Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Indonesia sangat kaya akan sumber daya plasma nutfah (keanekaragaman
hayati) yang menyediakan berbagai bahan baku obat. Keadaan ini sangat
berguna dalam mengatasi berkembangnya berbagai jenis penyakit yang
mengancam kehidupan manusia (Soeksmanto, 2006). Tanaman merupakan
sumber utama bahan baku obat oleh karena itu, pemanfaatan bahan tanaman
masih menjadi prioritas untuk diteliti. Tingkat toksisitas rendah, mudah
diperoleh, murah harganya dan kurang menimbulkan efek samping membuat
tanaman menjadi pilihan utama bahan obat yang tidak menimbulkan efek
samping (Nurhuda dkk dalam Rusmiati, 2007). Penggunaan tanaman obat
alami Indonesia sebagai alternatif antifertilitas pria (Depkes, 2006).
Berdasarkan sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Indonesia berjumlah
237.641.326 jiwa (Badan Pusat Statistik 2011). Penduduk Indonesia
bertambah 32,5 juta jiwa dan rata-rata pertumbuhan 1,49 persen. Pada tahun
2045 diperkirakan pertumbuhan penduduk menjadi 450 juta jiwa , dari hasil
sensus penduduk tersebut, gejala ledakan penduduk di Indonesia sudah bisa di
deteksi dan pertambahan penduduk akan terus terjadi seiring perjalanan
waktu. Itu menjadi ancaman serius bagi Indonesia karena ledakan penduduk
akan memicu persoalan sosial seperti sampah, banjir, kemacetan dan semakin
sulitnya akses air bersih, udara bersih dan berbagai isu perubahan iklim (Agus,
2011). Tingginya laju pertumbuhan penduduk dinilai pada angka fertilitas.
Fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita

atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk. (Mantra, 2003). Pada dasarnya pengendalian kesuburan pada pria
jauh lebih sulit, bila di banding dengan wanita (Purwaningsih,2003).
Kontrasepsi yang ideal untuk pria harus dapat mencegah terjadinya fertilisasi,
aman, mempunyai kinerja cepat, tanpa efek samping, dan tidak mempengaruhi
potensi seks. Para peneliti terus melakukan riset agar dapat menemukan
metode kontrasepsi ideal tersebut. Para ahli menaruh perhatian lebih pada
penggunaan bahan ilmiah (tanaman) sebagai objek yang perlu diteliti
membuktikan bahwa 1.600 jenis tanaman yang tumbuh di India dilakukan
ekstraksi, ternyata 52 jenis tanaman yang diduga dapat bersifat antifertilitas
( Purwaningsih,1998) Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan
sebagai kontrasepsi tradisional adalah buah manggis muda.
Manggis buah yang mengandung gelar The Queen of Fruit ini
merupakan buah yang mempunyai banyak manfaat. Buah manggis
mengandung senyawa Xanthone yang meliputi mangostin, mangostenol,
mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa
mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin,
dan gartanin. Penelitian fitokimia diketahui bahwa manggis mengandung
berbagai macam metabolit sekunder seperti tannin, triterpen, antosianin,
saponin, kinon, xanthone, dan senyawa fenolik (Kosem, 2007). Tanaman
manggis mengandung berbagai zat yang diduga dapat berpengaruh terhadap
sistem reproduksi antara lain tanin, mangostin, tripterpenoid dan resin (Materia
Medika Indonesia 1989 dalam Purwaningsih, 2000). Pemberian infusa buah

manggis muda yang diberikan pada semen manusia secara in vitro dapat
menurunkan kualitas spermatozoa (Purwaningsih,

2000). Namun belum

pernah dilakukan penelitian mengenai ekstrak buah manggis terhadap motilitas


dan kualitas spermatozoa.
Kandungan mangostin dan tanin diduga dapat menurunkan viabilitas dan
motilitas sperma. Berdasarkan potensi mangostin dan tanin terhadap kualitas
sperma perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak buah manggis
muda terhadap motilitas dan viabilitas sperma. Dosis 0,01 %, 0,05 %, 0,1 %,
1%.
2

Rumusan Masalah
Adakah pengaruh ekstrak buah manggis (garcinia mangostana l.) terhadap
viabilitas dan motilitas spermatozoa.

Tujuan Penelitian
1
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak buah manggis (garcinia mangostana
l.) terhadap viabilitas dan motilitas spermatozoa.

Tujuan khusus
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gadung dengan dosis 3,28
mg/kgBB, 1.64 mg/kgBB, 0,82 mg/kgBB, 0,41 mg/kgBB terhadap
viabilitas dan motilitas spermatozoa.

Manfaat Penelitian
1
Manfaat teoritis
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh
ekstrak buah manggis (Garcinia mangostana l.)
2

viabilitas dan motilitas spermatozoa.


Manfaat Praktis

terhadap anti

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran sebagai salah satu


pertimbangan dalam pengembangan keluarga berencana terutama
pada pria.

Anda mungkin juga menyukai