a

1
1

f ( x) L

3.

, jika L
lim

x a

f ( x) L

g ( x) M

4.

2.1

, jika M

FUNGSI KONTINU

Definisi 2.2
Suatu fungsi f(x) dikatakan kontinu di x = a jika:
f (a )

(i)

terdefinisi
lim f ( x )
xa

(ii)

ada
lim f ( x )

f (a )

x a

(iii)

=
lim f ( x )

f (a )

xa

Ringkasnya f(x) dikatakan kontinu di x = a jika

f ( x)

f (x )

Jika

kontinu pada setiap titik dari suatu interval maka

dikatakan kontinu

pada interval tersebut. Jika satu atau lebih dari syarat-syarat kontinuitas di atas tidak
f ( x)

dipenuhi, maka

dikatakan diskontinu (tidak kontinu) di x = a.

Contoh:
Diberikan fungsi :
f ( x) x 2

dan
x2 4
,

g ( x) x 2
3,

x2
x2

Selidikilah kontinuitas fungsi f (x) dan g(x) di x = 2 !


Penyelesaian:

Akan diselidiki kontinuitas fungsi f (x) di x = 2.


f ( 2) 2 2 4
(1)

(terdefinisi)
lim f ( x) lim x 2 22 4
x2

x2

(2)

(ada)
lim f ( x ) f (2) 4

lim f ( x ) f (a )

x2

(3)

xa

(syarat

dipenuhi)

f (x)

Jadi

kontinu di x = 2.

Akan diselidiki kontinuitas fungsi g (x) di x = 2.

lim g ( x) lim
x 2

x 2

x 2 x 2 lim x 2 2 2 4
x2 4
lim
x

2
x 2
x2
x2

g ( 2) 3

(1)

(terdefinisi)
(2)

(ada)
lim g ( x) g (2)

lim g ( x ) g (a)

x 2

xa

(3)

(syarat

tidak dipenuhi)

g (x)

Jadi

diskontinu di x = 2.

Soal-soal Latihan 2
x 1, x 0
0 , x0

f ( x)
1. Selidiki kontinuitas
di

x0

!
f ( x)

2. Tunjukkan bahwa

1
x2

diskontinu di

x2 ,
x2

f ( x)
3. Selidiki apakah fungsi
kontinu di

x 1

x2

1 x 1
, 1 x 2

!
f ( x)

4. Diberikan fungsi

x2 4
x2

(a)

Tunjukkan bahwa fungsi f(x) diskontinu di

(b)

Dapatkah diskontinuitas ini dihapuskan ?

x2

Pembahasan Soal-Soal Latihan 2

x 1, x 0
0 , x0

f ( x)

1. Akan diselidiki kontinuitas dari fungsi

di

x0
5

f (0) 0 1 1

(1)

(terdefinisi)

lim f ( x) 0

(2)

x 0

(limit kiri)

lim f ( x) 1

x 0

(limit kanan)

lim f ( x) lim f ( x)

Karena

x 0

x 0

f (x)

Jadi,

diskontinu di

x0

(1)

lim f ( x) lim
x 2

x 2

(2)
f ( x)

Jadi,

1
x2

1
x2

diskontinu di

x2

(tidak terdefinisi)

1
x2

(tidak ada)

diskontinu di

x2

3. Akan diselidiki apakah fungsi

x2 ,
x2

f ( x)

kontinu di

tidak ada

2. Akan ditunjukkan bahwa


1
1

22 0

x0

, maka

f ( x)

f ( 2)

lim f ( x )

1 x 1
, 1 x 2

x 1

f (1) 12 1
(1)

(terdefinisi)

lim f ( x) lim x 2 1

(2)

x 1

x 1

lim f ( x) lim x 2 1

x 1

x 1

lim f ( x) lim f ( x) 1

Karena

x 1

x 1

lim f ( x) 1
x 1

, maka

(ada)

lim f ( x) 1 f (1)
x 1

(3)
f (x)

Jadi,

kontinu di

x 1

f ( x)

4. Diberikan fungsi
(c)

x2 4
x2

Akan ditunjukkan bahwa fungsi f(x) diskontinu di


f (2)

(1)

22 4 0

22 0

lim f ( x ) lim
x2

x2

(2)

(tidak tentu)

x2 4
4
x2

f (x)

Jadi,
(d)

x2

diskontinu di

(ada)

x2

Diskontinuitas ini dapat dihapuskan dengan menambahkan lagi ketentuan


fungsi sbb:
x2 4

f ( x) x 2
4

x2

x2

ASIMTOT( LIMIT TAK HINGGA )

Adalah konsep limit yang melibatkan lambang dan -,yaitu bila nilai fungsi f(x)
membesar atau mengecil tanpa batas atau bila peubah x membesar atau mengecil tanpa batas.
Konsep pertama adalah tentang limit fungsi f di titik c untuk fungsi f yang terbatas pada
selang yang memuat c. Konsep kedua adalah tentang limit fungsi f untuk peubah x yang
membesar tanpa batas (x) atau untuk peubah x yang mengecil tanpa batas x-), yang
dikenal sebagai limit tak hingga. Sifat-sifat limit di satu titik dan limit fungsi komposisi untuk
fungsi yang mempunyai limit, dan prinsip apit berlaku juga untuk limit di tak hingga.
Pernyataan teoremanya persis sama, tetapi xc di ganti oleh x, atau di ganti oleh x , dan daerah asal f disesuaikan.
Misal diberikan fungsi f(x)

1
x1

Maka nilai fungsi f(x) menuju tak hingga () untuk x

mendekati 1 dari kanan, sedangkan menuju minus tak hingga (-) untuk x mendekati 1 dari
kiri. Pengertian tersebut dapat dinotasikan dengan limit sebagai berikut :
f ( x )=
x 1
lim

f ( x )=
+
x 1
lim

1
Bila f(x)= ( x2)2

maka didapatkan

f ( x )=
+
x 1
lim

dan

f ( x )=
x 1
lim

Atau
f ( x )=
lim

dituliskan

x 1

Bentuk limit tersebut dinamakan limit tak hingga ( yaitu nilai fungsi f(x) untuk x
mendekati
1 sama dengan tak hingga ( ) .

Horizontal
Diberikan suatu konstanta k, garis y = k merupakan asimtot horizontal dari fungsi V(x) jika x
bertambah tanpa batas, menyebabkan V(x) mendekati k: x , V(x) k atau x ,
V(x) k.
Pada gambar (a) di bawah ini menunjukkan garis asimtot horizontal pada y = 1, yang
menggambarkan grafik f(x) sebagai translasi grafik y = 1/x ke atas sejauh 1 satuan. Gambar
(b) menunjukkan garis asimtot horizontal pada y = 2, yang menggambarkan grafik g(x)
sebagai pergeseran grafik y = 1/x ke bawah sejauh 2 satuan.
9

Vertikal
Diberikan suatu konstanta h, garis x = h merupakan asimtot vertikal untuk fungsi V jika x
mendekati h, V(x) akan bertambah atau berkurang tanpa batas: ketika x h+, V(x)
atau ketika x h, V(x) .
Definisi 1:
(limit bila x ) andaikan f terdefinisi pada (c, ) untuk suatu bilangan c, kita dapat
katakan

lim f ( x )=L
x

. Jika untuk masing masing

berpaduan sedemikian sehingga: X>M =

f ( x )L

> 0,terdapat bilangan M yang

< .

Definisi 2:

10

(limit bila x -) andaikan f terdefinisi pada (-,c) untuk suatu bilangan


lim f ( x )=L .

katakan

Jika untuk masing masing

berpaduan sedemikian sehingga: X<M =

f ( x )L

, kita dapat

> 0,terdapat bilangan M yang

< .

Definisi 3:
+

(limit-limit tak hingga). Kita katakana bahwa

xc
lim
jika untuk tiap bilangan positif

M, berpadanan suatu >0 sedemikian sehingga 0< x c < f(x) > M

Hubungan terhadap ASIMTOT

f ( x )=
x C+
lim

f ( x )=
x C
lim

f ( x )=
+
xC
lim

f ( x )=
x C
lim

11

GARIS SINGGUNG, KECEPATAN, DAN LAJU PERUBAHAN

Garis Singgung
Jika kurva C memiliki persamaan y = f(x) dan kita ingin mendapatkan garis singgung untuk C
di titik P(a,f(a)), maka kita melihat suatu titik di dekatnya, Q(x,f(x)), di mana x a, dan
menghitunng kemiringan tali busur PQ:

mPQ =

f ( x ) f (a)
xa

Kemudian, kita buat Q mendekati P sepanjang kurva C dengan cara membuat x mendekati a.
mPQ
jika
mendekati suatu nilai m, maka kita mendefinisikan garis singgung sebagai
sebuah garis yang melalui P dengan kemiringan m.

Gambar 1
Definisi Garis Singgung (1):
Pada kurva y = f(x) pada titik P(a,f(a)) adalah garis yang melalui P dengan kemiringan

12

m= lim
x a

f ( x )f (a)
xa

Persamaan garis yang melalui satu titik (


-

x1

x 1,

y1

) dan kemiringannya m: y -

y1

= m(x

Gambar di bawah ini dimana kasus h > 0 diilustrasikan dan Q berada di kanan P. Jika h < 0,
bagaimanapun juga, Q harus berasa di kiri P.

