Anda di halaman 1dari 9

1.

Strategi Investasi
2. Strategi Investasi Untuk Individu (Pemula)

Penempatan dana investasi sebagai sebuah proses perencanaan mencapai tujuan jangka
panjang, dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik dengan melakukannya sendiri maupun
melalui perusahaan sekuritas atau perusahaan jasa keuangan atau investasi lainnya. Penentuan
cara ini sama pentingnya dengan investasi itu sendiri.
Berinvestasi mandiri melalui perusahaan sekuritas (misalnya untuk bertransaksi saham)
memerlukan bukan saja pengetahuan dan informasi yang memadai tapi juga waktu. Jika kita
mempunyai akses informasi namun tidak tahu penggunaannya, maka informasi tersebut tidak
memberikan manfaat apapun. Kebanyakan orang pada usia produktif hanya memiliki waktu
sedikit untuk melakukan investasi sendiri karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bila memaksa
berinvestasi mandiri tanpa memiliki pengetahuan, informasi, dan waktu yang memadai, maka
bisa jadi keuntungan yang dicari tetapi justru kerugian yang didapat.
Berbagai macam strategi investasi yang penting diketahui bagi individu sebagai pemula
antara lain:
1) Determinasi Investasi
Setiap keputusan investasi melibatkan lima unsur pokok yang dapat disebut determinasi
investasi. Dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi, unsur-unsur tersebut akan
muncul, apakah secara eksplisit atau implisit. disadari atau tidak, diolah secara sistematis atau
tidak. Kelima unsur-unsur tersebut adalah:
a. Kondisi Pemodal (investor)
Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses
psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya
mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan
penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi
dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang

pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya
untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan
potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh
kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk
neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga
ditentukan oleh jumlah dana yang ia miliki.
b. Motif Investasi
Unsur yang kedua adalah motif investasi. Pemodal pada umumnya memiliki motif investasi yang
tidak tunggal. Namun intensitas motif-motif seperti keamanan, pertumbuhan, pendapatan,
fasilitas pajak dan spekulasi, berbeda dari pemodal yang satu dengan pemodal yang lain.
c. Media Investasi
Media investasi sebagai unsur yang ketiga menyodorkan pilihan antara real assets dan financial
assets. Berkembangnya perekonomian, cenderung menggeser objek investasi dari real assets
seperti tanah dan emas ke arah financial assets baik di pasar uang maupun di pasar modal. Saham
sebagai objek investasi utama di pasar modal memiliki berbagai karakteristik yang
memungkinkan seorang pemodal mempunyai pilihan yang tepat. Untuk menyebut sebagian
karakteristik tersebut, seorang pemodal dapat memilih blue chips stock, yang merupakan saham
dari perusahaan yang besar atau ia lebih memilih growth stocks, yang merupakan saham
perusahaan yang berkembang dan tingkat pertumbuhan lebih cepat dari trend ekonomi umumnya
ditandai oleh pemasaran yang agresit, R & D oriented, Flow back ratio yang tinggi, dividend
yield lebih rendah serta price earning ratio yang tinggi. Seorang pemodal yang lebih spekulatif
mungkin memilih cylical stocks. Perusahaan yang bergerak di bidang real eatate, automotive,
konstruksi dan eletronik pada umumnya berfluktuasi bersama siklus ekonomi. Apabila kondisi
perekonomian membaik, maka penampilan perusahaan akan membaik juga dan dengan demikian
harga saham diharapkan akan menjadi baik.
Sedangkan seorang pemodal yang konvensional mungkin akan memilih defensive stocks, yaitu
saham dari perusahaan yang bertahan, atau bahkan seringkali di atas rata-rata pada saat resesi.

