Konflik Timur Tengah
Konflik Timur Tengah
ISRAEL
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Sejarah Asia Barat Daya
Yang dibina oleh Bu Dra. Yuliati, M.Hum.
oleh
1.
2.
3.
4.
5.
140732602742
140732602783
140732602699
140732601104
140732602486
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jazirah Arab merupakan tempat dimana banyak nabi dan rosul diturunkan untuk
membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Peradaban Mesopotamia
merupakan salah satu peradaban tertua yang ada di dunia yang terletak di lembah
Eufrat dan Tigris yang sekarang letaknya di Irak. Awalnya muncul yang pertama
adalah bangsa Sumeria yang mana kekuasaannya mencapai Babylonia hingga
Siria. Setelah Sumeria dikalahkan oleh Bangsa Akadia dan Raja Sargon terkenal
dalam mempimpin bangsa Akadia. Kemudian berkembanglah dan muncul bangsa
Babylonia dan Assyiria. Bangsa Bangsa Babylonia muncul kembali setelah
kerajaan Assyiria lenyap. Kerajaan ini merupakan gabungan pemberontak yaitu
bangsa Media dan Persia, yang berhasil menghancurkan Niniveh pada 612 SM.
Pemberontakan bangsa Yahudi ditindas dan mereka dibawa ke Babylonia sebagai
budak pada 597 SM. Berawal dari sinilah bangsa Yahudi menjadi eksodus dan
melarikan diri sedangkan yang lainnya menjadi budak. Wilayaah Kanaan di
Palestina yang kosong kemudian dihuni oleh bangsa Arab Palestina sedangkan
yang lain pindah ke Mesir. Setelah para bangsa Yahudi dilepaskan dari
perbudakan, mereka kembali ke wilayah Kanaan namun wilayahnya yang
ditinggal sudah dihuni oleh bangsa lain. Ketika bangsa Romawi menguasai Eropa
dan wilayah Syiria dan sekitarnya hingga Palestina, kaum Yahudi banyak yang
diburu kemudian dijadikan budak, dibunuh, dan melarikan diri melakukan
eksodus hingga islam menguasainya kembali dan bangsa Yahudi dilindungi
penguasa Islam. Berbicara mengenai konflik dan peperangan memang Timur
Tengah tidak ada habis habisnya, belakangan ini yang terbaru adalah serangan
ISIS yang menggemparkan dunia karena ulahnya yang menguasai Suriah dan
Irak. Kemudian sebelum itu juga ada konflik di Suriah antara pejuang islam
dengan Presiden otoriternya Bashar al- Assad hingga menewaskan banyak
rakyatnya sendiri. Kemudian di Yaman antara islam sunni dan syiah juga konflik.
Selanjutnya yang paling fenomenal adalah perang yang terjadi di jalur Gaza
antara Palestina dan Zionis Israel. Konflik dan perang yang terjadi di Gaza
memang konflik yang berlarut-larut hingga Palestina dibebaskan kembali, bahkan
Rosululloh telah bersabda mengenai perang saudara antara Palestina dengan Israel
tersebut. Banyak dampak yang muncul dari perang dan konflik antara Palestina
dengan Israel hingga mempengaruhidan melibatkan
negara-negara di Timur
Tengah. Bahkan negara seperti Amerika Serikat juga ikut campur meskipun tidak
sepenuhnya diketahui aktivitasnya oleh publik di Timur Tengan maupun Palestina.
Lantas bagaimana awal konflik antara Palestina dan Israel tersebut, dan
bagaimana mendamaikan kedua belah pihak agar konflik tersebut terhenti. Oleh
karena itu kamu membuat makalah yang berjudul Konflik Timur Tengah: Konflik
Antara Palestin dan Israel.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah Latar Belakang perang atau konflik antara Israel dan
Palestina?
