Anda di halaman 1dari 18

Nama

: NANDA
NUR RIZKI H
NIM :13613049

Tugas Individu Farmakoterapi Penyakit


Kardiovaskular dan Renal
"Obat-obatan Golongan ACE, RAB,
dan CCB"

Golongan dan sub


golongan
Nama dan jenis obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan Dosis

Golongan
: Inhibitor ACE
Sub Golongan : Perindopril arginin
Hipertensi
Tablet
Dewasa :
Hipertensi : Oral: awal: 4 mg/hari dengan dosis dititrasi,
dosis umu: 4-8 mg/hari (diberikan dalam dosis terbagi),
peningkatan dosis dengan interval 1-2 minggu (maksimal: 16
mg/hari)
Stable coronary artery disease : Oral: awal: 4 mg sekali
sehari selama 2 minggu, peningkatan hingga 8 mg sekali
sehari.
Geriatri :
Gagal jantung (unlabeled use): Oral: awal: 2 mg sekali
sehari, peningkatan dosis dengan interval 1- 2-week, dosis
terapi : 8-16 mg sekali sehari (ACC/AHA 2005 Heart Failure
Guidelines)
Dosis geriatri :
Stable coronary artery disease : usia >70 : awal : 2 mg/day
selama 1 minggu, peningkatan dosis 4 mg/hari selama 1
minggu, kemudian peningkatan hingga to 8 mg/hari,.

Kekuatan Sediaan
ADR

Tablet : 5 mg
>10% : sakit kepala (24%), respirasi : batuk (insiden
tertinggi pada wanita, 3:1) (12%)
1% to 10% :
Kardiovaskular : Edema (4%), nyeri dada
abnormal (2%), palpitasi (1%)

(2%),

ECG

Sistem syaraf pusat : pusing (8%, dibandingkan dengan


plase), gangguan (3%), depresi (2%), demam (2%), gemetar
(1%), mengantuk (1%)
Kulita : ruam (2%)
Endokrin dan metabolik : Hiperkalemia (1%, dibanding
plasebo), peningkatan trigliserida (1%), gangguan menstruasi
(1%)
Saluran pencernaan : Diare (4%), nyeri perut (3%), mual
(2%), muntah (2%), dispepsia (2%), perut kembung (1%)

Genitourinari : infeksi saluran kencing


seksual (lelaki 1%)

(3%), gangguan

Hepatic : peningkatan ALT (2%)


Neuromuscular & skeletal: lemas (8%), nyeri punggung
(6%), nyeri ekstremitas bawah (5%), nyeri ekstremitas atas
(3%), hipertonia (3%), parestesia (2%), nyeri sendi(1%),
mialgia (1%), arthritis (1%), nyeri leher (1%)
Ginjal : Proteinuria (2%)
Respiratori: infeksi saluran atas (9%), sinusitis (5%), rhinitis
(5%), pharingitis (3%)
telinga : Tinnitus (2%), infeksi telinga (1%)
Lainnya : infeksi virus (3%), alergi musiman (2%)
Penyesuaian Dosis pada RF Clcr >30 mL/menit : awal : 2 mg/haridosis tidak boleh
melebihi 8 mg/hari
Clcr <30 mL/minute : keamanan dan efikasi tidak dianjurkan
Pregnancy dan Laktasi
Faktor resio kategori D, obat golongan ini ini maksudnya
adalah Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya
kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan
kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat
membaik kembali)
Laktasi : belum diketahui apakah diekskresikan dalam ASI/
digunakan dengan hati-hati.
Tidak diketahui apakah perindopril diekskresikan dalam ASI.
Direkomendasikan untuk hati-hati ketika dilakukan
pemberian perindopril untuk wanita menyusui.
Interaksi dengan Makanan Tidak boleh diberikan bersamaan dengan makanan karena
akan mengurangi metabolit aktif dari perindopril
Golongan

ACE Inhibitor

Nama Obat

Ramipril

Indikasi

Hipertensi

Sediaan

Tablet

Kekuatan Dosis

Dosis Dewasa

Tanpa diuretik: 2,5 mg PO / hari


Dengan diuretik: 1,25 mg PO / hari
Maintenance: 2,5-20 mg/hari PO dosis tunggal atau terbagi
2x1
Dosis Pediatric
Safety and efficacy not established.
Dosis Geriatri
Safety and efficacy not established.
Kekuatan Sediaan

2,5 mg; 5 mg; 10 mg

ADR

>10%
Batuk (7-8%)
Hipotensi (2-11%)
1-10%
Sakit kepala (1-5%)
Angina pectoris (3%)
Pusing (2-4%)
Nausea (2%)
Mual muntah (2%)
Hipotensi postural (2%)
Vertigo (2%)
Diare (1%)
<1%
Angioedema (0,3%)

