Anda di halaman 1dari 33

BAB IX.

SUPPLY : DERIVASI KURVA PENAWARAN


(SUPPLY CURVE OF A COMPETITIVE FIRM)
REVIEW DAN LANJUTAN
UNTUK COST DAN REVENUE SERTA STRUKTUR PASAR
DAN
PRINSIP MAKSIMUM PROFIT SERTA MINIMUM COST
DAN
DERIVASI SUPPLY CURVE UNTUK PERUSAHAAN KOMPETITIF

A. CAKUPAN BAHASAN
Untuk derivasi kurva penawaran (supply curve) dan pembuktian the law of supply, perlu
dibahas :
1. Review dan lanjutan teori biaya (cost theory).
2. Review teori pendapatan perusahaan atau produsen (revenue theory).
3. Review dan lanjutan teori struktur pasar (theory of market structure).
4. Prinsip maksimum laba (maximizing profit) dan minimum biaya (minimizing cost).
5. Derivasi supply curve bagi perusahaan dalam struktur pasar kompetitif sempurna
(perfect competition).
B. REVIEW DAN LANJUTAN TEORI BIAYA (COST)
1. Cost hasil minimizing cost
Minimzing cost pada Bab III. butir D. menghasilkan berapa K dan L dan Total Cost (C)
dengan fungsi sebagai berikut :
K = k(r,w,QT) dan L = l(r,w,QT), sehingga
C = rK + wL = c(r,w,QT)
artinya, bahwa besarnya K, L dan C tergantung dari (fungsi dari) : (1). parameter
(konstan atau angka), (2). harga K (r), (3). harga L (w), (4). jumlah tertentu output Q
(QT).
Pada maksimisasi laba (maximizing profit), dimana Q yang dicari dengan r dan w yang
tetap, maka fungsi adalah C = c(Q)
55

2. Review struktur biaya (cost structure) dan kurvanya : Figure 12, 13, 14 (Lihat
bahan Ekonomi Mikro I---Microeconomics-TheBeginning Level).

MC memotong AVC dan ATC pada titik minimum masing-masing, dan lebih dahulu memotong minimum
AVC. Bukti :
Minimum ATC sebelah kanan minimum AVC, karena ATC = AVC + AFC, dan AFC menurun terus.
Pernyataan mengenai hubungan marginal dan average pada Bab II. butir C. diatas, juga berlaku untuk
MC dengan ATC dan AVC.
" MCATC (atau AVC), maka ATC (AVC) ; sebaliknya MCATC (AVC), maka ATC (AVC) .

" Matematis :

56

57

58

59

C. REVIEW PENDAPATAN (REVENUE)


(Lihat bahan Ekonomi Mikro I---Microeconomics-The Beginning Level)
1. Struktur pendapatan (revenue structure)
2. Hubungan Harga (P) dengan Marginal Revenue (MR)
D. REVIEW STRUKTUR PASAR (MARKET STRUCTURE)
(Lihat bahan Ekonomi Mikro I---Microeconomics-The Beginning Level)
1. Pasar, mekanisme pasar, keseimbangan pasar
2. Struktur pasar (market structure)
Figure 15 : Ciri-ciri struktur pasar
Jenis
Pasar

Jumlah
Penjual (Pembeli
banyak)

Perfect
competition

Numerous (banyak
sekali), small
(kecil), independent

Monopoly
Monopolistic competition
Oligoply

Penghalang
masuk/
Barrier entry

Jenis
produk/
Product
nature

Satu
Many (banyak),
small, independent

None (tidak
ada)
Insurmountable (berat)
None (tidak
ada)

Homogeneous
(persis
sama)
Homogeneous
Differentiated

Few (be-berapa),
inter-dependent

Substantial
(cukup berat)

Homogeneous or
Differentiated

Transpransi
informasi
Transparan
sekali

Bentuk
Kurva D
untuk perusahaan
Perfectly elastic
(horizontal) karena
pe-rusahaan Price
Taker

Terbatas
Cukup
terbatas

Miring/slope negatif

Agak
terbatas

Miring/ slope negatif

Miring/slope negatif

Imperfect competition meliputi Monopoly, Monopolistic competition, Oligopoly.


Monopsoni & Oligopsoni : dilihat dari jumlah permintaan (demand)

Jadi, pasar dibedakan ke dalam 4 jenis struktur berdasarkan jumlah penjual dan pembeli,
penghalang perusahaan masuk ke dalam suatu industri, jenis produk, tingkat
transparansi informasi bagi peserta pasar (Figure 15).
Setiap struktur pasar akan menentukan jenis Kurva D yang dihadapi oleh setiap
perusahaan dalam suatu industri ..... yaitu menentukan besarnya kemampuan atau
pengaruh dari setiap perusahaan menentukan harga atau menetapkan penawaran jumlah
kuantitas.
60

3. Konsekuensi Struktur Pasar Terhadap Kurva Permintaan


1).Kurva D untuk setiap perusahaan pada Perfect Competition

Ciri-ciri dalam Perfect Compe-tition di atas menyebabkan setiap perusahaan menjadi Price Taker. Ini
karena apabila suatu peru-sahaan mengubah harga naik atau turun, maka perusahaan akan rugi dan keluar
(exit) dari industri (market). Begitupula, apabila su-atu perusahaan masih mempe-roleh profit, maka akan
terjadi Entry perusahaan baru ke industri.
Akibatnya, setiap perusahaan perfect competition menjadi Price Taker, yang berarti :
Setiap perusahaan menerima harga pasar bagi setiap kuantitas diminta atau dijual.
Berarti perusahaan menghadap D Curve yang horizontal atau Perfectly Elastic pada harga pasar yang
terjadi

