I.
DEFENISI
INSIDENS
Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan dan
paling sering adalah tulang-tulang panjang. Pada anak-anak, sarkoma ewing
merupakan tumor tulang primer yang paling umum setelah osteosarkoma.
Setiap tahun tidak kurang dari 0,2 kasus per 100.000 anak-anak di diagnosis
sebagai sarkoma ewing, dan diperkirakan terdapat 160 kasus baru yang terjadi
pada tahun 1993. Di seluruh dunia, insidensinya bervariasi dari daerah dengan
insidensi tinggi, misalnya Amerika Serikat dan Eropa ke daerah dengan
insidensi rendah, misalnya Afrika dan Cina. Sarkoma Ewing sering juga terjadi
pada dekade kedua kehidupan. Jarang terjadi pada umur 5 tahun dan sesudah 30
tahun. Insidensinya sama antara pria dan wanita. Biasanya sarkoma ewing tidak
berhubungan dengan sindroma kongenital, tetapi banyak berhubungan dengan
anomali skeletal, misalnya : enchondroma, aneurisma kista tulang dan anomali
urogenital, misal : hipospadia.
III.
PATOFISIOLOGI
LOKASI
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Test dan prosedur diagnostik berikut ini harus dilakukan pada semua
pasien yang dicurigai sarkoma Ewing:
1. Pemeriksaan darah : a)Pemeriksaan darah rutin b)Transaminase hati c)Laktat
dehidrogenase. Kenaikan kadar enzim ini berhubungan dengan adanya atau
berkembangnya metastase.
2. Pemeriksaan radiologis : a)Foto rontgen b)CT scan: Pada daerah yang
dicurigai neoplasma (misal : pelvis, ekstremitas, kepala) dan penting untuk
mencatat besar dan lokasi massa dan hubunganya dengan struktur sekitarnya
dan adanya metastase pulmoner. Bila ada gejala neorologis, CT scan kepala juga
sebaiknya dilakukan.
3. Pemeriksaan invasif : a)Biopsi dan aspirasi sumsum tulang. Aspirasi dan
biopsi sample sumsum tulang pada jarak tertentu dari tumor dilakukan untuk
menyingkirkan adanya metastase. b). Biopsi. Biopsi insisi atau dengan jarum
pada massa tumor sangat penting untuk mendiagnosis Sarkoma Ewing. Jika
terdapat komponen jaringan lunak, biopsi pada daerah ini biasanya lebih
dimungkinkan.
VIII.
RADIOLOGI DIAGNOSTIK
STADIUM TUMOR
PENATALAKSANAAN
adalah terapi yang lebih efektif. Adapun obat kemoterapi yang digunakan sejak
1960 adalah vincristine, actinomycin D dan cyclophosphamide (regimen VAC)
yang memang terbukti secara pemantauan jangka panjang. Penelitian terbaru,
terbukti dengan studi yang memperlihatkan bahwa ada dua jenis obat yang
sangat efektif berikatan dengan sel-sel agen tumor, antara lain alkylating agent
dan anthracycline. Disini dibuktikan bahwa isosfamide dan cyclophosphamide
merupakan agen alkylating dan anthracycline doxorubicin akan menstabilkan
dan membuat maksimal jika digunakan dengan regimen VAC.
Sekarang secara universal telah ditemukan adanya terapi terbaru yang
telah difokuskan pada pengobatan lokal dengan strategi yang lebih baik, yang
telah dibuktikan pada berbagai macam pasien untuk tumor ekstremitas. Dua
strategi untuk meningkatkan hasil lokalisasi pada pasien. Pertama,
membandingkan efisiensi antara ifosfamide dengan cyclophosphamide, ternyata
yang lebih bagus adalah regimen yang menggunakan ifosfamide karena bisa
menginduksi waktu paruh lebih panjang. Strategi kedua adalah menggabungkan
antara ifosfamide dan etoposide di dalam terapi VDCA (vincristine,
doxorubicin, cyclophosphamide dan actinomycin D), ternyata hasilnya
meningkatkan masa hidup yang lebih lama. Studi ini membuktikan bahwa untuk
pasien yang penyakitnya masih terlokalisasi, hasilnya lebih bagus tapi tidak ada
hasil yang memuaskan bila ada metastasis.
Terapi radiasi biasanya menggunakan energi tinggi untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel kanker dari kecenderungan untuk tumbuh dan
bermetastasis. Ini termasuk pembedahan kecil. Terapi ini hanya bisa digunakan
untuk area yang spesifik. Radiasi tidak bisa digunakan untuk daerah yang tidak
terlokalisasi atau sel-sel kanker yang sudah menyebar pada bagian-bagian
tubuh. Radioterapi bisa dilakukan dengan dua cara yakni eksternal dan internal.
Secara eksternal dengan cara mengirimkan energi radiasi tingkat tinggi yang
berasal dari mesin secara langsung pada tumor. Secara internal atau
brachiterapi, biasanya dengan menanamkan implantasi atau sejenis materil
radioaktif yang lebih kecil, dekat dengan kanker. Sarkoma ewing relatif sensitif
terhadap radiasi. Bila terlokalisasi, terapi radiasi adalah terapi utama tapi akan
lebih efektif jika digabungkan dengan kemoterapi.
Efek samping bisa timbul dengan berjalannya waktu. Dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan pada kulit di area yang langsung menerima radioterapi.
Pada pasien sarkoma ewing bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah vena
dan saraf, sedangkan pemberian pada efek-efek lanjut biasanya muncul pada
anak-anak, bisa menyebabkan atropi, fibrosis, gangguan pertumbuhan tulang,
gangguan
XI.
pergerakan,
edem
dan
kerusakan
saraf
perifer.
DIAGNOSIS BANDING
Penting untuk diingat bahwa usia adalah faktor yang paling penting untuk
diagnosis tumor tulang. Sarkoma Ewing adalah yang paling umum di antara
para pasien tumor tulang dari kelompok usia ini. Gambaran klinis dan radiologis
sarkoma ewing mirip dengan osteomielitis, osteosarkoma dan neuroblastoma
metastatik.
XII.
PROGNOSIS