Pregnancy dan Laktasi

Pregnancy category: D (Digunakan dalam keadaan darurat


yang ketika tidak ada obat lebih aman yang tersedia. Terbukti
beresiko pada janin manusia.)
Laktasi: Kemungkinan Ramipril dieksresikan melalui ASI;
tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

Penyesuaian Dosis untuk CrCl <40 mL/menit dan dengan penggunaan terapi diuretik:

Gagal Ginjal

tidak boleh lebih dari 5 mg/hari (25% dari dosis normal)

Interaksi dengan Makanan

Jus Grapefruit (meningkatkan absorpsi obat)

Golongan

ACE Inhibitor

Nama Obat

Lisinopril

Indikasi

Hipertensi

Sediaan

Tablet

Kekuatan Dosis

Dosis Dewasa
Tanpa diuretik: 10 mg PO/hari; range antara 20-40 mg/hari
dosis tunggal.
Dengan diuretik: Menghentikan penggunaan diuretik untuk
2-3 hari sebelum memulai penggunaan lisinopril untuk
mengurangi resiko hipotensi; bila penggunaan diuretik tidak
bisa dihentikan, penggunaan dosis awal lisinopril 5 mg harus
digunakan dengan pengawasan selama minimal 2 jam dan
sampai tekanan darah stabil.
Dosis Pediatric
6 tahun: 0,07 mg/kg PO / hari, tidak melebihi 5 mg/hari;
bisa dititrasi hingga 0,61 mg/kg/hari, tidak boleh lebih dari
40 mg/hari
Dosis Geriatri
20-40 mg/hari dosis tunggal

Kekuatan Sediaan

5 mg; 10 mg; 20 mg

ADR

>10%
Pusing (5-12%)
1-10%
Batuk (4-9%)
Sakit kepala (4-6%)
Hyperkalemia (2-5%)

Diare (3-4%)
Hipotensi (1-4%)
Nyeri dada (3%)
Kelelahan (3%)
Nausea/mual muntah (2%)
Gagal ginjal (2%)
1%
Psoriasis
Anuria
Takikardia atrial
Athralgia
Alopecia
Fibrilasi atrial
Hypersomnia
Leukopenia
Pankreatitis
Infeksi kulit
Pregnancy dan Laktasi

Pregnancy category: D (Digunakan dalam keadaan darurat


yang ketika tidak ada obat lebih aman yang tersedia. Terbukti
beresiko pada janin manusia.)
Laktasi: Tidak diketahui apakah Lisinopril didistribusikan
melalui ASI; tidak direkomendasikan.

Penyesuaian Dosis untuk CrCl >30 mL/menit: 10 mg PO / hari; tidak boleh lebih dari
Gagal Ginjal
40 mg/hari
CrCl 10-30 mL/menit: 5 mg PO / hari; tidak boleh lebih dari
40 mg/hari
CrCl <30 mL/menit: 2,5 mg PO / hari; tidak boleh lebih dari
40 mg/hari
Interaksi dengan Makanan

Jus Grapefruit (meningkatkan absorpsi obat); Makanan yang


berpotensi meningkatkan tekanan darah seperti kol, bayam,

dan kacang merah (menurunkan efek antihipertensi);


Makanan yang berpotensi menurunkan tekanan darah seperti
daun salam dan ketimun (menimbulkan efek hipotensi).

Nama obat
Golongan
dan
golongan
Nama jenis obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan dosis

imidapril
sub ACEI

Kekuatan sediaan
ADR
Penyesuaian dosis dengan
Rf
Pregnansi dan laktasi
Interaksi dengan makanan
Nama Obat
Golongan
Sub Golongan
Indikasi
Sediaan
Kekuatan Dosis
Kekuatan Sediaan
ADR
Penyesuaian Dosis RF
Pregnancy dan Laktasi

Interaksi dengan Makanan

Tanapress
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tablet
Dewasa :dosis lazim sekali sehari 5-10 mg.
Penderita hipertensi berat atau hipertensi parenkimal, renal
atau kerusakan renal/ginjal: dosis awal yang dianjurkan,
sekali sehari 2,5 mg.
Tablet 5mg, 10 mg

Captropril
Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor
Hipertensi, gagal jantung, myocardial infarction
Peroral
Dosis terbagi
Tablet : 12,5 mg ; 25 mg; 50 mg
1-10 % : Hipotensi (1-3%), takikardi (1%), hiperkalamia (111%), batuk (<1-2%), proteinuria (1%)
CICT : 10-50 ml/menit: digunakan 75% dari dosis normal.
CICT : <10 ml/menit: digunakan 50% dari dosis normal
Pregnancy : Kategori C (pada trimester 1); Kategori D (pada
trimester 3)
Laktasi : Captopril dapat terdistribusi ke dalam ASI
sehinggan dalam penggunaanya tidak dianjurkan untuk ibu
menyusui
Alkohol : dapat menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan efek samping tertentu pada penggunaan
kaptopril.
Hindari pemakaian pengganti garam atau suplemen kalium
saat menggunakan captopril, kecuali dengan ijin dokter.