D = P = AR = MR, karena P = 0, sehingga MR = TR/Q =


= [(P/Q)Q] + [P(Q)/Q] = 0 + [(PQ)/Q] = P

61

2). Kurva D pada Imperfect Competition (Monopoly, Monopolistic Competition,


Oligopoly)

Ciri-ciri pada Imperfect Competition di atas menyebabkan setiap perusahaan


menjadi Price Maker yang mampu menentukan Price (P) dan Kuantitas (Q)
guna mencapai Profit Maksimum (Maximum Profit).
Review pembagian area kurva D menurut elastisitas, dimana pada titik tengah
= 1, di area diatas titik tengah 1 dan dibawahnya 1.
Akibatnya bagi perusahaan dalam struktur pasar dimaksud :
Perusahaan menghadap kurva D yang miring dengan slope negatif.
D = P = AR MR, karena P 0, sehingga MR = TR/Q =
= [(P/Q)Q] + [(P(Q/Q] = P[(P/Q)Q/P + 1] = P[1 1/]
dimana = Elastisitas Permintaan (angka absolut)
Maka, MR=P, dengan = ; MR<P dengan > 1 (elastis);
MR=0 dengan =1 (unitary inelastic); MR 0 dengan < 1 (inelastis).
62

E. PRINSIP MAKSIMISASI LABA (MAXIMIZING PROFIT) DAN


MAKSIMISASI PENJUALAN (SALES MAXIMIZATION)
1. Prinsip maximizing profit dan the sale maximization
Setiap perusahaan tentunya bertujuan memaksimumkan laba (maximizing profit),
sehingga menyebabkan fokus perusahaan harus mencari :
1). Berapa output (Q) diproduksi dan dijual, dan
2). Berapa harga (P) produk dijual.
Maximizing profit dan the sale maximization model

63

Maximizing profit terjadi pada MR = MC, sedangkan the sale maximization terjadi pada MR
= 0 tapi memberi profit lebih rendah dari hasil maximizing profit.

Maximzing profit :
Laba (profit) atau rugi (loss) --- , pada dasarnya adalah selisih antara Penerimaan
Penjualan (R = Revenue) dikurangi Biaya (C = Cost), yaitu :
= R C --- karena R = PQ = harga produk produk dijual,
C merupakan fungsi dari Q, jadi :
(Q) = R(Q) C(Q)
Maximizing profit berarti MR = MC --- (Margianl Revenue = Marginal Cost), bukti
secara matematis (dengan derivatif fungsi profit ) :
d(Q)/dQ = 0 = dR(Q)/dQ dC(Q)/dQ = MR MC,
maka, MR = MC, seperti terlihat pada Figure 18 :
Terjadi pada perpotongan kurva MR dan kurva MC
MR sejajar MC --- MR = slope kurva TR dan MC = slope kurva TC
64

Sales maximization (lihat Figure 18) :


The sales maximization model oleh W.J.Baumol di tahun 1960, menyatakan bahwa
manajer perusahaan modern mencari maksimum penjualan (sales) dengan syarat
(constraint) minimal memperoleh tingkat keuntungan minimum (minimum laba) untuk
pemegang saham.
Prestise dan kepuasan manajer diperoleh dengan sales maximization. Gaji dan benefit
yang mereka peroleh akan dikaitkan dengan tingkat penjualan.
2. Perbandingan maximizing profit, minimizing cost, maximizing output Q
Minimizing cost
Diketahui (given) :
Harga faktor K (r) dan
faktor L (w)
Total output (produk) Q
yang akan diproduk-si --isoquant tertentu
Dicari :
K dan L, berarti
C=
rK + wL + TFC,
Jadi yang dicari adalah isocost
terendah yang bersinggungan
dengan isoquant dimaksud.

Maximizing output Q
Diketahui (given) :
Harga r dan w
Total biaya, yaitu
C = rK + wL + TFC
--- isocost tertentu

Maximizing profit
Diketahui :
Harga r dan w
Harga produk P

Dicari :
Dicari :
Total Q yang akan Total output yang akan
diproduksi
--yaitu
memaksimi-sasi laba (profit).
isoquant tertinggi yang
Jadi termasuk dicari berapa
bersinggung-an
dengan
faktor K dan L.
isocost terentu dimaksud.

Kalkulus Constrained maximizing output (optimisasi),

Constarined minimizing cost (optimisasi), dan Maximizing profit.