Gambar 2
Perhatikan bahwa ketika x mendekati a, h mendekati 0 (karena h = x a) sehingga
pernyataan untuk kemiringan garis singgung pada Definisi 1 menjadi:

m= lim
h0

f ( a+ h )f (a)
h

Kecepatan
13

Pada umumnya, benda bergerak sepanjang garis lurus menuru persamaan gerak s = f(t),
dimana s adalah perpindahan (jarak berarah) benda dari posisi asalnya pada waktu t. Fungsi f
yang menjelaskan gerakan disebut fungsi posisi (position function) dari benda tersebut. Pada
interval waktu t = a ke t = a + h, perubahan posisinya adalah f(a+h) f(a) (lihat Gambar 3).
Rata-rata kecepatan selama interval waktu ini adalah

kecepatan rata-rata =

perpindahan
waktu

f ( a+h )f (a)
h

yang sama dengan kemiringan pada tali busur PQ dalam Gambar 4.

(a)
lim

h0

f ( a+ h )f (a)
h

Laju Perubahan Lainnya


Misalkan y adalah sebuah besaran yang bergantung pada besaran lain, x. dengan demikian, y
x1
x2
adalah fungsi dari x, dan kita menuliskan y = f(x). Jika x berubah dari
ke
, maka
perubahan dalam x dapat juga disebut kenaikan dari x adalah x=

x2

x1
14

dan perubahan di y adalah y

x
= f ( x2 ) f ( 1

Hasil bagi dari kedua perubahan tersebut adalah

y
x

f ( x 2) f ( x 1)
x 2x 1

disebut laju perubahan rata-rata y terhadap x pada interval [

x1

x2

] dan dapat

diinterpretasikan sebagai kemiringan tali busur PQ pada Gambar 5.

Dengan analogi untuk kecepatan, kita menghitung laju perubahan rata-rata untuk
x2
x1
interval yang semakin mengecil dengan cara membuat
mendekati
dan x
mendekati 0. Limit dari laju perubahan rata-rata ini disebut laju perubahan (sesaat) y
terhadap x saat
x=

x1

, yang diartikan sebagai kemiringan garis singgung pada kurva y = f(x) di

P(x, f(x)):
laju perubahan sesaat =

lim

x 0

y
x

lim

x 2x 1

f ( x 2 )f ( x 1)
x 2x 1

15

Turunan

Definis turunan
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f(dibaca aksen) yang nilainya pada sebarang bilangan
x adalah

maka
Turunan pada fungsi trigonometri akan mempunyai rumus :

maka
maka
maka
maka
contoh:
maka

maka
16

Rumus rumus yang dipakai di turunan fungsi aljabar, berlaku pula untuk mengerjakan
turunan fungsi trigonometri maupun gabungan keduanya.

tentukan f (x) !
jawab

tentukan f (x)!
jawab:

Turunan ke-n
diberikan fungsi f(x), maka turunan pertama dari f(x) adalah f (x) ; turunan kedua dari f(x)
adalah f (x) ; turunan ketiga dari f(x) adalah f (x).
tentukan turunan kedua dari f(x)
jawab.
mencari turunan pertama

17

perhatikan untuk

mempunyai dua suku kita misalkan bahwa

suku-suku f (x) adalah a dan b dimana f (x) = a b untuk mencari turunan kedua akan
berlaku f (x) = a b mari kita cari turunan masing-masing suku.
ambil suku pertama dari f (x) kita misalkan

ambil suku kedua dari f (x) kita misalkan

Kembali lagi ke

tentukan turunan ke-empat dari f(x)


jawab:
mempunyai dua suku kita misalkan a dan b sehingga f (x) = a +
b cari turunan masing-masing suku dulu.

maka

18

mempunyai dua suku kita misalkan lagi c dan d sehingga f (x)


=cd
maka

mempunyai dua suku, suku pertama langsung dapat kita


turunkan dan turunan suku kedua dapat dilihat telah kita cari di atas
maka
sehingga

mempunyai dua suku, suku pertama langsung dapat kita


turunkan dan turunan suku kedua dapat dilihat telah kita cari di atas
maka
3. Jika diketahui

buktikan bahwa turunan ke-n yaitu

jawab:
*ingatlah kembali nilai sin x di tiap kuadran

sehingga

Terbukti

19

TURUNAN SEBAGAI FUNGSI

Turunan fungsi ( diferensial ) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya,
misalnya fungsi f menjadi f ' yang mempunyai nilai tidak beraturan. Laju
perubahan nilai fungsi f : x f (x) pada

x=a

dapat ditulis:

Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu fungsi
yang kontinu pada selang -

x< , berlaku

lim f ( x +h ) f (x )
h 0

f ' (x )

(turunan pertama dari f ( x ) ). Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut:

f ' ( x )=lim

h0

f ( x +h ) f (x )
h

20

Jika nilai limitnya ada, fungsi


fungsi turunan dari

y '=f ' (x ) . Notasi dari

x , dan f ' ( x)

dikatakan diferensiabel di
. Turunan dari

y=f ( x)

disebut

sering kali ditulis dengan

y '=f '( x ) juga dapat ditulis:

dy df ( x)
=
dx
dx .