Golongan dan Sub


golongan
Nama dan Jenis Obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan dosis

Kekuatan sediaan
ADR

Penyesuaian Dosis pada RF


Pregnancy dan Laktasi

Golongan
: RAB (Reseptor Angiotensin Blocker)
Subgolongan : Antagonis reseptor angiotensin II
Kandesartan
Hipertensi, gagal jantung
Tablet
Dewasa :
Hipertensi: Oral : 4-32 mg satu kali perhari. Dosis
disesuaikan secara individu. Dosis yang menimbulkan berada
pada range 2-32 mg. Umumnya untuk tujuan monoterapi
direkomendasikan dosis permulaan 16 mg, dapat diberikan
1x atau 2x sehari dengan rentang dosis 8-32. Penggunaan
dosis yang besar tidak akan miningkatkan efek dan hanya
sedikit pembuktian dengan dosis tinggi tersebut
Gagal jantung: Oral : awal : 4 mg sekali sehari, peningkatan
2x dosis dengan jarak 2 minggu, dosis yang dikehendaki 32
mg.
Geriatri :
Tidak ada dosis khusus, sama dengan dosis dewasa, tidak ada
penyesuaian dosis untuk pasien usia lanjut
Anak-anak :
Keamanan dan efikasi belum didirikan untuk anak-anak
Tablet 8 mg, tablet 16 mg
Kardiovaskular : hipotensi (19), hiperkalemia (CHF <1% to
6%)
Ginjal: Serum kreatinin meningkat (sampai 13% pada pasien
dengan CHF dengan penghentian obat yang diperlukan
dalam 6%)
<1%, tahapan Uji klinis fase IV: Abnormal fungsi hati,
agranulositosis, anemia, hepatitis, hiponatremia,
leukopenia, neutropenia, pruritus, gagal ginjal,
pelemahan
fungsi
ginjal,
rhinitis,
sinusitis,
thrombocitopenia, urticaria; rhabdomyolysis telah dan
masih dilaporkan jarang ada hubungannya angiotensinreceptor antagonists

Faktor resiko C (semester pertama) , Faktor resiko D


(semester kedua dan ketiga). Berdasarkan data, obat yang
bekerja pada sistem angiotensin dapat menyebabkan cidera
dan kematian hingga perkembangan janin ketika digunakan
pada trisemester . antagonis reptor angiotensin harus
diberhentikan pada awal.
Kalsartan belum diketahui diekskresikan pada ASI/idak

Interaksi dengan makanan

Golongan dan subgolongan


Nama dan Jenis obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan dosis

direkomendasikan
Makanan mengurangi waktu Tmax dan meningkatkan Cmax,
diberikan sesaat setelah makan.
Golongan
: RAB
Subgolongan : Antagonis reseptor angiotensin II
Valsartan
Hipertensi, mengurangi mortalitas pada pasien dengan
disfungsi otot ventrikel kiri (aritmia), gagal jantung
Tablet, tablet salut
Dewasa :
Hipertensi: awal : 80 mg atau 160 mg sekali sehari (pada
pasien yangtidak kehabisan volume cairan) dosis dapat
ditingkatan hingga mencapai efek yang diinginkan, dosis
maksimum direkomendasikan 320 mg/hari.
Gagal jantung: awal: 40 mg 2 kali sehari, dosis dititrasi
hingga 80-160 mg 2 kali sehari, maksimum dosis perhari
adalah 320 mg
Aritmia (disfungsi otot ventrikel kiri setelah MI): awal: 20
mg 2 kali sehari, dititrasi dosis hingga mencapai 160 mg 2
kali sehari
Geriatri : mengacu pada dosis dewasa
Pediatrik :
Hipertensi: Oral: usia 6-16 tahun : awal: 1.3 mg/kg 1 kali
sehari (maksimum: 40 mg/hari); dosis dapat ditingkatkan
hingga mencapai efek yang dinginkan, dosis >2.7 mg/kg
(maksimum: 160 mg) belum ada penelitian lebih lanjut.

