Disusun oleh:
Putri Nurhayati (10711222)
Pembimbing :
dr. I Putu Suharta, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD CARUBAN
2016
RESUME JURNAL
1. Latar Belakang
Pasien-pasien dengan infark myokard (MI) mengalami peningkatan
aktivasi dan agregasi platelet yang menyebabkan atherothrombosis disertai ruptur
atau fisura plak atherosklerotik yang tidak stabil dibandingkan dengan pasien
studi
untuk
input
untuk
memaksimalkan
kontribusi
terhadap,
dan
mengharmoniskan outcome.
Data karakteristik awal dan outcome diabstrak untuk setiap data dari
naskah terpublikasi, lampiran, atau data yang tidak terpublikasi oleh dua penilai
(J.A.U. dan D.L.B.) secara independen. Karakteristik awal meliputi data pasien
dan karakteristik desain studi (tahun, pengaturan klinis [kriteria mayor dan
kriteria eksklusi] besar sampel, intervensi acak dan kontrol, durasi perbedaan
intervensi, durasi follow up, blinding, dan endpoint primer). Hasil dibandingkan
dan segala ketidaksinambungan diselesaikan dengan konsensus.
Penilaian Kualitas
Kualitas diberi derajat berdasarkan dokumentasi kriteria perilaku
percobaan seperti metode randomisasi, ketersamaran alokasi dan blinding,
ajudikasi hasil yang disamarkan, tingkat pelaporan dan penetapan outcome,
gesekan peserta dan ukuran kepatuhan. Studi dikategorikan sebagai kualitas tinggi
jika kriteria dengan jelas digambarkan dan diperhitungkan, kualitas rendah jika
segala aspek mengenai tiga kriteria pertama tidak diperhitungkan, atau jika tidak,
resiko bias tidak pasti.
Outcome
Endpoint primer untuk analisis ini adalah insidensi MACE, yang
ditentukan sebagai kumpulan dari kematian kardiovaskuler, MI non-fatal, dan
stroke non-fatal. Endpoint sekunder meliputi komponen individual gabungan
endpoint primer, kematian akibat seluruh penyebab, kematian non-kardiovaskuler,
kejadian perdarahan mayor, dan saat relevan, stent trombosis. Seluruh endpoint
kardiovaskuler diajudikasi dan ditetapkan dalam percobaan individu yang sesuai
dengan kriteria standar. Kejadian perdarahan mayor dipertimbangkan sesuai
dengan definisi endpoint perdarahan standar yang dilaporkan di setiap percobaan.
Analisis Statistik
Data untuk pasien baik yang datang dengan maupun memiliki riwayat MI
yang jelas di awal diekstraksi dan karakteristik deskriptif dirangkum
menggunakan rata-rata (deviasi standar), median (kisaran interkuartil), atau angka
dari masing-masing studi yang dipertimbangkan sesuai dengan besar sampel
individual. Kami mengekstraksi hazard ratio (HR) yang dilaporkan secara
original dan 95% CI dari masing-masing studi saat tersedia dan jika tidak, rasio
resiko (RR) terhitung dan 95% CI dari jumlah kejadian yang dilaporkan dan
pasien-pasien beresiko per kelompok pengobatan. Data dari setiap percobaan
dipertimbangkan sebagai prinsip per intention to treat dengan RR gabungan dan
95% CI yang diperoleh menggunakan model meta-analisis efek acak dengan
dipertimbangkan berdasarkan varians terbalik. Jika endpoint tertentu tidak
dilaporkan dalam percobaan, dan tidak dapat dideduksi dari outcome lain atau
diberikan oleh PI studi, ini dieksklusi hanya dari analisis gabungan endpoint yang
spesifik. Faktor koreksi sebesar 0.5 ditambahkan pada nilai kelompok pengobatan
saat tidak ada kejadian yang ditemukan untuk perhitungan RR untuk endpoint dan
