Anda di halaman 1dari 5

A.

TEORI EKOSOSIAL,
Terlebih dahulu teori tentang ekologi, pusat pemikiran para ahli teori ekologi adalah
gagasan tentang kecocokan manusia dan lingkungannya. Lingkungan dirancang atau
barangkali berkembang sehingga memungkinkan terjadinya perilaku tertentu. Seting perilaku
menurut istilah Roger Barker (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) adalah evaluasi terhadap
kecocokan antara lingkungan dengan perilaku yang terjadi pada konteks lingkungan tersebut.
Menurut Roger Barker 1992 adalah tingkah laku tidak hanya ditentukan oleh
lingkungan atau sebaliknya, melainkan kedua hal tersebut saling menentukan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dalam istilah Barker, hubungan tingkah laku dengan lingkungan adalah
seperti jalan dua arah (two way street) atau interdependensi ekologi. Selanjutnya Barker
mempelajari hubungan timbale balik antara lingkungan dengan tingkah laku. Suatu hal yang
unik pada teori Barker adalah adanya seting perilaku yang dipandang sebagai faktor
tersendiri.
Menurut Erlich dan kawan-kawan memberikan batasan ekologi sebagai berikut
(Ehrlich, Holdren, 1973:6):
Ecology is the subdicipline of biology that deals with interactive between organism and
their environment on the population, community and ecosystem levels of organization.
Berbagai pendekatan yang ada di dalam ekologi yang menelaah hubungan makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya; pada suatu ekosistem, dapat diadaptasikan dalam menelaah
hubungan kehidupan manusia dengan lingkungannya. Pendekatan tersebut dikenal
dengan Ekologi Sosial, yang mempunyai pengertian mempelajari penyebaran keruangan
habitat manusia dengan kompleksitas sosial budaya tertentu, yang timbul dan berubah
sebagai akibat proses sosial serta interaksi ekologis. sedangkan Fairchild (Fairchild,
1964:281-282) mengemukakan ekologi sosial sebagai berikut :
Social ecology is that branch of science which treats of (a) the spatial-functional structure
of areas of human habitation, and (b) the spatial distributions of social and cultural traits of
complexes, which phenomena arise and change as the result of percesses of both social and
ecological interaction.

Menurut Krieger pada tahun 1994 menyatakan bahwa


Ecosocial theory, a term I introduced in 1994, whit its visual fractal metaphor of an
evolving bush of life interwined at every scale, micro to macro, with the scaffolding of society
that different core social groups daily reinforce or seek to alter.