Teorema Turunan Suatu Fungsi


Contoh 1 : Jika f(x) =

Jawab :

lim
h0

lim

x1 , carilah turunan dari f, nyatakan daerah definisi dari f


f ( x+ h )f ( x)
h

x +h1 x1
h

h0

lim

x +h1 x1

lim

x1
x +h1+

h
( x +h1 )(x1)

lim

x1
x+h1+

h
1

h0

h0

h0

x1
x +h1+

h
( x +h1 )(x1)

x +h1+ x1
x +h1+ x1

1
2 x1

Contoh 2: Menggunakan Turunan untuk Menentukan Gradien di Suatu Titik


Tentukan f (x) untuk f(x) = x. Kemudian tentukan gradien grafik pada titik (1, 1) dan (4, 2).
Jelaskan perilaku f di titik (0, 0).
Jawab :
21

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merasionalkan pembilang.

Pada titik (1, 1), gradiennya adalah f (1) = 1/2. Pada titik (4, 2), gradiennya adalah f (4) =
1/4. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada titik (0, 0), gradiennya tidak terdefinisi. Akan
tetapi, grafik f memiliki garis singgung berupa garis vertikal pada titik (0, 0).

22

Di beberapa kasus, penggunaan variabel x bisa digantikan oleh variabel lainnya. Hal ini
seperti yang ditunjukkan oleh contoh 3 berikut.
Contoh 3: Menentukan Turunan dari Suatu Fungsi
Tentukan turunan terhadap t dari fungsi y = 7/t.

Jawab :
Misalkan y = f(t), kita mendapatkan

23

Aturan lHpital

24

Dalam kalkulus, Aturan L'Hpital merupakan derivatif (turunan) untuk membantu


dalam menentukan nilai limit yang melibatkan bentuk tak tentu. Penerapan (atau berulang
penerapan) dalil ini akan mengubah bentuk tak tentu menjadi bentuk tertentu, sehingga nilai
suatu limit mudah ditentukan. Aturan ini dinamai Guillaume de l'Hospital setelah abad ke-17
yang diterbitkan dalam bukunya Analyse des Infiniment Petits pour lIntelligence des Lignes
Courbes (1696), buku teks pertama kalkulus diferensial. Namun, diyakini bahwa dalil itu
ditemukan oleh matematikawan Swiss Johann Bernoulli.
Dalam bentuk yang paling sederhana, dalil lHpital menyatakan bahwa untuk fungsi
dan g:

Jika

atau

dan

ada,

maka

Misalnya F dan G adalah fungsi-fungsi yang memiliki turunan pada interval terbuka
(a,b) yang memuat c, kecuali pada c itu sendiri. Anggap g(x)0 untuk setiap X di (a,b)
kecuali pada c itu sendiri.

Jika limit dari

f (x)
g ( x)

f (x)
lim
untuk x c menghasilkan x c g(x )

f ' (x )
lim
= x c g ' (x )

Apabila limit di ruas kana nada (atau tak hingga). Hasil ini juga dapat diterapkan. Jika lim
lim
x c

f (x)
g(x )

yang menghasilkan bentuk-bentuk tak tentu

Contoh bentuk tak tentu:


2x

Tentukan nilai lim


x 0

e 1
x

25

Karena menggunakan substitusi langsung menghasilkan bentuk tak tentu

lim

x 0

0
0 .

e 2 x 1 0
=
x
0

Sehingga dapat diterapkan aturan lhopital


d 2x
( e 1)
dx
lim
d
x 0
(x)
dx

2x

lim

x 0

e 1
=
x

lim

x 0

2 e2 x
1

=2
Contoh 2.
Penerapan aturan lhopital lebih dari satu kali, tentukan..
x2
lim x
x e

Karena dengan substitusi langsung akan menghasilkan bentuk tak tentu

x
e
( 2)
d
2x
=lim
=0
x
dx d
x e
(x )
dx

x2
lim x = lim
x e
x

Contoh Soal.

26

1
lim
x

Limit lhopital dengan akar

x1 = 0
x1

1 12
x 0
2
1
lim
=
10
2
x

Limit lhopital tak terhingga


(2 x7)10
210 . x 10 10
lim
= lim
=2 =1024
10
x ( x +8)
x
x10

Didalam konsep ini, kita sudah menurunkannya.


Jadi kita mengabaikan salah satu fungsi diatas.

27

Anda mungkin juga menyukai