variansnya. Kami menggunakan statistik Q Cochrane dan ukuran I 2 untuk menilai
heterogenitas untuk efek pengobatan di sepanjang pengobatan, dengan I2 >75
yang dianggap mewakili heterogenitas tinggi. Kami melakukan analisis
sensitivitas yang meliputi secara berurutan menghapus studi dan dari gabungan
estimasi efek dan menambahkan studi dengan analisis 1 tahun yang dapat
diaplikasikan. Heterogenitas di antara subgrup terpilih juga dieksplorasi sesuai
dengan usia, jenis kelamin, regimen DAPT, tipe kejadian myokardial indeks,
waktu dari MI indeks, dan pada pasien dengan dan tanpa riwayat PCI, diabetes,
MI tambahan, stroke atau TIA (transient ischaemic attack), atau penyakit ginjal
kronik. Istilah interaksi yang mewakili setiap kategori diperkenalkan pada model
untuk MACE dan perdarahan mayor untuk menguji perbedaan efek pengobatan
antar subgrup. Bias publikasi dievaluasi dengan inspeksi visual funnel plot, tanpa
pengujian statistik lebih lanjut, mengingat tes tersebut memiliki keterbatasan
spesifisitas dan kekuatan saat <10 studi dianalisis. Nilai P dua sisi dihitung
dengan <0.05 dianggap signifikan untuk seluruh analisis. Analisis statistik
dilakukan dengan Review Manager versi 5.3.5. (Nordic Cichrane Centre,
Denmark) dan Comprehensive Meta-Analysis versi 3.0. (Biostat Inc., Englewood,
NJ, AS).
Peran Sumber Pendanaan
Tidak ada sumber pendanaan untuk studi ini. J.A.U. dan D.L.B. memiliki
akses penuh terhadap seluruh data pada studi dan memiliki tanggung jawab akhir
untuk keputusan menulis publikasi. Seluruh studi yang diinklusi sesuai dengan
Deklarasi Helsinki dan komite etik individual menyetujui protokol penelitian dan
informed consent diperoleh dari subyek pada setiap percobaan.
3. Hasil
Di antara 1342 rekam yang diskrining, kami mengidentifikasi 36 RCT
untuk melakukan review secara detail. Setelah eksklusi, 6 percobaan lainnya
memenuhi kriteria eligibilitas pada meta-analisis primer. Percobaa-percobaan
tersebut, yang terdiri dari 33,435 peserta yang diacak terhadap strategi
perpanjangan DAPT (n = 20,203) vs. aspirin saja (n = 13,232), dirangkum pada
Tabel 1. Satu percobaan secara eksklusif mengacak pasien-pasien dengan riwayat
MI (n = 21,162; 63.3% dari seluruh populasi), satu percobaan mengacak subgrup
pasien-pasien dengan riwayat MI (n = 3.846; 11.5%), sedangkan 4 percobaan
sisanya mengacak pasien yang saat ini menjalani PCI dan menginklusi subgrup
dimana indikasinya adalah sindrom koroner akut (n = 8,427; 25.2%). Berbagai
antagonis ADP diteliti dalam 6 percobaan yang digarisbawahi pada Tabel 1,
berupa clopidogrel, prasugler, dan ticagrelor.
Di awal, secara keseluruhan, rata-rata usia peserta ialah 64.0 tahun, ratarata berat badannya 81.4 kg, 7,900 (23.6%) adalah wanita, 28,064 (83.9%)
menjalani atau memiliki riwayat PCI, 9,888 (29.6%) memiliki diabetes, 5,439
(18.6%) memiliki penyakit ginjal kronik, dan 16,340 (48.9%) datang dengan atau
memiliki riwayat MI elevasi ST atau gelombang Q. Pasien yang terdaftar jarang
datang dengan angina tidak stabil (n = 2,384; 7.1%), dengan riwayat stroke/TIA
(n = 866; 2.6%), atau dengan riwayat revaskularisasi dengan cangkok bypass
arteri koroner (n = 2,477; 7.4%). Rata-rata durasi follow up 31 bulan dan rata-rata
perbedaan pada durasi DAPT yang dicapai ialah 30 bulan (kisaran 17 36 bulan).
