Puji syukur kehadirat Allah SWT dan berkat rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini. Adapun dalam laporan kasus ini penulis
membahas secara rinci mengenai gingiva enlargement. Dimana meliputi defenisi ,
etiologi, klasifikasi, serta melaporkan kasus mengenai diagnosis, rencana
perawatan dan prognosisnya.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada drg. Nurhamidah selaku dosen pembimbing yang telah begitu sabar dalam
memberikan bimbingan, waktu, perhatian, saran-saran serta dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
5
5
5
6
12
12
18
18
19
20
20
20
20
22
27
28
31
33
33
33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
35
GINGIVA ENLARGEMENT
Nama Pasien
Umur
18 Tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Pekerjaan
Mahasiswa
Alamat
Maransi
Tanggal Pemeriksaan
22 Oktober 2014
Dosen Pembimbing
drg. Nurhamidah
BAB I.
PENDAHULUAN
Penyakit pada gigi dan rongga mulut merupakan salah satu jenis penyakit
yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat di dunia, Salah satu
contohnya adalah penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan salah
satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada individu dewasa. Penyakit ini
menempati urutan kedua setelah karies gigi sebagai penyebab kehilangan gigi
pada orang dewasa di negara-negara berkembang (Haytac, 2003).
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling
sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar
dari jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga
mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu
estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini
menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar
dari normal (Lindhe et al, 2008).
Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran
gingiva bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan
kebersihan gigi geligi. Bertambah besarnya gingiva merupakan gambaran klinis
adanya kelainan gingiva yang disebabkan oleh hiperplasia dan hipertrofi gingiva.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kronis
Gambaran Klinis:
Pada tahap awal, penggembungan kecil pada papila interdental dan atau
margin gingiva tumbuh besar, sampai menutup permukaan mahkota gigi.
Perkembangan enlargement biasanya pelan dan tanpa rasa sakit kecuali ada
komplikasi infeksi akut atau trauma Warnanya merah atau merah kebiruan.
Enlargement gingiva inflamasi kronis biasanya lunak, permukaan halus, dan
mudah berdarah (Soemitro, 2005).
Etiologi :
Dental plaque & OH jelek (irritation by anatomic abnormalities and
improper restorative and orthodontic appl)
Perubahan gingiva associated with mouth breathing, Warna merah dan
edematus, biasanya pada maxillary anterior (Soemitro, 2005).
B. Akut
a. Gingival abses
Terlokaisir, rasa sakit, lesi berkembang cepat, terjadi mendadak (sudden
onset). Biasanya terbatas pada margin gingiva dan papila interdental. Gigi yang
berdekatan sering menjadi sensitif pada perkusi. Warna merah bengkak halus dan
mengkilat. Dalam 24 - 48 jam lesi me njadi berubah-ubah dan pointed. Lesi
biasanya menghilang mendadak (Soheylifar, 2009).
Etiologi :
Bakteri yang masuk ke dalam jaringan misal melalui bulu sikat gigi, apel,
kulit lobster dll.
b. Periodontal abses
Biasanya akibat dari perluasan enlargement gingiva, tetapi juga melibatkan
jaringan periodontal.
Etiologi periodontal abses (Soheylifar, 2009):
1. Perluasan infeksi poket periodontal kejaruigan periodontal dan lokasi proses
inflamasi supuratif sepanjang aspek lateral akar gigi.
2. Perluasan inflamasi ke lateral dan permukaan dalam poket kejaringan ikat
dinding poket. Abses ini terjadi jika drainase poket mengecil.
3. Pada kompleks poket, abses terjadi pada bagian dalam yang tertutup
permukaan.
4. Kalkulus yang tertinggal dalam poket saat scaling
5. Bukan karena penyakit periodontyal tetapi karena trauma pada gigi atau
perforasi dinding lateral karena terapi endodontik
Phenytoin :
Pembesaran gingiva yang disebabkan Phenytoin (dilantin), suatu obat anti
convulsant untuk terapi epilepsi. Lebih sering terjadi pada pasien muda. Tidak ada
korelasi
keparahan
enlargement
deugan
banyaknya
dosis
yang
A. Pembesaran kondisional
Combined enlargement terjadi jika hiperplasi gingiva terkomplikasi
dengan inflamasi sekunder. Kondisi hiperplasi memungkinkan akumulasi plak dan
materia alba. Kemudian inflamasi sekunder akan menambah ukuran hiperplasi
gingiva sehingga menghasilkan combined gingival enlargement. Penghilangan
iritasi lokal akan mereduksi lesi inflamasi, untuk yang non inflamasi hiperplasia
dengan koreksi faktor penyebab (Panahi, 2011).
a.