1.2.2. Bagaimanakah Perjalanan Perang antara Palestina dan Israel?
1.2.3. Bagaimanakah Dampak yang diperoleh dari konflik antara Palestina
dengan Israel?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Perang atau Konflik Antara Israel dan Palestina
Membahas masalah Israel dan Palestina mungkin kita bertanya-tanya awal
mula terjadinya konflik tersebut. Memang jika ditelusuri lebih lanjut, akar
permasalahannya mengenai persengketaan wilayah dan batas negara. Masih
banyak pendapat kapan awal mulanya konflik tersebut. Mungkin Konflik di Timur
Tengah khususnya antara Israel dan Palestina bermula keruntuhan Turki Ustmani
pada tahun 1924, dan bangsa barat seperti Inggris dan Perancis mencoba
menguasai wilayah wilayah Jazirah Arab yang awalnya masuk dalam kekuasaan
Turki Ustmani. Setelah menguasai sebagaian bangsa-bangsa di Jazirah Arab
kemudian Perancis dan Inggris membagi wilayah-wilayah dengan batas-batas
tertentu. Setelah Perang Dunia kedua berakhir, bangsa-bangsa di Jazirah Arab
dijanjikan sebuah kemerdekaan dan selang beberapa tahun tersebut muncul
negara-negara baru di Jazirah Arab seperti Arab Saudi, Yaman, Suriah,Palestina,
Yordania, Israel, Mesir, dan sebagainya.
Dalam Perang Dunia I Zionis dibawah pimpina Dr. Chaim Weizman
menuntut Inggris; agar diberi Palestina dan sanggup membantu biaya perang dan
tenaga melawan Jerman. Akhirnya lahir Balfour Deklaration (1917) isinya:
Pertama, didirikannya National Home (otonomi) untuk bangsa Yahudi di
Palestina. Kedua, bangsa Yahudi tidak boleh merugikan bangsa Arab setempat.
Dengan adanya pengumuman ini berbondong-bondong orang Yahudi kembali ke
Palestina. Dengan uangnya, tipu muslihat dan paksaan mereka, menguasai tanah
orang Arab. Terjadilah konflik antara orang Arab dengan imigran Yahudiyang
jumlahnya makin banyak. Pejabat Inggris keturunan Yahudi seperti Menlu Bafour
dan Helbert Samuel (komisaris Tinggi Inggris di Palestina 1920-1925),
kebijaksanannya menguntungkan Yahudi. Herbert Samuel membentuk Jewish
Agency, suatu organisasi semi pemerintahan dan memiliki pasukan yang disebut
Haganahdan tindakannya merugikan penduduk Arab. Sehingga mufti Jerussalem
Muhammad Amin al Husaeni mengorbankan semangat anti Yahudi dan timbul
peperangan (1929). Inggris trurn tangan dan keluarlah :The Passifield White
Paper, isinya: Imigran Yahudi dilarang membeli tanah orang Arab. Yahudi
menolak; Arab menerima. Karena Haganah berpengalaman dalam Perang Dunia I,
dapat menggagalkan serangan Arab Palestina.
Palestina menjadi kacau Inggris menurunkan komisi penemuan fakta (Peel
Commisiom), hasilnya diumkan pada Palestina. Pertama, negara yahudi
ditetapkan sepanjang pantai palestina. Kedua, daerah mandate Inggris sekitar jalan
kereta api antara Jerusalem sampai Pelabuhan Jafa. Ketiga, Palestina dikurang
daerah a +b diatas untuk Arab Palestina. Rencana ini diterima Yahudi tetapi
ditolak Arab.Kemudian Inggris mengeluarkan White Paper (1939) isinya:
Pertama, pada 1949 akan dibentuk negara Palestina, Kedua, UUD yang disusun
harus melindungi a Jewish Home (bukan bangsa Jahudi) tetapi daerah Jahudi).
Ketiga, Imigran Yahudi dibatasi 75.000 orang dan tidak boleh membeli tanah.
Bangsa Arab maupun Yahudi menolak. Karena Inggris sibuk perang
meninggalkan masalah Palestina, sebaliknya Yahudi berbondong-bondong ke
Palestina dari Eropa.
Sesudah Perang Dunia II selesai, Inggris membawa masalah palestina ke
PBB dan menetapkan: Palestina dibagi menjadi daerah Arab dan daerah Yahudi.