d. Model dan teknik Analisis


Ada dua potensi keuntungan dari investasi di Bursa Efek, yaitu dividen dan capital gain. Dividen
perusahaan sangat berkaitan dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak
begitu dipengaruhi oleh performance perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jualbeli saham. Pendapatan dari selisih penjualan saham dapat saja bernilai negatif, jika harga jual
saham di bawah harga belinya (capital loss), sedangkan pendapatan dividen tidak bisa negatif.
Ada dua cara untuk merealisasikan potensi keuntungan di atas, yaitu:
(a) membeli efek yang dalam jangka panjang menunjukkan performance yang lebih baik dari
sekian banyak alternatif yang ada di pasar modal.
(b) membeli efek pada saat harganya murah dan menjual setelah harganya naik.
Kedua cara tersebut di atas sungguh sebuah formulasi yang sederhana, tetapi tak mudah untuk
dilaksanakan. Usaha konkrit untuk menerjemahkan formulasi itu ke dalam suatu model analisis
yang sistematis, melahirkan dua aliran dalam disiplin securities analysis, yaitu: fundamental
analysis dan technical analysis.
Fundamental analysis mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional.
Karena itu, seorang fundamentalis memcoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan
kondisi perusah aan. Alasannya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham di masa yang akan datang.
2) Technical Analysis sebagai aliran yang kedua, menyatakan bahwa pemodal adalah
makhluk yang irrasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang
individu yang bergabung kedalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan
rasionalitasnya tetapi juga seringkali melebur identitas pribadinya kedalam identitas
kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi olehpermintaan
dan penawaran. Pada gilirannya permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari
kondisi psikologis pemodal. Para teknikalis menggugat bahwa kalau harga saham
dipengaruhi semata-mata oleh kondisi perusahaan, kenapa harga saham berubah setiap
saat padahal kondisi perusahaan dan prospeknya belum tentu berubah. Pada kondisi yang

ekstrim seorang pemodal tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang


pemodal membeli saham pada saat harganya rendah dan menjual saham pada saat
harganya tinggi, maka pemodal tersebut akan memperoleh keuntungan. Salah satu model
yang populer pada technical analysis adalah apa yang disebut support level and resistance
level.

Model

ini

pada

intinya

menggambarkan

bahwa

harga

saham selalu akan berfluktuasi naik dan turun. Hal yang pasti adalah naik dan turunnya
e. Kondisi Pemodal
Kondisi pemodal meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap risiko. Proses
psikologis seorang pemodal. Dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, pada umumnya
mengikuti urut-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Lapisan
penghasilan yang berikut diatasnya akan digunakan untuk core investment, yaitu investasi
dengan tingkat keamanan yang tinggi dan tingkat keuntungan yang terukur. Seandainya seorang
pemodal miliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia bisa mengarahkan dananya
untuk investasi yang lebih agresif, yaitu investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan
potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Sikap seseorang terhadap risiko dipengaruhi oleh
kondisi keuangan. Apakah seseorang bersifat berani menghadapi risiko (risk seeker), netral (risk
neutral) atau menghindari risiko (risk Averter), selain ditentukan oleh umur dan tempramen, juga
ditentukan

oleh

jumlah

dana

yang

ia

miliki.

2) Strategi Mencari Untung


Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal Dengan Menggunakan Beberapa Model Analisis
Model Markowitz
Melalui konsep diversifikasi (dengan pembentukan portofolio saham yang optimal), investor
dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu
atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952,
Markowitz mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang dipakai dalam

portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien korelasi positip menunjukkan bahwa
kedua asset bergerak searah, sedang koefisien korelasi negatip menunjukkan bahwa kedua asset
bergerak

berlawanan.Menurut

Markowitz,

portofolio

yang

maksimal

adalah

dengan

mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari positif, disamping itu,
apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang
risiko rendah. (Agus, 2005). Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas
(efficient frontier) serangkaian portofolio yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat
pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan
dana

ke

masing-masing

saham

dalam

portofolio

untuk

mencari

titik

maksimal

portofolio.Persamaan untuk eficient set portofolio adalah sebagai berikut :Min = representasi
keseluruhan

varian

sebuah

portofolion

jumlah

saham

dalam

portofolio

Dengan Konstrain berikut :(1) E =(2) 1.0 =dimana,xr = proporsi uang yang dialokasikan untuk
saham iE (r*p) = adalah tingkat return yang diharapkanE (rj) = adalah tingkat return untuk setiap
sahamDengan menggunakan persamaan (1), dapat dihitung sebuah portofolio dengan varian
yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki investor. Model representasi
keseluruhan tersebut menghasilkan banyak solusi yang tidak mungkin, karena jumlah alokasi
terkadang

lebih

dari

1.