Kehamilan
Enlargement terjadi pada marginal gingiva dan biasanya general. Bisa
terjadi single atau multiple tumor like masses. Gingiva berwarna merah, lunak,
halus dan mengkilat. Sering terjadi perdarahan spontan atau perdarahan kalau ada
trauma (Daliemunthe, 2006).
Enlargement gingiva ini tidak akan terjadi tanpa adanya iritasi lokal. Biasa
terjadi setelah 3 bulan kehamilan atau sebelumnya. Reduksi enlargement terjadi
setelah selesai kehamilan tapi eliminasi sempuma terjadi setelah removal semua
bentuk iritasi lokal (Daliemunthe, 2006).
b. Puberitas
Enlargement terjadi selama masa pubertas baik perempuan maupun laki laki dan terjadi pada area iritasi lokal. Ukuran enlargement tergantung pada faktor
lokal. Pada margin inter dental terlihat bulbous. Sering hanya terjadi pada
permukaan fasial jarang pada lingual. Setelah melewati masa pubertas,
enlargement perlahan berkurang, dan hilang sama sekali bila iritasi lokal
dihilangkan (Daliemunthe, 2006).
c. Defesiensi Vit C
Defisiensi vit c akut tidak menyebabkan inflamasi dengn sendirinya, tetapi
menyebabkan hemorhagi, degenerasi kolagen dan edema jaringan ikat gingiva.
Hal itu merubah respon gingiva terhadap plak Efek kombinasi defisiensi vit c akut
dan inflamasi menghasilkan massa enlargement gingiva (Daliemunthe, 2006).
Gambaran Klinis :
Terlihat gingiva merah kebinian, lunak, halus, mengkilat, terjadi
perdarahan spontan atau perdarahan kalau ada sedikit trauma.
10
Pembesaran Neoplastic
A. Tumor Benigna
B. Tumors Maligna
2.3.5
Pembesaran Semu
11
2.4
2.5
Gingivektomi
Gingivektomi adalah pengambilan jaringan gingival yang tidak sehat yang
Indikasi
a. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap
ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang
cermat berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan
menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
b. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di
mana
poket
2.5.2
Kontraindikasi
12
Prosedur
a. Anestesi
Anestesi dapat dilakukan dengan blok/infiltrasi. Dapat juga
dilakukan dengan anestesi di tiap interdental papil dan margin gingival.
b. Menandai poket
Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal
dari poket harus diidentifikasi terlebih dahulu dan diberi tanda dengan
menggunakan tang penanda poket atau sebuah probe periodontal.
Beberapa tanda yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat
digunakan sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi
c. Insisi gingivektomi
Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa buah pisau seperti
misalnya; Swann-Morton No. 12 atau 15 pada pegangan skapel
konvensional; pisau Blake yang menggunakan blade disposable; pisau
gingivektomi khusus seperti Kirkand, Orban atau pisau Goldman-Fox
yang harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan
digunakan adalah tergantung pada operator masing-masing, namun bila
memungkinkan
selalu
menggunakan
blade
yang
disposable.