Arab menolak, sedang Yahudi menerima. Inggris mengembalikan mandatnya ke
PBB, sedang Yahudi memproklamirkan kemerdekaannya (1948), yaitu Republik
Israel. Kemerdekaan ini dengan cepat diakui Amerika Serikat dan Uni Soviet
(1948), keduanya ingin meluaskan pengaruhnya di Timur Tengah, mengganti
Inggris Perancis. Perang Arab-Israe pertama meledak PBB mengirimkan mediator
menentukan batas wilayah Israel-Arab Palestina, tetapi merugikan Israel.
Akibatnya Bernadote (Swedia) petugas PBB dibunuh Haganah; penggantinya Dr.
Ralp Bunche berhasil menetapkan batas wilayah, tetapi kedua belah pihak tak
mengakui. Dalam perang itu 1948) Mesir berhasil menguasai jalur Gaza, sedang
Yordania. Memperoleh bagian timur kota Yerusalem dan daerah tepi Barat
(Akhira) (Soepratignyo dan Sri Sumartini, 1995: 95-97).
Pada tahun 1945 di Bludan berdirilah Arab League (Liga Arab) oleh Mesir,
Saudi Arab, Yaman, Irak, Yordania, Libanon, Siria, dan wakil bangsa Palestina
sebagai peninjau. Tujuannya menjamin kemerdekaan anggota, mempererat
kerjasama dan anggota harus tunduk keputusan sidang Liga Arab (termasuk
mendirikan negara Palestina). PLO (Palestina Liberalization Organization)
dibentuk pada tahun 1963 gabungan dari berbagai organisasi perjuangan Palestina
(berpaham nasionalis, sosialis, marxis maupun Islam). Organisasi anggota PLO
yang terbesar adalah Al Fatah (nasionalis) didirikan pada 1956 dan salh seorang
pendirinya adalah Yasser Arafat. Yasser Arafat anak pedagang kaya Palestina di
nMesir dan lulusan Universitas Teknik Kairo. Ketika menjadi mahasiwa ikut
berperang dalam tahun 1948, setelah lulus bekerja pada pertambangan minyak di
Kuwait (6 tahun). Kemudian berhenti dan aktif di PLO dan 1969 terpilih sebagai
ketua PLO, kemudian Presiden Palestina (1988). Perjuangan PLO dilakukan
secara militer (1963-1974) dan diplomatis sejak 1974. Secara militer melibatkan
dalam perang Arab-Israel atau melakukan perang gerilya. Di dalam PLO terdapat
gerakan radikal yang dipimpin oleh Dr Habbas yang beraliran marxis. Aksi terror
(demikian pers Baratmenamakan) tidak saja di Palestina tetapi juga di Eropa.
Korban teroro tidak saja orang Yahudi tetapi juga pejabat PLO di Eropa yang
dianggap moderat. Gerakan radikal lainnya yang berdasarkan Islam adalah Jihad,
Hisbulah dan Hamas (Harakaah Muqawanah Islamiyah) berpangkalan didaerah
pendudukan Israel. Mereka melakukan operasi rahasia dan perang syahid, sangat
ditakuti bangsa Israel.
Kemudian pada tahun 1986 muncul gerakan Intifadah pejuangnya para
remaja Palestina di daerah pendudukan Israel. Mereka sering berdemontrasi dan
mengganggu pasukan pendudukan Israel; membakar ban, melempar batu kearah
pasukan Israel. Banyak remaja Palestina menjadi korban tembakan pasukan Israel,
tetapi mereka tidak jera. Justru gerakan ini menarik perhatian Internasional dan
meresahkan Israel,
ketinggalan para pemilik industri perang. (ingat, bila taka da perang; industrinya
akan bangkrut),(Soepratignyo dan Sri Sumartini, 1995: 99-101). . Mungkin itu
berbagai hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik antara Palestina dan Israel.
.
2.2 Perjalanan Perang antara Palestina dan Israel
Kronologi dan Anatomi Konflik Israel-Palestina
Tahun
Pristiwa
Deskripsi
November
1917
Inggris
Deklarasi Balfour
1922
Mandat Palestina
Pimpinan
1936-1939
Revolusi Arab
Amin
al
Husein
yang
29
1947
Rencana
pembagian
November
Bangsa-Bangsa
mengakhiri
1947,
Perserikatan
menyetujui
Mandat
Britania
untuk
untuk
1948
Deklarasi
Israel
Perseteujuan gencatan
senjata
untuk
melakukan
gencatan
senjata.