Ukuran kualitas percobaan yang dilakukan, gesekan peserta dan kepatuhan
pengobatan sepanjang percobaan dirangkum dan sebanding untuk percobaanpercobaan yang beragam dalam hal lama follow up, waktu randomisasi, dan tipe
intervensi. Tiga percobaan terkontrol plasebo dan double-blind, sedangkan tiga
percobaan open-label tidak tersamar dengan ajudikasi endpoint disamarkan dan
perawatan standar sebagai kontrol. Memaafkan desain studi yang tidak
disamarkan, seluruh percobaan dianggap kualitas tinggi. Seluruh percobaan
melaporkan atau memberikan hasil untuk MACE, kematian CV, MI, stroke,
perdarahan mayor, kematian non-CV, dan mortalitas akibat segala penyebab.
Endpoint kardiovaskuler, penyebab kematian, dan kejadian perdarahan mayor
ditentukan pada setiap percobaan sesuai dengan kriteria diagnostik standar dan
diajudikasi oleh komite endpoint disamarkan pada setiap percobaan yang
memungkinkan untuk perbandingan di sepanjang percobaan. 4 dari 6 percobaan
memberikan data stent trombosis. Penyebab kejadian perdarahan mayor juga
diberikan oleh seluruh percobaan.
Kejadian Kardiovaskuler Buruk Mayor
Di antara 6 percobaan, HR/RR individual dan gabungan untuk kumpulan
endpoint primer dari 2,273 MACE diberikan pada Gambar 1. Di antara 20,203
peserta dengan riwayat MI yang diobati dengan DAPT lebih dari 1 tahun, 1,286
(6.37%) pasien yang memiliki MACE dibandingkan dengan 987 dari 13,232
(7.46%) pasien yang diobati dengan aspirin saja (RR 0.78 [95% CI 0.67 0.90]; P
= 0.001; Gambar 1). Penurunan resiko ini menunjukkan perbedaan resiko absolut
(ARD) sebesar 1.09% (95% CI 0.53 1.65) atau jumlah yang perlu diobati
(NNT) sebesar 91 (95% CI 61 189) untuk mencegah satu MACE hingga ratarata 31 bulan follow up.
Mortalitas Kardiovaskuler
Perpanjangan DAPT
4. Pembahasan
Meta-analisis kami pada >33,000 pasien beresiko tinggi setelah MI
menemukan bahwa, secara keseluruhan dibandingkan dengan aspirin saja,
perpanjangan DAPT lebih dari 1 tahun menghasilkan penurunan resiko relatif
22% dan absolut 1.1% untuk kejadian kardiovaskuler buruk mayor hingga ratarata 31 bulan follow up. Besar penurunan resiko relatif ini konsisten, tanpa
heterogenitas yang signifikan, atau sensitivitas untuk menyingkirkan satu
percobaan dari gabungan hasil. Gabungan data pada meta-analisis kami
menunjukkan untuk pertama kali bahwa terdapat penurunan 15% yang signifikan
pada kematian kardiovaskuler pada pasien post-MI yang menerima DAPT jangka
panjang. Terdapat peningkatan absolut 0.8% pada resiko perdarahan mayor, tetapi
tanpa kelebihan ICH atau perdarahan fatal yang signifikan dan tidak berdampak
pada penyebab kematian non-kardiovaskuler.
setelah pengobatan MI dini, dan berbeda dari sekedar mencegah stent trombosis
pada pasien dengan riwayat PCI. Contohnya, jangka panjang, mayoritas plak
koroner yang ruptur yang menghasilkan MI berulang tampaknya terjadi pada lesi
selain penyebab sebelumnya yang diobati dengan PCI pada pasien-pasien dengan
penyakit jantung koroner. Setelah infark, pasien memiliki lingkungan koroner
yang lebih rentan dan lebih mudah terjadi ruptur plak berulang dengan
perpanjangan aktivasi dan agregasi platelet dan petanda myonekrosis dan
inflamasi dalam sirkulasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stabil
yang dapat memperantarai manfaat istimewa dari DAPT yang diperpanjang.
Selain itu, perpanjangan DAPT pada pasien dengan riwayat MI sebelumnya
tampaknya mengurangi kejadian iskemik pada area arteri lain, sesuai dengan hasil
yang kami temukan untuk stroke.