Kekuatan sediaan
ADR

Tablet 160 mg, tablet salut 80 mg


>10%:
Sistem syaraf pusat : pusing (heart failure trials 17%)
Renal: peningkatan BUN >50% (heart failure trials 17%)
1% to 10%:
kardiovaskular: Hipotensi (heart failure trials 7%; MI trial
1%), postural hipotensi (heart failure trials 2%), pingsan
(up to >1%)
Endokrin dan metabolik: peningkatan serum >20% (4% to
10%),
hiperkalemia
(heart
failure
trials
2%)
Gastrointestinal: Diare (heart failure trials 5%), nyeri
perut(2%), mual (heart failure trials >1%), nyeri perut
bagian bawah (heart failure trials >1%)
Hematologi: Neutropenia (2%)

Neuromuscular & skeletal: Arthralgia (heart failure trials


3%), nyeri punggung (up to 3%)
Ocular: pengelihatan kabur (heart failure trials >1%)
Renal: peningkatan 2x kreatinin (MI trial 4%), peningkatan
kreatini >50% (heart failure trials 4%), disfungsi ginjal (up
to >1%)
Respirasi: batuk (1% to 3%)
lainnya: infeksi virus (3%)
<1% : postmarketing, dan atau laporan kasus:
reaksi alergi, alopesia, anafilaksis, anemia, angioedema,
anorexia, ansietas, nyeri dada, konstipasi, dispepsia,
dispnea,
perut
kembung,
peningkatan
hamtokrin/hemoglobin, hepatitis, impotensi, insomnia,
peningkatan fungsi hati, anemia mikrositik, kram otot,
myalgia, palpitasi, paresthesia, fotosensitivitas, pruritus,
ruam,
rhabdomyolysis,
mengantuk,
gangguan
pengecapan, trombositopenia, muntah, lesu, xerostomia
Penyesuaian Dosis pada RF

Dosing: gangguan ginjal


Anak-anak: tidak direkomendasikan jika Clcr <30 mL/menit.
Dewasa: tidak ada penyesuaian dosis jika Clcr >10 mL/menit.
Dialisis: secara signifikan tidak dapat dieksresikan

Pregnancy dan Laktasi

Interaksi dengan makanan

Golongan dan subgolongan


Nama dan jenis obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan Dosis

Valsartan termasuk obat dengan faktor resiko D untuk ibu


hami. Berdasarkan data, obat yang bekerja pada sistem
angiotensin dapat menyebabkan cidera dan kematian hingga
perkembangan janin ketika digunakan pada trisemester .
antagonis reptor angiotensin harus diberhentikan pada awal.
Valsartan belum diketahui diekskresikan pada ASI/idak
direkomendasikan.
Tidak boleh dierikan bersamaan dengan makanan, terjadi
penurunan 50% terhadap kecepatan absorbsi dan penurunan
40% terhadap bioavaibilitas
Golongan
: Antihipertensi
Sub Golongan : Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Telmisartan
Pengobatan hipertensi; dapat digunakan sendiri atau dalam
kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya
Tablet
Dosis yang dianjurkan seari 1x40 mg; maksimum sehari

Kekuatan Sediaan
ADR

1x80 mg; tidak perlu penyesuaian dosis bagi pasien dengan


kerusakan ginjal ringan sampai sedang, dosis tidak boleh
melebihi sehari 1x40 m; keamanan penggunaan pada anak <
18 th belum ditetapkan
Tablet: 40 mg, 80 mg
1% to 10%: Cardiovascular: Hipertensi (1%), nyeri dada
(1%), edema perifer (1%). Sistem saraf pusat : Sakit kepala
(1%), pusing (1%), nyeri (1%), kelelahan (1%).
Gastrointestinal: Diare (3%), dispepsia (1%), mual (1%),
nyeri perut (1%). Genitourinari: Infeksi saluran kemih
(1%). Neuromuskular dan skeletal: nyeri punggung (3%),
mialgia (1%). Pernafasan: infeksi saluran pernapasan atas
(7%), sinusitis (3%), faringitis (1%), batuk (2%)