Perang Suez
serangan
meliter
terhadap
Mesir
1964
Organisasi
Mei
1964,
Organisasi
Pembebasan
1967
Dikenal
dengan
perang Arab-Israel
Resolusi Khartoum
Palestina
1968
pembekuan Israel
War of Attrition
Juli
1967,
menyerang
ketika
patroli
pasukan
Israel,
Mesir
dan
ini
pasukan Israel melawan koalisi negaranegara Arab yang dipimpin oleh Mesir
dan Suriah, terjadi pada hari raya Yom
Kipur, hari raya yang paling besar dalam
tradisi orang-orang Yahudi.
1978
Kesepakatan
David
Camp Ditandatangani
pada
tanggal
17
Serikat)
memimpin
1982
Perang Libanon
1990-1991
Perang Teluk
untuk
saling
mengakui
damai
semiotonom
yang
bisa
Kerusuhan
teromongan al Aqsha
pertempuran
beberapa hari.
berlangsung
1997
berisi
dilepaskannya
penarikan
Israel
dan
tahanan
politik
dan
2000
2004
batas
pertahanan
2005
Mahmud
terpilih
Presiden
Ariel
Sharon
di
Yerusalem.
2006
2.3 Dampak yang diperoleh dari konflik antara Palestina dengan Israel
bahasa Arab, memperingatkan warga Arab bahwa mereka tidak akan mampu
menghadapi serangan orang-orang Israel, perlawanan adalah kesia-siaan.
Ketakutan adalah faktor pendorong utama bagi pengungsi di awal perang.
Lalu, Perang yang berlarut-larut sampai tahun 1948, membuat aksi pengusiran
oleh orang-orang Israel kian marak. Yahudi Israel terus menaklukkan wilayah
demi wilayah, pasukan mereka kian tersebar dalam jumlah besar di seluruh negeri.
Akibatnya, desa-desa yang baru ditaklukkan dikosongkan secara paksa oleh
pasukan Israel.
Contoh nyata dari hal ini adalah kota-kota di Lida dan Ramla, dekat
Yerusalem. Ketika wilayah tersebut ditaklukkan pada bulan Juli 1948, Yitzhak
Rabin menandatangani sebuah perintah mengusir semua warga Palestina dari dua
kota yang memiliki populasi sebesar 50.000 hingga 70.000 orang itu. Pasukan
Yahudi Israel menekan penduduk hingga ke garis perbatasan Arab, sementara
yang lain dipaksa untuk berjalan dan hanya diizinkan mengangkut barang yang
bisa mereka bawa. Pengusiran ini prosentasenya hanya sekitar 10% dari total
pengusiran warga Palestina di tahun 1948.
Dalam beberapa kesempatan, tentara Arab dari negara-negara tetangga,
khususnya Yordania, menganjurkan agar penduduk di kota-kota Palestina
mengungsi. Salah satu alasannya adalah untuk memberikan medan perang terbuka
antara Arab-Israel tanpa ada warga sipil dalam baku tembak tersebut. Apapun latar
belakangnya, banyak warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka di bawah
arahan dari tentara Arab, mereka berharap bisa segera kembali setelah
kemenangan pasukan Arab, dan hanya menjadi pengungsi di negara-negara
tetangga bukan menetap terus-menerus-.
Perang Arab-Israel tahun 1948 menciptakan masalah pengungsian besarbesaran di Timur Tengah. Lebih dari 500 kota besar dan kecil di seluruh Palestina
benar-benar kehilangan penghuni selama perang ini berlangsung. 700.000 lebih
pengungsi dari kota-kota tersebut menjadi beban ekonomi dan sosial di negaranegara tetangga dan Tepi Barat, terutama di wilayah Yordania. Pada tahun 1954,
Israel membuat Prevention of Infiltration Law sebuah hukum yang dibuat Israel
untuk mengatur orang-orang yang masuk dari dan ke wilayah mereka baik
bersenjata maupun tidak-. Hukum ini memungkinkan pemerintah Israel mengusir
setiap warga Palestina yang berhasil menyelinap kembali ke rumah mereka yang
telah menjadi wilayah Israel (Eko, 2009).