Untuk

mengatasi

permasalahan

tersebut,

kita

dapat

mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam model Efficient frontier Markowitz, jika dalam
model Markowitz tradisional alokasi dilakukan dengan menggunakan Quadratic programming
(aplikasi MS Excell), dimana resiko ditahan konstan kemudian algoritma bergerak untuk
memperoleh return yang maksimal, atau sebaliknya return ditahan konstant kemudian algoritma
meminimalkan resiko, maka dalam model Algoritma Genetika, pergerakan dapat dilakukan
dengan berssamaan dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, dengan demikian,
total jumlah alokasi akan selalu = 1, sehingga tidak akan terjadi solusi yang tidak mungkin dalam
proses pengalokasian dana (Rostianingsih, Taufik N, 2005). Penggunaan Algoritma Genetika
untuk pemilihan portofolio saham dalam model Markowitz dapat mengatasi kelemahan
pengalokasian dana dalam pembentukan efficient set portofolioModel Markowitz telah terbukti
membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang terletak pada garis efisien (efficient frontier),
yaitu portofolio yang merupakan porfolio pasar, tetapi dengan asumsi: (1) para investor adalah
penghindar risiko yang memaksimalkan utility yang diharapkan; (2) investor memilih portofolio
dengan dasar pertimbangan rata-rata varian dan return yang diharapkan; (3) semua investor

melakukan periode pemegangan tunggal (single holding periode); disamping itu ada asumsi
impilisit bahwa modal yang digunakan investor adalah modal sendiri, bukan dari pinjaman.
(Agus, 2005). Dengan menggunakan model Markowitz, investor bisa memanfaatkan semua
informasi

yang

tersedia

sebagai

dasar

pembentukan

portofolio

yang

maksimal.

Model Single IndexSingle Index Model memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih
mudah jika dibandingkan dengan analisis model markowitz, lewat SIM, kita dapat menentukan
efficient set portofolio dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena SIM menyederhanakan
jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal.
SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi karena adanya
respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu (seperti IHSG).Penggunaan model
indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam
porfolio, dalam menentukan beta, kita dapat menggunakan sebuah judgement, di samping itu kita
bisa menggunakan beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai
taksiran beta di masa yang akan datang. Beta historis memberikan informasi yang berguna
tentang beta di masa yang akan datang karena itu seringkali para analis menggunakan beta
historis sebelum mereka menggunakan judgement untuk memperkirakan beta.Rumus Estimating
BetaRi = i + i m + ei (1.19)Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta
menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept dengan
sumbu Rij. Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya.Beberapa
variabel akuntansi yang digunakan untuk memperkirakan beta, antara lain:a. Divident Payout
(yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham)b.
Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun)c. Leverage (yaitu rasio antara hutang
dengan total aktiva)d. Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar)e. Asset size
(yaitu nilai kekayaan total)f. Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price
ratio)Beta akunting (yaitu yang timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata
keuntungan

semua

(sampel)

perusahaan.

Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kwadrat dari
koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan
proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm.Dengan menghitung koefisien beta
yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan tingkat return saham,
maka kita dapat menentukan excess return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat

keuntungan yag sangat mungkin dapat dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat,
kita tinggal membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang
memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko
tidak sistematis. jika suatu jenis saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari
angka batas C (cut of rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio.
MODEL