metafora fraktal visualnya dari semak berkembang kehidupan terjalin di setiap skala,
mikro ke makro, dengan perancah masyarakat bahwa kelompok-kelompok sosial inti yang
berbeda setiap hari memperkuat atau berusaha untuk mengubah.
Gambar fraktal yang sengaja mendorong analisis pola populasi saat ini dan perubahan
kesehatan, penyakit dan kesejahteraan dalam kaitannya dengan setiap tingkat organisasi
biologis, ekologi dan sosial (misalnya sel, organ, organisme / individu, keluarga, masyarakat,
penduduk, masyarakat, ekosistem) seperti yang dituturkan pada setiap skala, apakah relatif
kecil dan cepat (misalnya katalisis enzim) atau relatif besar dan lambat ( infeksi misalnya dan
pembaharuan kolam susceptibles untuk penyakit menular tertentu).
Contoh dalam ekologi sosial, fenomena kehamilan dalam kaitannya dengan risiko
kanker. Mari kita mulai dengan kanker payudara.Seperti diketahui, kehamilan mengurangi
risiko kanker payudara selama seumur hidup jika terjadi awal, tetapi setelah itu
meningkatkan risiko, terutama setelah usia 35. Fenomena ini sering dipanggil untuk
menjelaskan, sebagian, mengapa kejadian kanker payudara meningkat dengan kemakmuran
dan mengapa angka tersebut naik selama abad ke-20 (atas dan di atas meningkat karena usia
sebelumnya di menarche), karena wanita lebih berpendidikan cenderung memiliki anak di
kemudian hari dan tingkat pendidikan perempuan, terutama di masyarakat industri, secara
umum meningkat. 83, 84 Khususnya, ketiga epidemiologi kerangka-psikososial sosial,
produksi sosial dari penyakit, dan ecosocial-akan menyoroti kondisi bagaimana sosial,
termasuk status sosial perempuan, tersedia teknologi kontrol kelahiran dan akses ke aborsi,
mempengaruhi usia kehamilan pertama. 84, 103 Pendekatan ecosocial, bagaimanapun, akan
menimbulkan pertanyaan di luar faktor penentu sosial usia kehamilan pertama untuk
menanyakan bagaimana kehamilan itu sendiri dikonseptualisasikan dalam hubungannya
dengan risiko kanker payudara. 84 Constructs dari 'perwujudan', 'jalur dari perwujudan', dan
'dinamis dan interaksi kumulatif antara paparan, kerentanan dan ketahanan 'akan
membutuhkan menganalisa kehamilan dalam kaitannya dengan biologi perkembangan
payudara (terutama pematangan lobulus dan saluran dan tingkat juga diubah dari apoptosis)
serta dampaknya pada sistem endokrin (sintesis hormon dalam payudara ditambah perubahan
dalam besarnya dan frekuensi fluktuasi hormonal) dan sistem kardiovaskular (meningkatkan
vaskularisasi payudara).
B. EKO-EPIDEMIOLOGI,

Teori eko epidemiologi menurut Mervyn Susser tahun 1996 menyatakan


with its emage of Chinese boxes, referring to nested interactive system, each with its
localized structures and relationships.
Paradigma Chinese box (kotak China) mengintegrasikan perspektif populasi dan
biomedis, dengan mempelajari relasi paparan-penyakit dalam tatanan struktur lokal pada
masing-masing level, maupun antar hirarki level dari level molekul dan gen hingga level
populasi. Riset epidemiologi yang menggunakan pendekatan itu disebut eko-epidemiologi
(Susser dan Susser, 1996).
Eko-epidemiologi menganalisis determinan dan penyakit pada berbagai level tatanan
(organisasi), baik di dalam masing-masing level maupun lintas konteks dengan menggunakan
teknik analisis canggih dan teknologi biologi molekuler untuk mempelajari paparan dengan
lebih mendalam sampai ke level gen dan molekul (Susser dan Susser, 1996; Foxman dan
Riley, 2001). Eko-epidemiologi menganalisis sistem yang menghasilkan pola penyakit pada
populasi. Dengan sistem dimaksudkan kumpulan dari faktor-faktor yang terkoneksi satu
dengan lainnya dalam suatu bentuk hubungan yang koheren; semua faktor itu bekerja menuju
tujuan yang sama atau tujuan bersama, yaitu terjadinya penyakit. Jadi fokus ekoepidemiologi adalah memperluas hubungan antara variabel-variabel paparan dan penyakit
yang biasa dilakukan dalam epidemiologi klasik, menjadi analisis tentang sistem yang
menyebabkan terjadinya paparan dan menyebabkan paparan itu berlangsung untuk
menyebabkan penyakit (Koopman, 1996; Tuskegee University, 2011).
Dengan paradigma eko-epidemiologi, proses yang menyebabkan perbedaan distribusi
penyakit/ status kesehatan menurut variasi lingkungan sosial pada suatu populasi dapat
digambarkan sebagai sebuah garis berkelanjutan (kontinum). Pada satu ujung terletak
karakteristik makropolitik dan ekonomi dari sebuah masyarakat, dilanjutkan dengan
karakteristik budaya, ekonomi, dan dinamika sosial dari suatu wilayah atau komunitas,
diteruskan dengan lingkungan sosial di suatu keluarga, lingkungan rumah dan lingkungan
kerja, dilanjutkan dengan proses psikologis dan perilaku individu, diteruskan dengan fungsi
fisik dan sifat berbagai sistem tubuh, dan berujung pada variasi pada level sel dan variasi
genomik pada level molekul. Perbedaan distribusi penyakit/ status kesehatan menurut
lingkungan sosial di suatu populasi merupakan hasil interaksi antara berbagai elemen yang
berbeda pada kontinum tersebut. Implikasinya, untuk menjawab masalah riset epidemiologi

tentang proses yang menghasilkan perbedaan status kesehatan/ penyakit pada populasi
menurut lingkungan sosial diperlukan pendekatan multidisipliner (MacEntyre, 1994).
Contoh penelitian yang menggunakan pendekatan eko epidemiologi yang melihat
interaksi antara factor Host (manusia dan nyamuk) dengan lingkungan sekitarnya dengan
mempertimbangkan kondisi geografis atau tempat (spatial) dan waktu (temporal). Penelitian
ini juga melihat mmbandingkan interaksi factor-faktor risiko penularan malaria dan perilaku
nyamuk malaria menurut perbedaan topografi yaitu di daerah pesisir pantai, perbukitan dan
dataran tinggi.
C. PERSPEKTIF SISTEM EKOLOGI SOSIAL
Menggambarkan sebuah kubus, yang mewakili 'ini / masa lalu', yang tiga sumbu
memperpanjang dari individu-to-populasi, proksimat-to-distal, statis / modular untuk
perjalanan hidup dan yang diproyeksikan ke depan, untuk 'masa depan'

PERSAMAAN
menganalisis dan memberikan bukti yang berguna untuk mengatasi berbagai cara kami
berdua mewujudkan dan mengubah dunia sosial dan biologis co-bercampur di mana kita hidup,
cinta , bekerja, bermain, berkelahi, ail dan mati. Untuk menghasilkan data yang dibutuhkan
untuk menguji dan menyempurnakan kerangka teoritis kami, prioritas sehingga harus diberikan
kepada: (1) meningkatkan pemantauan kesenjangan sosial kesehatan, sehingga data yang
tersedia-lintas berlapis-oleh kelas, gender, dan ras / etnis dan kelompok sosial lainnya tunduk
kesulitan ekonomi dan sosial dan diskriminasi, untuk mengukur kemajuan dan kemunduran
dalam mengurangi kesenjangan sosial di bidang kesehatan, (2) penelitian dana aetiologic
interdisipliner untuk mengidentifikasi faktor penentu sosial dan biologis conjoint penyakit pada
skala yang spatiotemporal tepat dan tingkat organisasi , dan (3) intervensi pendanaan
berdasarkan temuan penelitian-dengan isi dari ketiga area prioritas ditentukan oleh koalisi
termasuk sektor masyarakat yang paling terbebani oleh kesenjangan sosial dalam kesehatan ini.

Ehrlich, P.R., Ehrlich,A.H., Holdren, J.P., Human Ecology, 1973, W.H. Freeman and Company,
San Francisco
Fairchild, H.P., et al, 1964, Dictionary of Sociology and Related Sciences,Littlefield, Adam &
Co., New Jersey
Foxman B, Riley L (2001). Molecular epidemiology: Focus on infection. Am J Epidemiol
2001;153: 113541.
Krieger N. Epidemiology and the web of causation: has anyone seen the spider? Soc Sci Med
1994;39:887-903
Macintyre S (1994). Understanding the social patterning of health: the role of the social sciences.
Journal of Public Health Medicine.16 (1): 53-59
Pringle Pringle, L., 1971, Ecology of Survival, Macmillan Publishing Co., Inc., London
Susser M, Ezra Susser (1996). Choosing a future for epidemiology: II. From black box to
Chinese boxes and eco-epidemiology. Am J Public Health, 86: 674-677.
Tuskegee University (2011). Epidemiologi. Chapter 2: The epidemiologic systems approach
Tusekgee University College of Veterinary Medicine Nursing & Allied Health. http:// www.
onemedicine.tuskegee.edu/Epidemiology/sys_approach.htm. Diakses Agustus 2011.

Anda mungkin juga menyukai