Saat ini, hak kembali masih merupakan masalah utama yang belum bisa
diselesaikan oleh perundingan damai antara Palestina dan Israel. Pengusiran paksa
warga Palestina pada tahun 1948 terbukti menjadi masalah yang terus berlangsung
bahkan setelah para pengungsi tahun 1948 telah meninggal semuanya di awal
tahun 2000-an, masalah pun tetap ada. Mengenai korban jiwa yang ada akibat
Perang Palestina-Israel memang tidak berimbang, karena Israel menang dalam
persenjataan. Berikut data dan fakta korban jiwa dari Konflik antara Israel dan
Palestina
TAHUN
2011
KEMATIAN
PALESTIN+A
ISRAEL
118 (13)
11 (5)
2010
81 (9)
8 (0)
2009
1034 (314)
9 (1)
2008
887 (128)
35 (4)
2007
385 (52)
13 (0)
2006
665 (140)
23 (1)
2005
190 (49)
51 (6)
2004
832 (181)
108 (8)
2003
558 (119)
185 (21)
2002
1032 (160)
419 (47)
2001
469 (80)
192 (36)
2000
282 (86)
41 (0)
1999
9 (0)
4 (0)
1998
28 (3)
12 (0)
1997
21 (5)
29 (3)
1996
74 (11)
75 (8)
1995
45 (5)
46 (0)
1994
152 (24)
74 (2)
1993
180 (41)
61 (0)
1992
138 (23)
34 (1)
1991
104 (27)
19 (0)
1990
145 (25)
22 (0)
1989
395 (83)
31 (1)
1988
310 (50)
12 (3)
1987
22 (5)
0 (0)
TOTAL
7978 (1620)
1503 (142)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah Perang Dunia kedua berakhir, bangsa-bangsa di Jazirah Arab dijanjikan
sebuah kemerdekaan dan selang beberapa tahun tersebut muncul negara-negara
baru di Jazirah Arab seperti Arab Saudi, Yaman, Suriah,Palestina, Yordania, Israel,
Mesir, dan sebagainya. Dalam Perang Dunia I Zionis dibawah pimpina Dr. Chaim
Weizman menuntut Inggris; agar diberi Palestina dan sanggup membantu biaya
perang dan tenaga melawan Jerman. Akhirnya lahir Balfour Deklaration (1917)
isinya: Pertama, didirikannya National Home (otonomi) untuk bangsa Yahudi di
Palestina. Kedua, bangsa Yahudi tidak boleh merugikan bangsa Arab setempat.
Dengan adanya pengumuman ini berbondong-bondong orang Yahudi kembali ke
Palestina. Dengan uangnya, tipu muslihat dan paksaan mereka, menguasai tanah
orang Arab. Terjadilah konflik antara orang Arab dengan imigran Yahudiyang
jumlahnya makin banyak. Pejabat Inggris keturunan Yahudi seperti Menlu Bafour
dan Helbert Samuel (komisaris Tinggi Inggris di Palestina 1920-1925),
kebijaksanannya menguntungkan Yahudi. Herbert Samuel membentuk Jewish
Agency, suatu organisasi semi pemerintahan dan memiliki pasukan yang disebut
Haganahdan tindakannya merugikan penduduk Arab. Sehingga mufti Jerussalem
Muhammad Amin al Husaeni mengorbankan semangat anti Yahudi dan timbul
peperangan (1929). Pada tahun 1945 di Bludan berdirilah Arab League (Liga
Arab) oleh Mesir, Saudi Arab, Yaman, Irak, Yordania, Libanon, Siria, dan wakil
bangsa Palestina sebagai peninjau. Tujuannya menjamin kemerdekaan anggota,
mempererat kerjasama dan anggota harus tunduk keputusan sidang Liga Arab
(termasuk
mendirikan
negara
Palestina).