65

F. DERIVASI KURVA PENAWARAN (SUPPLY CURVE)


BAGI PERUSAHAAN DALAM PERFECT COMPETITION
66

Penjelasan Figure 19 :
Berdasarkan ciri-ciri perfect competition diatas, maka :
67

1). Industri terdiri dari banyak perusahaan, setiap perusahaan menjual barang atau
jasa yang persis sama (homogeneous).
2). Setiap perusahaan berperilaku price taker karena tidak bisa menentukan harga
jual maupun totla output Q yang akan dijual --- jadi tidak bisa sama sekali
mempengaruhi pasar --- review bahan Ekonomi MIkro I (The Beginning Level
of Microeconomics). Ini berarti : (1). Kurva D adalah horizontal atau perfectly
elastic, (2). MR = P (= AR = D) --- sehingga kurva MR jadi dengan kurva D.
Penjelasan derivasi supply curve :
1). Mulai dari situasi pasar dimana perusahaan dapat membuat laba maksimum,
dimana MR = MC pada titik E, dengan kurva d=P=MR diatas kurva ATC.
2). Akibatnya, perusahaan-perusahaan baru masuk atau muncul dalam industri,
yang mengakibatkan penjualan terus menurun sehingga :
a. Kurva d = P = MR turun sehingga berpotong dengan kurva MC (MR = MC)
dibawah kurva ATC, sehingga perusahaan mengalami rugi.
Namun penerimaan dari penjualan masih dapat menutup sebagian TFC dan
semua TVC, sehingga walaupun merugi perusahaan cenderung terus
beroperasi dengan harapan penjualan dapat meningkat kembali.
b. Kurva d = P = MR terus turun sehingga berpotong dengan kurva MC (MR =
MC) pada titik minimum kurva AVC, sehingga perusahaan rugi sebesar TFC
karena penerimaan dari penjualan hanya dapat menutup minimumAVC.
Dalam situasi ini, perusahaan bisa terus beroperasi kalau situasi dimaksud
diperkirakan bersifat sementara, apabila tidak maka perusahaan perlu
ditutup.
Jadi perusahaan mulai berproduksi dan jual (supply) sejak titik perpotongan kurva
MC dengan kurva MR pada titik minimum kurva AVC, dan supply naik terus
sepanjang kurva MC keatas.
Dengan kata lain, kurva supply adalah bagian atas kurva MC sejak titik minimum
kurva AVC.

68

BAB X.

MONOPOLI

A. CAKUPAN BAHASAN
Pembahasan tentang monopoli meliputi :
1. Ciri monopoli dan sumber monopoli
2. Kurva permintaan (kurva D) yang dihadapi oleh monopolis
3. Pengukuran kekuatan pasar (market power) monopolis
4. Penentuan harga (P) dan penjualan (Q) oleh monopolis --- Monopolists pricing,
dengan :
1). Maksimisasi laba --- untuk Short run dan Long run
2). Diskriminasi harga
3). Mark-up pricing
4). Marginal cost pricing
5). Penetapan harga untuk monopoli dengan beberapa pabrik
6). Perbandingan pricing : perfect competition dan monopoly
5. Kerugian kesejahteraan masyarakat (the welfare cost atau the social cost of
monopoly) karena monopoli
B. CIRI MONOPOLI DAN SUMBER MONOPOLI
1. Ciri monopoli dan contoh monopoli
Pada Figure 15 dikemukakan ciri struktur pasar monopoli: industri mempunyai hanya 1
(satu) perusahaan dan 1 (satu) produk, serta mempunyai beberapa penghalang (barriers)
berat untuk dimasuki oleh perusahaan baru.
Contoh monopoli : Perusahaan Listrik dan Gas Negara, Pertamina, OPEC, Bogasari,
berbagai kartel seperti semen dan pupuk, dan lainnya.
2. Sumber monopoli
1). Menguasai sumber bahan baku (raw materials) produksi.
2). Memiliki hak patent atau copyright terhadap produk baru.
3). Memilki skala operasi yang besar sehingga terdapat economies of scale
monopoli ini disebut natural monopoly.
4). Memilki market franchise oleh pemerintah.

---

C. KURVA PERMINTAAN (KURVA D) BAGI


69

PERUSAHAAN MONOPOLI (MONOPOLIS)


Karena ciri monopoli dimaksud, maka
monopolis mempunyai kekuatan pasar
(market power) menentukan harga (P)
dan kuantitas penjualan (Q). Ini
berarti :
Kurva D yang dihadapi oleh
monopolis adalah miring ke-bawah
dengan slope negatif --- jadi
berlaku the law of demand yaitu
cetris paribus P Q.
MR (P AR), jadi kurva MR
dibawah kurva D dimana D = P =
AR, karena (price elasticity of
demand) pada setiap titik sepanjang
kurva D tidak sama.

Bukti Kurva MR dibawah kurva D, berdasarkan MR = P[1 1/)] --- lihat bahan Ekonomi Mikro
I, sehingga apabila (angka absolut, karena bertanda minus) pada titik kurva D :
= (takterhingga), maka MR = P[1 (1/)] = P[1 0] = P
= 1, maka MR = P[1 (1/1)] = P[0] = 0
1 (misal = 3), maka MR = P[1 (1/3)] = P[2/3] = (2/3)P
1 (misal = 1/3), maka MR = P[1 {1/(1/3)}] = P[1 3]=P( 2)= 2P

D. PENGUKURAN KEKUATAN PASAR (MARKET POWER)


1. Market power berdasarkan The Lerner Index
Abba P. Lerner merumuskan the Lerner index (LI) :
(P MC)/MC atau (AR MC)/MC
1 (MR/AR) 1/, karena MR = P[1 1/)]
Jadi market power menurun kalau membesar. Misal, pada perfect competition =
(tak terhingga) karena perusahaan adalah price taker, maka market power meningkatkan
harga menjadi 0 (nol).
Untuk ekspor : LI = (Domestic price Export price)/Domestic price, maka
Domestic monopoly power = LI (Domestic sales + Export sales)/D. sales.