Insisi harus dibuat di sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu di
apical dasar poket dan bersudut 450 sehingga blade dapat menembus
13
seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinu (tidak berupa
insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat
akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan
yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca operasi
yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada
operasi ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket
tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali. Setelah
pembuatan insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal di antara setiap
daerah interdental dengan menggunakan blade yang mempunyai pegangan
skapel konvensional, untuk memisahkan sisa jaringan periodontal
d. Pemotongan Jaringan
Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari
jaringan di bawahnya, dinding poket akan dapat dengan mudah
dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa jaringan fibrosa dan
jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam
untuk membuka permukaan akar. Di sini dibutuhkan penyedotan yang
efisien namun bila jaringan granulasi sudah dibersihkan seluruhnya
perdarahan umumnya akan sangat berkurang
e. Skaling dan root planning
Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit
kalkulus dan bila perlu permukaan akar harus diskaling dan dilakukan root
planning. Bila perlu, gingiva dapat dirampingkan dan dibentuk ulang
kembali dengan menggunakan skapel, gunting kecil atau diatermi. Kasa
steril dapat ditempatkan di atas luka untuk mengontrol perdarahan
14
15
16
BAB 3
LAPORAN KASUS
17
A. Identifikasi pasien
o Nama
: Fennisa Irza Putri
o Umur
: 18 th
o Jenis kelamin
: Perempuan
o Pekerjaan
: Mahasiswa
o Alamat
: Maransi
o Tanggal Pemeriksaa : 22 Oktober 2014
B. Pemeriksaan subyektif
Keluhan utama
o Pasien datang ke RSGMP Universitas Baiturrahamah ingin
memperbaiki gusi bagian depan bawah yang membesar
Keluhan tambahan
o Pasien tidak percaya diri dengan keadaan gusi depan bawah
yang membesar
Riwayat Medis Gigi dan Mulut : pasien pernah menambal gigi
bawah belakang dan sudah pernah melakukan pembersihan karang
gigi
Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit sistemik
C. Pemeriksaan obyektif
Ekstra Oral
Kepala
Leher
Wajah
TMJ
Gaya Berjalan
Intra Oral
o Mukosa Lidah
o Mukosa Palatum
o Mukosa Pipi
o Mukosa Bibir
o Dasar Mulut
o Gigi
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
CR
17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37
CR
CR
o Kondisi jaringan periodontal gigi 42
Jaringan periodontal : Normal
18
Warna
: Normal
Tekstur permukaan : Stipling (+)
o Pemeriksaan kebersihan mulut
Debris
Calculus
V/O
Kana
n
Ant
.
Kiri Total
V/O
Kana
n
Ant
.
Kiri Total
Atas
1/0
1/0
0/1
2/1
Atas
0/1
0/0
1/0
1/1
Bawa
h
0/0
0/1
0/0
0/1
Bawa
h
0/1
0/1
1/0
1/1
Total
1/0
1/1
0/1
2/2
Total
0/1
0/1
2/0
2/2
19
BAB 4
RENCANA PERAWATAN
20
2. Melakukan pengukuran gingiva index pada bagian distal, palatal, mesial dan
bucal pada rahang atas dan rahang bawah
GI =
Skor Gingiva
Jumlah Indeks x Jumlah Permukaan
21
22
BAB 5
FOTO GINGIVA ENLARGEMENT PADA PASIEN
24
BAB 6
HASIL PEMERIKSAAN
Gingiva Index
Rahang Atas
Kanan
D
Kiri
B
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
4
Elemen
1
2
3
4
5
6
7
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
2
0
1
0
0
4
Rahang Bawah
Kanan
D
Kiri
B
Elemen
25
112
Kunjungan
: Pertama
Tanggal Pemeriksaan
: 13 Januari 2015
Persentase
: 11,6 %
Kunjungan
: Kedua
Tanggal Pemeriksaan
: 21 Januari 2015
Persentase
: 10 %
Kunjungan
: Ketiga
Tanggal Pemeriksaan
: 27 Januari 2015
Persentase
:5%
26
BAB 7
FOTO PERAWATAN GINGIVA ENLARGEMENT
SEBELUM PERAWATAN
SESUDAH PERAWATAN
27
28
KURETASE
BAB 8
KESIMPULAN & SARAN
8.1
Kesimpulan
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling
sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar
dari jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga
mempenhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu
estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini
menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar
dari normal (Lindhe et al, 2008).
Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran
gingiva bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan
29
Saran
1. Diharapkan adanya laporan-laporan kasus yang lebih detail menjelaskan
mengenai gingiva enlargement
2. Perlunya kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi
dan mulutn
3. Terhadap pasien perlunya menjaga kebersihan mulut agar tidak terjadinya
kembali pembesaran gingiva.
DAFTAR PUSTAKA
30
31