<1%: Nyeri perut, EKG normal, penglihatan abnormal,


abses, reaksi alergi, anemia, angina, angioedema, edema
angioneurotic, kecemasan, arthralgia, arthritis, asma, fibrilasi
atrium, sakit punggung, bradikardia, bronchitis, BUN
meningkat, gangguan serebrovaskular , CHF, konjungtivitis,
sembelit, kram, kreatinin kinase meningkat, cystitis, depresi,
dermatitis, diabetes mellitus, diaphoresis, mulut kering,
dyspnea, sakit telinga, eksim, edema, enteritis, epistaksis,
eosinofilia, eritema, disfungsi ereksi, eritema, edema wajah ,
demam, perut kembung, pembilasan, sering buang air kecil,
infeksi jamur, gastroenteritis, gout, hemoglobin menurun,
wasir, disfungsi hati, hiperkolesterolemia, hiperkalemia,
hipersensitivitas, hipotensi, impotensi, insomnia, enzim hati
meningkat, malaise, MI, migrain, otot kram, gugup, hipotensi
ortostatik (lebih sering pada pasien dialisis), otitis media,
palpitasi, paresthesia, pruritus, disfungsi ginjal, gagal ginjal,
rhabdomyolysis, ruam, refluks, rhinitis, kreatinin serum
meningkat, mengantuk, sinkop, takikardia, trombositopenia,
tinnitus, sakit gigi , asam urat meningkat, urtikaria, vertigo,
kelemahan
Penyesuaian Dosis pada RF Onset of action: 1-2 hours . Peak effect: 0.5-1 hours.
Duration: Up to 24 hours. Protein binding: >99.5%.
Bioavailability (dose dependent): 42% to 58%. Half-life
elimination: Terminal: 24 hours. Excretion: Feces (97%).
Clearance: Total body: 800 mL/minute
Pregnancy dan Laktasi
Faktor resiko kehamilan C (1st trimester); D (2nd and 3rd
trimesters)
Pertimbangan pada kehamilan : Obat yang bekerja pada
sistem renin-angiotensin dilaporkan memiliki efek pada janin

Interaksi dengan Makanan

Golongan dan sub


golongan
Nama dan jenis obat
Indikasi

Sediaan
Kekuatan Dosis

Kekuatan Sediaan
ADR

neonatal /: Hipotensi, neonatal hipoplasia tengkorak, anuria,


gagal ginjal, dan kematian; oligohidramnion juga dilaporkan.
Efek ini dilaporkan terjadi dengan paparan selama trimester
kedua dan ketiga. Tidak ada penelitian yang memadai dan
terkendali dengan baik pada wanita hamil. [KAMI. Kotak
Peringatan]: Berdasarkan data manusia, obat yang bekerja
pada sistem angiotensin dapat menyebabkan cedera dan
kematian bagi perkembangan janin bila digunakan pada
trimester kedua dan ketiga. Angiotensin receptor blocker
harus dihentikan sesegera mungkin setelah kehamilan
terdeteksi.
Laktasi : masuk kedalam air susu/tidak direkomendasikan
Hindari bawang putih (dapat meningkatkan efek
antihipertensi).
Golongan
: Antihipertensi
Sub Golongan : Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Irbesartan
Pengobatan hipertensi sendiri atau dalam kombinasi dengan
antihipertensi lain; pengobatan nefropati diabetik pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 (non insulin dependent,
NIDDM) dan hipertensi
Tablet
Dosis awal dan pemeliharaan 150 mg/hari, dapat
ditingkatkan sampai 300 mg/hari. Untuk lansia dosis awal 75
mg
Tablet 150 mg; 300 mg
>10%:
Endokrin dan metabolik: Hiperkalemia (19%,
nefropati diabetik, jarang terlihat di HTN)
1% to 10%: Kardiovaskular: Hipotensi ortostatik (5%,
nefropati diabetik). System saraf pusat: Kelelahan (4%),
pusing (10%, nefropati diabetik). Gastrointestinal: Diare
(3%), dispepsia (2%). Pernafasan: infeksi saluran
pernapasan atas (9%), batuk (2,8% vs 2,7% di plasebo)
> 1%: Nyeri perut, kecemasan, nyeri dada, edema, sakit
kepala, flu, nyeri muskuloskeletal, mual, gugup, faringitis,
ruam, rhinitis, kelainan sinus, sinkop, takikardia, infeksi
saluran kemih, vertigo, muntah
<1%: distensi abdomen, tidak normal buang air kecil,
angina, aritmia, arthritis, bronkitis, bursitis, cardiopulmonary
penangkapan, kecelakaan serebrovaskular, nyeri dada
(noncardiac), menggigil, kemacetan, konjungtivitis, sembelit,
depresi, dermatitis, dyspnea, infeksi telinga, sakit telinga,
ecchymosis, epistaksis, eritema, edema wajah, demam, perut