70

2. Market power berdasarkan concentration ratio


1). Concentration ratio mengukur peranan (share) dari perusahaan-perusahaan besar
dalam penjualan (atau laba atau aset) industri.
CR4 = concentration ratio dari 4 perusahaan besar dalam industri (seluruh perusahaan).
CR4 50, maka industri dikategorikan sebagai oligopoli.
2). The Herfindahl index (HI)
n
n = jumlah perusahaan dalam industri
HI = Si
i = satu perusahaan
i=1
S = market share dari setiap perusahaan i
Semakin tinggi HI semakin besar tingkat konsentrasi dalam industri.
Misal, monopoly (satu perusahaan) HI = 1002 = 10.000. Oligopoli dengan 4
perusahaan yang sama besarnya, maka HI = 4(252) = 4(625) = 2500. 100 perusahaan
yang sama besarnya, maka HI = 100(12) = 100.
E. MONOPOLISTS PRICING FOR MAXIMIZING PROFIT
1. Prinsip maksimisasi laba monopoli --- Short run (SR) dan Long run (LR)
Makimisasi laba (maximizing profit) terjadi pada MR = MC, dengan kurva SRTC untuk
SR, dan kurva LRTC untuk LR.

Monopolis beroperasi pada bagian elastis kurva D yaitu dengan 1.


71

Monopolis beroperasi pada bagian elastis kurva D yaitu dengan 1


2. Dengan diskriminasi harga
Terdapat 2 (dua) kelompok konsumen yang dihadapi monopolis, masing-masing dengan
marginal revenue MR1 dan MR2 serta elastisitas permintaan terhadap harga 1 dan 2 .
Penetapan harga oleh monopolis lebih tinggi pada kelompok dengan permintaan yang
inelastis :
MR1 = P1(11/1) =
= MR2=P2(11/2),
jadi bila 1 2 1/11/2,
sehingga (11/1) (11/2), berarti
P1 P2.
Jadi monopolis menetapkan harga
lebih tinggi terhadap grup konsumen
yang permintaannya kurang elastis
( 1 tetapi lebih kecil). Misal
dumping, karena permintaan lebih
elastis di luar negeri.
Di atas titik E, bagian elastis (1) dari kurva D1 dan
Kalau P1, P2, 1 diketahui, maka kurva D2, tetapi lebih elastis pada kurva D2.
dapat dicari, dengan P1/P2 =
MR1/MR2.
72

Untuk maksimisasi laba, maka MR1 = MR2 = MC --- karena jika :


(1). MR1 MR2, monopolis akan menambah penjualan terus pada pasar 1, atau
sebaliknya; (2). MR1 = MR2 MC, maka penjualan akan ditambah; (3). MR1 = MR2
MC, maka penjualan aakan diturunkan.
3. Dengan mark-up pricing
Maksimisasi laba : MR = MC P(1 1/) = MC P = MC[/( 1)].
[/( 1)] = mark-up berarti [/( 1)] 1 kalau 1 jadi monopolis akan
menjual di daerah yang elastis.
4. Dengan Average Cost (AC) pricing dan Marginal Cost (MC) pricing

AC pricing: P = AC.
Jadi tidak ada laba, tapi P
lebih rendah dan Q (sales)
lebih besar, dibandingkan
dengan maksimisasi laba
pada MR = MC.
Kesejahteraan rakyat lebih
tinggi.

Monopolis mungkin da-pat


menetapkan P = MC karena
beroperasi
de-ngan
kapasitas atau pro-duksi
yang tinggi, se-hingga
terdapat econo-mies of
scale. Misal, perusahaan
listrik, tele-pon, gas, dan
jalan.
P jauh lebih rendah, Q
jauh lebih tinggi, dibandingkan
dengan
maksimisasi laba (MR =
MC).
Jadi memberikan kese73

jahteraan yang tinggi.

5. Perbandingan pricing : monopoly dan perfect competition

P jauh lebih rendah dan Q jauh lebih besar pada perfect competition (P = 11 dan Q = 500),
dibandingkan pada monopolist pricing (P = 6 dan Q = 1000).

6. Penetapan harga untuk monopoli (monopolists pricing)


dengan beberapa pabrik (multiplant monopoly) --- misal 2 pabrik
Figure 27 : Penetapan MC dan pabrik untuk produksi
Q

TR

MR

MC1

MC2

MC

Pabrik

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6.00
5.50
5.10
4.80
4.56
4.35
4.17
4.01
3.87
3.73

6.00
11.00
15.30
19.20
22.80
26.10
29.19
32.08
34.83
37.30

6.00
5.00
4.30
3.90
3.60
3.30
3.09
2.89
2.75
2.47

2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00
3.10
3.20

2.45
2.55
2.65
2.75
2.85
2.95
3.05
3.15
3.25
3.35

2.30
2.40
2.45
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
2.75
2.80

Pabrik 1
Pabrik 1
Pabrik 2
Pabrik 1
Pabrik 2
Pabrik 1
Pabrik 2
Pabrik 1
Pabrik 2
Pabrik 1

Untuk setiap jumlah Q, monopolis melihat apakah dapat diproduksi dengan Marginal
74

Cost (MC) lebih rendah pada pabrik 1 atau pabrik 2, dan pilihan pada MC terendah.

