Anda di halaman 1dari 28

Participatory Rural

Appraisal
(PRA)
SP 6102 Maret 2007
Wiwik D Pratiwi

I. PENDAHULUAN

Pengertian Paticipatory Rural Appraisal (PRA)


PRA adalah suatu metode pendekatan dalam
proses pemberdayaan dan peningkatan
partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada
keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan pembangunan.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan

Pendekatan PRA bercita-cita menjadikan


warga masyarakat sebagai peneliti,
perencana, pelaksana program
pembangunan dan bukan sekedar obyek
pembangunan.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Pemberdayaan masyarakat dan
partisipasi merupakan strategi dalam
paradigma pembangunan yang berpusat
pada rakyat (people centry
development).

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan

Jadi sebenarnya pelaksanaan PRA,


ditekankan pada :
Keterlibatan masyarakat dalam
keseluruhan kegiatan.
Peningkatan kemandirian dan kekuatan
internal.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Partisipasi
Partisipasi dalam kaitannya dengan
penerapan metode pendekatan PRA
lebih ditujukan pada keikutsertaan
masyarakat dalam keseluruhan
proses pembangunan.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Contoh partisipasi masyarakat dalam
pembangunan :
Masyarakat bertanggung jawab untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan dari


program yang telah ditetapkan
pemerintah.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Anggota masyarakat berpartisipasi aktif
dalam proses pengambilan keputusan.
Anggota masyarakat terlibat secara
aktif dalam pengambilan keputusan
tentang cara pelaksanaan sebuah
proyek dan ikut serta sebagai fasilitator.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Latar Belakang Penerapan PRA di


Indonesia
1. Sejarah perkembangan PRA di Indonesia.
Contoh penerapan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan masyarakat Indonesia :

Mapalus di Minahasa
Makombong di Enrekang
Gotong Royong di Jawa
Budaya konsensus (musyawarah) dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Tahapan penerapan
partisipasi di Indonesia :
Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian dan
prinsip-prinsip pembangunan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN,
dimana kebijakan pembangunan masih sangat bersifat
sentralistik.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatan
dengan partisipasi. Dan berhubung penerapan
partisipasi sangat rumit maka penerapannya
cenderung kembali ke praktek-praktek sentralistik.
Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun
1999, tentang Otonomi Daerah maka pendekatan
sentralistik mulai diubah ke arah pendekatan
desentralistik.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

2. Alasan Pemilihan Metode PRA


Selama ini program-program pembangunan
diturunkan dari atas dan masyarakat tinggal
melaksanakan.
Program direncanakan oleh lembaga
penyelenggara pembangunan tanpa melibatkan
secara langsung warga masyarakat yang
menjadi sasaran program.
Berbagai kritik terhadap pola pengembangan
program yang masih bersifat Top Down.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Program pembangunan disusun berdasarkan
asumsi-asumsi yang keliru sehingga program
tidak menyentuh kebutuhan-kebutuhan yang
sesungguhnya dirasakan masyarakat.
Program yang diturunkan dari pusat tidak
melibatkan masyarakat, sehingga masyarakat
tidak merasa sebagai pemilik program.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

II. TUJUAN UMUM METODE

Metode PRA muncul dari perhubungan


metode-metode partisipasi yang telah
berkembang sejak beberapa dekade yang lalu.

Metode-metode yang telah terlebih dahulu


dikembangkan dan menjadi sumber bagi
perkembangan metode pendekatan PRA,
seperti :

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan

Dalam bidang pendidikan dikenal


Metode Andragogy :
Ajaran inti andragogy adalah bahwa
pendidikan bukanlah sekedar pengalihan
informasi baku dari guru kepada murid
melainkan sesuai dengan sifat dasar orang
dewasa sebagai insan mandiri,
berpengetahuan tentang dunia nyata yang
menjadi lingkungannya dan berpengalaman
dalam pemecahan masalah-masalah
keseharian.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
Dalam bidang keilmuan dan penelitian.
a. Riset partisipatif oleh aktivis ( activist
b.
c.
d.
e.

participatory research).
Analisa Argoekosistem.
Antropologi terapan.
Riset lapangan pada sistem pertanian.
Pengenalan perdesaan dalam waktu
singkat (RRA).
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Prinsip-prinsip PRA
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Belajar dari masyarakat.


Orang luar sebagai fasilitator, masyarakat
sebagai pelaku.
Saling belajar dan saling berbagi pengalaman.
Keterlibatan semua kelompok masyarakat.
Santai dan informal.
Menghargai kegiatan.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
7. Triangulasi.
8. Mengoptimalkan hasil.
9. Belajar dari kesalahan.
10. Orientasi praktis.
11. Keberlanjutan dan selang waktu.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Pengelompokan teknik-teknik PRA


1. Teknik-teknik yang bersifat

mengumpulkan informasi umum yang


biasanya digunakan pada tahap awal
pengembangan program dan bersifat
penjajagan (eksploratif);
2. Teknik-teknik yang berkenan dengan
tata ruang spatial.
3. Teknik-teknik yang berkenan dengan
waktu temporal.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
4.
5.

6.
7.

Teknik-teknik yang berkenan dengan


kelembagaan institusional.
teknik-teknik yang berkenan dengan
aspek-aspek ekonomi dan mata
pencaharian.
teknik-teknik yang berkenaan dengan
aspek-aspek kemasyarakatan sosial.
Teknik yang berkenan dengan
aspek-aspek teknik tertentu topik teknis,
seperti tentang hama dan penyakit
tanaman, kesehatan.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Tujuan penerapan teknik-teknik PRA

Tujuan penerapan teknik-teknik PRA


adalah pengembangan program bersama
masyarakat.
Dimana penerapan PRA perlu senantiasa
mengacu pada daur pengembangan
program dan tujuan tujuan program .
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Gambaran umum daur program atau langkahlangkah pengembangan program, secara


ringkas adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah/kebutukan dan

potensi serta penyadaran;


2. Perumusan masalah dan penetapan
prioritas;
3. Identifikasi alternatif-alternatif
pemecahan masalah/pengembangan
gagasan;
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

lanjutan
4. Pemilihan alternatif pemecahan masalah
5.
6.
7.
8.

yang paling tepat;


- Perencanaan penerapan gagasan;
- Penyajian rencana kegiatan;
Pelaksanaan pengorganisasian;
Pemantauan dan pengarahan kegiatan;
Evaluasi dan rencana tindak lanjut;

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Dilema popularitas PRA

Peningkatan popularitas penggunaan PRA


yang terlampau cepat, tanpa dibarengi
dengan kesiapan petugas dan
masyarakat.
Penerimaan gagasan PRA oleh suatu
lembaga sering terjadi terlalu cepat.
Harapan yang terlampau melambung akan
keampuhan PRA.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Masalah-masalah dalam penerapan


PRA :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Permintaan melampaui kemampuan;


Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil;
Kembali menyuluh;
Menjadi penganut fanatik;
Mengatasnamakan PRA;
Terpatok pada waktu;
Kerutinan;.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Bahaya-bahaya dalam penerapan


PRA :
a. Masyarakat sebagai obyek penerapan
b.
c.
d.
e.

PRA;
Manipulasi partisipasi masyarakat;
Mengecewakan masyarakat;
Penolakan;
Terjadi konflik kebijakan.
SP6102 March 2007
wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Alternatif Pemecahan Masalah


dalam PRA:
a. Mulai dengan kegiatan kecil;
b. Belajar dengan bekerja;
c. Bertahap mengembangkan

lembaga.

SP6102 March 2007


wdpratiwi@ar.itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai