Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
TEORI PELUANG (PROBABILITAS).
A. PENDAHULUAN
Pada bab ini anda diajak untuk membahas tentang ruang sampel,
peluang, distribusi peluang diskrit, distribusi peluang kontinu, distribusi peluang
Gauss, dan distribusi Poison.
Secara tidak sadar, sebenarnya anda telah mengikuti (melakukan) hal-hal
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan topik ini, seperti misalnya pada
waktu anda bermain kartu remi, diwaktu kecil anda bermain umbul-umbulan
gambar, bermain kelereng, bermain dakon dan lain sebagainya, yang pada
hakekatnya anda telah belajar tentang teori peluang . Pada kesempatan kali ini
anda diajak untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan peluang ini
secara ilmiah.
Adapun tujuan instruksional khusus dalam pembahasan topik ini adalah
diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan teori probabilitas
dan fungsi distribusi pada berbagai kasus alamiah suatu bahan atau zat.
B. PENYAJIAN
1.1. Ruang Sampel.
Bila anda perhatikan melalui pengalaman selama ini, baik pengalaman
langsung (tak disengaja) maupun pengalaman yang disengaja (kerja lab),
maka akan diperoleh pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah
serba mungkin adanya, mungkin terjadi atau tidak mungkin terjadi. Semua
kemungkinan ini akan keluar dari sebuah percobaan yang dilakukan secara
acak, yang dibangun dalam sebuah himpunan.
Ambil contoh:
sebuah uang logam anda lemparkan dua kali. Kemungkinan apa yang
akan terjadi ?
Yang terjadi adalah kedua uang logam tersebut akan menampakkan
muka belakang yang bervariasi. Ambil muka = M dan belakang = B,
maka variasi penampakan permukaan uang itu = MM, MB, BM, BB, lain
tidak. Bila semua kemungkinan dari peristiwa dua pelemparan uang
logam itu diberi simbul S, maka S = { MM, MB, BM, BB }.
1
Teori Peluang
Hampa
Kran
1.2. Peluang.
Peluang mepunyai nilai antara 0 dan 1. Nilai 0 berarti tidak terjadi (tidak
ada) , dan nilai 1 berarti terjadi (ada). Suatu peristiwa mempunyai peluang 25
%, berarti ada 25 % kesempatan akan terjadi dan 75 % kesempatan tak akan
terjadi (jumlah peluangnya adalah satu).
Bila A adalah suatu peristiwa, dan P adalah peluang, maka dapat
dituliskan sebagai:
P(A1)+P(A2)+P(A3)+...........P(Ak) = 1, dengan k = 1, 2, 3, 4, 5,....................n.
1
n
Atau P(Ak) =
Bila peristiwa A adalah terdiri dari h buah sub peristiwa, maka:
2
... (1.1)
Teori Peluang
h
n
P(A) =
... (1.2)
= peristiwa bukan A.
A
0
P(A)
P(A) = 1 P(A)
P(A
B) = P(A)+P(B)-P(A
B)
P(A
B) = P(A)P(B/A) = P(B)P(A/B)
/ 5) = ?
P( 5 /
)= ?
P(A/
) =?
Jawabnya adalah:
1
13
1
4
1
13
P(
/ 5) =
, P( 5 / ) =
, dan P( A /
)=
Berhubungan pula teori peluang ini dengan permutasi, yaitu banyaknya
susunan yang berbeda.
Contoh: ada benda A, B, C. Ketiga benda tersebut dapat disusun sebagai
berikut:
AB
AC
BC
BA
CA
CB
Teori Peluang
3!
3.2.1
6
(3 2)!
1
P2 =
Bila dirumuskan akan berbentuk :
n Pr
n!
(n r )!
... (1.3)
n!
r!(n r )!
n
Cr
Cr =
... (1.4)
3!
3.2.1
3
2!(3 2)! 2.1.1
Jadi :
Pencacahan kombinasi = tiga. Susunannya adalah sebagai berikut:
AB = BA, AC = CA dan BC = CB. r= susunan, dan n = jumlah benda.
Percobaan yang dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang sama,
tetapi memberikan hasil yang tidak sama, disebut percobaan acak. Bila setiap
titik sampel dalam ruang sampel diberi nilai, maka dikatakan ada fungsi dalam
ruang sampel tersebut. Fungsi demikian disebut fungsi acak atau disebut juga
variabel acak. Variabel acak diskrit mempunyai nilai yang terbatas, dan
variabel acak kontinu mempunyai nilai tak terbatas.
0 dan
f (x) 1
Sebagai contoh adalah sebuah uang logam dilempar dua kali, akan
menimbulkan ruang sampel S = {MM, MB, BM, BB}.
Ambil X= banyaknya muka yang muncul.
Sehingga: XMM = 1
x1 = xMM
XMB = 2
x2 = xMB
XBM = 1
x3 = xBM
XBB = 0
Teori Peluang
dibutuhkan.
Jumlah kejadian (=n) = 4, sehingga peluangnya adalah:
P(x1) = f(0) =
P(x2) = f(1) =
h
n
2
4
1
4
P(x3) = f(2) =
1
4
1
4
1
2
1
4
1
4
1
2
1
4
Teori Peluang
2
1
i
a
f
b
P(i
nilai f(X)
dan
f ( X )dx
i
f) =
... (1.5)
f ( X )dx 1
... (1.6)
P( n; N , p ) P( n, N )
N!
p n (1 p ) N n
n!( N n)!
... (1.7)
N = jumlah percobaan
n = jumlah kejadian = 1, 2, 3 ............N
p = peluang sukses dalam percobaan
(1-p) = peluang gagal dalam percobaan
N!
n!( N n)!
= kombinasi
= banyaknya cara
Teori Peluang
P(n; N , p) 1
Total peluang
n 0
n n nP (n; N , p )
n 0
n n
N!
n n!( N n)! p
=
(1 p ) N n
n 0
... (1.8)
... (1.9a)
X 2 X 2 f ( X )dX
... (1.9b)
X 3 X 3 f ( X )dX
... (1.9c)
dan seterusnya.
Sebagai contoh misalkan Terdapat daftar nilai seperti pada tabel 1.3 sebagai
berikut:
Tabel 1.3: Daftar nilai 1
N0
1
2
3
4
5
10
20
40
20
10
Nilai (n)
Huruf
E
D
C
B
A
n n nP( n; N , p )
n0
Dari daftar: n = 0, 1, 2, 3, 4.
Peluangnya:
7
Angka
0
1
2
3
4
Teori Peluang
10
1
100 10
1.
20 1
100 5
4.
2.
dan 5.
3.
40 2
100 5
10
1
100 10
1
1
2
1
1
1. 2. 3. 4.
10
5
5
5
10
n 0.
20 1
100 5
10
2
5
= C.
CATATAN:
nn n n n n n 2
n2
Variansi disimbulkan sebagai:
2
n
2
n
( n n ) 2
=
( n n ) 2
=
=
=
=
2
n
n 2 2n n n 2
n 2 2 n n n 2
n 2 2 n 2 n 2
n2 n 2
... (1.10)
Catatan:
n n NP
N = total kejadian, P = peluang, dan q = (1-p)
NPq = NP(1-p)
Contoh kasus:
Kita mempunyai 8 kemeja dengan warna putih, hitam, biru, kuning, merah,
coklat, hijau, dan jambon. Berapa nilai rata-rata kita memakai tiap baju itu
dalam seminggu?
8
Teori Peluang
Jawab:
1 7
7
8 8
n n NP
=
Bila ternyata baju biru berjumlah 3 buah, berapa nilai rata-rata kita memakai
baju biru dalam seminggu ?
Jawab:
nbiru nbiru NP
3 21
8 8
nbiru nbiru NP
= 7.
2
2
1
e X / 2
2
... (1.11)
Xf ( X )dX X X
Dengan
f ( X )dX 1
P(n;m) =
m=
m n m
e
n!
n n NP
... (1.12)
= man value
P(n; m) 1
n0
2 m(1 p )
=m,
p << 1
Teori Peluang
1 X
X
Pn
e
n!
... (1.13)
X = panjang (jarak)
n
Dalam hal ini
Contoh kasus:
X
Diketahui:
Tentukan:
1 X
X
Pn
e
n!
a <n> dan
2
X
Pn
a Dari
1 X
X
Pn
e
n!
n!
Diketahui:
d
eX /
X
d
X
n
n!
1
n 1
X
Sehingga:
X
n
1 n!
n 1
X
n
1 n!
Diketahui:
10
terhadap
Teori Peluang
X
n nPn
Mencari
X 0
e
X
n 1
X
X
n
n!
1
d
X
didefferensialkan ke
d
X
Dari:
X
n
1 n!
1 X
n n! e
, diperoleh
n
X
n
1 n!
X
n
n!
1
n 1
kalikan dengan
diperoleh:
11
Teori Peluang
x
e
X
X
n
n!
1
X
n
n!
1
2
Sehingga sekarang:
2
X
X
2 n
Pn
X
n
1 n!
X
2
b Dari
X 2
e
2
Pn
X
X
X
n
1 n!
1 X
e
n!
12
2
1 n!
X
2
e
X X
2
X X
n!
X X
2n
n!
2
n
n!
X n
e
2
X X
1 n 2 2n n!
Teori Peluang
1 X
X
P0
e
0!
n=0
X
1.
e
X
e
P0
1.1.e
X 1 X
P1
e
1!
n=1
X
P1
..........
0,37
0,135
0,05
0,02
..........
0,37
0,27
0,15
0,07
..........
P0
P1
Buat grafiknya:
X
P0
1
0,75
0,50
0,25
13
Teori Peluang
P1
0,25
0,50
0,75
X
P0
Gambar 1.2: Grafik hubungan
P1
vs
TUGAS :
Kerjakan soal-soal berikut:
1. Ambil kartu remi, amati berapa jumlah kartu itu, kemudian cari peluang
berikut:
P( / A)
=?
P(
/4)
=?
P(A/K)
=?
P(6/
=?
P(K/
=?
P(
5) = ?
P(
/J)
=?
P(K/J)
P(
=?
P(
4) = ?
P(5
5) = ?
) =?
P(
4)
=?
2. Terdapat daftar nilai seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.5 sebagai
berikut:
Tabel 1.5: Daftar nilai 2
Nilai (n)
N0
1
30
2
20
3
5
Tentukan nilai rata-ratanya ?
Huruf
C
B
A
Angka
2
3
4
PUSTAKA:
1 Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 2
8.
2
BAB II
TEORI KINETIK GAS IDEAL
A. PENDAHULUAN
14
Teori Peluang
Pada bab ini akan dibahas tentang anggapan dasar gas ideal, fluks
molekul, tekanan gas, dan prinsip eki partisi energi. Anda telah mengetahui
dan telah mempelajari tentang gas ideal ini pada waktu mengikuti kuliah
termodinamika,
baik
persamaan
keadaannya
maupun
proses
yang
B. PENYAJIAN
2.1. Anggapan Dasar.
Untuk mempelajari teori kinetik pada gas ideal, kita perlu memahami
anggapan-anggapan dasar sebagai berikut:
1. Anggapan pertama adalah bahwa setiap elemen volume berisi molekul gas.
Dalam keadaan standart, 6,02 x 10 23 molekul menempati volume sebesar
22,4 x 10-3 m3. Untuk itu 1 mm3 volume, berisi molekul gas sebanyak =..... ?
Oke, untuk menjawab hal ini mari kita telusur sebagai berikut:
Dari 1 m3 = 1m x 1m x 1m
= 103 mm x 103 mm x 103 mm = 109 mm3.
Jadi 22,4 x 10-3 m3 = 22,4 x 106 mm3.
6,02 x10 23
22,4 x10 6
Sehingga 1 mm3 berisi molekul sebanyak
= 0,26875 x 1017.
3x1016
molekul.
Jelaslah sekarang. Untuk itu mari kita pahami anggapan yang kedua.
2. Molekul-molekul terpisah oleh jarak yang lebih besar dibanding dengan
diameter molekul itu sendiri. Ambil misalnya satu molekul menempati satu
kubus kecil dengan tepat. Untuk ini telah diketahui bahwa dalam keadaan
15
Teori Peluang
22,4 x10 3 m 3
3,72 x10 26 m 3 / molekul
23
6,02 x10 molekul
.
Volume = r x r x r, dimana r = rusuk kubus.
3
r=
2 x 10-10 m. Sehingga:
10
diameter.molekul
2 x10 10
Jadi jarak antar molekul = 10 x diameter molekul.
3. Anggapan ke tiga adalah bahwa gaya interaksi antar molekul diabaikan,
kecuali jika molekul tersebut saling bertumbukan. Dengan anggapan yang
ke tiga ini kita dapat menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar, maka
molekul akan bergerak lurus diantara dua tumbukan.
4. Anggapan yang keempat adalah bahwa tumbukan antar molekul dengan
molekul atau antar molekul dengan dinding bersifat lenting sempurna, dan
bagian dinding yang ditumbuk molekul dianggap rata sempurna. Komponen
kecepatan molekul arah tegak lurus permukaan dinding berubah dengan
perubahan total. Lihat gambar 2.1 berikut:
V cos
V
Teori Peluang
m V cos
2V cos
- (- mV cos
) = 2 mV cos
= m (2 V cos
).
= perubahan kecepatan.
5. Anggapan kelima, jika tidak ada pengaruh gaya medan luar, molekulmolekul terdistribusi merata di seluruh wadah atau bejana. Dengan
anggapan ini, maka kerapatan molekul dapat didefinisikan sebagai
banyaknya molekul persatuan volume. Atau Kerapatan = N/V = konstan.
Sehingga dalam elemen volume dV terdapat dN molekul. Artinya:
dN N
dV V
, Atau: dN =
N
V
dV
... (2.1)
6. Anggapan keenam bahwa, laju gerak molekul meliputi kisaran dari nol
hingga laju cahaya. Dengan anggapan ini
dari 0 sampai
r sin
dA
rd
d
17
Teori Peluang
00
dA = (r d ) (r sin
dA = r sin
... (2.2)
Jumlah rata-rata titik tembus molekul per satuan luas permukaan bola =
jumlah molekul yang menembus permukaan persatuan luas permukaan
bola, Yaitu =
N
4 .r 2
dN
N
dA 4 .r 2
N
dA
4 .r 2
N
4 .r 2
N
4 .
dN =
=
r sin d d =
sin d d .
Nampak bahwa dN disini merupakan jumlah molekul yang mempunyai
dan
18
+d
dan antara
dan
+d .
Teori Peluang
dN
N
4
sin
dN v
4
dN v
sin
... (2.3)
... (2.4)
N jumlah.molekul
V
Volume
Atau n
dn
dn
dN
V
n
4
dnv
dan
sin
1 N
4 V
dn
v
4
sin
d .
sin
... (2.5)
atau
dN
dA.dt
N
A.t
fraksi molekulnya =
N
N
Perhatikan silinder miring yang berada dalam koordinat bola pada gambar 2.3
berikut:
19
Teori Peluang
Z (normal)
X
dA
Y
Gambar 2.3: Silinder miring dalam koordinat bola
Ambil dnV
dalam silinder.
dan v + dv.
Dari n =
N
V
N v
, maka : nv
dN v
d nv
=
deff. dnv
, dan
V
1
dnv sin .d .d
4
n f(v) dv dan dNv
N f(v) dv
Sehingga:
1
n. f (v)dv sin .d .d
4
d nv
=
Dari gambar 2.3 nampak bahwa:
20
... (2.6)
Teori Peluang
V=
Banyaknya molekul v
dA (cos
) v dt.
N v
dalam silinder adalah:
= nv
. V.
dN v dnv .V
Sehingga
dN v
=
1
dnv sin .d .d . dA. cos .v.dt
4
1
v.dnv sin . cos .d .d .dA..dt
4
N v
Atau
Fluks molekul v
1
v.dnv sin . cos .d .d .dA..dt
4
... (2.7)
... (2.8)
dN
dA.dt
... (2.9)
d v
d v
dN v
dA.dt
dN v
dA.dt
1
v.dnv sin . cos .d .d .dA.dt
4
dA.dt
1
v.dnv . sin . cos .d .d
4
1
v.n. f (v).dv. sin . cos .d .d
4
21
Teori Peluang
1
.n.v. f (v).dv. sin . cos .d .d
4
d v
=
Fluks molekul v
=d
... (2.10)
dari 0 sampai 2
d 2
, sehingga:
1
v.n. f (v ).dv.sin . cos .d .
2
d v
=
... (2.11)
d v
Fluks molekul v =
Yaitu
1
sin . cos .d
2
d v
dari 0 sampai
/2 (koordinat silinder)
, sehingga:
1
n.v. f (v).dv
4
1
n v. f (v ).dv
4
= (1/4) n
... (2.12)
F
A
).
Kita ketahui bahwa untuk gas ideal, tumbukan yag terjadi adalah lenting
sempurna. Perhatikan gambar 2.4 berikut:
normal (Z)
22
Teori Peluang
Y
X
bid. XY
bid. XY
2m.v. cos
Dengan menggunakan hukum Newton:
dp
F
dt
,
F
A
= momentum.
P
, P = tekanan.
Dari persamaan 2.7:
dN v
Dengan dnv
1
v.dnv sin . cos .d .d .dA..dt
4
p 2m.v. cos
Perubahan momentum:
23
Teori Peluang
v
Perubahan momentum yang dialami dinding oleh molekul (
) adalah:
dN v (2m.v. cos )
Berdasarkan hubungan : Impuls = perubahan momentum, maka:
Gaya = perubahan momentum / waktu, dan tekanan = gaya / luas, sehingga:
Tekanan = perubahan momentum persatuan luas persatuan waktu.
Tekanan yang dialami dinding adalah:
dP
dN 2.m.v. cos
v
dA.dt
dA.dt
N m 2
v f (v).dv. sin . cos 2 .d .d
V 4
2
=
N m 2
v f (v).dv. sin . cos 2 .d .d
V 4
/2
N m
2
v 2 f (v).dv. sin . cos 2 .d . d
V 4 0
0
0
=
N m
v2
V 4
2
=
2
=
=
P
/2
2
cos .d cos
N m
1
v 2 cos 3
V 4
3
/2
0
.2
N
N
1
1
m v 2 0 1 .
m v2
V
3
V
3
=
1
n.m v 2
3
=
Persamaan Keadaan Gas Ideal:
... (2.14)
Teori Peluang
1N
m v2
3V
nRT
PV
atau
1
N .m v 2
3
1
N .m v 2 NkT
3
3kT
m
v 2
v rms v 2
3kT
m
kT
dan
21
m v2
32
Diperoleh:
1
3
m v 2 kT
2
2
1
m v2
2
... (2.15)
v v x i v y j v z k
dan
v2
v x2 v 2y v z2
=
v x2 v y2 v z2
atau
v2
3 v x2
=
25
1
v2
3
Teori Peluang
3 v y2
=
3 v z2
=
Dari persamaan 2.15:
1
3
m v 2 kT
2
2
Berarti:
1
1
1
3
2
2
2
m 3v x m 3v y m 3v z kT
2
2
2
2
atau
1
1
m v x2 kT
2
2
1
1
m v y2 kT
2
2
1
1
m v z2 kT
2
2
Jadi dapat dituliskan:
1
1
1
1
m v 2y m v z2 kT
m v x2
2
2
2
2
...
(2.16)
Sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam translasi terdapat 3 derajad
kebebasan yaitu arah X, arah Y dan arah Z. Untuk rotasi dan vibrasi
tergantung jenis molekulnya, apakah monoatomik, dwiatomik atau poliatomik.
Sebagai contoh ambil molekul yang dwiatomik.
Perhatikan gambar 4 berikut:
26
Teori Peluang
Rotasi bisa terjadi pada sumbu X, Y, Z, namun energi kinetik rotasinya hanya
pada rotasi sumbu X dan Y saja. Untuk rotasi terhadap sumbu Z diabaikan,
sebab momen innersianya nol.
Energi kinetik rotasi:
1
1
1
I X X2 I Y Y2 kT
2
2
2
Pada vibrasi ada dua energi, yaitu energi kinetik vibrasi dan energi potensial
vibrasi. Energi kinetik vibrasi dalam hal ini adalah:
1
1
mf Z2 kT
2
2
dengan
fZ
1 2 1
kZ kT
2
2
Jadi energi yang terjadi adalah: E = Etranslasi+ Erotasi + Epotensial vibrasi + Evibrasi
Atau
E =
3
2
1
1
7
kT kT kT kT kT
2
2
2
2
2
... (2.17)
U=
U=
f
NkT
2
f
nRT
2
dengan N = n NA
f
,
dengan
= derajad kebebasan.
3
3
NkT nRT
2
2
... (2.18)
27
Teori Peluang
U
f N
f
f
kT RT N A kT
n
2 n
2
2
c
Kalor jenis
C
m
... (2.19)
c*
Kalor jenis molar =
Kalor jenis:
U
CV
u
cV
T
C
n
f
f
Nk nR
2
2
... (2.20)
f N
f
f
k N Ak R
2 n
2
2
... (2.21)
c P cV R
Telah diketahui bahwa:
dan
f
f 2
RR
R
2
2
f 2
R
cP 2
f 2
2
1
cV
f
f
f
R
2
Rumus-rumus definisi:
dnv n. f (v).dv
dN v N . f (v).dv
dN E N . f ( E ).dE
dN p N . f ( p ).dp
28
... (2.22)
Teori Peluang
v v. f (v ).dv
0
v 2 v 2 . f (v).dv
0
f (v)
0
v
v rms v 2
dv dv
x
dv z v 2 dv. sin .d .d
dp dp dp p dp.sin .d .d
2
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Hitunglah laju rata-rata <v> dan v rms untuk distribusi 6 buah molekul
dengan ketentuan:
a v = 5 ms-1 untuk sebuah molekul
v = 7 ms-1 untuk 3 buah molekul
v = 15 ms-1 untuk 2 buah molekul
b v = 5 ms-1 untuk 4 buah molekul
v = 20 ms-1 untuk 2 buah molekul
Dapatkah kita menyimpulkan bahwa vrms
Kapan dipenuhi vrms = <v> ?
2 Diketahui bahwa laju rata-rata molekul gas dalam sebuah bejana dituliskan
sebagai:
1
v vf (v)dv v.dN v
N0
0
Buktikan bahwa banyaknya molekul yang menumbuk satuan bidang bejana
persatuan waktu adalah:
N v
4.V
29
Teori Peluang
PUSTAKA:
1. Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 9 17.
2. Fw Sears and Salinger, Thermodynamics, Kinetic Theory and Statistical
Thermodynamics. Addison Wesley, 1986. H: 250 271.
3. Zemansky M.W, dan R.H Dittman. 1986.Kalor dan Termodinamika. Alih
Bahasa: The Houw Liong.Penerbit ITB Bandung. H: 137 143.
BAB III
DISTRIBUSI KECEPATAN DAN LAJU MENURUT MAXWELL
A. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang fungsi distribusi laju menurut Maxwell,
dan lepasnya molekul dari lubang bejana. Berdasarkan hasil pemahaman yang
telah anda lakukan pada bagian 1 tentang teori peluang dan bagian 2 tentang
teori kinetik gas ideal, sekarang anda diajak untuk mengaplikasikannya dalam
memahami distribusi kecepatan dan laju molekul (partikel) menurut Maxwell.
Adapun tujuan instruksional khusus dalam mempelajari topik ini adalah
diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk merumuskan fungsi distribusi
laju partikel yang bergerak di dalam wadah (bejana) menurut Maxwell.
B. PENYAJIAN
3.1. Fungsi Distribusi Laju Menurut Maxwell.
Telah kita ketahui dari bahasan yang lalu bahwa gerak molekul adalah
acak, sehingga dalam gerakannya molekul mempunyai peluang untuk kekiri
dan kekanan sama. Bila arah tersebut kita beri X, Y, Z, maka akan kita
dapatkan peluang-peluang untuk arah tersebut. Ambil misalkan untuk arah X.
Dalam hal ini peluang molekul mempunyai kecepatan dengan komponen X
antara vx dan vx + dvx adalah
f (v
).dv x 1
... (3.1)
30
Teori Peluang
dN v x N . f (v x ).dv x
OK, yaitu:
= banyaknya molekul yang bergerak dengan kecepatan antara v x dan
vx + dvx . Begitu pula yang berikut:
dN v y N . f (v y ).dv y
= banyaknya molekul yang bergerak dengan kecepatan antara v y dan
vy + dvy .
dN v z N . f (vz ).dvz
= banyaknya molekul yang bergerak dengan kecepatan antara v z dan
vz + dvz .
dN v x v N . f (v x ).dv x f (v y ).dv y
y
dN v x v
yvz
, yaitu:
y z
vz
dv z
dNv x v y v z
vz
vy
vy
vx
dvy
31
Teori Peluang
vx
dvx
Gambar 3.1: Koordinat kecepatan
Kerapatan molekul dalam elemen volume dvx dvy dvz dapat dituliskan sebagai
vx v y vz
dN vx v y vz
dv x dv y dv z
akan berbentuk:
N . f (v x ). f (v y ). f (v z )
... (3.3)
(v x , v y , v z )
Gunakan fungsi:
, sehingga diperoleh:
dv x
dv y
dv z
v x
v z
v y
N . f (v x ). f (v y ). f ' (v z ).dv z
'
'
d N . f (v x ). f (v y ). f (v z ).dv x N . f (v x ). f (v y ). f (v z ).dv y
N . f (v x ). f (v y ). f (v z )
N . f (v x ). f (v y ). f (v z )
N . f (v x ). f (v y ). f ' (v z ).dv z
N . f (v x ). f (v y ). f (v z )
f ' (v y )
f ' (v x )
f ' (v z )
dv x
dv y
dv z
f (v x )
f (v y )
f (v z )
=
32
Teori Peluang
sama, sehingga
= 0.
f ' (v y )
f ' (v x )
f ' (v z )
dv x
dv y
dv z
f (v x )
f (v y )
f (v z )
Atau:
=0
v , v , v
untuk
konstan.
f ' (v y )
f ' (v x )
f ' (v z )
.v x .dv x
.v y .dv y
.v z .dv z 0
f (v z )
f (v x )
f (v y )
f ' (v x )
.v x dv x 0
f (v x )
f ' (v y )
.v y dv y 0
f (v y )
'
f (v z )
.v z dv z 0
f (v z )
f ' (v x )
.v x dv x 0
f (v x )
Dari
Selanjutnya dapat kita tuliskan :
f ' (v x )
.vx 0
f (v x )
Atau
f ' (v x )
.vx
f (v x )
df (v x )
d (v x )
.v x
f (v x )
33
Teori Peluang
df (v x )
.vx .dvx
f (v x )
df (v x )
f (vx ) .vx .dvx
1
ln . f (v x ) .v x2 ln .c
2
f (v x ) C.e
1
2
.v x
2
... (3.4)
C dapat kita cari dengan normalisasi sebagai berikut:
f (v ).dv
x
C.e
1
2
.v x
2
.dv x 1
C.
1
/2
C
atau
Sehingga sekarang:
1
2
.v x
2
f (v x )
.e
2
... (3.5)
f (v y )
1
2
.v y
2
.e
2
... (3.6)
f (v z )
.e
2
... (3.7)
34
Teori Peluang
f (v) 4
2kT
3/ 2
2
e (1 / 2 ) v v 2
... (3.8)
3/ 2
f (v) 4
m
(1 / 2 ) v 2
kT
v2
... (3.9)
... (3.10)
f (v)
F(v)
Definisi:
Banyaknya molekul yang keluar dari bejana karena menumbuk lubang seluas
A yang lajunya v dan v + dv dalam waktu dt adalah= fluks x luas x waktu.
dN v
1N
v. f (v).dv.dA.dt
4V
1N
v. f (v ).dv. A.dt
4V
dN v' dN v
35
Teori Peluang
N ' F (v).dv
N ' F (v).dv
0
N
v. f (v ).dv. A.dt
4V
N
4V
v. f (v).dv. A.dt
1
N
N '( )
. v . A.dt
2
4V
F (v).dv
Sehingga :
4V 2 v . A.dt
v. f (v).dv. A.dt
2 v . A.dt
F (v).dv
v. f (v ).dv.
2v
2kT
v.4
m 2
v
kT
1 / 2
1/ 2
8kT
2
F (v).dv
1/ 2
m m
4v
2kT 2kT
3
8kT
2
4 .mv 3 m.
e
4 .kT 4kT
Sehingga di peroleh:
m
F (v )
kT
v 3
e
4
1/ 2
m 2
.v
2 kT
m 2
.v
2 kT
m 2
v
kT
1 / 2
dv
1/ 2
4 .mv 3
m.m
4 .kT 2 .kT.8kT
m 2 v 3
e
4.k 2T 2
v 2 .dv
m
2 kT
2
.v
dv
dv
m
dv
kT
v 3
e
4
m 2
.v
2 kT
dv
m 2
.v
2 kT
... (3.12)
v rms v 2
dan
36
Teori Peluang
v 2 v 2 .F v .dv
0
Gunakan:
m
v .
kT
v 3
e
4
1 m2
v
4 k 2T 2
2
v
dv
1 m
4 kT
2kT
v e
m 2
v
2 kT
dv
1
a3
1 m 2 8.k 3T 3
4 k 2T 2 m 3
2.kT
m
v2
x 5 e ax dx
m
2 kT
... (3.13)
Didapat:
2.kT
m
vrms
... (3.14)
TUGAS:
Sekarang anda kerjakan tugas dalam bentuk soal-soal berikut:
1. Dari fungsi distribusi berikut:
f (v x )
1
2
.v x
2
.e
2
1
2
.v y
2
f (v y )
.e
2
1
2
.v z
2
.e
2
f (v z )
Tunjukkan bahwa:
3/ 2
f (v) 4
2kT
f (v) 4
e (1 / 2 ) v v 2
3/ 2
(1 / 2 )
m 2
v
2
kT
Teori Peluang
8kT
m
v 2
3.kT
m
vrms
3RT
NM
b)
1
2m
v
kT
c)
d)
v mp
e)
v mp
dan
2kT
m
PUSTAKA:
1. Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H:18 - 26 .
2. Fw Sears and Salinger, Thermodynamics, Kinetic Theory and Statistical
Thermodynamics. Addison Wesley, 1986. H: 354 361.
3. Zemansky M.W, dan R.H Dittman. 1986.Kalor dan Termodinamika. Alih
Bahasa: The Houw Liong.Penerbit ITB Bandung. H: 329 335.
BAB IV
GEJALA TRANSPOR.
PENDAHULUAN
Pada bab ini anda diajak untuk memahami tentang gaya antar molekul,
koreksi Clausius terhadap volume, koreksi Van der Waals terhadap tekanan,
jalan bebas rata-rata, koefisien viskositas, konduktivitas termal, dan difusi.
Anda telah memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman tentang gas ideal
dan teori kinetik gas. Dasar pemahaman ini sekarang dapat anda aplikasikan
untuk memahami topik ini. Jangan lupa bahwa pemahaman tentang
persamaan keadaan gas ideal pada waktu mengikuti kuliah termodinamika
juga digunakan dalam mempelajari topik ini
Adapun tujuan instruksional khusus dalam mempelajari topik ini adalah
diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip
38
Teori Peluang
B. PENYAJIAN
4.1. Gaya Antar Molekul.
Dari anggapan dasar teori kinetik gas, bahwa tidak ada gaya antar molekul.
Sebenarnya adalah ada gaya antar molekul ini. Gaya antar molekul ini berasal
dari gaya elektromagnetik. Gaya interaksi sepasang molekul secara umum
digambarkan seperti gambar 4.1 berikut:
F
Daerah gaya tolak
_
Daerah gaya tarik
Pada jarak pisah yang jauh, gaya yang terjadi adalah tarik menarik (yang
dikenal dengan gaya Van der Waalls) yang menurun secara cepat dengan
bertambahnya jarak pisah. Ketika dua buah molekul mendekat sedemikian
rapat, gaya interaksi menjadi gaya tolak menolak yang bertambah dengan
cepat bila jarak pisah semakin kecil. Kedua kejadian tersebut digambarkan
oleh kurva penuh pada gambar. Kurva putus-putus menunjukkan ketika kedua
molekul tidak kontak (tak bersentuhan), sedangkan kurva penuh menunjukkan
ketika kedua molekul bersentuhan (kontak).
Persamaan Keadaan:
Telah kita kenal persamaan keadaan untuk gas ideal: PV=nRT. Dengan
anggapan ukuran molekul dan gaya antar molekul diabaikan. Dalam
kenyataannya molekul gas punya ukuran dan terdapat gaya interaksi,
sehingga perlu koreksi terhadap persamaan keadaan tersebut.
Teori Peluang
P V nb nRT
... (4.1)
b RT
n
P V * b RT
(persamaan keadaan Clausius)
Gambaran volume tumbukan ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut:
... (4.2)
d
Unkuran
D
Gambar 4.3: dua molekul dengan ukuran
sama saling menyinggung
Dua molekul dengan ukuran sama saling menyinggung (kontak) atau saling
tumbuk. Dikatakan bahwa kedua molekul tersebut membentuk satu bola
dengan jari-jari 2r=d.
2r=d
40
.d 2
Teori Peluang
Volume tumbukan sebagai volume dari setengah volume bola yang berjari-jari
d. Hal ini terjadi karena tumbukan selalu terjadi dari depan saja. Bagian
belakang bola molekul tidak pernah akan bertumbukan. Jadi volume
1 4
3
.d
2 3
VT
VT
n
Diketahui bahwa:
Sehingga :
N
NA
atau
1 4
N .d 3
2 3
N n.N A
1
4
VT n.N A . .d 3
2
3
... (4.3)
VT 1
4
.N A . .d 3
n 2
3
V
d
N
1/ 3
Teori Peluang
.n 2
.N a
2
A
.n 2
a
V *2
a
V *2
P V b RT
*
P *2 V b RT
V
, maka:
a
RT
*
*2
V
V b
... (4.5)
V
d
1/ 3
42
Teori Peluang
tumbukan
.d 2
sepanjang
v.t
.v.t
.v.t
.v.t
=(
) (kerapatan molekul) =(
)
Karena setelah tumbukan, arah kecepatan v berubah-ubah, maka silinder
yang dibentuk oleh molekul kas merupakan silinder patah-patah yang
arahnya berubah tiap tumbukan seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.6
berikut:
43
Teori Peluang
Z .v.t
Z .v.t
z v .t
dan
N
V
... (4.6)
v .t
v .t
N
V
1
1
N .n
... (4.7)
dx
ini adalah
dx
. Dalam
dN N
dx
x dx
dN
No N 0
dan
dN
dx
ln
sehingga
N N 0 .e
N
1
.x
No
atau
... (4.8)
Teori Peluang
A
F
L
A
Gambar 4.7: Bagan teknik menentukan koefisien viskositas.
L
y
Gambar 4.8: Bagan daerah pisah molekul gas.
F
du
A
dY
F
A
... (4.9)
45
Teori Peluang
du
dY
kekanan.
1N
v
4V
yang
menyeberang permukaan khayal baik dari atas dan dari bawah. Jalan bebas
rata-rata terakhir sebelum molekul menyeberang permukaan khayal SS,
Y . cos
S
Gambar 4.9: Posisi tumbukan molekul.
Karena aliran molekul di atas SS lebih besar dari pada di bawah SS,
maka molekul-molekul yang menyeberang dari atas memliki momentum
(kearah kanan) yang lebih besar dari pada yang dari bawah. Keadaan ini
menghasilkan laju neto transpor momentum menyeberang permukaan
persatuan luas, yaitu gaya persatuan luas. Posisi tumbukan terakhir sebelum
adalah
persamaannya adalah :
. cos .dN
dN
v
... (4.10)
46
Teori Peluang
dN v
1 N
v. f (v).dv. sin . cos .d .d .dA.dt
4 V
Sehingga:
1 N
4 V v. f (v).dv.sin . cos .d .d
/2
2
N
v. f (v).dv. sin . cos 2 .d . d
0
0
0
Y 4V
/2
2
N
v. f (v).dv. sin . cos .d . d
0
0
4V 0
/2
sin . cos 2 .d .
/2
/2
cos 2 .d (cos )
/2
sin . cos .d .
cos .d (cos ).
/2
1
cos3 0
3
/2
1
cos 2 0
2
Jadi
... (4.11)
u0
Bila
Dan
2 du
m.u m. u0 .
3 dY
47
maka:
Teori Peluang
Total momentum (
G (m.u )
Dimana
= total fluks.
1N
v
4V
sehingga:
1N
G
v mu
4V
1N
2 du
v .m u 0
4V
3 dY
1N
du
v .m u0
3 dY
G 4 V
... (4.12)
Dengan cara yang sama, diperoleh total momentum dalam arah aliran
(kekanan) yang dibawa menyeberang permukaan SS persatuan luas
persatuan waktu oleh molekul-molekul dari bawah ke atas adalah:
1N
2 du
G
v .m u0
4V
3 dY
... (4.13)
G G G
v .m u0
v .m u0
3 dY 4 V
3 dY
G 4V
1N
du
1N
du
1N
2 du
2 du
v .m. u0
u0
4V
3 dY
3 dY
1N
v .m.
4V
2 du
2 du
u0
u0
3 dY
3 dY
48
Teori Peluang
1N
4 du
v .m.
4V
3 dY
N
du
G
v m
3V
dY
... (4.14)
F
du
A
dY
Ingat bahwa impuls = perubahan momentum
F .t (mv)
F
(mv)
t
F ( mv)
A
At
... (4.15)
F
du
G
A
dY
du N
du
v m
dY 3V
dY
N
v m
3V
1
V
N
V
.N
1
.n
1
m
N
V
vm
v
3V
.N
3
Diketahui bahwa
Sehingga:
... (4.16)
1 mv
3
... (4.17)
Teori Peluang
8kT
.m
1 mv
3
m
3
8kT
.m
1 8kTm2
3 .m 2
1 8kTm
3 . 2
1
3
8kTm
... (4.18)
GAS
S
T0
S
H
T1
Gambar 4.10: Daerah pisah gas karena temperatur.
Dua plat diam terpisah sejauh L oleh gas. Plat atas bertemperatur lebih
tinggi dari pada plat bawah, sehingga ada gradien temperatur dalam gas
sebesar
dT
dY
):
Teori Peluang
dengan
dT
dY
... (4.19)
= konduktivitas termal.
dT
dY
positip, maka
Sebalikna jika
dT
dY
2 dT
T T0
3 dY
... (4.20)
2
2 dT
T T0
3 dY
... (4.21)
f
kT
2
f
f
2 dT
kT k T0
2
2
3 dY
51
Teori Peluang
f
f
kT
2
2
Di bawah bidang SS:
2 dT
k T0
3 dY
H E
2 dT
1N
f
v
k T0
3 dY
4V
2
... (4.22)
Sebaliknya Aliran energi persatuan luas persatuan waktu dari molekul-molekul
yang menyeberang bidang SS ke atas adalah:
2 dT
1N
f
v
k T0
3 dY
4V
2
... (4.23)
H H H
2 dT 1 N
2 dT
1N
f
f
v k T0
v k T0
3 dY 4 V
3 dY
4V
2
2
f
2 dT
2 dT
1N
v k T0
T0
2
3 dY
3 dY
4V
f 4 dT
1N
v k
2 3 dY
4V
1N
f
dT
v k
3V
2
dY
dT
dY
v k
dY
3V
2
dY
1N
f
v k
3V
2
1N
v fk
6V
52
... (4.24)
Teori Peluang
Diketahui bahwa
1
.n
1N
1
v fk
6V
.n
1N
1
v fk
N
6V
Sehingga:
1 v
fk
6
...(4.25)
Selanjutnya:
1 v
fk
6
1mv
3
3 fk fk
6 m 2m
... (4.26)
4.7. Difusi.
Tinjau sistem gas berikut:
GAS A
S
S
GAS B
Bila sekat diambil, akibatya, sesaat tidak terjadi aliran gas dari A
B.
Setelah waktu cukup lama, kedua gas terdistribusi merata di seluruh volume
bejana. Gejala demikian ini disebut difusi, prosesnya irreversibel.
Sekarang kita tinjau gas dalam bejana itu merupakan gas campuran yang
terdiri dari molekul berlabel dan molekul tak berlabel, dengan kerapatan n
53
Teori Peluang
n*
n *0
S
n*
dn *
dY
... (4.27)
2 dn *
n n
3 dY
*
*
0
2 dn*
n n
3 dY
*
*
0
.n *
1N
v .n *
4V
1
n v n*
4
* 2 dn *
1
n v n0
4
3 dY
54
... (4.28)
Teori Peluang
* 2 dn *
1
n v n0
4
3 dY
... (4.29)
* 2 dn *
1
2 dn * 1
n v n0*
n0
4
3
dY
4
3 dY
4 dn *
1
1
dn *
nv
4
3
dY
3 dY
D
Dari persamaan 4.27:
D
Diperoleh:
dn *
dY
dn *
1
dn *
nv
dY
3
dY
1
1 v 1v
D nv n
3
3 n
3
... (4.30)
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Tuliskan persamaan untuk menurunkan koefisien viskositas, koefisien
konduktivitas termal, dan koefisien diffusi. Jelaskan makna dari setiap
notasi yang ada beserta satuannya dalam sistem satuan internasional.
2 Sebuah atom gas ideal bermassa 2,59 x 10 -26 kg dan berjari-jari 0,125 nm.
Pada T
700 K molekul gas ini beratom tunggal, sedangkan pada T < 700
K molekul gas ini beratom dua. Ruang sebesar 100 liter diisi 6,25 gram gas
ini pada T = 900 K.
a Hitung jarak rata-rata antara dua buah atom molekul gas tersebut .
b Hitung jalan bebas rata-rata molekul gas ini.
55
Teori Peluang
Tentukan kapasitas termal pada volume tetap untuk gas tersebut pada
900 K
PUSTAKA:
3 Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 27
41.
2. Fw Sears and Salinger, Thermodynamics, Kinetic Theory and
Statistical Thermodynamics. Addison Wesley, 1986. H: 275 296.
BAB V
KEADAAN MAKRO DAN MIKRO
A. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang keadaan makro, keadaan mikro, dan peluang
termodinamik. Untuk mempelajari topok ini, anda diharapkan memiliki bekal
pengetahuan dan pemahaman tentang hukum-hukum termodinamika yang telah anda
pelajari pada waktu mengikuti kuliah termodinamika. Pada bahasan topik ini dikaji
pengembangan termodinamika secara makro dan mikro, dengan menggunakan teori
peluang yang telah anda pelajari pada bagian-bagian sebelumnya.
Adapun tujuan dalam pembahasan topik ini adalah diharapkan anda mempunyai
kemampuan untuk membedakan antara keadaan makro dan keadaan mikro sistem
partikel.
B. PENYAJIAN
5.1. KEADAAN MAKRO.
Untuk mempermudah bahasan tentang keadaan makro, kita bahas terlebih dahulu
gagasan yang mendasari dalam mekanika statistik ini, yaitu bahwa: mekanika statistik
dibagi menjadi dua bagian pokok, yaitu mekanika statistik klasik dan mekanika
statistik kuantum. Mekanika statistik klasik dipelopori oleh Maxwell dan Boltzmann
yang kemudian dikenal dengan statistik Maxwell-Boltzmann. Sedangkan mekanika
statistik kuantum, dibagi lagi menjadi statistik Bose-Einstein dan statistik FermiDirac.
Mekanika statistik tidak membahas rincian gerak molekul, misal
tumbukan dengan molekul lain atau dengan dinding,akan tetapi mekanika
statistik memanfaatkan kenyataan bahwa jumlah molekul sangat banyak
56
Teori Peluang
ml
= bilangan kuantum magnetik orbital.
ms
= bilangan kuantum magnetik spin.
57
Teori Peluang
Contoh:
pada tingkat energi atom ke 1 diilustrasikan sebagai berikut:
l 0, ml 0, m s
n =1,
1
2
l 0, ml 0, ms
n =1,
1
2
Jadi ada dua keadaan . Dikatakan bahwa tingkat energi ini terdegenerasi
dengan degenerasi = 2. Degenerasi (simbul= g j ) menyatakan banyaknya
keadaan yang berbeda, yang masing-masing mempunyai energi (E j ) yang
sama.
E
Adapun spektrum energinya dirumuskan sebagai
13,6
ev
n2
n=5
E=
n=4
E=
13,6
25
13,6
16
n=3
E=
13,6
9
13,6
ev
ev
ev
n=2
E=
ev
n=1
E= -13,6 ev
Tinjau partikel bebas yang bergerak dalam volume tertutup berbentuk kubus
dengan sisi L. Energi kinetik partikel pada tingkat ke j adalah:
1 m.v j
1
1
m
E j m.v 2j m.v j .v j .
2 m
2
2
m
Ej
p 2j
2m
...
(5.1)
58
Teori Peluang
Jika partikel bergerak bebas bolak-balik antara dua bidang datar berjarak
L, maka bentuk mekanika kuantum yang paling sederhana adalah
menyatakan: dalam suatu daur lengkap (dari dinding kedinding lain dan
kembali ke dinding semula dengan menempuh jarak 2L), maka momentum
dikalikan dengan total lintasan harus merupakan bilangan bulat x tetapan
Planck.
pj
p j .2 L n j .h
Jadi:
Berdasarkan persamaan:
n j .h
2 L
Ej
2m
atau
p 2j
Ej
2m
2
x
n 2j .h 2
8.m.L2
n n n n
2
j
2L
L2 3 V 2 V 2 / 3
dengan
n j .h
2
y
Ej
diperoleh
n 2j .h 2
8.m.V 2 / 3
2
z
dimana
h 2 2 / 3
V
8m
E j n 2j
Atau
... (5.2)
n 2j 3
n 2j n x2 n y2 n z2
dengan
. Untuk
E1
, maka diperoleh:
3h 2 / 3
V
8m
... (5.3)
Jadi hanya ada satu keadaan energi untuk tingkat energi terendah ini. Untuk
mencari degenerasi pada tingkat yang lebih tinggi dapat dilakukan cara seperti
pada contoh berikut:
6h 2 2 / 3
E
n 6 2 8m V
Ambil j = 2,
,
. Berapa besarnya g ?
Jawab:
2
j
Teori Peluang
nx
ny
nz
n 2j
2
1
1
1
2
1
1
1
2
6
6
6
g =
n4
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E4, g4=5,N4=2
E3, g3=4,N3=3
n3
n2
E2, g2=3,N2=4
n1
N Nj
j
U EjN j
... (5.4)
... (5.5)
U = energi internal sistem.
Keadaan makro pada kasus ini didefinisikan sebagai keadaan suatu
sistem yang secara spesifik mengindikasikan banyaknya partikel dalam tiap
tingkat energi, baik partikel-partikel itu terbedakan atau tidak.
5.2. KEADAAN MIKRO.
Untuk partikel-partikel tak terbedakan: keadaan mikro merupakan
keadaan yang mengindikasikan banyaknya partikel dalam tiap keadaan
energi. Sedangkan Untuk partikel-partikel yang terbedakan: keadaan mikro
merupakan keadaan yang mengindikasikan banyaknya partikel
macamnya dalam tiap keadaan energi.
60
dan
Teori Peluang
WK
).
antara partikel
dalam sistem
terisolasi
akan
menghasilkan
61
Teori Peluang
... (5.6)
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Apa yang dimaksud dengan: tingkat energi, keadaan energi, dan
degenerasi ? Beri contoh untuk partikel bebas dalam kotak.
2 Suatu partikel berada dalam tingkat energi ke j = 3.
n 2j 9
a. Bila diketahui
, tentukan berapa banyak degenerasi yang terjadi.
2
n j 66
b. Bila
, tentukan degenerasi yang terjadi.
c. Bila massa partikel untuk a dan b adalah 3,1 x 10 -19 kg, dan menempati
ruangan sebesar 10 x 10-6 m-3, tentukan energi partikel tersebut.
PUSTAKA:
4 Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 43
45.
5 Triyanta. Fisika Statistik. Bandung: ITB. 1999. H: 17 19.
6
A. PENDAHULUAN
62
Teori Peluang
Pada topik ini akan dibahas tentang anggapan dasar statistik MaxwellBoltzmann, distribusi partikel dalam keadaan energi, konfigurasi dengan
peluang terbesar, dan ruang fasa. Bekal untuk memahami dan mempelajari
topik ini adalah semua pengetahuan dan pemahaman yang telah anda peroleh
dari memahami dan mempelajari bagian-bagian sebelum ini.
Adapun tujuan instruksional khusus dalam mempelajari topik ini adalah
diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip
dasar statistik Maxwell-Boltzmann dalam menentukan konfiguasi sistem
partikel.
B. PENYAJIAN
6.1. Anggapan Dasar Dalam statistik Maxwell-Boltzmann:
Tidak ada batasan dalam banyaknya partikel yang dapat mengisi keadaan
energi yang sama.
I
0
4
II
1
3
63
III
2
2
IV
3
1
V
4
0
Teori Peluang
b
a c d
a
b c d
N2
Cd
bd
bc
ad
ac
ab
N1
Ab
ac
ad
bc
bd
cd
Untuk N1 =1, dan N2 =3
N2
bcd
acd
abd
abc
N1
a
b
c
d
Untuk N1 = 0, dan N2 = 4
N2
abcd
N1
Dari ke 5 kejadian tersebut, nampak banyaknya keadaan mikro untuk
keadaan makro adalah sebagai berikut:
Keadaan makro ke
Jumlah keadaan
mikro
I
1
II
4
III
6
IV
4
V
1
Angka-angka
64
Teori Peluang
N!
N1! N N1 .!
Banyaknya cara =
... (6.1)
Begitu pula Banyaknya cara memilih N 2 partikel pada tingkat ke 2 dari total N
partikel adalah dipilih dari partikel sisa (N-N 1), sehingga
N N1 .!
N 2 ! N N1 N 2 .!
Banyaknya cara =
... (6.2)
Total banyak cara pemilihan partikel untuk tingkat pertama dan kedua adalah:
N!
N N1 .!
N1! N N1 .! N 2 ! N N1 N 2 .!
=
N!
N1! N 2 ! N N1 N 2 .!
N!
N1! N 2 !
=
=
Jika hanya ada tiga tingkat, dimana N 3 = N N1 N2 , maka total banyak
cara pemilihan konfigurasi dengan N1, N2, N3, adalah:
N!
N1! N 2 ! N 3!
Secara
Banyak cara =
umum untuk n
tingkat
energi,
banyaknya
cara
... (6.3)
pemilihan
konfigurasinya adalah:
N!
N1! N 2 ! N 3!.............N n !
Banyak cara =
... (6.4)
gj
Sekarang tinjau satu tingkat energi ke j dengan
= 2 dan Nj = 3 (partikel
gj
Banyak cara =
Abc
Ab
c
65
Teori Peluang
Ac
Bc
bc
ac
ab
abc
Total cara penyusunan N partikel ke dalam n tingkat energi dengan distribusi:
N1 partikel di tingkat 1 dengan g1
N2 partikel di tingkat 2 dengan g2
N3 partikel di tingkat 3 dengan g3
...................................................
Nn partikel di tingkat n dengan gn
Adalah:
N!
g1N1 g 2N 2 g 3N 3 .........g Nj n
N 1! N 2 ! N 3 !......N n !
W N !
j
gj
N j!
... (6.5)
n
N Nj
j 1
dengan
W juga menyatakan banyaknya keadaan mikro dalam sebuah keadaan
makro.
6.3. Konfigurasi Dengan Peluang Terbesar.
66
Teori Peluang
W N !
j
gj
N j!
g Nj1
N 1!
ln N 1 ln .g1 N 1 ln .N 1 N 1
, maka:
g1N1 g 2N 2
N1! N 2 !
, maka uraiannya menjadi:
ln N 1 ln g1 N 1 ln N 1 N 1 N 2 ln g 2 N 2 ln N 2 N 2
dan seterusnya.
Padahal:
N
g1N g 2N ........g j
1
N 1! N 2 !........N j !
Nj
gj
N j!
Nj
W N !
j
gj
N j!
Untuk
ln W N ln N N j ln g j N j ln N j
j
... (6.6)
Bila ln W maksimum, maka
Teori Peluang
ln W
ln W
dN
dN j
N
N j
d (ln W )
d (ln W )
ln W
dN j
N j
d (ln W ) ln g j dN j ln N j dN j 0
j
Bila dikumpulkan:
*lnW maksimum, maka d lnW = 0
*Sistem terisolasi, maka: N, U, V adalah tetap.
dN dN j 0
dU E j dN j 0
Dengan menggunakn pengali Lagrange
sebagai:
d ln W .dN .dU 0
ln W
dN j dN j E j dN j 0
N j
ln W
.E j dN j 0
N j
(ln g
ln g
ln g
ln N j ) .E j .dN j 0
ln N j .E j 0
ln N j .E j 0
ln g j ln N j ( .E j )
ln
gj
Nj
( .E j )
68
dan
Teori Peluang
gj
Nj
( . E j )
N j g j .e
( . E j )
(distribusi Maxwell-Boltzmann)
... (6.7)
.E j
N j g je e
N
Deff.
e g j e
.E j
.E j
e .Z N
N
Z
N j g je
Nj
Pengali
. E j
e g j e
.N j
N
.E
g je j
Z
... (6.8)
N(1) w(1)
V(1)
(1)
U
S(1)
N(2)
W(2)
V(2)
(2)
S(2)
Teori Peluang
W = W(1) + W(2)
ln W = ln W(1) + ln W(2)
Deff. S = k ln W
... (6.9)
W N !
j
Nj
gj
N j!
Dengan mengingat :
ln W N ln N N j ln g j N j ln N j
j
dan
Nj
N
.E
g je j
Z
U EjN j
Diperoleh:
S k N ln N N j ln g j N j ln N j
j
j
N
.E
k N ln N N j ln g j N j ln
g je j
Z
.E
k N ln N N j ln g j N j ln N j ln g j N j ln e j
Z
.E
k N ln N N j ln N j ln e j
Z
k N ln N N j ln N N j ln Z N j . .E j
k N ln N N ln N N ln Z N j . .E j
k N ln Z N j E j
S k N ln Z U
... (6.10)
k
V
70
Teori Peluang
dU P
dV
T
T
dS
S
1
T
,
k
Sehingga
atau
1
T
1
kT
... (6.11)
N
N j g je
Z
...
(6.12)
Z g je
dan
EJ
kT
... (6.13)
Entropinya menjadi:
S k N ln Z
kT
... (6.14)
Fungsi Helmholtz:
F = U TS
F U Tk N ln Z
kT
U TkN ln Z U
F NTk ln Z kT ln Z N
Dari termodinamika:
dF = -P dV S dT
F
S
V
dan
71
P
T
... (6.15)
Teori Peluang
d6 N d j
j 1
... (6.16)
N
U E1 E 2 E 3 ........E N E j
j 1
Teori Peluang
Ej
... (6.17)
Keadaan partikel (X, Y, Z, px, py, pz) dinyatakan sebagai fungsi energi dengan
mengambil bahwa volume-volume (banyak volume yang sama ukurannya)
dalam ruang fasa berisi jumlah keadaan yang sama. Misal ada B keadaan
yaitu:
g j B.() j
Kita cari d
sebagai berikut:
d dx.dy.dz.dp x dp y dp z
dx.dy.dz dp x dp y dp z V p 2 dp. sin .d .d
V p 2 dp sin .d d
2 .V .2 p 2 dp
0
... (6.18)
d 2 .V .2 p dp
2
... (6.19)
Diketahui bahwa:
p2
2m
E p
p m
dp
m
dE
p
d 2 .V .2 p dp
2
2 .V .2.2.m.E
Sehingga:
73
m
dE
p
Teori Peluang
2 2
m
dE 2 .V .2m 4m E dE
2mE
2mE
2 .V .2.2.m.E
3 / 2 1/ 2
2 .V 23 m3 E .dE 2 .V 2m E dE
2 .V 2m
3/ 2
1/ 2
dE
d 2 .V 2m
Atau
... (6.20)
3/ 2
1/ 2
E dE
g j B.() j
Jadi sekarang:
g j B.2 .V 2m
3/ 2
1/ 2
j
dE j
Z g je
Sehingga
Z g je
Nj gj
dan
Secara kontinu:
.E j
, dimana
Ej
kT
... (6.21)
N
e
Z
Ej
kT
... (6.22)
Z 2 .VB 2m
Z Be
1
kT
kT
3/ 2
Ej
1/ 2
j
E e
kT
dE j
d
... (6.23)
d 2 .V 2m
3/ 2
E 1 / 2 dE
74
Teori Peluang
Z Be
kT
Ej
kT
N
N j g je
Z
dN v N . f (v).dv
dN E N . f ( E ).dE
g j B.() j
... (6.24)
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1) Distribusi Maxwell Boltzmann dapat dituliskan sebagai:
j
N
kT
N j g je
Z
2) Dalam ruang fasa dengan koordinat X, Y, Z, VX, VY, VZ, dijumpai integral :
f ( X , Y , Z ,V X ,VY ,VZ )dX .dY .dZ .dV X .dVY .dVZ
V X , VY , VZ
.
f ( X , Y , Z , V X ,VY , VZ )
me-
Teori Peluang
PUSTAKA:
1. Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 46 53.
2. Fw Sears and Salinger, Thermodynamics, Kinetic Theory and Statistical
Thermodynamics. Addison Wesley, 1986. H: 320 327 dan 334 - 336.
3. Zemansky M.W, dan R.H Dittman. 1986.Kalor dan Termodinamika. Alih
Bahasa: The Houw Liong.Penerbit ITB Bandung. H: 342 347.
BAB VII
STATISTIK SEMI KLASIK
A. PENDAHULUAN
Pada bagian topik ini akan dibahas tentang paradoks Gibbs, peluang termodinamik
pada statistik semi klasik, entropi sebagai fungsi Z dan U, dan fungsi Helmholtz
statistik semi klasik. Untuk mempelajari dan memahami topik ini, anda telah memiliki
bekal pengetahuan dan pemahaman tentang potensial termodinamik yang telah anda
pelajari pada waktu mengikuti kuliah termodinamika terutama energi dalam, entropi,
dan fungsi Helmholtz. Disamping itu anda juga telah memiliki bekal pengetahuan
tentang statistik Maxwell-Boltzmann. Sehingga diharapkan tak ada hambatan atau
kesukaran dalam mempelajari statistik semi klasik pada topik ini.
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam mempelajari topik ini
adalah diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip
dasar statistik semi klasik dalam menentukan konfigurasi sistem partikel.
B. PENYAJIAN
7.1. Paradoks Gibbs.
Tinjau dua sistem gas yang mempunyai ukuran sama, yaitu E, V, N, T, S,
dan P. Kedua sistem gas tersebut dicampur, lihat sket berikut:
E, V, N, T, S, P
E, V, N, T, S, P
76
Teori Peluang
F
S
3/ 2
32 Nk
(buktikan ).
3/ 2
32 .2 Nk
ST 2S 2 Nk ln B.2V 2 ..2mkT
3/ 2
2 Nk ln B.2V 2 .2mkT
2 Nk ln 2 ln 2 3 / 2
2 Nk ln BV (2mkT)
3/ 2
3/ 2
ln BV 2 .mkT
3/ 2
2 Nk ln( 2 x 2 3 / 2 )
2 Nk ln 4 x 2 3
2 Nk 32
2 Nk ln 4 2
ST 2 S 2 Nk ln 4 2
... (7.1)
Kenaikan entropinya:
S 2Nk ln 4 2
... (7.2)
entropi. Atau
ST 2S 0
Teori Peluang
ST 2 S 2 Nk ln 4 2
Hal yang kontradiktif inilah dikenal sebagai paradoks Gibbs.
W N !
j
Wsk
j
Nj
gj
N j!
(klasik)
... (7.3)
(semi klasik)
... (7.4)
Nj
gj
N j!
S sk k ln Wsk
Nj
g
j
k ln
j N j!
ln g j N j ln N j N j
k N j ln g j N j ln N j N j
j
gj
S sk k N j ln
Nj
Nj
j
... (7.5)
d ln Wsk 0
dN dN j 0
dU E j dN j 0
Dengan menggunakan pengali Lagrnge
78
dan
Teori Peluang
d ln W .dN .dU 0
d ln W
dN dN j dN j E j dN j 0
j
ln W
dN j dN j E j dN j 0
N j
ln Wsk
dN j dN j E j dN j 0
N j
Dari:
W
j
Nj
gj
N j!
(semi klasik)
ln Wsk N j ln g j N j ln N j N j
j
ln Wsk
ln g j ln N j 1
N j
j
j
sehingga :
ln g ln N
j
1 dN j dN j E j dN j 0
j
j
79
Teori Peluang
ln g
ln N j 1 .E j dN j 0
ln g j ln N j 1 .E j 0
ln g j ln N j 1 .E j
gj
Nj
1 . E j
N j g je
1 .E j
N j g j e.e e
.E j
e.e g j e
.E j
e1 Z
N e1 Z
e1
Nj
N
Z
N
1
.E
g j e j , dan.
Z
kT
Ej
N
N j g je
Z
Z g je
kT
... (7.6)
Ej
kT
... (7.7)
Ej
kT
danU N j E j
j
Diketahui:
Entropinya:
g
S sk k N j ln j N j
Nj
j
80
Teori Peluang
Z Ej
k N j ln
e kT
N
j
S sk
N j
N j
j
Z
S sk k N j ln ln e kT
N
j
Ej
Z
k N j ln N j
N j
N
kT
j
Ej
Z
k N j ln k N j
k N j
N
kT
j
j
j
kN ln
Z kU
kN
N kT
S sk Nk ln
Z U
Nk
N T
... (7.8)
S k
U
N ln Z
kT
... (7.9)
Z U
Nk
N T
sebagai berikut:
Z U
F U T Nk ln Nk
N T
U TNk ln
TNk ln
Z
U NkT
N
Z
NkT
N
Z
Tk ln
NkT
81
Teori Peluang
Tk ln Z N Tk ln N N NkT
Tk ln Z N Tk (ln N N N )
Tk ln Z N Tk ( N ln N N )
Tk ln Z N Tk ln N !
Tk (ln Z N ln N !)
F Tk ln
ZN
N!
... (7.10)
F Tk ln
ZN
N!
Z B.V 2 .mkT
3/ 2
, maka dengan:
P
T
dan
, diperoleh:
3/ 2
kTN ln N NkT
F TkN ln Z kTN ln N NkT TkN ln BV 2 .mkT
TkN ln V ln B 2 .mkT
3/ 2
kTN ln N NkT
3/ 2
kTN ln N NkT
3/ 2
kTN ln N NkT
... (7.11)
NkT
V
NkT
V
sehingga : PV NkT
... (7.12)
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Lengkapi kolom ke dua pada tabel berikut dengan cara mengisikan
parameter-parameter yang diperlukan.
Statistik klasik
Statistik semi klasik
Nj
W N !
j
gj
W = ........................
N j!
82
Teori Peluang
Ej
Z g j exp .
j
kT
Z = ..........................
E
N
g j exp . j
Z
kT
Nj
Nj
= ...................................
S k
U
N ln Z
kT
S = ...........................
F NkT ln Z
F = ..........................
2) Gas ideal berada dalam sistem seperti ditunjukkan pada gambar, dan
mengikuti statistik semiklasik.
Gas A
VA, NA,T,UA
gas B
VB,NB,T,UB
PUSTAKA:
Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 54 57.
BAB VIII
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
A. PENDAHULUAN
Pada bahasan topik ini akan dipelajari beberapa teori tentang anggapan dasar
statistik Bose-Einstein, distribusi partikel ke dalam keadaan-keadaan energi,
konfigurasi dengan peluang terbesar, dan radiasi benda hitam. Untuk dapat lebih
mudahnya mempelajari topik ini, anda diharapkan telah mempunyai bekal pengetahuan
dan pemahaman teori tentang statistik klasik, statistik semi klasik , dan statistik
Maxwell-Boltzmann yang telah dibahas pada bagian 5, 6, dan 7. Disamping itu masih
juga diperlukan bekal pemahaman tentang teori peluang. Diingatkan pula bahwa dasar
matematika terutama defferensial dan integral juga diperlukan dalam membahas dan
mempelajari topik ini.
83
Teori Peluang
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam mempelajari topik ini
adalah diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip
dasar statistik Bose-Einstein dalam menentukan konfigurasi sistem partikel.
B. PENYAJIAN
8.1. Anggapan Dasar Statistik Bose-Einstein.
Dalam satu keadaan energi, boleh di isi lebih dari satu partikel.
He
gj
Tinjau tingkat energi ke j dengan
Nj
= 3 dan
N10
xxx
N9
xx
N8
xx
N7
xx
N6
N5
= 3 berikut:
x
x
x
xx
N4
xxx
N3
xx
84
Teori Peluang
N2
xx
N1
xxx
(Catatan: larangan Pauli adalah dalam satu keadaan energi hanya boleh
ditempati oleh satu partikel atau kosong).
Nampak bahwa banyaknya kombinasi keadaan adalah = 10.
Secara matematis banyaknya kombinasi tersebut adalah:
g j 1.!
N j ! g j 1.!
3 3 1.!
3! 3 1.!
5! 120
10
3!2! 12
Jadi nampak bahwa total cara penyusunan N partikel ke dalam n tingkat energi
dengan distribusi sebagai berikut:
N1 partikel di tingkat 1 dengan degenerasi g1
N2 partikel di tingkat 2 dengan degenerasi g2
.......................................................................
Nj
gj
partikel di tingkat j dengan degenerasi
Adalah:
W
j
( N j g j 1)!
N j !( g j 1)!
... (8.1)
W = peluang termodinamik
= banyaknya keadaan mikro dalam sebuah keadaan makro yang
diberikan.
85
Teori Peluang
N tetap atau
tetap
sehingga dN =0 dan
dN
E dN
j
N j tetap
U tetap atau
sehingga dU=0 dan
Dari persamaan 8.1 bahwa:
( N j g j 1)!
N j !( g j 1)!
N j ln N j N j ( g j 1) ln( g j 1) ( g j 1)
Untuk lnW maksimum, maka d lnW =0. Pada kasus ini tetap dan keadaan
makro hanya di tentukan oleh Nj sehingga:
d ln W
ln W
dN j
N j
1. ln N
g j 1 1 1 1. ln N j 1 1dN j
N j g j 1
dN j
ln N j g j 1 ln N j dN j ln
Nj
N j g j 1
dN j 0
Nj
ln
86
dan
diperoleh:
Teori Peluang
d ln W .dN dU 0
ln W
dN j dN j E j dN j 0
N j
ln W
.
E
N
j dN j 0
.E j dN j 0
N j g j 1
ln
Nj
N j g j 1
ln
.E j 0
Nj
N j g j 1
ln
.E j
Nj
Nj gj 1
Nj
N je
.E j
Nj e
.E j
Nj
.E j
Nj gj 1
1 gj 1
gj 1
.E j
Nj
gj
.E j
... (8.2)
Nj
gj
.E j
Nj
menuju ke
j
.E j
Nj
gj
.E j
1
87
Teori Peluang
Nj
e e
j
.E j
gj
Ej
e e
kT
gj
E
1 kTj
e 1
A
gj
E
1 kTj
e 1
A
(Bose-Einstein)
... (8.3)
gj
Nj
Ej
1 kT
e
A
1
A
e
dimana
4
(Klasik)
He
Tinjau kasus
4
He
Molekul-molekul gas
4
gas
He
merupakan boson dan memenuhi statistik Bose-Einstein. Distribusi
Nj
gj
E
1 kTj
e 1
A
N(E)
g(E)
E
1 kT
e 1
A
X .Px h
88
Teori Peluang
X .Px h
Kita pilih
Sehingga:
g ( E )dE
d
h3
dim ana
d 2V 2m
3/ 2
E 1 / 2 dE
sehingga :
2V 2m E 1 / 2 dE
h3
3/ 2
g ( E )dE
... (8.4)
g ( E ) dE
E
1 kT
e 1
A
2 .V 2m E 1 / 2 dE
1 E
h 3 e kT 1
A
3/ 2
N ( E ) dE
...
(8.5)
Angka 1 dapat diabaikan untuk harga A yang sangat kecil (gas), sehingga
distribusi akan mendekati ke distribusi Maxwell-Boltzmann. Harga A dapat
dicari sebagai berikut:
N ( E )dE
2 .V 2m
3/ 2
E1/ 2
1 kT
h
e
A
dE
2 .V 2m
1
h3
A
3/ 2
1/ 2
E e
gunakan : x n e ax dx
0
sehingga diperoleh:
89
kT
dE
n 1
a n1
Teori Peluang
N ( E )dE
2 .V 2m
1
h3
A
3/ 2
A .V 2mkT
h3
Nh3
A
3/ 2
V 2mkT
3/ 2
1
kT 3 / 2
2
Nh 3
A
3/ 2
V 2mkT
... (8.6)
Atau
dan
dN
. Atau
0
tidak diterapkan pada distribusi.
A e 1
Kedua:
Energi sebuah foton adalah
90
Teori Peluang
dan
+d
4
d
4
g ( E )dE
d
h3
V p 2 sin .d .d .dp
Vp 2 dp sin .d d
0
0
h3
h3
h3
h3
h3
h
h
4V 2
g ( ) d
h3
d .
4Vd.
4
g ( )d 4 .d .
V
4
... (8.7)
g ( ) d 8 .d.
V
4
... (8.8)
Tanda minus di atas diabaikan, karena tidak mungkin jumlah keadaan itu
minus.
91
Teori Peluang
dan
N ( ) d g ( ) d / V
hc
V
e kT 1
... (8.9)
N ( E )dE
Dimana A = 1, dan
g ( E )dE
E
1 kT
e 1
A
persatuan volume:
8 .d.
4
N ( )d
hc
V
e kT 1
N ( ) d
8 .V .d
hckT
4
e 1
... (8.10)
Kerapatan energi spektral dari gas foton didefinisikan sebagai energi radiasi
persatuan volume.
N ( ) d
E rad . ( ) d
.E foton
V
Erad. ( )d
8 .d
4 e
hc
kT
hc
8 .hc.d
hckT
5
e 1
besar:
92
... (8.11)
Teori Peluang
hc
kT
hc
kT
Erad. ( )d
8 .hc.d
8 .hc.d
hc
hc
5
5 1
1
kT
kT
Erad. ( )d
8 .hc.d
hc
5
kT
... (8.12)
Erad. ( )d
Pada
kecil:
hc
kT
hc
kT
8 .kT.d
4
...(8.13)
, sehingga
1 e
E rad. ( )d
hc
kT
8 .hc.d
e
5
hc
. kT
8 .hc hc
E rad. ( )d 5 e .kT .d
... (8.14)
1N
v
4V
93
Teori Peluang
N ( )d
V
, dan
untuk
fluks N rad ( )d
N ( ) d
V
N ( ) d C
.