BAB XI.
MONOPOLISTIC COMPETITION

A. CAKUPAN BAHASAN
1. Pengertian dan karakter monopolistic competition
2. Kurva permintaan (kurva D) yang dihadapi oleh perusahaan monopolistic
competition
3. Pricing oleh perusahaan monopolistic competition --- Short run dan Long run
4. Upaya meningkatkan penjualan dan laba oleh monopolistic competition : Product
variation dan Selling expenses
B. PENGERTIAN DAN KARAKTER
MONOPOLISTIC COMPETITION
1. Pengertian dan contoh monopolistic competition
Ciri monopolistic competition. Pada Figure 15 dikemukakan ciri monopolistic
competition : industri monopolistic competition terdiri dari banyak perusahaan tapi
dengan skala cukup kecil dan bersifat independen satu sama lain, tidak ada penghalang
untuk entry, produk sejenis tapi berbeda (differentiated product).
Kenapa disebut monopolistic competition :
1). Istilah monopolistic, karena ciri differentiated product menyebabkan perusahaan
monopolistic mempunyai kekuatan pasar menentukan harga (P) dan penjualan (Q).
2). Istilah competition, karena ciri dimana industri terdiri dari banyak perusahaan
dengan skala kecil dan bersifat independen, serta tidak ada penghalang untuk entry.
Contoh industri monopolistic competition : sikat gigi, odol, sabun, obat, makanan,
restoran, pakaian, tukang gunting, sepatu, dan lainnya.
2. Karakter monopolistic competition
Berdasarkan pengertian dan ciri monopolistic competition diatas, maka karakter penting
monopolistic competition :
1). Product differentiation dan monopoly power.
75

Produk adalah heterogen, tapi hanya kecil perbedaannya, jadi serupa atau sejenis
dan karenanya bersifat substitusi.
Sumber product differentiation antara lain adalah bahan, iklan, pembungkusan,
brand, lokasi, design --- sehingga menurut konsumen produk saling berbeda
walaupun sejenis.
Karena product differentiation ini, maka perusahaan dalam monopolistic
competition mempunyai monopoly power, tetapi karena produknya mempunyai
substitusi, maka setiap kenaikan harga akan cenderung menyebabkan penjualan
menurun karena konsumen mengganti dengan produk yang lain.
2). Persaingan bukan harga (nonprice competition).
Perusahaan melakukan kompetisi dengan mempertajam product differentiation.
3). Jumlah perusahaan cukup banyak dan terdapat kebebasan bagi perusahaan masuk
keluar industri (large number of firms and freedom of entry and exit) berdasarkan
kinerja memperoleh laba atau rugi.
4). Perusahaan bersifat independen (independen behavior).
Tindakan suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan lain.
C. KURVA PERMINTAAN (KURVA D)
PERUSAHAAN MONOPOLISTIC COMPETITION
Karena perusahaan monopolistic competition mempunyai monoply power dan
bersifat
independen
sebagai akibat dari product
differentiation dan jumlah
perusahaan banyak dalam
industri, maka kurva D
yang
dihadapi
oleh
perusahaan adalah sama
dengan yang dihadapi oleh
monopoli (sama dengan
Figure 20).
Kurva D dimaksud miring
dari kiri atas ke kanan
bawah
sehingga
mempunyai slope negatif
dan berarti berlaku the law
of demand.

76

D. PRICING OLEH PERUSAHAAN MONOPOLISTIC COMPETITION --SHORT RUN DAN LONG RUN

Kurva ATC dan MC adalah Short Run


Perusahaan beroperasi pada bagian kurva D yang elastis ( 1)

Kurva ATC dan MC adalah Long Run dan Short Run


Perusahaan beroperasi pada bagian kurva D yang elastis ( 1)
77

E. PENINGKATAN PENJUALAN :
PRODUCT VARIATION DAN SELLING EXPENSES
Product variation dan Selling expenses adalah upaya perusahaan yang menimbulkan
biaya, dengan maksud untuk meningkatkan penjualan
dan laba :
1). Product variation adalah perubahan karakteristik produk agar lebih menarik bagi
konsumen.
2). Selling expenses adalah biaya karena iklan, peningkatan sarana penjualan,
peningkatan servis, dan lainnya.

Bandingkan Figure 31 dengan Figure 30, Product variation dan Selling expenses
menyebabkan kurva D dan MR serta LAC dan LMC (Figure 31) lebih tinggi
dari D dan MR serta LAC dan LMC (Figure 30).

78

BAB XII.
OLIGOPOLI & GAME THEORY

A. CAKUPAN BAHASAN
1. Ciri oligopoli sumber oligopoli
2. Beberapa model oligopoli bagi perusahaan menetapkan harga dan penjualan untuk
memperoleh maksimum laba --- pricing model pada oligopoli termasuk Game
Theory
B. CIRI OLIGOPOLI DAN SUMBER OLIGOPOLI
1. Ciri oligopoli (oligopoly) dan contoh oligopoli
Ciri oligopoli. Pada Figure 15 dikemukakan ciri oligopoli : industri oligopoli terdiri dari
beberapa perusahaan (oligopolist) dan bersifat interdependen satu sama lain, terdapat
penghalang yang berarti untuk entry, produk bisa persis sama (homogeneous) --- disebut
pure oligopoly, atau produk sejenis tapi berbeda (differentiated) --- disebut differentiated
oligopoly.
Apabila hanya terdapat dua oligopolist disebut duopoli (duopoly).
Karena jumlah oligopolist hanya beberapa (few), maka menyebabkan :
1). Setiap oligopolist mempunyai kekuatan pasar (market power) menentukan harga (P)
dan penjualan (Q), tetapi saling interdependen.
Independen artinya bahwa setiap tindakan (langkah atau kebijakan) suatu oligopolist
akan berakibat pada oligopolist lain, dan karenanya setiap oligopolist harus
memperhitungkan kemungkinan tindakan yang akan diambil oleh lawannya (rivalnya)
--- jadi ada ekspektasi (expectation) atau dugaan (conjecture) sehingga timbul suatu
permainan (game) antara perusahaan, dan oleh karena itu perumusan tindakan
(managerial decision making) menjadi kompleks dibandingkan pada struktur pasar
lainnya.
Jadi, setiap oligopolist harus memperhitungkan kemungkinan reaksi rivalnya antara
lain dalam kebijakan harga, tingkat diferensiasi produk, tingkat advertensi, macam
dan jumlah servis yang akan diciptakan.
2). Perusahaan-perusahaan oligopolist akan terbagi menjadi : leader (dominant firms),
dan follower.
79

Contoh industri oligopoli : mobil, speda motor, rokok, baja, taksi, bis, ban, mal,
supermarket.
2. Sumber oligopoli
Sumber olgopoli pada dasarnya sama dengan sumber monopoli :
1). Keuntungan ekonomis karena besarnya skala perusahaan atau produksi perusahaan
-- economies of scale.
2). Modal investasi sangat besar.
3). Bahan produksi yang bersifat spesial (specialized inputs).
4). Penguasaan bahan (raw material).
5). Hak patent.
6). Franchise dari pemerintah.
7). Limit pricing --- penetapan harga yang relatif rendah agar market share meningkat,
sehingga short run profit dikorbankan untuk memperoleh long run profit yang
maksimum.
C. BEBERAPA MODEL OLIGOPOLI BAGI OLIGOPOLIST MENENTUKAN
HARGA DAN PENJUALAN
Karena oligopolist interdependen dan bisa sebagai leader atau follower, maka reaksi
menjadi beragam, sehingga model oligopoli bagi oligopolist menentukan harga (P) dan
penjualan (Q) dalam mencapai maksimum laba adalah beberapa :
1). The kinked demand curve.
2). Cartel arrangements.
3). Price leadership.
4). Game theory.
5). Berdasakan dugaan (conjectures) atau ekspektasi :
a. Cournots solution
Para oligopolist tidak melakukan kolusi dan dengan conjecture bahwa rivalnya
tidak merubah jumlah produk yaitu tetap seperti pada saat sekarang.
b. Edgeworths solution
Para oligopolist tidak melakukan kolusi dan dengan conjecture bahwa rivalnya
tidak merubah harga jual yaitu tetap seperti pada saat sekarang.
c. Hotellings spatial equilibrium model
Para oligopolist dibedakan menurut lokasi.
d. Stackelbergs solution
Para oligopolist dibedakan sebagai leader dan follower, jadi conjecture follower
mengikuti tindakan leader.
Di bawah ini rincian dari model 1) sampai dengan model 4).
80

D. MODEL THE KINKED DEMAND CURVE


Paul Sweezy, penemu model the Kinked Demand Curve Model, menyatakan bahwa
apabila suatu oligopolist menaikkan harga maka dia akan kehilangan langganan karena
tindakan ini tidak akan diikuti oleh oligopolist lainnya, sedangkan tindakan menurunkan
harga tidak akan menaikkan pembeli karena tindakan ini akan diikuti oleh para
oligopolist lainny sehingga setiap oligopolist tidak akan kehilangan pembeli atau
langganan.
Akibatnya, suatu oligpolist dimaksud menghadapi kurva permintaan kinked (kinked
demand curve) pada harga pasar yang berlaku, diatas harga tersebut (harga dinaikkan)
kurva elastic sedangkan dibawahnya (harga diturunkan) kurva less elastic, seperti
terlihat pada Figure 31 dan penjelasannya dibawah.
Jadi dalam model ini, para oligopolist menyadari ciri interdependen mereka yaitu saling
mempengaruhi dan bergantungan satu sama lain, tetapi mereka tidak melakukan kolusi
dalam mempertahankan harga pasar yang berlaku walaupun menghadapi perubahan
biaya dan kondisi permintaan. Mereka lebih suka bersaing atas dasar kualitas, iklan,
servis, dan bentuk lain persaingan selain harga (nonprice competition).

Penjelasan Figure 31
Kurva D adalah ABC, mempunyai kinked (patah) di titik B pada harga pasar $6 dan volume 40.
Bagian kurva D diatas kinked lebih elastic dibanding bagian kurva D dibawah kinked, karena
peningkatan harga oleh suatu oligopolist bersangkutan tidak akan diikuti oleh para oligopolist
lainnya, sedangkan penurunan harga akan diikuti.
Kurva MR (marginal revenue) adalah AGHJ, AG adalah kurva MR terhadap kurva D bagian atas
yaitu AB, sedangkan HJ berkaitan dengan kurva D bagian bawah yaitu BC.
The best level output adalah 40 dengan harga (P) $6 per unit, berdasarkan MR = MC pada titik E.

