Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
MUHAMMAD HIDAYAT
410012219
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Nama
: Muhammad Hidayat
No. Mahasiswa
: 410012219
Hari
Tanggal :
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Geologi
ii
A. Judul
GEOLOGI
DAERAH
MAJENANG
DAN
SEKITARNYA,
B. Latar Belakang
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan dari sejak
zaman prasejarah. Kata 'geologi' pertama kali dipergunakan pada tahun 1473
oleh Ricardh de Bury untuk hukum atau ilmu kebumian. Geologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu terdiri atas dua kata geo berarti bumi dan logos berarti
ilmu pengetahuan. Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara
keseluruhan, karena bumi tersusun oleh batuan, maka pengetahuan mengenai
komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal yang utama dalam
memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama
yang dipelajari dalam geologi.
Daerah Majenang dan sekitarnya di pilih oleh penulis sebagai daerah
penelitian, karena memiliki tatanan geologi yang cukup menarik untuk
dilakukan pengkajian agar dapat diketahui sejarah geologinya. Berdasarkan
Kastowo (1975) dalam Peta Geologi Lembar Majenang, daerah penelitian
terdiri dari Formasi Halang, Formasi Kumbang, Kipas Aluvium, dan Endapan
Aluvium. Selain itu, daerah penelitian juga terdapat pola kelurusan yang
berarah relatif timur laut-barat daya, sesar geser dekstral yang berarah barat
laut-tenggara pada bagian timur laut dari lokasi penelitian, dan sesar naik yang
berarah barat laut-tenggara, sesar pada bagian tenggara dari lokasi penelitian
ini menunjukkan bahwa blok bagian barat daya yang tersusun oleh Formasi
Kumbang relatif naik dari pada blok bagian timur laut yang tersusun oleh
Formasi Halang.
D.
Batasan Masalah
Berdasarkan judul yang diajukan sebagai topik penelitian, yaitu
Geologi Daerah Majenang dan Sekitarnya, Kecamatan Majenang,
Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Maka peneliti memberikan
batasan pada wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu hanya
pada Daerah Majenang dan Sekitarnya, Kecamatan Majenang, Kabupaten
Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan agar objek
penelitian lebih fokus, maka dapat penulis kemukakan rumusan masalahnya
sebagai berikut :
1. Kondisi geologi berupa proses geomorfologi yang membentuk daerah
penelitian, variasi dan kedudukan satuan batuan, struktur geologi yang
mengontrol daerah penelitian yang kemudian dapat mengungkap
sejarah geologi di daerah penelitian.
F. Manfaat Penelitian
Penulis mengambil judul penelitian dengan judul tersebut diharapkan
dapat memberi manfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis :
a. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang geologi Daerah
Majenang dan sekitarnya.
2. Manfaat Praktis :
a. Penulis dapat melatih dan menerapkan semua ilmu yang telah
dipelajari selama berada di bangku kuliah secara aplikatif di
lapangan.
tempuh dari kota Yogyakarta menuju lokasi penelitian kurang lebih 254 km
membutuhkan waktu sekitar 7 jam. Sebagian besar lokasi penelitian dapat
dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua, kecuali di beberapa tempat yang
hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki, hal ini dikarenakan pada bagian
utara lokasi penelitian banyak terdapat tinggian-tinggian yang cukup terjal dan
kurangnya akses menuju tinggian tersebut.
H. Tahapan Penelitian
Penelitian Pendahuluan (Studi pustaka, ijin penelitian, dan pembuatan
proposal), Penelitian lapangan, Tahap Pra-Mapping (survey awal dan
recognize, observasi, perijinan tempat tinggal dan persiapan peta-peta),
Tahap Mapping (Pengamatan geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi),
Pengolahan Data (Laboratorium dan Studio), Analisa data, Pembuatan laporan
dan Presentasi hasil laporan.
I.
Geologi Regional
1. Fisiografi Regional
Secara umum fisiografi Jawa Tengah telah dibagi oleh van
Bemmelen (1949) menjadi enam zona fisiografi dari utara sampai selatan,
yaitu :
a. Zona Gunung Api Kuarter
b. Zona Dataran Aluvial Pantai Utara
c. Zona Antiklinorium Bogor, Serayu Utara, dan Kendeng
d. Zona Pegunungan Serayu Selatan
Gambar 2. Peta Fisiografi Jawa Tengah dan Jawa Timur (modifikasi dari
van Bemmelen, 1949)
normal tipe horst dan graben ataupun sesar bongkah atau sesar
menangga dapat saja terjadi. Sesar-sesar menangga yang terjadi pada
periode inidapat dikenal sebagai gawir-gawir sesar yang mempunyai
ketinggian ratusan meter dan menoreh kawah atau kaldera gunung
api muda, seperti gawir sesar di Gunung Beser, dan gawir sesar pada
kaldera Gunung Watubela. Situmorang, dkk (1976), menafsirkan
bahwa struktur geologi di Pulau Jawa umumnya mempunyai arah
baratlaut-tenggara ,sesuai dengan konsep Wrench Fault Tectonics
Moody and Hill (1956) yang didasarkan pada model shear murni.