Pedoman pengobatan penyakit jantung koroner merekomendasikan DAPT
1 tahun pada pasien setelah MI, berdasarkan pada durasi sesungguhnya RCT
pencegahan sekunder yang sangat penting, meskipun analisis landmark dari
percobaan tersebut menunjukkan perbedaan berkelanjutan kurva kejadian dengan
waktu.
Rekomendasi
ini
diperluas
pada
pasien
yang
diobati
dengan
5. Kesimpulan
Kesimpulannya, dibandingkan dengan aspirin saja, perpanjangan DAPT
lebih dari setahun di antara pasien-pasien beresiko tinggi yang stabil dengan
riwayat MI sebelumnya menurunkan resiko MACE, termasuk kematian
kardiovaskuler saja, serta MI berulang dan stroke. Terdapat peningkatan resiko
perdarahan mayor, tetapi bukan perdarahan fatal, tanpa penyebab kematian nonkardiovaskuler yang berlebih. Temuan tersebut kini mengklarifikasi bahwa pada
pasien-pasien dengan riwayat MI yang berada pada resiko rendah perdarahan,
melanjutkan DAPT lebih dari setahun memberikan penurunan yang bermakna
pada outcome kardiovaskuler yang penting dan harus dipertimbangkan.
Analisis PICO:
Problem/Patient
Intervention
Comparison
Outcome
Aspirin
Dibandingkan dengan aspirin saja, DAPT lebih dari
setahun di antara pasien beresiko tinggi yang stabil dengan
MI sebelumnya menurunkan kejadian iskemik, termasuk
penurunan yang signifikan pada endpoint individual
kejadian kardiovaskuler, MI berulang, dan stroke.
Ya
fokus
[]
pertanyaan yang
Tidak
jelas?
seluruh
penyebab,
kematian
non-
penulis
Ya
mencari
jenis
[]
jurnal
yang
Tidak
relevan?
3. Apakah
studi
[ ]
Ya
diinklusi
[]
dan Tidak
yang
penting
relevan?
meliputi:
thienopyridine,
antiplatelet,
pencegahan
DAPT,
sekunder,
MI,
mayor,
survival.
kematian,
Penulis
melakukan
mortalitas,
review
dan
materi
penulis
Ya
menilai kualitas
[]
bahwa
studi
Tidak
yang
diinklusi dengan
cukup?
kualitas
diberi
derajat
berdasarkan
Ya
studi
[]
dikombinasikan,
Tidak
apakah
masih
masuk akal?
Importance
6. Apakah
tinjauan ini?
aspirin saja (6.4 vs. 7.5%; rasio resiko, RR 0.78, 95% CI, 0.67
0.90; P = 0.001) dan menurunkan kematian kardiovaskuler
(2.3 vs. 2.6%; RR 0.85, 95% CI 0.74 0.98; P = 0.03), tanpa
peningkatan kematian non-kardiovaskuler (RR 1.03, 95% CI
0.86 1.23; P = 0.76). Efek resultan terhadap mortalitas
segala penyebab ialah RR sebesar 0.92 (95% CI 0.83 1.03;
P = 0.13). Perpanjangan DAPT juga menurunkan MI (RR
0.70, 95% CI 0.55 0.88; P = 0.003), stroke (RR 0.81, 95%
CI 0.68 0.97; P = 0.02), dan stent trombosis (RR 0.50, 95%
CI 0.28 0.89; P = 0.02). Terdapat peningkatan resiko
perdarahan mayor (1.85 vs. 1.09%; RR 1.73, 95% CI 1.19
2.50; P = 0.004) tetapi bukan perdarahan fatal (0.14 vs.
0.17%; RR 0.91, 95% CI 0.53 1.58; P = 0.75).
Applicability
7. Dapatkah
hasil
Ya
diterapkan pada
[ ]
populasi lokal?
Tidak
8. Apakah seluruh
[ ]
Ya
outcome penting
[]
dipertimbangkan
Tidak
perdarahan fatal.
?
9. Apakah
seimbang antara
resiko
manfaatnya?
[ ]
Ya
tinggi
yang
stabil
dengan
MI
sebelumnya
dan Tidak
[]