81

Oligopolist, seperti perusahaan pada struktur pasar lainnya, dapat mengalami laba atau break even
atau rugi. Tetapi akan terus berproduksi (tidak ditutup) sepanjang harga lebih besar dari AVC (P
AVC).
Pergeseran kurva MC di porsi kurva MR (discontinuos part) sepanjang GH yaitu dari MC dan
MC, tidak akan menyebabkan oligopolist merubah harga pasar $6 dan volume 40, sepanjang P
AVC.
Kalau kurva MC naik diatas MC, oligopolist akan terdorong menaikkan harga dan mengurangi
volume, sebaliknya apabila kurva MC turun dibawah MC oligopolist akan dapat menurunkan
harga dan meningkatkan volume.
Kritik terhadap model, ternyata harga adalah inflexible atau rigid dan bahkan cenderung
dinaikkan.

E. CARTEL ARRANGEMENTS
Terdapat dua jenis kartel : (1). The centralized cartel; (2). The market-sharing cartel.
The market-sharing cartel menetapkan kepada setiap anggota hak untuk beroperasi di
area geograpis tertentu. Contoh, Du Pont of the United States dan Imperial Chemicals of
the United Kingdom sepakat membagi pasar untuk chmeicals, Du Pont di North and
Central America (except for British passessions) sedangkan Imperial Chemical di British
Empire and Egypt.
Bentuk kartel terkenal adalah the centralized cartel (lihat Figure 32), para anggota
sepakat menetapkan harga monopoli, alokasi produksi, dan laba untuk dimiliki
bersama. Contoh, OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).
Pada kedua kartel dimaksud terdapat collusion bersifat jelas (overt) atau eksplisit, atau
bersifat implisit (tacit or implicit) seperti pada Price leadership models. Di Amerika
Serikat, cartel adalah ilegal (the Sherman Antitrust Act of 1890, walaupun perusahaan
Amerika Serikat bisa bergabung dalam international cartel arrangements, seperti IATA.
The centralized cartel

82

D adalah kurva pasar (total market demand curve), dan kurva MR.
Kurva MC merupakan total (by summing horizontally) dari MC setiap perusahaan anggota
kartel.
The centralized cartel menetapkan P = $8 dan volume jual 50 berdasarkan perpotongan kurva
MC dengan kurva MR, sehingga mengalokasi 20 unit untuk perusahaan 1 dan 30 unit untuk
perusahaan 2, dimana MC1 = MR1 pada E1 dan MC2 = MR2 pada E1.
Jadi kartel seperti monopoli beroperasi dengan 2 pabrik (multiplant model).
Apabila MC1 MR1, maka total cost of cartel bisa diturunkan dengan memindahkan produksi
dari perusahaan 1 ke perusahaan 2 sampai MC1 = MC2.

F. PRICE LEADERSHIP
Dengan model price leadership, para oligopolists tidak melakukan perang harga (price war) atau
kolusi (overtcollusion). The price leader (the barometric firm atau the dominant oligopolist) biasanya
oligopolist yang besar atau dominan dalam industri, atau oligopolist yang mempunyai biaya rendah.
The price leader menetapkan atau merubah harga --- price makers, dan kemudian diikuti oleh para
oligopolists lainnya sebagai follower --- jadi the followers bertindak selaku price takers dan mengisi
suplai ke pasar sisa dari the price leader.

83

DT yaitu ABCFG adalah kurva D pasar oligopoli.


MCF adalah jumlah semua (the horizontal summation) dari MC semua follower.
DL yaitu HNFG adalah kurva D bagi follower, yaitu D T MCF = DL (follower demand), dan marginal
revenue adalah MRL.
Follower supplai ke pasar atau follower penjualan, ditetapkan pada harga yang ditetapkan oleh price
leader = MCF. Apabila price leader menetapkan :
Harga $7, maka harga $7 = MCF pada titik B, sehingga follower penjualan HB = 50 unit,
sedangkan leader penjualan 0.
Harga $2, maka harga $2 = MCF pada titik T, sehingga follower penjualan 0, sedangkan leader
penjualan TF = 100.
Harga $6, maka harga $6 = MCF pada titik R, sehingga follower penjualan JR = 40 unit, sedangkan
leader penjualan = 20.

G. STRATEGIC BEHAVIOR AND GAME THEORY


1. Istilah (terms)
Studi mengenai strategic behavior merupakan substansi dari Game Theory (diprakarsai
oleh matematis John von Neumann dan ekonomis Oskar Morgenstern pada tahun 1944.
Pada dasarnya, Game Theory mengenai pilihan dari strategi yang terbaik atau optimal
dalam situasi konflik.
84

Strategic behavior adalah rencana tindakan (the plan of action) setelah


memperhitungkan langkah (tindakan) yang akan dilakukan oleh pesaing.
Dalam Game Theory terdapat :
Players yaitu the decision makers.
Strategies yaitu pilihan (choices) merubah atau menetapkan harga, atau
membuat produk baru, melakukan iklan baru, membangun pabrik baru, dan
lainnya yang mempengaruhi penjualan dan laba dari suatu oligopolist dan
saingannya (its rival).
Payoff yaitu hasil (outcome atau consequence) dari setiap startegy. Payoff
matrix yaitu tabel payoffs.
The dominant startegy yaitu pilihan optimal bagi suatu player apapun para
pesaing (rival) --- the optimal choice for a player no matter what opponent does.
Payoff matrix, misal untuk an advertising game