V
4
... (8.15)
... (8.16)
dan
adalah:
hc c N ( )d hc
4 V
8d
hc
4 e kT
hc
2 .hc 2 d
hc
1
5 e kT 1
2 .hc 2 d
E rad ( )d
hckT
5
e 1
... (8.17)
Energi total yang teradiasi persatuan luas lubang persatuan waktu adalah:
E rad E rad ( )d
0
2 .hc 2
hc
kT
e 1
94
Teori Peluang
E rad 2 .hc 2
5 d
hc
e kT 1
... (8.18)
sehingga :
d
hc
2
dX
X kT
d
dan
Erad 2 .hc 2
Jadi:
Erad 2 .hc 2
2 .hc 2
hc
dX
X 2 kT
hc
kT
hc
dX
X 2 kT
5
hc
X
e 1
XkT
hc 1
kT hc
kT
2 .hc 2 hc kT
5
kT hc
E rad
dX
15
e 1
X
2 .h 2 c 3 kT
5
kT hc
1
dX
X2
5
X 5 dX
X 2 e X 1
X 3 dX
e X 1
2 .k 4T 4 4
2 5 .k 4T 4
.T 4
3 2
3 2
hc
15
15h c
E rad .T 4
... (8.19)
95
Teori Peluang
2 5 k 4
15h 3 c 2
...
(8.20)
Tanda negatip berarti melepas energi atau meradiasi, dan bila + berarti
mengabsorbsi energi.
E rad .T 4
Jadi:
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Apa yang menjadi dasar distribusi partikel menurut statistik Bose-Einstein ?
2 Jelaskan beda antara statistik klasik, statistik semi klasik, dan statistik
bose-Einstein.
3 Statistik Bose-Einstein dituliskan sebagai:
gj
Nj
Ej
1
B exp .
kT
a) untuk foton dalam kotak, berapakah nilai B ? mengapa demikian ?
PUSTAKA:
1. Siti Nurul Khotimah, Fisika Statistik. Bandung : ITB, 1999. H: 58 66.
2. Triyanta. Fisika Statistik. Bandung: ITB. 1999. H: 63 64.
3. Fw Sears and Salinger, Thermodynamics, Kinetic Theory and Statistical
Thermodynamics. Addison Wesley, 1986. H: 317 320 dan 331 333.
BAB IX
STATISTIK FERMI-DIRAC
96
Teori Peluang
A. PENDAHULUAN
Pada bahasan bagian topik ini akan dipelajari teori-teori tentang anggapan dasar
statistik Fermi-Dirac, distribusi partikel ke dalam keadaan-keadaan energi, konfigurasi
dengan peluang terbesar, gas Fermi-Dirac, dan gas elektron. Sebagai bekal awal yang
harus anda miliki dalam mempelajari topik ini adalah pengetahuan dan pemahaman
tentang teori-teori statistik klasik, statistik semi klasik, statistik Maxwell-Boltzmann,
dan statistik Bose-Einstein, yang telah anda pelajari dan anda pahami pada bagian
sebelumnya.
Adapun tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai setelah mempelajari bagian
topik ini adalah diharapkan anda mempunyai kemampuan untuk menjelaskan prinsipprinsip dasar statistik Fermi-Dirac dalam menentukan konfigurasi sistem partikel.
B. PENYAJIAN
9.1. Anggapan Dasar Statistik Fermi-Dirac.
Gas elektron
Gas foton
97
Teori Peluang
5!
5.4.3.2.1 120
10
3!(5 3)!
3.2.1(2.1) 12
N9
N8
X
X
X
N7
N6
N5
N4
X
X
N3
N2
N1
X
X
X
X
X
X
X
g j!
N j ! ( g j N j )!
... (9.1)
Peluang termodinamik = banyaknya keadaan mikro dalam sebuah Keadaan
makro.
Teori Peluang
ln W
dN j
N j
,
dari persamaan 9.1:
W
j
g j!
N j !( g j N j )!
, maka:
ln W ln g j ! ln N j ! ln( g j N j )!
g j ln g j g j N j ln N j N j ( g j N j ) ln( g j N j ) ( g j N j )
g j ln g j N j ln N j ( g j N j ) ln( g j N j )
g j ln g j N j ln N j g j ln( g j N j ) N j ln( g j N j )
ln W
dN j
N j
,
d ln W
1
1
1
0 N j
ln N j 0 g j
Nj
ln( g j N j ) dN j
Nj
(g j N j )
(g j N j )
gj
Nj
1 ln N j
ln( g j N j ) dN j
(g j N j ) (g j N j )
gj Nj
1 ln N j
ln( g j N j ) dN j
(g j N j )
ln( g
1 ln N j 1 ln( g j N j ) dN j
j
N j ) ln N j dN j
(g j N j )
ln
dN j
Nj
dan
sebagai berikut:
99
Teori Peluang
d ln W .dN .dU 0
ln W
N dN j dN j E j dN j 0
j
ln W
.
E
N
j dN j 0
j
ln W
.E j 0
N j
ln
ln
g
g
Nj
Nj
Nj
Nj
Nj
Nj
gj
Nj
gj
Nj
1 e
.E j 0
.E j
.E j
.E j
.E j
1
... (9.2)
Nj
gj
.E j
... (9.3)
Nj
gj
e
( . E j )
1
EF
kT
Nj
menuju ke
dan
gj
e
( . E j )
1
kT
Nj
gj
e
( . E j )
gj
e e
.E j
100
gj
EF
kT
Ej
kT
Teori Peluang
gj
Nj
E j EF
kT
... (9.4)
Jika banyaknya keadaan energi antara E dan E + dE adalah g(E) dE, maka
banyaknya partikel dalam daerah energi ini adalah:
g ( E )dE
N ( E )dE
( E EF )
kT
dengan
( E EF )
kT
f (E)
1
Jadi diperoleh:
f (E)
e
( E EF )
kT
= Fungsi Fermi.
...
= Fungsi Bose-Einstein
...
(9.5)
1
f (E)
e
( E )
kT
(9.6)
f (E)
e
( E )
kT
= Fungsi Maxwell-Boltzmann
kT
... (9.7)
.kT E F
dan
Kembali untuk fungsi Fermi, yaitu peluang suatu keadaan dengan energi E
akan diisi oleh sebuah fermion, dan keadaan dengan enegi E F mempunyai
peluang setengah.
Tinjau kasus sistem fermion pada T= 0 K dan energi Fermi E F(0), maka
nilai fungsi fermi untuk E < EF(0) adalah:
f (E)
1
1
e 1
... (9.8)
f (E)
1
0
e 1
... (9.9)
101
Teori Peluang
f(E)
T=0K
1
T>0
E F(0)
EF
Nampak bahwa pada T tidak sama dengan nol dan E = E F, maka f(E) = .
Diketahui bahwa:
N N ( E )dE
0
E F ( 0)
f ( E ) g ( E )dE
EF ( 0 )
f ( E ) g ( E )dE
f(E)
T=0K
1
E F(0)
102
Teori Peluang
E F ( 0)
g ( E )dE
0
g ( E )dE 2
Dalam hal ini:
... (9.10)
d
h3
... (9.11)
g ( E )dE 2
g(E) 2
d
h3
g ( E )dE 2
V . p 2 dp
sin .d .d
h3
V . p 2 dp( cos )0 (2 )
h3
Vp 2 .2(2 )
dp
h3
4 .Vp 2
g ( E )dE 2
dp
h3
Diketahui bahwa:
103
... (9.12)
Teori Peluang
p2
2m
2
p 2mE
dE p
dp m
m
dp dE
p
4 .V .2mE.
g ( E ) dE 2
m
dE
p
h3
Sehingga:
4m 4 E 2
4 .V .2mE.
dE
4 .V .
.dE
2mE
2mE
2
2
h3
h3
4 .V . 2m 3 E .
23 m 3
2
dE 4 .V
h3
h6
2m
4 .V 2
h
3/ 2
2m
g ( E ) 4 .V 2
h
3/ 2
E .dE
E 1 / 2 dE
E 1/ 2
... (9.13)
EF (0)
EF ( 0 )
g ( E )dE 0
2m
4 .V 2
h
3/ 2
2m
N 4 .V 2
h
EF ( 0 )
3/ 2
2m
4 .V 2
h
3/ 2
E 1 / 2 dE
E 1 / 2 dE
2
E F (0) 3 / 2
3
... (9.14)
Diperoleh juga:
E F (0)
3/ 2
3N
8 .V
h2
2
m
3/ 2
2
3N h
E F (0)
8 .V 2m
3
dan
104
Teori Peluang
3N
E F ( 0)
8 .V
2/3
h2
2
m
... (9.15)
Perlu dibedakan antara energi termal = kT dan energi Fermi kT F=EF(0) seperti
terlihat pada tabel 9.1 berikut:
Tabel 9.1: energi Fermi dan temperatur Fermi:
Gas
EF(0) (ev)
Helium (atom-atom 32He)
0,94x10-3
Gas elektron dalam Lithium
4,7
Gas elektron dalam potasium
2,1
E EF
1
kT
TF(K)
10
54.000
24.000
kT
... (9.16)
Atau distribusi partikel-partikel gas pada temperatur ruang akan menuju ke
klasik (M-B).
(EF-kT)
(EF+kT)
f (E)
Untuk E = (EF-kT)
105
1
0,73
e 1
1
Teori Peluang
f (E)
Untuk E=EF
1
0,5
e 1
0
1
0,27
e 1
f (E)
Utuk E(EF+kT)
Distribusi elektron ke keadaan-keadaan energinya ditentukan oleh
persamaan:
N ( E ) dE f ( E ) g ( E )dE
dengan
3/ 2
2m
g ( E ) 2V 2
h
E1/ 2
E E
E.N ( E )dE
EF ( 0)
N ( E ) dE
E.g ( E )dE
EF ( 0)
g ( E )dE
EF ( 0)
0
EF ( 0 )
0
3
E F (0)
5
E 3 / 2 dE
E 1 / 2 dE
3
E F (0)
5
... (9.17)
2 T
E F E F (0) 1
12 TF
... (9.18)
1
N
E.N ( E )dE
3 T
E E F (0)
5 TF
1
N
E. f ( E ). g ( E )dE
...
(9.19)
TUGAS:
Kerjakan soal-soal berikut:
1 Distribusi Fermi-Dirac dapat dituliskan sebagai berikut:
Nj
gj
E j EF
exp .
kT
106
Teori Peluang
a
b
107