CAPM

Di tahun 1965, Sharpe menyempurnakan model portofolio Markowitz ditambah dengan asumsi:
(1) adanya tingkat bebas risiko; (3) investasi bisa dipecah-pecah dalam bentuk yang sekecil
mungkin; (3) adanya kebebasan short sales (4) semua aktiva bisa diperjual belikan. Dengan
demikian maka portofolio yang efisien suatu garis pasar modal (capital market line) yang
intersepnya adalah tingkat bebas risiko (rf). Untuk mengambarkan trade-off antara risiko dan
return untuk seluruh surat berharga, baik yang efisien maupun yang tidak, maka ukuran yang
dipakai bukanlah varian, tetapi adalah risiko sistematisnya (). Hubungan antara risiko sistematis
dengan return tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset
Pricing Model (CAPM) (Agus, 2005).Capital Asset Pricing Model merupakan suatu model
keseimbangan yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat
kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko di dunia nyata yang
terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat dipergunakan untuk menentukan harga
suatu aktiva modal (capital assets), dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang
dimaksud karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita mencoba
menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh para investor terhadap suatu
aktiva

modal.Model

CAPM

E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf]i
Dimana,E(Ri) = return yang diharapkan dari surat berharga i() = resiko sistematis[E(Rm)-Rf] =
market
E.
Klasifikasi

risk

premium

Karakteristik
karakteristik
Blue

saham

Instrumen
yang

ingin
Chip

dibeli

Merupakan

saham

dari

perusahaan

yang

besar,

dan

Growth

well

established

stabil.

Stock

Merupakan saham perusahaan yang berkembang tumbuh lebih cepat dari rata-rata industri..

Cyclical

Merupakan saham dari perusahaan yang tingkat aktivitas dan keuntungan berfluktuasi sesuai
siklus

bisnis.

Defensife

Stock

Merupakan saham dari perusahaan yang bertahan diatas rata-rata walaupun dalam keadaan resesi
(untuk

Indonesia

F.

umumnya

berbentuk

Motif

Investasi

BUMN).

Investasi
vs

spekulasi

Investasi tidak sama dengan spekulasi. Apa bedanya ? Spekulasi adalah ditujukan dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan kondisi ketidakpastian yang tinggi
pula pada jangka pendek yang seringkali tujuan tersebut tidak tercapai, sedangkan investasi
bertujuan mengharapkan keuntungan jangka panjang dari kenaikan nilai modal dan sebagian
besar keuntungan tersebut akan tercapai. Resiko spekulasi sangat tinggi dan cenderung bersifat
judi

sehingga

tidak

Investasi

diperkenankan

dalam

untuk

syariat

Islam.

berjaga-jaga

Dengan meniatkan investasi untuk berjaga-jaga, berarti investor mengakui keterbatasannya


sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Motif ini digunakan dengan
tujuan memberikan keamanan ekonomi atas ketidakpastian di masa depan, misalnya melalui
asuransi
Investasi

pensiun
untuk

dan

asuransi
kemudahan

kesehatan.
transaksi

Motif investasi ini adalah untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan atau aset dalam
pertukaran dan jual - beli yang sering dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan. Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan transaksi dapat dilakukan secara online, baik
melalui ATM, e-banking, mobile banking, online trading, maupun melalui fasilitas-fasilitas lain,
yang menyebabkan transaksi-transaksi dapat dilakukan secara global, tidak harus melalui tatap
muka yang mengharuskan pihak-pihak yang bertransaksi melakukan pertemuan secara fisik.

Investasi

untuk

mendapatkan

ridho

Allah

Motif investasi untuk mendapatkan ridho Allah dilakukan dengan menginvestasikan harta
melalui sarana-sarana yang halal dan kemudian menggunakan hasil investasi untuk mendapatkan
keridhoan Ilahi. Motif ini merupakan motif yang menggunakan sarana muamalat untuk
melakukan ibadah, menggunakan harta dunia untuk meraih kenikmatan akhirat. Motif ini juga
merupakan salah satu cara untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada
hamba-Nya.
DAFTAR

PUSTAKA

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan teori portofolio. Jakarta: PT. Salemba Empat
www.bei.com

Diposkan oleh MUHAMMAD ADIB MAWARDI di 23.12

Anda mungkin juga menyukai