Figure 35 : Payoff matrix of an advertising game


FIRM B
Membaca tabel (strategi A) :
Payoff (angka) adalah laba (kiri Advertise Dont Advertise
Kalau B lakukan X (adver- untuk Firm A, kanan untuk
(Y)
tise), maka laba A 4 kalau A Firm B) hasil strategi (X =
(X)
lakukan X, 2 kalau lakukan Y Advertise,
Y
=
Dont
(Dont Advertise).
Advertise).
Tapi kalau B lakukan Y, maka
laba A 5 jika X, 3 jika Y.
Jadi, the dominant strategy
bagi A adalah X (advertise),
FIRM
apapun B lakukan X atau Y.

Advertise
(X)

4,3

5,1

Dont Advertise
(Y)

2,5

3,2

Membaca tabel (strategi B) :


Kalau A lakukan X (advertise), maka laba B 3 kalau B lakukan X, 1 kalau lakukan Y (Dont
Advertise). Tapi kalau A lakukan Y, maka laba B 5 jika X, 2 untuk Y.
Jadi, the dominant strategy untuk B juga X (advertise), apapun A lakukan X atau Y.

2. Nash Equilibrium
Figure 36 : Payoff matrix of an advertising game
Membaca tabel (strategi A) :

Payoff (angka) adalah laba

FIRM B

85

Kalau B lakukan X (advertise), maka laba A 4 kalau A


lakukan X, 2 kalau lakukan Y
(Dont Advertise).
Tapi kalau B lakukan Y, maka
laba A 5 jika X, 6 jika Y.
Jadi A tidak memiliki the
dominant strategy (karena
payoff A pada pojok kanan
diganti dari 3 menjadi 6).

(kiri untuk Firm A, kanan


untuk Firm B) hasil strategi
(X = Advertise, Y = Dont
Advertise).

FIRM
A

Advertise

Dont Advertise
(Y)

(X)

Advertise (X)

4,3

5,1

Dont
Advertise (Y)

2,5

6,2

Membaca tabel (strategi B) :


Kalau A lakukan X (advertise), maka laba B 3 kalau B lakukan X, 1 kalau lakukan Y (Dont
Advertise). Tapi kalau A lakukan Y, maka laba B 5 jika X, 2 untuk Y.
Jadi, the dominant strategy untuk B adalah X (advertise), apapun A lakukan X atau Y.

Pada matrik payoff diatas, B memperoleh the dominant strategy sedangkan A tidak.
Akibatnya, apa yang harus A lakukan tergantung pada apa yang akan B lakukan --- yaitu
karena B lakukan X (advertise), maka A harus melakukan X, ini disebut the Nash
Equilibrium.
The Nash Equilibrium (oleh matematis John Nash pada tahun 1951, John Nash
pemenang Nobel Prize tahun 1994) adalah situasi dimana setiap player memilih masingmasing the optimal startegy atas dasar strategi yang dipilih oleh player saingannya.
3. The prisoners dilemma
Figure 37 : Payoff matrix of confessing game
Payoff (angka) adalah huINDIVIDUAL B
kuman penjara (kiri untuk
Dont
A, kanan untuk B) hasil Confess
Confess
strategi (X = Confess, Y =
(X)
(Y)
Dont Confess).

A dan B dinterograsi terpisah tan-pa


ada komunikasi, maka kalau :
A dan B mengaku, masing-masing
dituntut 5 tahun --- 5,5.
A mengaku dan B tidak mengaku, A
bebas tapi B dituntut 10 tahun -- 0,10.
B mengaku dan A tidak mengaku, B
bebas tapi A dituntut 10 tahun -- 10,0.
A dan B tidak mengaku, masingmasing dituntut 1 tahun --- 1,1

INDIVI- Confess (X)


DUAL
Dont
A
Confess (Y)

5,5

0,10

10,0

1,1

The best or dominant strategy untuk A dan B masing-masing adalah confess --- 5,5. Karena A dan B
tidak bisa berkomunikasi untuk kolusi, maka masing-masing akan dituntut 5 tahun.

The prisoners dilemma (juga situasi dihadapi oleh para oligopolists) adalah situasi
dimana setiap perusahaan mengadopsi atau menerapkan masing-masing dominant
strategy, tetapi masing-masing dapat berbuat lebih baik lagi dengan kerjasama atau
kooperatif satu sama lain.
86

Untuk memahami the prisoners dilemma, lihat situasi yang dihadapi oleh dua
tersangka (suspects) tuduhan perampok A dan B dengan negative payoff seperti
pada matrik payoff diatas.
Konsep the prisoners dilemma dapat digunakan untuk strategi pada price
competition dan non price competition, insentif untuk melakukan cheating
(melakukan tindakan secara diam-diam) dalam kartel, ancaman (threats), halangan
untuk perusahaan baru berdiri (entry deterrence), kebijakan perdagangan luar negeri.

87

Anda mungkin juga menyukai