kembung, pembilasan, gastroenteritis, gout, kelainan


pendengaran, gagal jantung, hipertensi / hipotensi, krisis
hipertensi, libido menurun, MI, nyeri otot, kram otot,
kelemahan otot, mati rasa, hipotensi ortostatik, paresthesia,
gangguan prostat, pruritus, kongesti paru, kreatinin serum
meningkat (0,7% vs 0,9% di plasebo), disfungsi seksual,
gangguan tidur, mengantuk, TIA, tremor, edema ekstremitas
atas, gangguan penglihatan, mengi. Mungkin terkait dengan
memburuknya fungsi ginjal pada pasien tergantung pada
sistem renin-angiotensin-aldosteron.
Penyesuaian Dosis pada RF Onset of action: Peak effect: 1-2 hours. Duration: >24
hours. Distribution: Vd: 53-93 L. Protein binding, plasma:
90%.
Metabolism:
Hepatic,
primarily
CYP2C9.
Bioavailability: 60% to 80%. Half-life elimination:
Terminal: 11-15 hours. Time to peak, serum: 1.5-2 hours.
Excretion: Feces (80%); urine (20%)
Pregnancy dan Laktasi
Factor resiko pada kehamilan C (1st trimester); D (2nd and
3rd trimesters)
Pertimbangan pada kehamilan : Obat yang bekerja pada
sistem renin-angiotensin dilaporkan memiliki efek pada janin
neonatal /: Hipotensi, neonatal hipoplasia tengkorak, anuria,
gagal ginjal, dan kematian; oligohidramnion juga dilaporkan.
Efek ini dilaporkan terjadi dengan paparan selama trimester
kedua dan ketiga. Tidak ada penelitian yang memadai dan
terkendali dengan baik pada wanita hamil.
Laktasi Ekskresi dalam ASI tidak diketahui / kontraindikasi
Interaksi dengan Makanan Hindari bawang putih (dapat meningkatkan efek
antihipertensi).
Golongan dan sub
golongan
Nama dan jenis obat
Indikasi

Sediaan
Kekuatan Dosis
Kekuatan Sediaan
ADR

Golongan
: Antihipertensi
Sub Golongan : Calsium Channal Blocker (CCB)
Amlodipin
Pengobatan hipertensi; pengobatan simtomatik angina stabil
kronis, vasospastik angina (Prinzmetal ini) (dikonfirmasi
atau diduga); pencegahan rawat inap karena angina dengan
CAD didokumentasikan (terbatas pada pasien tanpa gagal
jantung atau fraksi ejeksi <40%)
Tablet
Hipertensi dan angina dosis awal sehari 1x5 mg, bila perlu
ditingkatkan sampai dengan sehari maksimal 10 mg
Tablet 5 mg, 10 mg
>10%: Cardiovascular: edema perifer (2% sampai 15% dosis
terkait)
1% to 10%: Cardiovascular: Flushing (1% to 3%),

palpitation (1% to 4%). System saraf pusat: Sakit kepala


(7%; mirip dengan plasebo 8%), pusing (1% hingga 3%),
kelelahan (4%), mengantuk (1% sampai 2%). Dermatologi:
Ruam (1% sampai 2%), pruritus (1% sampai 2%). Endokrin
dan metabolik: disfungsi seksual Laki-laki (1% sampai
2%). Gastrointestinal: Mual (3%), nyeri perut (1% sampai
2%), dispepsia (1% sampai 2%), hiperplasia gingiva.
Neuromuskular dan skeletal: Otot kram (1% sampai 2%),
kelemahan (1% sampai 2%). Pernapasan: Dispnea (1%
sampai 2%), edema paru (15%)
<1%: mimpi abnormal, penglihatan abnormal, reaksi alergi,
angioedema, anoreksia, kecemasan, aritmia, arthrosis, sakit
punggung, bradikardia, nyeri dada, konjungtivitis, sembelit,
depersonalisasi, depresi, diaphoresis meningkat, diare,
diplopia, disfagia, epistaksis, eritema multiforme, sakit mata,
disfungsi seksual wanita, perut kembung, muka memerah,
hiperglikemia, paresthesia, hipotensi, insomnia, kekakuan
sendi, leukopenia, malaise, gangguan berkemih, frekuensi
berkemih, mialgia, gugup, nokturia, rasa sakit, pankreatitis,
paresthesia, iskemia perifer , neuropati perifer, postural
pusing, hipotensi postural, purpura, eritematosa ruam-ruam
makulopapular, kerasnya, sinkop, takikardia, haus,
trombositopenia, tinnitus, tremor, vaskulitis, vertigo, muntah,
turunnya berat badan, xerostomia
<0,1%: Abnormal akomodasi visual, agitasi, alopecia,
amnesia, apatis, nafsu makan meningkat, ataksia, gagal
jantung, kulit dingin dan lembap, batuk, dermatitis, disuria,
ekstrasistol, gastritis, hypertonia, mencret, migrain,
kelemahan otot, parosmia , poliuria, ketidakteraturan pulsa,
rhinitis, perubahan warna kulit, kulit kering, rasa
penyimpangan, berkedut, urtikaria, xerophthalmia
Penyesuaian Dosis pada RF
Onset of action: Antihypertensive: 30-50 minutes.
Duration of antihypertensive effect: 24 hours. Absorption:
Oral: diserap dengan baik. Distribution: Vd: 21 L/kg.
Protein binding: 93% to 98%. Metabolism: Hepatic
(>90%) to inactive metabolite. Bioavailability: 64% to 90%.
Half-life elimination: 30-50 hours; increased with hepatic
dysfunction. Time to peak, plasma: 6-12 hours. Excretion:
Urine (10% as parent, 60% as metabolite)
Pregnancy dan Laktasi
Factor resiko pada kehamilan C
Pertimbangan pada kehamilan : Efek Embriotoksik telah
dibuktikan pada hewan kecil. Studi tidak terkendali dengan
baik telah dilakukan pada wanita hamil. Digunakan saat
kehamilan hanya bila jelas dibutuhkan dan ketika manfaat