PLO
(Palestina
Liberalization
1956 dan salh seorang pendirinya adalah Yasser Arafat. Yasser Arafat anak
pedagang kaya Palestina di nMesir dan lulusan Universitas Teknik Kairo. Ketika
menjadi mahasiwa ikut berperang dalam tahun 1948, setelah lulus bekerja pada
pertambangan minyak di Kuwait (6 tahun). Kemudian berhenti dan aktif di PLO
dan 1969 terpilih sebagai ketua PLO, kemudian Presiden Palestina (1988).
Perjuangan PLO dilakukan secara militer (1963-1974) dan diplomatis sejak 1974.
Secara militer melibatkan dalam perang Arab-Israel atau melakukan perang
gerilya. Di dalam PLO terdapat gerakan radikal yang dipimpin oleh Dr Habbas
yang beraliran marxis. Aksi terror (demikian pers Baratmenamakan) tidak saja di
Palestina tetapi juga di Eropa.
Dampak terbesar dari Perang 1948 adalah pengusiran sebagian besar penduduk
Palestina. Sebelum perang, setidaknya ada sekitar 1.000.000 orang Arab Palestina
di perbatasan Israel. Pada akhir perang tahun 1949, 700.000 sampai 750.000 dari
mereka telah terusir, hanya 150.000 saja yang tetap tinggal di Israel. Banyak
warga Palestina mengungsi karena karena takut akan serangan dan kekejaman
Israel. Ketakutan mereka sangat beralasan, pada 9 April 1948, sekitar 120
penjajah Israel memasuki kota Deir Yassin, dekat Yerusalem, lalu membantai 600
penduduk desa. Beberapa meninggal membela kota dalam pertempuran melawan
pasukan Israel, sementara yang lain dibunuh dengan granat tangan yang
dilemparkan ke rumah-rumah mereka, atau dieksekusi setelah diarak melewati
jalan-jalan Jerusalem.
Perang Arab-Israel tahun 1948 menciptakan masalah pengungsian besarbesaran di Timur Tengah. Lebih dari 500 kota besar dan kecil di seluruh Palestina
benar-benar kehilangan penghuni selama perang ini berlangsung. 700.000 lebih
pengungsi dari kota-kota tersebut menjadi beban ekonomi dan sosial di negaranegara tetangga dan Tepi Barat, terutama di wilayah Yordania. Pada tahun 1954,
Israel membuat Prevention of Infiltration Law sebuah hukum yang dibuat Israel
untuk mengatur orang-orang yang masuk dari dan ke wilayah mereka baik
bersenjata maupun tidak-. Hukum ini memungkinkan pemerintah Israel mengusir
setiap warga Palestina yang berhasil menyelinap kembali ke rumah mereka yang
telah menjadi wilayah Israel. Saat ini, hak kembali masih merupakan masalah
utama yang belum bisa diselesaikan oleh perundingan damai antara Palestina dan
Israel. Pengusiran paksa warga Palestina pada tahun 1948 terbukti menjadi
masalah yang terus berlangsung bahkan setelah para pengungsi tahun 1948 telah
meninggal semuanya di awal tahun 2000-an, masalah pun tetap ada (Eko, 2009).
Mengenai korban jiwa yang ada akibat Perang Palestina-Israel memang tidak
berimbang, karena Israel menang dalam persenjataan. Berikut data dan fakta
korban jiwa dari Konflik antara Israel dan Palestina. Terlebih lagi mengenai
wilayah Palestina akibat mengalami kekalahan setiap perangnya maka wilayah
Palestina semakin hari semakin sempit dan Israel menguasai wilayah Palestina
dengan pasukan militernya yang dibantu senjatanya yang cukup lengkap.
DAFTAR RUJUKAN
Eko Marhaendy.2009. Analisis Konflik Israel Palestina: Sebuah Penjelajahan
Dimensi Politik dan Teologis,
https://ekomarhaendy.wordpress.com/2009/02/13/analisis-konflik-israelpalestina-sebuah-penjelajahan-dimensi-politik-dan-teologis/, (online),
diakses tanggal 3 Maret 2016.
Soepratignyo dan Sri Sumartini. 1995. Sejarah Asia Barat Daya. Malang: IKIP
Malang.