3. Stratigrafi Regional
Secara umum stratigrafi di daerah penelitian menunjukan urutan
stratigrafi dari tua ke muda adalah Formasi Halang (Tmh), Formasi
Kumbang (Tpk), Kipas Aluvium (Qf), dan Endapan Aluvium (Qa).
10
11
J.
Rencana Penelitian
Pemetaan geologi permukaan dan penulisan laporan penelitian hingga
tahap akhirnya dilakukan selama 6 bulan, terhitung sejak Maret 2016 hingga
akhir Juni 2016 untuk TA 1 dan Juni 2016 hingga September 2016 untuk TA
2. Penelitian ini bersifat mandiri yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
pengolahan data serta analisis data dan pembuatan laporan penelitian sebagai
sistematika selama kegiatan penelitian berlangsung.
K. Peneliti Terdahulu
1. van Bammelen (1949)
2. Kastowo (1975)
3. Rengganis (2011)
4. Destyanto (2014)
12
L. Daftar Pustaka
BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar
Majenang No. 1308-523, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999. Badan
Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.
BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Palugon
No. 1308-532, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999. Badan Koordinasi dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.
BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Salem
No. 1308-541, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999. Badan Koordinasi dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.
BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar
Wanareja No. 1308-514, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999. Badan
Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.
Budiman, A., 2011. Geologi dan Struktur Geologi Daerah Bantarmanggu dan
Sekitarnya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Indarto, S., 2014. Batuan pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida
Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah Cihonje, Gumelar,
Banyumas, Jawa Tengah. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan,
Vol. 24, No. 2, pp. 115-130.
Kastowo, 1975. Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa, skala 1:100.000.
Direktorat Geologi, Bandung.
Permana, H. dkk., 2011. Perkembangan Cekungan Antar-Busur di Daerah
Majalengka-Banyumas: Sejarah Tektonik Kompleks di Wilayah Batas
Konvergensi. Jurnal Sumber Daya Geologi, Vol. 21, No. 2, pp. 77-90.
13
14
M. Lampiran
1. Peta Rupa Bumi Indonesia Daerah Penelitian
2. Peta Topografi Daerah Penelitian
3. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian
4. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian
15
9.192.000
9.193.000
9.194.000
9.194.000
9.195.000
9.195.000
9.196.000
9.196.000
9.197.000
9.197.000
9.198.000
9.198.000
9.199.000
9.199.000
9.200.000
9.200.000
251.000
251.000
252.000
252.000
253.000
253.000
254.000
254.000
255.000
0,25 0,5
2 KM
8 CM
255.000
256.000
9.192.000
9.193.000
Lampiran 1
256.000
Lampiran 2
251.000
255.000
256.000
5
7,
Desa Sadabumi
462,5
487,5
38
Desa Pengadegan
7,
475
9.199.000
350
9.199.000
9.200.000
33
,5
Desa Ujungbarang
400
2,5
37
5
42
5
41
Desa Sadahayu
9.198.000
22
300
212,5
237,5
Desa Sepatnunggal
9.198.000
9.200.000
254.000
450
437,5
36
2
253.000
252.000
250
27
5
32
5
100
9.196.000
,5
187
9.196.000
Kecamatan Majenang
16
2,
Desa Bener
,5
87
175
312,5
5
62,
Kecamatan Cimanggu
15
0
50
262,5
Desa Cijati
,5
9.194.000
2
11
9.195.000
20
Desa Cibeunying
50
75
9.194.000
9.197.000
287
,5
Desa Boja
Desa Salebu
9.195.000
125
137
9.197.000
,5
Kabupaten Cilacap
9.193.000
37
,5
Desa Sindangsari
Desa Jenang
Desa Cilopadang
9.192.000
25
Desa Mulyadadi
Desa Mulyasari
Desa Pahonjean
251.000
0,25 0,5
252.000
253.000
254.000
2 KM
8 CM
255.000
256.000
9.192.000
9.193.000
Desa Padangjaya
9.192.000
9.193.000
9.194.000
9.194.000
9.195.000
9.195.000
9.196.000
9.196.000
9.197.000
9.197.000
9.198.000
9.198.000
9.199.000
9.199.000
9.200.000
9.200.000
251.000
251.000
252.000
252.000
253.000
253.000
254.000
254.000
255.000
0,25 0,5
2 KM
8 CM
255.000
256.000
9.192.000
9.193.000
Lampiran 3
256.000
Lampiran 4