Interaksi dengan Makanan


Nama obat
Golongan
dan
golongan
Nama jenis obat
Indikasi
Sediaan
Kekuatan dosis

lebih besar daripada potensi bahaya pada janin.


Laktasi: Ekskresi dalam ASI yang tidak diketahui / tidak
dianjurkan
Jus jeruk dapat meningkatkan kadar amlodipin

Nimodipine
sub Calsium Channal Blocker

Nimotop
Hipertensi
Capsule
Oral : 60 mg setiap 4 jam selama 21 hari , mulai terapi dalam
waktu 96 jam setelah perdarahan subarachnoid
Kekuatan sediaan
Capsule 30 mg
ADR
1 % sampai 10 % :
Kardiovaskular : Penurunan tekanan darah sistemik ( 1 %
sampai 8 % )
Sistem saraf pusat : Sakit kepala ( 1 % sampai 4 % )
Dermatologic : Ruam ( 1 % sampai 2 % )
Gastrointestinal : Diare ( 2 % sampai 4 % ) , perut tidak
nyaman ( 2 % )
Penyesuaian dosis dengan Tidak bisa dihilangkan oleh hemo- atau dialisis peritoneal ;
Rf
dosis tambahan tidak diperlukan
Pregnansi dan laktasi
Pregnansi : faktor resiko C
Laktasi
: dapat terdistribusi ke dalam ASI sehinggan tidak
di rekomendasikan penggunaanya.
Interaksi dengan makanan Jus jeruk, ginseng, bawag putih, epedra.
Nama Obat
Golongan
Sub Golongan
Indikasi
Sediaan
Kekuatan Dosis

Kekuatan Sediaan
ADR

Penyesuaian Dosis RF

Nikardipin
Calsium Canal Blocker
Dihidropiridin
Angina Kronis, hipertensi
Oral, Kapsul, Tablet, injeksi
Hipertensi :
Oral => Immediate release: Dosis awal : 20 mg 3 kali
perhari; Dosis umumnya : 20-40 mg 3 kali perhari.
Sustained release: awal : 30 mg dua kali perhari, dapat
ditingkatkan menjadi 60 mg 2 kali perhari.
Tablet 10 mg; tablet lepas lambat 20 mg dan 30 mg
1-10% :
Orthostatis (1%); vasodilatasi (1-5%); hipotensi (I.V. 6%);
takikardi (1-4%); hypokalemia (I.V. 1%); dyspepsia (oral
2%); hematuria (1%)
Penurunan Titrasi ginjal : dosis dimulai dengan 20 mg 3 kali /

Pregnancy dan Laktasi

Interaksi dengan Makanan

Nama Obat
Golongan
Sub Golongan
Indikasi
Sediaan
Kekuatan Dosis

Kekuatan Sediaan

ADR

Penyesuaian Dosis RF

hari (segera rilis) atau 30 mg dua kali sehari (berkelanjutan


rilis kapsul). Pedoman khusus untuk penyesuaian nikardipin
tidak tersedia, tetapi pemantauan hati-hati dibenarkan dan
penyesuaian mungkin diperlukan.
Pregnancy : Kategori C; Pertimbangan kehamilan
persilangan plasenta; mungkin menunjukkan efek tokolitik
Laktasi : Nikardipin dapat terdistribusi ke dalam ASI
sehingga dalam penggunaanya tidak dianjurkan untuk ibu
menyusui
Nikardipin pada konsentrasi puncak rata-rata dapat menurun
jika dikonsumsi dengan makanan. Konsentrasi serum /
toksisitas nikardipin dapat ditingkatkan oleh grapefruit juice
=> hindari penggunaan secara bersamaan.
Ramuan / Nutraceutical: St Johns wort dapat menurunkan
level. Hindari bayberry, cohosh biru, cayenne, ephedra, jahe,
ginseng (Amerika), kola, licorice (dapat memperburuk
hipertensi). Hindari black cohosh, California poppy, coleus,
kina, tas gembala (mungkin telah meningkatkan efek
antihipertensi).
Nifedipin
Calsium Canal Blocker
Dihidropiridin
Angina, Hipertensi, dan hipertensi pulmonari.
Oral Kapsul, Tablet,
Dosis Oral
Awal : 10 mg 3 kali perhari atau 30 mg sekali perhari sebagai
daily sustained release.
Dosis umunya : 10-30 mg 3 kali perhari atau 30-60 mg sekali
sehari sebagai sustained release.
Dosis Maksimumnya 120 180 mg perhari.
Capsule, softgel: 10 mg, 20 mg
Procardia: 10 mg
Tablet, extended release: 30 mg, 60 mg, 90 mg
Adalat CC, Procardia XL: 30 mg, 60 mg, 90 mg
Nifediac CC: 30 mg, 60 mg, 90 mg [90 mg tablet contains
tartrazine]
>10% :
Peripheral edema (dosis terkait 7-10%); sakit kepala (1023%); heartburn (10-11%)
1-10% :
Dematitis (2%); diaphoresis (2%); konstipasi (2%); inflamasi
(2%); palpitasi (2-7%)
-

Pregnancy dan Laktasi

Interaksi dengan Makanan

Pregnancy : Kategori C
Gunakan nifedipin bila jelas dibutuhkan dan ketika manfaat
lebih besar daripada potensi bahaya pada janin. Tidak ada
data melintasi plasenta. Hipotensi, IUGR dilaporkan. IUGR
mungkin terkait dengan hipertensi ibu. Mungkin
menunjukkan efek tokolitik. bukti yang ada menunjukkan
penggunaan yang aman selama kehamilan.
Laktasi : Nifedipin dapat terdistribusi ke dalam
ASI/kompaktibel. Bila nifedipin sangat diperlukan,
dianjurkan untuk berhenti menyusui karena pengaruhnya
terhadap bayi belum diketahui.
Kadar serum Nifedipin dapat menurun jika dikonsumsi
dengan makanan. Makanan dapat menurunkan level tapi
tidak pada tingkat penyerapan Procardia XL. Peningkatan
efek samping terapi dan vasodilator, termasuk hipotensi berat
dan iskemia miokard, dapat terjadi jika nifedipin pasien
mengkonsumsi berdama/dengan jeruk.
Ramuan / Nutraceutical: St Johns wort dapat menurunkan
kadar nifedipin. Hindari dong quai jika digunakan untuk
hipertensi (memiliki aktivitas estrogenik). Hindari ephedra,
yohimbe, ginseng (dapat memperburuk hipertensi). Hindari
bawang putih (mungkin meningkatkan efek antihipertensi).

Golongan

Calcium Channel Blocker

Nama Obat:

Verapamil

Indikasi:

Aritmia dan Hipertensi

Sediaan:

Antiaritmia: Tablet; Injeksi


Antihipertensi: Tablet salut selaput; Tablet lepas lambat

Kekuatan Dosis:

Dosis Dewasa
Antiaritmia: 2,5-5 mg IV lebih dari 2 menit; 5-10 mg dapat
diulangi setelah 15-30 menit. Alternatif lain, 0,075-0,15
mg/kg (tidak boleh lebih dari 10 mg) IV lebih dari 2 menit;
dosis dapat diulangi setiap 30 menit setelah dosis pertama.
Antihipertensi: 80 mg PO 3x1; maintenance: 80-320 mg PO
2x1
Dosis Pediatric
Oral

1-5 tahun: 4-8 mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi atau 40-80


mg setiap 8 jam
>5 tahun: 80 mg setiap 6-8 jam
I.V:
<1 tahun: 0,1-0,2 mg/kg selama lebih dari 2 menit; diulangi
setiap 30 menit sesuai kebutuhan
1-15 tahun: 0,1-0,3 mg/kg selama lebih dari 2 menit;
maksimum: 5 mg/dosis, bisa diulangi dalam 15 menit bila
respon yang adequate belum tercapai; maksimum untuk dosis
kedua: 10 mg/dosis
Dosis Geriatri
40 mg PO 3x1; maintenance: 80-320 mg PO 2x1
Kekuatan sediaan

Tablet salut selaput 80 mg; Tablet lepas lambat 240 mg

ADR

>10%
Sakit kepala
1-10%
Konstipasi (9%)
Pusing (4%)
Hipotensi (4%)
Dyspepsia (3%)
Nausea (3%)
Edema (2%)

Pregnancy dan Laktasi

Pregnancy category: C (Digunakan dengan catatan bila


keuntungannya lebih banyak daripada resiko. Studi pada
binatang menunjukkan resiko dan studi pada manusia belum
dilakukan atau belum ada studi pada hewan maupun
manusia).
Laktasi: Didistribusikan melalui ASI; dosis bervariasi pada
range <0,01% - 0,1%.

Interaksi dengan Makanan

Jus Grapefruit (meningkatkan absorpsi obat).

Anda mungkin juga menyukai